BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, SMK menjadi alternatif untuk melanjutkan pendidikan tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran kewirausahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

2015 PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Fasilitas Belajar a. Pengertian Fasilitas Belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS TINDAKAN. Pandangan Psikoanalitik, Pandangan Humanistik, Pandangan Martin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa antara kelas yang menggunakan integrasi model pembelajaran kooperatif tipe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN. kualitas/mutu kehidupan manusia. Pendidikan ini terjadi melalui serentetan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya. Pendidikan diarahkan agar peserta didik memiliki spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan sangat erat hubungannya dengan perkembangan suatu

PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

EKA RAHMAWATI A

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan suatu lembaga pendidikan yang kehadirannya dinantikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Mahalnya biaya pendidikan sekarang ini, SMK menjadi alternatif untuk melanjutkan pendidikan tingkat menengah oleh masyarakat karena dengan harapan setelah lulus SMK dapat langsung bekerja. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses Belajar Mengajar (PBM) yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tiga jenis lingkungan pendidikan yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal. Setiap kegiatan pembelajaran formal yang dilakukan di sekolah akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri siswa yang dikelompokkan kedalam kawasan domain (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Pada pelaksanaannya keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) belum sepenuhnya dapat tercapai dengan baik, seringkali terdapat gangguan sehingga 1

2 tujuan pembelajaran pun belum dapat tercapai dengan efektif. Khususnya dalam mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis, masih banyak hambatan dan kendala yang harus dihadapi oleh siswa dan guru sebagai pelaksana pendidikan. Selain intelegensi, minat merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal itu karena minat terkait erat dengan motivasi. Minat terhadap pelajaran tertentu akan memotivasi siswa lebih tekun mempelajari bidang studi yang diminatinya tersebut. Minat belajar tidak saja penting bagi siswa namun juga menjadi masalah penting yang harus dihadapi guru. Keberhasilan atau kegagalan guru dalam membangkitkan minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar yang dikehendaki. Tanpa adanya minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, maka guru harus bersiap mengalami kekecewaan, frustasi dan makan hati ketika mengajar. Dilain pihak, hal yang sama juga dialami oleh siswa yaitu sikap apatis, pasif, tidak memahami materi dan pada akhirnya hanya berorientasi pada nilai. Mata pelajaran ekonomi bukan mata pelajaran yang sama sekali baru diajarkan pada tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK). Siswa klas X tingkat SMK sudah memiliki pengalaman belajar ekonomi ketika mereka masih duduk di bangku SMP/MTs.). Tujuan umum pendidikan ekonomi di SMK adalah agar peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik (KTSP 2006). Dengan demikian, karakteristik ilmu ekonomi adalah sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Atau dapat dikatakan bahwa sebagian besar sumber segala permasalahan di dunia ini adalah masalah ekonomi.

3 Dengan karakteristik ilmu ekonomi yang membumi tersebut, semestinya pelajaran ekonomi adalah pelajaran yang menarik. Pelajaran ekonomi adalah pelajaran tentang permasalahan hidup sehari-hari yang pasti dialami oleh setiap manusia selama hidup di dunia. Pelaku-pelaku ekonomi baik konsumen, produsen, maupun distributor bertebaran di sekeliling kita menjadi buku terbuka yang siap untuk dipelajari. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, rendahnya daya baca, enggan untuk bertanya dan mudah mengeluh dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru, hal tersebut menyebabkan siswa kurang mempunyai minat untuk berwirausaha karena pengalaman yang dimiliki masih kurang dan sebagian besar siswa memiliki hasrat yang rendah untuk mengetahui sesuatu. Saat siswa dihadapkan pada suatu soal ataupun permasalahan dalam suatu diskusi kelompok, mereka cenderung belum dapat memecahkan ide kreatif mereka, dan pada saat mereka mengalami kesulitan dalam memahami suatu pelajaran, mereka tidak mempunyai inisiatif untuk mencari referensi lain maupun bertanya pada teman atau guru, mata pelajaran ekonomi dianggap sulit karena banyak menghitung dan menghafal. Selain itu, faktor guru yang kurang mengembangkan metode pembelajaran ekonomi juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Memperhatikan kondisi tersebut, guru mata pelajaran ekonomi di kelas X AP 1 harus berupaya sedemikian rupa mengembangkan metode pembelajaran sehingga minat siswa belajar ekonomi tinggi.

4 Dengan karakteristik ilmu ekonomi yang membumi tersebut, semestinya pelajaran ekonomi adalah pelajaran yang menarik. Pelajaran ekonomi adalah pelajaran tentang permasalahan hidup sehari-hari yang pasti dialami oleh setiap manusia selama hidup di dunia. Pelaku-pelaku ekonomi baik konsumen, produsen, maupun distributor bertebaran disekeliling kita menjadi buku terbuka yang siap untuk dipelajari. Upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut di atas adalah dengan meningkatkan minat belajar siswa, guru dapat memilih alternatif metode pembelajaran yang sesuai. Penerapan metode pembelajaran yang baik adalah yang mampu mengantarkan siswa dalam berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini siswa harus diberi kesempatan untuk melatih kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas dan latihan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran akuntansi adalah metode Snowball Drilling. Dalam penerapan metode Snowball Drilling, peran guru adalah mempersiapkan paket-paket soal dan menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara menunjuk atau mengundi untuk mendapatkan seorang siswa yang mendapat giliran menjawab soal-soal tersebut. Berdasarkan uraian masalah di atas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran Snowball Drilling Terhadap Minat Belajar Siswa (Studi Kasus Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis di Kelas X AP 1 SMK Nasional Bandung Semester Genap Tahun Ajaran 2015-2016).

5 1.2. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Rendahnya daya baca siswa 2. Siswa enggan untuk bertanya kepada guru 3. Siswa mudah mengeluh dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru 4. Proses belajar mengajar siswa pada mata pengantar ekonomi dan bisnis masih kurang efektif 5. Siswa tidak termotivasi dalam belajar ekonomi, karena dalam proses belajar mengajar menggunakan media konvensional. 6. Faktor guru yang kurang mengembangkan metode pembelajaran ekonomi juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap mata pelajaran ekonomi 1.3. Rumusan Dan Batasan Masalah 1.3.1. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana implementasi metode snowball drilling pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis pokok bahasan hukum permintaan dan penawaran kelas X AP 1 di SMK Nasional Bandung? 2. Bagaimana minat belajar siswa pada pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis pokok bahasan hukum permintaan dan penawaran kelas X AP 1 di SMK Nasional Bandung?

6 3. Adakah pengaruh penerapan metode snowball drilling terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis pokok bahasan hukum permintaan dan penawaran kelas X AP 1 di SMK Nasional Bandung? 1.3.2. Batasan Masalah Karena mempertimbangkan adanya keterbatasan waktu, tenaga, sumber, dan lain sebagainya, maka penulis membatasi penelitian ini pada: 1. Siswa kelas X AP 1 di SMK Nasional Bandung semester genap sebanyak 1 kelas. 2. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis sub pokok bahasan hukum penawaran dan permintaan. 3. Metode Pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran snowball drilling. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka penellitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pelaksanaan metode pembelajaran snowball drilling pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis pokok bahasan hukum permintaan dan penawaran kelas X AP 1 di SMK Nasional Bandung. 2. Minat belajar siswa pada pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis pokok bahasan hukum permintaan dan penawaran kelas X AP 1 di SMK Nasional Bandung.

7 3. Pengaruh penerapan metode snowball drilling terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis pokok bahasan hukum permintaan dan penawaran kelas X AP 1 di SMK Nasional Bandung. 1.5. Manfaat Penelitian Dalam terlaksananya penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun kegunaannya dari penelitian ini antara lain. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan teoritis tentang teori pembelajaran khususnya mengenai metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, dan meningkatkan minat belajar siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Pembelajaran pada saat menyampaikan materi dan pembelajaran saat mengerjakan soal latihan dapat mengasah kemampuan intelektual siswa serta meningkatkan rasa tanggungjawab siswa dalam menyelesaikan soal latihan pengantar ekonomi dan bisnis. b. Bagi Guru Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis guna mencapai hasil belajar yang memuaskan.

8 c. Bagi Sekolah Sekolah dapat meningkatkan kualitas dalam kegiatan belajar mengajar pada umumnya untuk seluruh mata pelajaran dan khususnya pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis. d. Bagi Peneliti Dapat menjadi suatu wahana guna mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. 1.6. Kerangka Pemikiran Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses Belajar Mengajar (PBM) yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tiga jenis lingkungan pendidikan yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal. Setiap kegiatan pembelajaran formal yang dilakukan disekolah akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri siswa yang dikelompokkan kedalam kawasan domain (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Selain intelegensi, minat merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal itu karena minat terkait erat dengan motivasi. Minat terhadap pelajaran tertentu akan memotivasi siswa lebih tekun mempelajari bidang studi yang diminatinya tersebut. Minat belajar tidak saja penting bagi siswa namun juga menjadi masalah penting yang harus dihadapi guru. Keberhasilan atau kegagalan guru dalam membangkitkan minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar yang

9 dikehendaki. Tanpa adanya minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, maka guru harus bersiap mengalami kekecewaan, frustasi dan makan hati ketika mengajar. Dilain pihak, hal yang sama juga dialami oleh siswa yaitu sikap apatis, pasif, tidak memahami materi dan pada akhirnya hanya berorientasi pada nilai. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, rendahnya daya baca, enggan untuk bertanya dan mudah mengeluh dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru, hal tersebut menyebabkan siswa kurang mempunyai minat untuk berwirausaha karena pengalaman yang dimiliki masih kurang dan sebagian besar siswa memiliki hasrat yang rendah untuk mengetahui sesuatu. Saat siswa dihadapkan pada suatu soal ataupun permasalahan dalam suatu diskusi kelompok, mereka cenderung belum dapat memecahkan ide kreatif mereka, dan pada saat mereka mengalami kesulitan dalam memahami suatu pelajaran, mereka tidak mempunyai inisiatif untuk mencari referensi lain maupun bertanya pada teman atau guru, mata pelajaran ekonomi dianggap sulit karena banyak menghitung dan menghafal. Selain itu, faktor guru yang kurang mengembangkan metode pembelajaran ekonomi juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Memperhatikan kondisi tersebut, guru mata pelajaran ekonomi di kelas X AP 1 harus berupaya sedemikian rupa mengembangkan metode pembelajaran sehingga minat siswa belajar ekonomi tinggi. Upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut diatas adalah dengan meningkatkan minat belajar siswa, guru dapat memilih alternatif metode pembelajaran yang sesuai. Penerapan metode pembelajaran yang baik adalah yang

10 mampu mengantarkan siswa dalam berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini siswa harus diberi kesempatan untuk melatih kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas dan latihan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran akuntansi adalah metode Snowball Drilling. Dalam penerapan metode Snowball Drilling, peran guru adalah mempersiapkan paket-paket soal dan menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara menunjuk atau mengundi untuk mendapatkan seorang siswa yang mendapat giliran menjawab soal-soal tersebut. Sejalan dengan penelitian Siti Aminah (2014) pada siswa kelas X di SMA Pasundan 2 Bandung, hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran ekonomi berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa kelas X di SMA Pasundan 2 Bandung yaitu sebesar 0,870 dan termasuk dalam kategori hubungan yang kuat sedangkan besarnya pengaruh variabel X (Pembelajaran kontekstual) terhadap variabel Y (minat belajar) berdasarkan perhitungan statistik diperoleh koefisien determinasi sebesar 75,8% sisanya 24,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran berbasis audio-visual berpengaruh terhadap minat belajar siswa sehingga, peneliti mengacu kepada kerangka pemikiran berfikir seperti ini:

11 Gambar: 1.1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan: Variabel X Variabel Y = Metode Pembelajaran Snowball Drilling = Minat Belajar = Pengaruh 1.7. Asumsi Dan Hipotesis 1.7.1. Asumsi Menurut Arikunto (2006, h. 24): Asumsi adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Berdasarkan pengertian asumsi di atas, penulis berasumsi sebagai berikut: 1. Guru mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis menggunakan metode pembelajaran dalam setiap penyampaian materi ajar di kelas. 2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses belajar mengajar seperti menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dan dapat ditempuh dengan tiga langkah, yaitu membangun motivasi siswa, melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar dan menarik minat serta perhatian siswa. Guru harus mensiasati penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa. 1.7.2. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu pernyataan penting dalam penelitian. Hipotesis menurut Arikunto S. (2006, h.71) adalah: Suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

12 Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: H0: pyx = 0 = Tidak terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran snowball drilling terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis sub pokok bahasan hukum permintaan dan penawaran kelas X AP1 di SMK Nasional Bandung. H1: pyx 0 = Terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran snowball drilling terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis sub pokok bahasan hukum permintaan dan penawaran kelas X AP1 di SMK Nasional Bandung. 1.8. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang sesuai digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi operasional ini di maksudkan untuk memberikan kejelasan makna serta penegasan istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian. Maka penulis mendefinisikan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian sebagai berikut:

13 1. Metode Pembelajaran Snowball Drilling Metode Snowball Drilling metode pembelajaran dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik yang menggambarkan kecepatan siswa dalam menyelesaikan paket soal dengan benar dalam waktu yang sesingkat-singkatnya pada suatu putaran. (Agus Suprijono, 2010, h.105) 2. Minat Belajar Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Muhibbin syah (2009, h. 152) mengatakan, minat berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Slameto (2013, h. 180) mengatakan, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin berminat. Berdasarkan pengertian istilah di atas, maka yang dimaksud dengan Pengaruh Metode Pembelajaran Snowball Drilling Terhadap Minat Belajar Siswa di Kelas X AP 1 SMK Nasional Bandung dalam penelitian ini adalah

14 suatu daya yang timbul dari masing-masing peserta didik yang membentuk perbuatan dengan menguatkan pengetahuan yang menggambarkan kecepatan siswa dalam menyelesaikan paket soal dengan benar dalam waktu yang singkat untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai dari pengalaman individu dalam proses belajar mengajar yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 1.9. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini, penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi sebagai berikut: a. Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II menguraikan tentang kajian pustaka. Kajian pustaka berisi pengertian dan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, teori yang sedang dikaji yaitu konsep dasar kompensasi dan kepuasan kerja, dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. c. Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metodelogi penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. d. Bab IV terdiri dari dua bagian yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Bagian pertama, peneliti akan menguraikan hasil perhitungan yang

15 diperoleh melalui pengumpulan data/angket terhadap indikator-indikator variabel penelitian. Sedangkan untuk bagian kedua, peneliti akan menyajikan penafsiran, pembahasan hasil penelitian, dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. e. BAB V menguraikan mengenai kesimpulan dan saran. Bab ini berisi mengenai hasil kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi pihak yang terkait.