Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 206 MELIPAT, MENGGUNTING DAN MENEMPEL SEBAGAI MEDIA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI Program Pendidikan Anak Usia Dini, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia Nova Sri Wahyuni Email: nova.sri@student.upi.edu Effendi Zulkifli Firman Robiyansyah 2 ABSTRAK: Beberapa anak di Kelompok B TK Pertiwi Kota Serang Tahun Pelajaran 205-206, menunjukkan kurangnya kemampuan motorik halus karena keterlambatan tumbuh kembang maupun stimulasi yang tidak optimal. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan pada prasiklus yang hanya memiliki angka keberhasilan sebesar 28,5%. Dari timbul, timbul sebuah permasalah yang harus dicarikan sebuah solusi yang tepat guna meningkatkan kemampuan motorik halus Anak Usia Dini tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus Anak Usia Dini melalui kegiatan melipat, dan menempel di Kelompok B TK Pertiwi Kota Serang Tahun Pelajaran 205-206. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan dilaksanakan dalam tiga siklus, tiap siklus teridiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data diaksanakan dengan tiga instrumen penelitian, yaitu observasi, wawancara,dan data pendukung yaitu dokumentasi. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukan peningkatan disetiap siklus. Sebelum tindakan, terdapat 2 dari hal yang diamati dengan lembar observasi yang diteliti atau 28,5% yang mampu melakukan kegiatan dengan baik. Pada siklus I mencapai 42,85 %, pada siklus II mencapai,43 %, dan siklus III mencapai 85,%. Berdasar pada hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan melipat, dan menempel dapat meningkatkan motorik halus Anak Usia Dini di Kelompok B TK Pertiwi Kota Serang tahun Pelajaran 205-206. Maka dengan ini, peneliti merekomendasikan kepada praktisi pendidik Anak Usia Dini untuk menjadikan kegiatan melipat,, dan menempel sebagai media untuk meningkatkan kemampuan motorik halus Anak Usia Dini. Kata Kunci: Motorik Halus, Kegiatan Melipat, Menggunting dan Menempel Dosen pembimbing ke 2 Dosen pembimbing ke 2
Nova Sri Wahyuni, Effendi Zulkifli, Firman Robiyansyah. Melipat, Menggunting Dan Menempel Sebagai Media Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. ABSTRAK: Some children in group B TK Pertiwi Serang in the school year 205-206, shows a lack of fine motor skills due to developmental delays or stimulation that is not optimal. This is evidenced by the results of observations on prasiklus which only has a success rate of 28.5%. Of arise, arise a problem as we should find a proper solution to improve fine motor skills of the Early Childhood. This study aims to improve fine motor skills Early Childhood through folding, cutting and sticking in group B TK Pertiwi Serang in the academic year 205-206. This research is a classroom action research (PTK). Implementation carried out in three cycles, each cycle teridiri on planning, implementation, observation, and reflection. Diaksanakan data collection techniques with three research instruments, namely observation, interviews, and supporting data that is documentation. The results of this study showed an increase in class action in every cycle. Before the action, there are 2 of things that observed with the observation sheet that is inspected or 28.5% were able to do the activities well. In the first cycle reaches 42.85% in cycle II reached.43%, and the third cycle reached 85.%. Based on the results of a classroom action research conducted in three cycles, we can conclude that the activities of folding, cutting and sticking can improve fine motor Childhood in group B TK Pertiwi Lesson Kota Serang years 205-206. So with this, the researchers recommend to practitioners of early childhood educators to make the activities of folding, cutting, and pasting as a medium for improving the fine motor skills Early Childhood. Keywords: Fine motor skills, activity Folding, Cutting and Pasting
Infantia, Volume 4, Nomor 2, Agustus 206 PENDAHULUAN Perkembangan motorik halus merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan pada Anak Usia Dini. Perkembangan motorik halus melibatkan otot-otot halus yang mengendalikan tangan dan kaki, terkait dengan anak kecil, kita sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada kontrol, koordinasi, dan ketangkasan dalam menggunakan tangan dan jemari. Meskipun perkembangan ini berlangusng serentak dengan perkembangan motorik kasar, otot-otot dekat batang tubuh matang sebelum otot-otot kaki dan tangan yang mengendalikan pergelangan dan tangan. Jadi, penting bagi anak kecil untuk berlatih dalam menggunakan otot-otot besar saat terlibat dalam kegiatan motorik halus. Penundaan pengembangan koordinasi motorik kasar mungkin berdampak negatif pada perkembangan kemampuan motorik halus. Tetapi begitu anak-anak bisa melakukan gerakan motorik halus, guru prasekolah sebaiknya mendorong mereka terlibat dalam semua jenis kegiatan manipulatif sehingga mereka bisa belajar dan lalu menerapkan kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan tangan dan jemari dengan kontrol dan tangkas. Kemampuan motorik halus sadar tidak terjadi begitu saja, itu harus dipelajari secara alami dan lalu dilatih oleh anak kecil. (Beaty. 204:236). Motorik halus penting karena nantinya juga dibutuhkan oleh anak dari segi akademis. Kegiatan akademis yang dilakukan anak seperti menulis,, mewarnai, melipat, menggambar dan menarik garis. Seiring dengan banyaknya penguasaan keterampilan motorik halus yang dimiliki anak semakin baik prestasi di sekolah. Kemampuan motorik halus anak berbeda-beda sesuai dengan stimulasi yang diberikan kepada anak. Anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik halus, sulit untuk mengkoordinasi gerakan tangan dan jari-jemari anak. Beberapa anak di Kelompok B TK Pertiwi Kota Serang Tahun Pelajaran 205-206, menunjukkan kurangnya kemampuan motorik halus karena keterlambatan tumbuh kembang maupun stimulasi yang tidak optimal. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti pada persiapan awal prasiklus tanggal Maret 206 yaitu ditemukan bahwa perkembangan motorik halus anak belum memenuhi tingkat pencapaian perkembangan anak. Hal ini dibuktikan dengan catatan lapangan yang dilakukan peneliti, bahwa motorik halus anak siswa-siswi Kelompok B TK Pertiwi belum pada tingkatan menguasai kemampuan motorik halus. Tidak semua anak menguasai motorik halus dengan maksimal. Ketidakmampuan ini dikarenakan beberapa alasan salah satunya kegiatan pembelajaran yang monoton, media yang kurang menarik, metode pembelajaran yang kurang mendukung serta kegiatan pembelajaran yang kurang memperhatikan aspek-aspek perkembangan. Berkaitan dengan uraian tersebut, hambatan yang sering ditemui atau dihadapi oleh guru dalam metode pembelajaran untuk meningkatkan motorik halus anak, guru dituntut menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik anak. Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan dapat diterima anak. Kegiatan untuk mengembangkan motorik halus anak dilakukan dalam bentuk pembelajaran di luar kelas maupun di dalam kelas. Kegiatan dapat berjalan baik jika didukung fasilitas, sarana prasarana dan metode yang tepat dengan proses pembelajaran yang bersifat hands learning atau dengan kata lain praktek/pembelajaran dengan menggunakan tangan. Kegiatan yang dapat dilakukan dengan hali itu diantaranya adalah dengan melipat,, dan menempel kertas. Kegiatan melipat merupakan kegiatan yang efektif dan menyenangkan dan bermanfaat bagi anak. Ada beberapa manfaat melipat kertas menurut Pandiangan (20), pertama melatih motorik halus pada anak sekaligus sebagai sarana bermain yang aman, murah, menyenangkan dan kaya manfaat. Kedua, dengan melipat kertas anak belajar
Nova Sri Wahyuni, Effendi Zulkifli, Firman Robiyansyah. Melipat, Menggunting Dan Menempel Sebagai Media Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. membuat mainannya sendiri, sehingga menciptakan kepuasan dibanding dengan mainan yang sudah jadi dan dibeli di toko mainan. Ketiga membentuk sesuatu dari melipat kertas perlu melewati tahapan dan proses tahapan, mengajari anak untuk tekun, sabar serta disiplin untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Keempat, lewat melipat kertas anak juga diajarkan untuk menciptakan sesuatu, berkarya dan membentuk model sehingga membantu anak memperluas imajinasi mereka dengan bentukan yang dihasilkan, ketika berhasil menciptakan sesuatu dari tangan mungil mereka. Kelima suatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri bagi anak-anak. Terlebih lagi anak belajar menghargai dan mengapresiasi karya lewat melipat kertas. Menggunting adalah sama dengan memotong (memangkas dsb) dengan memakai alat gunting. Menggunting berguna untuk melatih anak agar mampu memotong objek gambar. Hal ini membantu perkembangan motorik, latihan ketrampilan, sikap apresiatif bagi anak, melatih motorik halus anak, melatih koordinasi tangan, mata dan konsentrasi, meningkatkan kepercayaan diri, lancar menulis, ungkapan ekspresi, dan mengasah kognitif. Adapun tujuan peneliti agar siswa mampu menggunakan gunting dengan terampil menggunakan peralatan gunting dan meningkatkan koordinasi tangan dan mata. Yang lebih utama adalah ketika anak sudah bisa, anak akan lebih mudah untuk pindah ke alat tulis yang lainnya seperti pulpen, pensil, dan lain-lain. Selain melipat kertas dan kertas, kegiatan selanjutnya adalah dengan menempel kertas, menempel dapat diartikan juga melekatkan sesuatu dengan lem. Kegiatan melipat, dan kertas dengan dilanjutkan kegiatan menempel kertas, akan menambah point peningkatan motorik halus. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas menurut Darmadi (204:28) adalah penelitian tindakan yang secara garis besar, peneliti mengenal empat langkah penting yaitu, perncanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Dalam hal ini peneliti menggunakan model penelitian yang dikembangkan Stephen Kemmis dan Robin Me Taggart Tallull (988). Dalam penelitian ini guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Jenis PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart (988:4), menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Adapun langkah-langkah yang dikemukakan Kemmis dan Taggart tersebut adalah sebagai berikut: Gambar. Rancangan Siklus PTK Model Kemmis dan Taggart
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap. Dari tahapan-tahapan diatas, penulis memulai penelitian dari observasi awal, dilanjutkan dengan penyusunan rencana tindakan, kemudian pelaksanaan tindakan, observasi, dan berakhir dari setiap siklus dengan berpatokan pada refleksi awal. Tahap siklus penelitian ini dapat dilihat pada BAB I penelitian ini. HASIL PENGOLAHAN PENELITIAN. Pra Siklus Berdasar pada hasil Penelitian Pra Siklus, ditunjukan dengan hasil observasi awal dengan kemampuan siswa sebesar 28,5%, jawaban positif hanya ada pada poin antusiasme dan pemahaman kegiatan, sedangkan pada point pembelajaran yang memiliki kaitan dengan indikator peningkatan kemampuan motorik halus anak masih negatif, angka ini tentunya sangat kecil untuk kemampuan motorik halus Anak Usia Dini. Hasil Pra Siklus ini, merupakan tantangan yang harus dijawab oleh peneliti, agar bagaimana proses pembelajaran Melipat, Menggunting, dan Menempel akan mampu meningkatkan kemampuan motorik halus Anak Usia Dini. Selanjutnya penulis akan menjabarkan hasil pembelajaran-pembelajaran dengan kegiatan melipat,, dan menempel yang penulis bagi ke dalam 3 siklus. 2. Siklus Berdasar pada identifikasi masalah yang telah dijelaskan oleh peneliti, pada tahapan siklus ini peneliti mendapatkan hasil awal dari permasalahan yang dibahas pada bab sebelumnya. Pada bagian ini penulis akan menjabarkan hasil yang didapat dari pelaksanaan siklus. a. Perencanaan Peneliti telah siap dengan bahan untuk proses pelaksanaan peningkatan kemampuan motorik halus Anak Usia Dini, yaitu kegiatan melipat. Penulis telah siap dengan 50 lembar kertas origami berwarna warni. Termasuk juga lembar instrument-instrumen penilaian yang terdiri dari 2 instrument, yaitu: ) Lembar instrument observasi yang meliputi poin-poin penilaian sebagai berikut: a) Antusiasme dalam pembelajaran b) Pemahaman tentang melipat c) Ketepatan memegang posisi kertas d) Ketepatan dalam melipat e) Ketelitian dalam melipat f) Keberhasilan dalam melipat g) Kerapihan dalam melipat 2) Lembar instrument wawancara dengan point pertanyaan sebagai berikut: a) Sudah bisa melipat/ dan menempelnya? b) Bagian mana yang sulit? c) Ada yang ibu bisa bantu? b. Pelaksanaan Tindakan Pada siklus ini, peneliti terlebih dahulu akan melaksankan proses pembelajaran dan penilaian dalam melipat kertas, maka, instrument yang digunakan adalah yang memiliki kata kunci melipat. Sebelum seluruh siswa-siswi menerima kertas origami, peneliti terlebih dahulu memberikan apersepsi berupa penjelasan mengani cara melipat kertas yang baik dan benar, dilakukan dengan perlahan dan penuh dengan ketelitian dalam menyampaikan setiap detail pemahaman yang harus diketahui siswa-siswi. Setelah siswa mendapatakan pemahan tentang apa itu melipat dan bagaimana cara melipat yang baik dan benar, maka setelah itu peneliti mulai memberikan dan membagikan kertas origami kepada seluruh siswa-siswi. Dari sinilah proses pembelajaran dan penilaian mengenai peningkatan motorik halus anak diteliti dengan baik agar didapatkan sebuah hasil observasi yang maksimal, mulai dari memperhatikan cara anak melipat, melontarkan beberapa pertanyaan yang bersinggungan dengan kesulitan anak dalam melakukan teknik lipatan, hingga hasil yang didapatkan dengan lipatan anak tersebut. 5
Nova Sri Wahyuni, Effendi Zulkifli, Firman Robiyansyah. Melipat, Menggunting Dan Menempel Sebagai Media Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. c. Observasi Hasil penelitian pada siklus, menunjukan point-point penting yang selanjutnya menjadi bahan refleksi untuk peneliti. Pada tahap siklus ini, diambil dari instrument penilaian yang telah disusun peneliti, berikut adalah hasil penelitian pada siklus. Tabel. Hasil Observasi Siklus Jumlah YA.. X 00% =...% 3 X 00% = 42,85 % Jumlah YA.. X 00% =...% 4 X 00% = 5,5 % Sedangkan untuk hasil wawancara terhadap anak, memilki nilai positif dalam arti anak senantiasa menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan, berikut adalah tabel hasil wawancara dengan anak. Antusiasme dalam pembelajaran 2 Pemahaman tentang melipat 3 Ketepatan memegang posisi kertas Tabel 2. Hasil Wawancara Anak pada Siklus 2 Sudah bisa melipat kertasnya? 2 Bagian mana yang sulit? 3 Ada yang Ibu bisa bantu? 4 Ketepatan dalam melipat 5 Ketelitian dalam melipat 6 Keberhasilan dalam melipat Kerapihan dalam melipat Ya Tidak d. Refleksi Dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus, tabel menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak sedikit Ya Tidak memilki perkembangan. Walaupun belum menunjukan peningkatan yang signifikan, akan tetapi terlihat perkembangan bila dilihat dari pra siklus, dengan point yang didapatkan dari tabel hasil penilaian tersebut, terlihat peningkatan kemampuan motorik halus anak menjadi 4 point yang memiliki jawaban positif ini berarti peningkatan pembelajaran kini mencapai 42,85%, sedangkan yang belum muncul atau masih negatif masih mencapai 5,5%. Data ini, akan peneliti jadikan acuan sebagai tolak ukur dalam proses pembelajaran selanjutnya. 3. Siklus 2 Dari hasil pembelajaran yang dilakukan pada siklus, jelas sudah terlihat hasil yang didapatkan dari proses pembelajaran melipat. Pada bagian ini penulis akan menjabarkan hasil yang didapat dari pelaksanaan siklus 2, yaitu pembelajaran melipat dan. a. Perencanaan Pada bagian ini, peneliti bahan bahan untuk proses pelaksanaan peningkatan kemampuan motorik halus Anak Usia Dini, yaitu kegiatan. Penulis telah siap dengan 45 lembar kertas origami berwarna warni dan 20 buah gunting kertas. Termasuk juga lembar instrument-instrumen penilaian yang terdiri dari 3 instrument, yaitu: ) Lembar instrument observasi yang meliputi poin-poin penilaian sebagai berikut: a) Antusiasme dalam pembelajaran b) Pemahaman tentang melipat dan c) Ketepatan memegang posisi kertas d) Ketepatan dalam melipat dan e) Ketelitian dalam melipat dan f) Keberhasilan dalam melipat dan g) Kerapihan dalam melipat dan
2) Lembar instrument wawancara dengan point pertanyaan sebagai berikut: a) Sudah bisa melipat/nya? b) Bagian mana yang sulit? c) Ada yang ibu bisa bantu? b. Pelaksanaan Tindakan Pada kesempatan siklus 2 ini, peneliti terlebih dahulu akan melaksankan proses pembelajaran dan penilaian dalam kertas, maka instrument yang digunakan adalah instrument melipat dan. Sebelum seluruh siswa-siswi menerima kertas origami, peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan mengani cara kertas yang baik dan benar, dilakukan dengan perlahan dan penuh dengan ketelitian dalam menyampaikan setiap detail pemahaman yang harus diketahui siswa-siswi. Pada tahapan ini juga, penulis lebih menekankan cara atau solusi agar siswasiswi dapat lebih bisa untuk berbicara, yang tentunya itu akan berkaitan dengan kenaikan hasil pada instrumen wawancara, karena hasil yang didapatkan dari pembelajaran sangat dipengaruhi dari kejujuran siswasiswi dalam menemukan kesulitan untuk disampaikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat dengan maksimal memberikan penjelasan lanjutan mengenai proses pembelajaran. Setelah siswa mendapatakan pemahan tentang apa itu dan bagaimana cara yang baik dan benar, maka setelah itu peneliti mulai memberikan dan membagikan kertas origami kepada seluruh siswa-siswi. Dari sinilah proses pembelajaran dan penilaian mengenai peningkatan motorik halus anak kembali diteliti dan diobservasi dengan baik dengan harapan sebuah hasil observasi yang maksimal, mulai dari memperhatikan cara anak, melontarkan beberapa pertanyaan yang bersinggungan dengan kesulitan anak dalam melakukan teknik guntingan, hingga hasil yang didapatkan dengan guntingan anak tersebut. c. Observasi Hasil siklus 2 yang didapat, menunjukan point-point penting yang selanjutnya menjadi bahan refleksi untuk peneliti. Pada tahap siklus 2 ini, diambil dari instrument penilaian yang telah disusun peneliti, berikut adalah hasil pembelajaran pada siklus 2. Tabel 3. Hasil Observasi Siklus 2 Jumlah YA.. X 00% =...% 4 X 00% =,43 % Jumlah YA.. X 00% =...% 2 X 00% = 28,5 % Ya Antusiasme dalam pembelajaran 2 Pemahaman tentang melipat dan 3 Ketepatan memegang posisi kertas 4 Ketepatan dalam melipat dan 5 Ketelitian dalam melipat dan 6 Keberhasilan dalam melipat dan Kerapihan dalam melipat dan Tidak
Nova Sri Wahyuni, Effendi Zulkifli, Firman Robiyansyah. Melipat, Menggunting Dan Menempel Sebagai Media Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. Hasil wawancara terhadap anak pada siklus 2, memilki kembali nilai positif dalam arti anak senantiasa menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan, berikut adalah tabel hasil wawancara dengan anak. Tabel 4. Hasil Wawancara Anak pada Siklus 2 Sudah bisa melipat kertasnya? 2 Bagian mana yang sulit? 3 Ada yang Ibu bisa bantu? Ya Tidak d. Refleksi Pembelajaran pada Siklus 2, dengan kegiatan melipat &, ternyata hasil yang didapatkan kembali menunjukan peningkatan. Dari ketujuh hal yang diobservasi, 5 diantaranya menunjukan jawaban positif, dengan ini hasil peningkatan berada pada angka,43%. negatif masih menunjukan 3 hal, ini berati jawabn tidak sudah berada pada angka 28,5%. Angka yang ditunjukan pada siklus 2, tabel 2 menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak mulai menunjukan perkembangan. Selanjutnya, peneliti akan melakukan proses pembelajaran pada siklus 3 agar penelitian berjalan dengan maksimal dan menemukan hasil yang diharapkan, yaitu meningkatnya kemampuan motorik halus Anak Usia Dini di TK Pertiwi Kota Serang. 4. Siklus 3 Pembelajaran yang dilakukan pada siklus 2, terlihat hasil yang didapatkan dari proses pembelajaran. Selanjutnya, penulis akan menjabarkan hasil yang didapat dari pelaksanaan siklus 3, yaitu kegiatan melipat, dan menempel. a. Perencanaan Tahapan ini, peneliti mempersiapkan bahan untuk proses pelaksanaan peningkatan kemampuan motorik halus Anak Usia Dini, dengan kegiatan menempel. Penulis telah siap dengan 50 lembar kertas origami berwarna warni, 20 gunting dan 20 buah lem batang. Termasuk juga lembar instrumentinstrumen penilaian yang terdiri dari 2 instrument, yaitu: ) Lembar instrument observasi yang meliputi poin-poin penilaian sebagai berikut: a) Antusiasme dalam pembelajaran b) Pemahaman tentang melipat dan c) Ketepatan memegang posisi kertas d) Ketepatan dalam melipat dan e) Ketelitian dalam melipat dan f) Keberhasilan dalam melipat dan g) Kerapihan dalam melipat dan 2) Lembar instrument wawancara dengan point pertanyaan sebagai berikut: a) Sudah bisa melipat/nya? b) Bagian mana yang sulit? c) Ada yang ibu bisa bantu? b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahapan siklus 3 ini, peneliti terlebih dahulu akan melaksankan proses pembelajaran dan penilaian dalam menempel kertas, maka instrument yang digunakan adalah instrument menempel. Selanjutnya peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan mengani cara menempel kertas, dilakukan dengan perlahan dan penuh dengan ketelitian dalam menyampaikan setiap detail pemahaman yang harus diketahui siswa-siswi.. Setelah siswa mendapatakan pemahan tentang apa itu menempel dan bagaimana cara menempel yang baik dan benar, maka setelah itu peneliti mulai memberikan dan membagikan kertas origami kepada seluruh siswa-siswi. Pada Siklus ini, peneliti menginginkan hasil yang maksimal untuk sebuah proses dan hasil, maka dari itu, tahapan siklus ini bukan hanya kegiatan menempel melainkan siswa-siswi juga memulai dengan kegiatan melipat, dan.
Dari sinilah proses pembelajaran dan penilaian mengenai peningkatan motorik halus anak kembali diteliti dan diobservasi dengan baik dengan harapan sebuah hasil observasi yang maksimal, mulai dari memperhatikan cara anak melipat,, dan menempel kertas, sambil diikuti dengan melontarkan beberapa pertanyaan yang bersinggungan dengan kesulitan anak dalam melakukan teknik lipatan, guntingan, dan tempelan hingga hasil yang didapatkan dengan kegiatan tersebut. Siklus 3 ini, merupakan tindakan akhir sebuah penelitian mengenai peningkatan kemampuan motorik halus Anak Usia Dini, maka peneliti haruslah benar-benar memperhatikan bagaimana jari-jemari siswasiswi TK Pertiwi Kota Serang menunjukan kemampuan terbaiknya. c. Observasi Hasil siklus 3 yang didapat, menunjukan point-point penting yang selanjutnya menjadi bahan refleksi untuk peneliti. Pada tahap siklus 3 ini, diambil dari instrument penilaian yang telah disusun peneliti, berikut adalah hasil penelitian siklus 3. Tabel 5. Hasil Observasi Siklus 3 Jumlah YA.. X 00% =...% 5 X 00% = 85, % Ya Antusiasme dalam pembelajaran 2 Pemahaman tentang melipat, dan menempel 3 Ketepatan memegang posisi kertas 4 Ketepatan dalam melipat, dan menempel 5 Ketelitian dalam melipat, dan menempel 6 Keberhasilan dalam melipat, dan menempel Kerapihan dalam melipat, dan menempel Tidak Jumlah YA.. X 00% =...% X 00% = 4,29 % Hasil wawancara terhadap anak pada siklus 2, memilki kembali nilai positif dalam arti anak senantiasa menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan, berikut adalah tabel hasil wawancara dengan anak. Tabel 6. Hasil Wawancara Anak pada Siklus 3 Sudah bisa melipat kertasnya? 2 Bagian mana yang sulit? 3 Ada yang Ibu bisa bantu? Ya Tidak d. Refleksi Pembelajaran pada Siklus 3, dengan kegiatan melipat, dan menempel, ternyata hasil yang didapatkan menunjukan peningkatan yang signifikan. Hasil peningkatan berada pada angka 85,% dengan jumlah jawaban positif atau Ya sebanyak 6 hal. Angka yang ditunjukan pada siklus 3, tabel 3 menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak menunjukan perkembangan yang luar biasa. Dari semua hasil yang didapatkan pada tahapan Pra Siklus, Siklus, Siklus 2, dan Siklus 3, maka didapat grafik perkembangan sebegai berikut: Tabel. Rekapitulasi Observasi Pra Siklus, Siklus, 2, dan 3 00.00% 90.00% 80.00% 0.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 0.00% 0.00% 28.5% 42.85%.43% Hasil Pembelajaran 85.% Pra Siklus Siklus 9
Nova Sri Wahyuni, Effendi Zulkifli, Firman Robiyansyah. Melipat, Menggunting Dan Menempel Sebagai Media Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan pada pengolahan data diatas, pada siklus, siklus 2, dan siklus 3 menunjukan adanya peningkatan ditiap siklus pada tahap siklus, terjadi peningkatan sebesar 4,28%, dari siklus ke tahap siklus 2 terjadi peningkatan pula sebesar 28,58%, dan pada tahap akhir kembali menunjukan peningkatan sebesar 4,28%. Angka peningkatan ini memiliki arti bahwa penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diaharpak dalam penelitian ini, sehingga kegiatan melipat, dan menempel sangat tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus halus di Taman Kanak-kanak. Jadi penelitian ini telah menunjukan bahwa kemampuan motorik halus Anak Usia Dini di TK Pertiwi Kota Serang dapat ditingkatkan melalui kegiatan Melipat Menggunting dan Menempel. PENUTUP Langkah-langkah pembelajaran melipat, dan menempel yaitu pertama-tama, guru menentukan bahan dan alat pembelajaran berupa, kertas origami, gunting dan lem batang. Kedua, seluruh siswa-siswi mendengarkan guru menjelaskan cara untuk melipat, mengunting dan menempel. Dan ketiga, Siswa-siswi melakukan kegiatan melipat,, dan menempel. Dan yang terakhir ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, guru menggunakan instrument yang ada sebagai bahan penilaian kegiatan pembelajaran serta melakukan dokumentasi dari seluruh kegiatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan melipat, dan menempel dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada Anak Usia Dini di TK Pertiwi Kota Serang. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan kemampuan siklus sebesar 42,85%, siklus 2 sebesar,43% dan siklus 3 sebesar 85,%. Maka dari itu, dapat kita tarik kesimpulan berdasar pada rumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab, bahwa:. Pelaksanaan kegiatan melipat, dan menempel di kelompok B TK Pertiwi Kota Serang memiliki nilai rekomendasi tinggi dalam meningkatkan kemampuan motorik halus Anak Usia Dini, hal ini ditunjukan dengan kegiatan yang berjalan dengan baik. 2. Meningkatkan kemampuan motorik halus anak dapat dilakukan dengan kegiatan melipat,, dan menempel hal ini ditunjukan dengan peningkatan perkembangan motorik halus Anak Usia Dini di Kelompok B TK Pertiwi Kota Serang yang signifikan. SARAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut:. Bagi guru, diharapkan dapat kreatif dalam menciptakan kegiatan pembelajaran melipat,, dan menempel untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 2. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan cara menggunakan bahan dan alat yang lebih variatif.