I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri Perbankan dalam beberapa tahun belakangan ini telah mengalami perubahan hngsi yang cukup signifikan. Secara tradisional, bank.meiupakan lembaga intermediary antara borrowes dan lenders dengan nlenerima deposito dan menyalurkan dalam bentuk kredit kepada nasabahnya. Dalam melakukan aktivitas tersebut bank masih terfokus terhadap perolehan keuntungan yang dihasilkan dari perbedaan antara suku bunga kredit dan deposito (interest dlfferentzaf) sementara resiko utama yang dihadapi adalah kemungkinan terjadinya resiko kredit (credit risk). Dalam perkembangan selanjutnya bisnis perbankan menjadi senlakin kompleks dengan bermunculan berbagai jenis jasa-jasa transaksi keuangan yang bertujuan untuk mempermudah nasabah dalam melakukan aktivitas bisnis mereka dan bagi bank merupakan lahan baru untuk memperoleh keuntungan dan jasa yang diberikan. Dengan demikian bisnis perbankan mengalami pergeseran fungsi yang ditandai penerbit dengan beralihnya pihak yang dulunya sebagai perninjam menjadi surat-surat berhargalissuers guna mendapatkan altematif sunlber pendanaan, sementara yang dulunya sebagai depositor akan menjadi investor melalui swatsurat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Untuk,tetap melanjutkan hngsinya sebagai intermediaries antara nasabah yang meiniliki dan membutuhkan dana dan untuk meningkatkan penenmaan
selain dana (non funds), maka bank mulai melakukan sekuntisasi atas aset dan liabilities yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan (tradzng) yang dilakukan antara lain melalui transaksi foreign exchange (forex) seperti :forwards, swaps, future dan option termasuk instrument surat-surat berharga. Dengan beralihnya bisnis utama tersebut, maka resiko (risk) yang dihadapi oleh bank tidak hanya credit risk tetapi juga munculnya resiku yang lain yaitu trading risk yang timbul atas asset trading di mana resiko yang paling dominan adalah resiko pasar atau market riswprice risk. Untuk mengetahui resiko yang dihadapi maka bank harus menerapkan suatu pengelolaan resiko atau manajemen resiko yang tepat dengan menggunakan metode-metode yang sesuai untuk membantu bank dalam mengenali, mengukur serta memonitor resiko yang dihadapi berikut parameter yang digunakan sebagai kontrol resiko tersebut. Peran dan hngsi manajemen resiko lebih dirasakan setelah adanya bencana kerugian finansial yang cukup besar pada periode 1994 dan 1995 temtama kemgian yang ditimbukan dari transaksi derivative yang dialami oleh beberapa perusahaan besar di luar negeri antara lain perusahaan yang bergerak dibidang finansial seperti Barings dan Sumitomo, atau perusahaan non finansial seperti Proter & Gamble (P&G), dan air products maupun perusahaan di bidang investasi seperti Orange County Investment Pool<OCIP). Sementara kasus yang terjadi di Indonesia contohnya adalah kasus Bank Duta, di mana kerugian akibat transaksi perdagangan valuta asing yang diiakukan oieh Bank tersebut menghmskan pemegang sahamnya untuk menyetorkan modal baru guna menutup kemgian yang terjadi dan salah satu direksinya dikenai hukuman penjara. Buat perbankan di Indonesia pengetahuan mengenai manajemen resiko
masill bam. Penerapan manajemen resiko menjadi begitu penting dan sudah mempakan keharusan setelah terjadinya krisis ekonomi tahun 1997, yang dipicu oleh melemahnya nilai rupiah terhadap dollar. Nilai rupiah yang sangat berfluktuasi memaksa manajemen bank mempunyai sistem yang bisa melakukan pemantauan portofolio valuta asing mereka terhadap rupiah sehingga kerugian yang besar akibat pergerakan nilai rupiah tidak terjadi. Namun demikian penerapkan manajemen resiko bukanlah suatu perkara yang gampang karena diperlukan suatu sistem dan prosedur baku yang mengacu kepada kebijakan dan strategi bank tersebut, di samping itu dibutuhkan suatu perangkat yang canggih yang bisa mengintegrasikan semua pelaku yang berkaitan dengan transaksi, yaitu Frotzt Office, Middle Office dan Senior Manajemen. Bagi bank BNI, sistem informasi manajemen resiko sudah ada sejak tahun 1996 yang disewa dari salah satu provider asing yaitu STORM (Strategic Treasury Risk Management System). Namun demikian sistem ini masih belum sempurna dan masih mempunyai kelemahan yaitu : 1. Belum dapat melakukan perhitungan dalam mengukur Profit dan Loss (PL) dari suatu portofolio trading. 2. Belum dapat melakukan analisis PL (P/L sensitivity), untuk melihat perubahan P L karena pengaruh dari market environment atau disebut juga market factors 3. Belum ada alat kontrol untuk pengendalian agar fluktuasi yang dialami oleh P L masih berada dalam limit yang diperbolehkan oleh manajemen bank BNI. STORM saat ini bagi Divisi Tresuri hanya bisa bermanfaat sebagai front
office systenz di dealing room yaitu pencatatan transaksi, pemantauan posisi dan profit/loss Dealer, dan Cash flow, sedangkan untuk pemantauan resiko portfolio oleh unit manajemen resiko dilakukan secara manual. Dengan kenyataan bahwa sistem yang ada sekarang belum sepenuhnya mampu untuk memantau resiko transaksi tresuri maka perlu sistem informasi manajemen resiko baru yang dapat berintegrasi dengan sistem,lama, sehingga unit manajemen resiko dapat berfimgsi secara maksimal. Selanjutnya mereka dapat melakukan fimgsi dan tugas mereka dalam melakukan pemantauan resiko atas aset dan liabilities Bank BNI. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan ini : 1. Bagaimanakah mengembangkan sistem informasi manajemen resiko yang cocok untuk diterapkan di Divisi Tresuri Bank BNI yang secara maksimal bisa memantau resiko portofolio trading. 2. Bagaimanakah rancangan aplikasi sistem informasi manajemen resiko yang dapat melakukan pemantauan resiko portofolio trading yang dilakukan oleh Dealing Room.
C. Tujuau PeueIitian 1. Melakukan investigasi dan analisis sistem informasi manajemeil resiko yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. 2. Mengembangkan suatu rancangan aplikasi sistem informasi manajemen resiko yang dapat melakukan pemantauan resiko portofoiio trading yang dilakukan oleil Dealing Room. D. Maufaat Penelitian Manfaat penelitian : 1. Memberikan masukan mengenai rancangan aplikasi pemantauan resiko portofolio trading kepada manajemen untuk implementasi lebih lanjut. 2. Bila diinlplementasikan hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu unit manajemen resiko dalam melakukan fungsi dan tugas mereka dalam melakukan pemantauan resiko portofolio trading transaksi di dealing room. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada transaksi Foreign Exchange (Spot), Money Market (Placemen dun Borrowing) dan Capital Market (Bond), menyangkut kepada resiko yang akan terjadi apabila posisi transaksi tersebut terbuka. Sedangkan resiko yang dipantau adalah resiko pasar (market risk), yaitu -resiko yang disebabkan adanya perubahan terhadap nilai net aset akibat berubahnya fgktor ekonomi,@asar), seperti tingkat sub bunga dan nilai tukar.
Kajian dan rancang bangun sistem informasi manajemen resiko meliputi : 1. Parameter sistem informasi manajemen resiko. 2. Rancangan basis data sistem informasi manajemen resiko. 3. Laporan-laporan yang dibutuhkan untuk mengelola dan memantau resiko.