SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
Rambu evakuasi tsunami

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji daktilitas aspal

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Cara uji geser langsung batu

Cara uji sifat tahan lekang batu

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Cara uji berat jenis aspal keras

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

sasi Nasional Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah

Bambu lamina penggunaan umum

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Analisis kadar abu contoh batubara

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Semen portland komposit

Cara uji penyulingan aspal cair

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Revisi SNI Daftar isi

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara penentuan posisi titik perum menggunakan alat sipat ruang

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Kulit masohi SNI 7941:2013

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

Cara uji kelarutan aspal

Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Revisi SNI T C. Daftar isi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi Untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PRT/M/2015 TENTANG

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 63/PRT/1993 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Penyelidikan potensi air tanah skala 1: atau lebih besar

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Papan nama sungai ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan dan persyaratan papan nama sungai... 2 4.1 Ketentuan bahan, ukuran, dan warna.... 2 4.1.1 Bahan... 2 4.1.2 Ukuran... 2 4.1.3 Warna... 3 4.2 Persyaratan posisi, pembuatan, dan pemasangan papan nama sungai... 3 4.2.1 Posisi papan nama sungai... 3 4.2.2 Pembuatan papan nama sungai... 3 4.2.3 Pemasangan papan nama sungai... 3 5 Data dan informasi sungai... 4 6 Koordinasi dengan instansi terkait... 4 7 Dokumentasi... 4 8 Pemeliharaan... 4 Lampiran A... 5 Lampiran B... 6 Lampiran C... 9 Bibliografi... 10 BSN 2012 i

Prakata Standar ini mengacu pada hasil penelitian, hasil pengamatan dan penerapan di lapangan, berdasarkan sumber pustaka, literatur, serta teori dan praktek lapangan pada teknologi bidang sungai di Indonesia. Standar ini dibuat sebagai acuan dalam pembuatan dan pemasangan papan nama sungai di Indonesia. Dengan adanya papan nama sungai yang memuat data sungai tersebut diharapkan dapat membantu para pemangku kepentingan untuk lebih mengenal sungai sehingga dapat membantu dalam pemberdayaan dan pemeliharaan sungai. Penyusunan standar papan nama sungai ini termasuk dalam Gugus Kerja Sungai, pada Subpanitia Teknis 91-01-S1 Sumber Daya Air yang berada di bawah Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Kementerian Pekerjaan Umum. Standar ini telah dibahas pada Rapat Gugus Kerja Balai Sungai di Balai Sungai Surakarta, Rapat Teknis tanggal 31 Agustus 2010 dan Rapat Konsensus tanggal 26 April 2011 di Bandung dengan melibatkan wakil dari pemerintah, produsen, konsumen, pakar akademis dan peneliti serta instansi teknis terkait lainnya. Format penulisan standar mengikuti pedoman PSN 08:2007. BSN 2012 ii

Pendahuluan Sungai merupakan salah satu sumber air dan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup, namun banyak sungai yang belum atau bahkan tidak diketahui identitasnya oleh masyarakat luas. Begitu pula halnya dengan informasi lainnya tentang sungai yang perlu disebarluaskan kepada masyarakat agar mereka dapat mengetahui dan memanfaatkan informasi tersebut, misalnya informasi mengenai karakteristik sungai seperti : banjir, longsor, lahar dingin. Papan nama sungai yang dimaksud adalah papan identitas sungai yang sangat diperlukan oleh masyarakat sekitar dan para pengguna jalan raya. Papan namasungai yang memuat data sungai akan membantu dalam pemberdayaan masyarakat agar lebih mengenal sungai dan permasalahannya sehingga akan dapat berpartisipasi dalam pemeliharaan sungai. Pemasangan papan namasungai merupakan penyediaan sarana penyebaran informasi sungai untuk masyarakat luas di tempat-tempat strategis di lokasi sungai seperti pada lokasi jembatan. Pemasangan papan nama sungai merupakan kegiatan pelayanan umum sistem informasi sumber daya air. BSN 2012 iii

Papan nama sungai 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan cara pembuatan, pemasangan, dan pemeliharaan papan nama sungai yang memuat data sungai,informasi, dan posisipenempatan papan nama sungai. 2 Acuan normatif SNI 2408, Tata cara pengecatan logam. SNI 6861.2, Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/ baja) 3 Istilah dan definisi Dalam standar ini digunakan istilah dan definisi sebagai berikut: 3.1 alur sungai sungai, dataran banjir dan daerah yang berdekatan yang bermanfaat untuk melancarkan aliran sungai 3.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan 3.3 data sungai informasi sungai yang meliputi nama sungai, panjang sungai dan luas DAS, serta gambar situasi sungai 3.4 instansi pengelola sungai badan yang berwenang mengelola sungai sesuai dengan peraturan yang berlaku 3.5 papan nama sungai papan nama yang berisi informasi data dasar sungai yang dipasang pada lokasi jembatan dan tempat lainnya yang strategis pada suatu sungai 3.6 sungai alur atau wadah air alami dan/atau bantaran berupa jaringan pengaliran beserta air di dalamnya mulai dari hulu sampai muara di laut, dengan dibatasi kanan kiri di sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan BSN 2012 1 dari 10

3.7 wilayah sungai kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km 2 4 Ketentuan dan persyaratan papan nama sungai Papan nama sungai harus memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagai berikut : 4.1 Ketentuan bahan, ukuran, dan warna 4.1.1 Bahan Bahan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Papan terbuat dari pelat galvanis dengan tebal 0,80 mm, tahan terhadap perubahan cuaca, temperatur dan panas matahari. b) Kerangka penguat papan dari besi hollo (pipa ) ukuran 25x25 mm. c) Tiang dari pipa besi berukuran diameter 5,08cm (2 inchi), tebal 2 mm, dilapis cat yang tahan karat. d) Cat dengan warna tidak mudah pudar oleh panas matahari. 4.1.2 Ukuran Ukuran papan nama sungai dan huruf yang digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Ukuran papan nama sungai: tinggi1,00 m dan lebar 1,40 m. b) Kerangka penguat pada seluruh tepi papan nama sungai dan pada bagian tengah secara vertikal dan horisontal (periksa Gambar B1). c) Tiang sebanyak 2 buah dengan tinggi 3,00 m di atas muka tanah dan 0,50 m di bawah muka tanah. Pada jarak 0,20 m dari ujung bawah dipasang pelat besi penguat dengan cara di las untuk angker pada pondasi. d) Sebagai ikatan antara tiang dengan pelat beserta kerangka penguat maka pada tiang dipasang pelat besi dengan cara dilas sebagai dudukan papan nama sungai pada ujung atas dan di tengah pada jarak 1,00 m dari ujung atas (periksa Gambar B1). e) Tinggi papan nama sungai 1,00 m terbagi atas 3 bagian dan huruf yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) 30 cm di bagian atas untuk tulisan nama sungai dengan huruf arial tebal,huruf setinggi 22cm atau sesuai kebutuhan, warna hitam. 2) 50cm di bagian tengah dibuat kotak data tinggi 50 cm, lebar 130 cm untuk gambar peta DAS dan data dasar sungai, a. kotak peta di dalam kotak data tinggi 47cm dan lebar 55 cm, b. data dasar sungai ditulis di luar kotak peta dengan huruf arial tebal tinggi 25mm sampai 30mm sesuai kebutuhan. 3) 20 cm di bagian bawah untuk logo dan nama instansi yang berwenang ditulis dengan huruf arial tebal, tinggi huruf sesuai kebutuhan. f) Ketinggian garis bawah papan nama sungai minimal berada 2,00 m diatas muka tanah. BSN 2012 2 dari 10

g) Pondasi terbuat dari beton dengan perbandingan campuran volumetrik 1pc (semen): 2 ps (pasir): 3 kr (kerikil). Kedalaman pondasi minimal adalah 50 cm, ukuran dasar 50 cm x50 cm dan/atau disesuaikan dengan kondisi tanah setempat. Contoh ukuran papan nama sungai ditunjukkan pada Lampiran B, Gambar B.1. 4.1.3 Warna Warna yang terdapat dalam papan nama sungai adalah sebagai berikut: a) Warna seluruh papan biru muda dengan garis tepi hitam tebal 1,80 cm. b) Kotak data di bagian tengah papan nama sungai 50 cm x 130 cm dengan garis hitam tebal 0,25 cm diisi gambar peta DAS dan data dasar sungai. c) Warna dasar peta adalah kuning muda. d) Warna DAS hijau muda. e) Warna alur sungai biru tua tebal garis 0,25 cm. f) Warna jalan merah tebal garis 0,25 cm. g) Warna laut biru tua. h) Warna daerah genangan oranye dengan garis batas warna hitam tebal 0,10 cm. 4.2 Persyaratan posisi, pembuatan, dan pemasangan papan nama sungai 4.2.1 Posisipapan nama sungai Sebagai media informasi untuk data dasar suatu sungai, papan nama sungai harus dipasang pada tempat yang strategis sehingga para pengguna jalan dan pengguna sungai dapat dengan mudah mengetahuinya. Papan nama sungai dipasang pada tempat yang strategis berdasarkan kesepakatan dengan pemda setempat, diutamakan pada jalan utama atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu dengan kriteria sebagai berikut: a) Di kiri jalan pada lokasi yang termasuk daerah bantaran sungai untuk jembatan tunggal dan ganda. Jarak papan nama sungai dari bahu jalan minimum 2 m, dari abutment minimum 10m dengan ijin instansi yang berwenang atau pemilik lahan. Cara penempatan ditunjukkan pada Lampiran B, Gambar B.2 dan Gambar B.3. b) Jika tidak tersedia tempat seperti pada butir a) atau jika pemasangan menyebabkan kesulitan dalam pembacaan papan nama sungai tersebut maka pemasangannya dilakukan pada tempat di sekitar sungai yang memungkinkan untuk dapat dilihat oleh pengguna jalan. 4.2.2 Pembuatan papan nama sungai Pembuatan papan nama sungai berupa pekerjaan pembesian mengacu pada SNI 6861.2, Spesifikasi bahan bangunan bagian b (bahan bangunan dari besi/baja)dan pekerjaan pengecatan mengacu pada SNI 2408, Tata cara pengecatan logam. 4.2.3 Pemasangan papan nama sungai Tata cara pemasangan papan nama sungai adalah sebagai berikut: a. Melakukan galian untuk pondasi di tempat yang sudah ditentukan. Bentuk penampang galian tanah untuk pondasi tiang papan nama sungai berupa segi empat atau trapesium, sesuai kebutuhan dengan ukuran dasar 0,50 m x 0,50 m dan kedalaman minimal 0,50 m. BSN 2012 3 dari 10

b. Papan nama sungai dipasang pada dudukan-dudukan pelat dengan sekrup pada kedua tiang sebelum tiang ditanam pada pondasi (periksa Gambar B1). c. Penanaman tiang pada pondasi harus diupayakan ujung bawah tiang tidak menyentuh tanah guna menghindari keropos. d. Agar tiang dan papan nama sungai dapat terpasang tegak dan tidak miring serta sesuai posisi yang telah ditentukan maka diperlukan bantuan penyangga dari kayu atau bambu. e. Pondasi dari beton dengan campuran volumetrik1pc (semen) : 2 ps (pasir): 3 kr (kerikil). f. Setelah pondasi beton mengeras (sekitar satu minggu) kayu penyangga papan nama sungai dapat dilepas. 5 Data dan informasi sungai Data dan informasi yang tertulis dalam papan nama sungai adalah sebagai berikut: a) Nama sungai; b) Nomor kode DAS dan nama DAS/sub-DAS(jika sudah ditetapkan); c) Nama dan kode wilayah sungai; d) Luas DAS/sub-DAS (km 2 ); e) Panjang sungai(km); f) Panjang alur sungai dari titik papan nama sungai sampai muara/induk sungai (km); g) Koordinat titik papan nama (dibuat dalam lintang bujur sistem geografis: derajat, menit, detik) dan elevasi; h) Gambar DAS atau gambar situasi papan nama; i) Informasi karakteristik sungai (seperti : banjir, longsor, lahar dingin). Contoh papan nama sungai ditunjukkan pada Lampiran B, Gambar B.4. dan Lampiran C Gambar C.1. 6 Koordinasi dengan instansi terkait Sebelum pemasangan papan nama sungai harus dilakukan koordinasi dan sosialisasi dengan instansi terkait (pengelola sumber daya air tingkat pusat/ provinsi/ kota/ kabupaten, pengelola jalan dan lalu lintas, serta pemerintah daerah setempat). 7 Dokumentasi Dokumentasi lokasi pemasangan papan nama sungai harus dilengkapi dengan deskripsi papan nama dan disimpan oleh pengelola sistem informasi pada wilayah sungai yang bersangkutan. 8 Pemeliharaan Pemeliharaan papan nama harus dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun dengan peninjauan ulang (pembaharuan data maupun perbaikan antara lain pengecatan dan penggantian sparepart/ pondasi). BSN 2012 4 dari 10

Lampiran A (normatif) Bagan alir M u l a i Pengumpulan data sungai untuk papan nama sungai Penggambaran peta dan notasi lainnya sebagai informasi papan nama sungai Menentukan lokasi pemasangan papan nama sungai Tidak Kesepakatan bersama mengenai pemasangan papan nama sungai Ya Pembuatan papan nama sungai Pemasangan papan nama sungai Dokumentasi papan nama sungai Pemeliharaan papan nama sungai S e l e s a i Gambar A.1 - Bagan alir pembuatan dan pemasangan papan nama sungai BSN 2012 5 dari 10

Lampiran B (normatif) Gambar-gambar Gambar B.1 - Tampak depan dan samping papan nama sungai BSN 2012 6 dari 10

Gambar B.2 - Penempatan papan nama sungai pada jembatan tunggal Gambar B.3 - Penempatan papan nama sungai pada jembatan ganda BSN 2012 7 dari 10

Gambar B.4 Penulisan data sungai pada papan nama sungai BSN 2012 8 dari 10

Lampiran C (informatif) Gambar Gambar C.1- Contoh papan nama sungai BSN 2012 9 dari 10

Bibliografi SNI 1724, Tata cara perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk bangunan di sungai. Departemen Pekerjaan Umum,2006, Peraturan Menteri PU No. 11 A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, Jakarta. Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2005, Buku Data I Propinsi Jawa Tengah. Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Semarang. Republik Indonesia, 2004, Undang-undang Republik Indonesia, No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, PT. Mediatama Saptakarya, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. Republik Indonesia, 2008, Undang-undang Republik Indonesia, No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi, Jakarta. Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1991, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38tahun 2011tentang sungai. Departemen PU, Direktorat Jenderal Pengairan, Direktorat Sungai, Jakarta. Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2008, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air. Departemen PU, Direktorat Jenderal Pengairan, Direktorat Sungai, Jakarta. Suyono Sosrodarsono, DR. Ir, 1984,Perbaikan dan Pengaturan Sungai, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta. BSN 2012 10 dari 10