Saatnya Melihat Ke dalam Diri Sendiri

dokumen-dokumen yang mirip
Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Bab 1. Awal Perjuangan

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Kodokhitamputih Dkk. #Cintaitu. Penerbit Kodok Hitam Putih. Nulisbuku.com. Bekerjasama dengan

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Loyalitas Tanpa Batas

Belajar Memahami Drama

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida

Tak Ada Malaikat di Jakarta

KARENA KITA ADALAH ORANGTUA: Percikan Cerita Pengasuhan Anak

It s a long story Part I

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku

Judul diatas bukan maksud untuk mengajak Anda untuk berpikir bahwa menjadi

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Kisah Dua Tukang Sol Kamis, 07 Juli :23. Kisah Dua Tukang Sol

TILL DEATH DO US PART

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

I Want Him... Di Jogjakarta, lahirlah anaknya yang ketujuh, anak perempuan, dan itulah aku. Setelah kehamilan ibu yang boleh

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

EMPATI. written by Yudhi at

BAB IV DESKRPSI DAN ANALISIS DATA. sebelumnya, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut dilakukan

Belasan kota kudatangi untuk menjadi tempat pelarianku. Kuharap di sana bisa kutemukan kedamaian atau cinta yang lain selainmu.

terlampau banyak dan entah mengapa aku bisa menjawab nya, sesuai kehendaknya, itu pun jika mereka ingin mendengarnya. Kadang aku bertemu dengan

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

Bacaan: 1 Korintus 13:1-13

Ada sebuah kisah yang akan saya ceritakan tentang 2 orang. laki laki yang punya karakter yang berbeda. Berikut

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Kura-kura dan Sepasang Itik

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Written by Faztrack, Sedekah Community Wednesday, 01 February :25 - Last Updated Monday, 26 March :08

3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat


TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN. Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis


Lebih dekat dengan Mu

SKALA MINAT MEMBACA. A. Aspek Kesadaran Aspek yang mengungkap seberapa jauh subyek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca buku.

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

Arif Rahman

Si Fero yang Tinggi Hati

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

Kaki Langit. Bulan dan Matahari

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

Indonesian Continuers

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

Secangkir Kopi. Intro. Saat ini aku tidak memiliki seorang kekasih, tidak memiliki pekerjaan dan mungkin juga tidak memiliki teman sesungguhnya.

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

NASKAH FILM DESA YANG SEJUK TUGAS FILM KARTUN

ANINDRA YUDYA PRADANA PERTANDA. Ada makna dibalik kejadian

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN

Kukatakan kepadamu, seseorang yang

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Kiat Melejitkan Potensi Diri

PELAYANAN ANAK. GPdI HALELUYA CIMAHI. Jalan Kolonel Masturi 67 Telepon: (022) No: 02/ V/ RH/ Pelnap/ 2008

Markus: Aku perhatikan dalam cerita Budi bahwa Budi bilang Yakub tidak bertanggung jawab. Tidak baik untuk menjelekkan orang begitu.

Zaman sekarang susah ya cari yang serius Semua cowok itu sama aja, suka nyakitin

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Untuk Para Feminis, Islam Bukan Pengekang!

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

Rumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar

Budi Mulyanto. Hati Bicara

Catatan Putih Abu-Abu

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN

Gema, mangapa engkau keluar siang hari begini? Bukankah seharusnya kamu istirahat?

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

pelajaran 9 energi tahukah kamu apa itu energi 119

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

Dosa Durhaka Kepada Orang Tua

PATI AGNI Antologi Kematian

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

SEKENARIO BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA

Bab I Apa Sih Kuncinya?

MENGAMPUNI ORANG LAIN

.satu. yang selalu mengirim surat

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Atau ada juga yang hanya di dalam kota. Ada yang ke Dufan, Water Boom, atau ke Puncak. kata Anti lagi.

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku

Oleh: Windra Yuniarsih

Copyright 2016 by Zaldi Jamil. Cobalah untuk mencintai dengan jujur.

Transkripsi:

Saatnya Melihat Ke dalam Diri Sendiri Artikel Saatnya Melihat Kedalam Diri Sendiri Hore, Hari Baru! Teman-teman. Catatan Kepala: Mudah untuk melihat kearah orang lain. Tapi untuk melihat diri sendiri, kita membutuhkan alat bantu bernama cermin diri. Salah satu benda berharga yang sulit kita cari adalah sesuatu yang kita sebut sebagai keteladanan. Banyak guru yang bisa kita ikut ajarannya. Banyak orator yang bisa kita dengar mimbarnya. Banyak penulis yang bisa kita baca buah penanya. Tapi, sedikit orang yang bisa kita jadikan sebagai teladan. Mengapa? Karena keteladanan bukanlah kata-kata. Keteladanan bukanlah ajakan. Dan keteladanan bukan seruan. Keteladanan adalah apa dilakukan oleh seseorang yang antara kata dan perbuatannya sejalan. Ini yang masih sulit kita temukan. Sulit tidak berarti tidak ada. Diantara hanya sedikit orang yang layak dijadikan teladan itu, saya menemukan sebuah kesamaan, yaitu; mereka lebih banyak melihat kedalam dirinya sendiri. Karena mereka percaya bahwa untuk bisa menjadi pribadi yang layak dicontoh itu, kita membutuhkan alat bantu bernama cermin diri. Kami sempat panik ketika malam itu anak lelaki kecil kami belum juga pulang. Diluar hujan disertai petir tidak berhenti sejak sore. Setelah telepon kesana kemari tidak memberikan hasil, kami segera mengeluarkan mobil menerobos tumpahan air dari langit. Rumah demi rumah kami datangi, namun hasilnya nihil. Ditengah kegalauan itu istri saya teringat jika anak kami pernah mengenalkan teman barunya yang sama-sama suka bermain futsal. Setelah bersusah payah mencari rumah teman barunya itu, ternyata memang anak kami berada disana. Dia tidak bisa pulang karena terhalang hujan dan halilintar. Kenapa Abang nggak telepon ke rumah? ibunya bilang. Aku nggak tahu nomor telepon rumah kita, katanya. Aku tahunya cuma nomor telepon teman-temanku saja. Saya sungguh tersentak mendengar ucapannya. Dia tahu nomor telepon semua temannya. Tapi tak tahu nomor telepon rumahnya sendiri. Gue banget! begitu saya berguman dalam hati. Saya serasa diingatkan bahwa; ini adalah saatnya untuk lebih banyak mengenal diri sendiri. Hidup kita lebih banyak digunakan untuk memperhatikan orang lain. Sedangkan diri kita sendiri kurang mendapatkan perhatian. Bagi Anda yang tertarik page 1 / 5

menemani saya belajar menjadi lebih banyak melihat kedalam diri, saya ajak memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini: 1. Kita sama berpotensinya dengan orang lain. Nomor telepon di kompleks kami itu mirip-mirip. Hanya beda beberapa angka belakangnya saja. Tapi, anak saya tidak mengingat nomor telepon rumahnya sendiri. Begitu juga kita. Potensi diri kita ini tidak jauh berbeda dengan orang lain. Tetapi, mudah bagi kita untuk mengatakan Beruntung ya, dia berbakat dalam berbahasa Inggris. Hebat ya dia, berpotensi sekali untuk menjadi orang sukses. Lha, kita sendiri punya bakat apa? Anda sendiri punya potensi apa? Bingung kan? Bisa jadi sebenarnya bakat kita untuk bisa bahasa Inggris itu sama dengan orang lain. Tapi, kita tidak mau berusaha untuk belajar dan mempraktekannya. Malu jika kulit coklat ini cas-cis-cus dengan bahasa Inggris logat daerah. Wagu. Takut ditertawakan orang lain. Maka, biarpun kita berbakat; ya tidak bakalan jadi terampil. Boleh jadi sebenarnya kita sama berpotensinya untuk menjadi karyawan sukses seperti teman kita itu. Hanya saja, kita masih hitung-hitungan gaji dan waktu kerja. Kita masih menggerutu saat diberi tugas tambahan. Kita masih enggan untuk membangun hubungan baik dengan teman dan atasan. Kita masih berpikir untuk berkontribusi lebih banyak NANTI kalau sudah naik jabatan. Walhasil, biarpun kita sudah dikasih potensi untuk sukses; ya ndak bakalan sukses toh Mas. Potensi kita sama dengan orang lain. Hanya saja, kita perlu mengenalinya lebih dalam, dan mengambil sikap yang tepat untuk mewujudkannya. 2. Kita perlu lebih sering bercermin. Saya punya cermin kecil di kamar. Tapi, saya jarang melihatnya. Diluar rumah, saya punya banyak pemandangan indah. Tetangga saya berganti-ganti mobil. Teman saya mendapat kenaikan jabatan. Kawan satu angkatan saya sudah menjadi direktur. Panas rasanya hati ketika melihat itu. Mungkin bukan hanya saya yang sering begitu. Makanya kita sering merasa diri kurang beruntung. Padahal, semua yang mereka dapatkan bukan sekedar keberuntungan. Mereka telah melakukan sesuatu yang cukup berharga sehingga sekarang bisa memetik hasilnya. Kita? Apakah sudah bekerja sekeras dan secerdas mereka? Jika belum, mengapa kita menuntut hasil yang sama baiknya? Ada orang yang termotivasi untuk bekerja lebih giat, berkontribusi lebih banyak, berbuat lebih berbobot; ketika melihat teman atau tetangganya lebih berhasil dari dirinya. Ada juga yang semakin panas hati. Anda termasuk jenis yang mana? Pasti akan panas hati jika pemadangan sehari-hari itu tidak diimbangi dengan kesediaan untuk bercermin kepada apa yang sudah kita lakukan. Perhatikanlah, bukankah didalam diri kita masih sering timbul rasa iri? Bukankah kita masih lebih mudah ikut arus yang mau enaknya saja? Teman sekantor kita malas, kita ikut malas. Atasan kita sedang nyebelin, kita kehilangan mood. Padahal, tak seorang pun mengambil kendali atas hidup kita selain diri kita sendiri. Maka bercerminlah, dan lihatlah; betapa kita terlalu banyak melihat ke arah orang lain, namun sangat jarang page 2 / 5

menengok kedalam diri sendiri. Kenyataannya, kita perlu lebih banyak bercermin. 3. Kita tidak kurang suatu apapun. Ketika melihat kedalam diri, kita sering melakukan kesalahan dengan memberi penilaian seolah orang lain lebih beruntung dari kita. Bukan hanya Anda, saya pun begitu. Tetapi, setelah saya renungkan, ternyata semua itu disebabkan karena kita terlalu banyak memandang dari aspek material saja. Faktanya, rasa bahagia tidak langsung berkorelasi dengan materi. Keutuhan rumah tangga tidak hanya dimiliki oleh mereka yang berkelimpahan harta. Kesehatan jasmani bukanlah monopoli orang-orang yang banyak uang. Kita hanya melihat yang lebihnya saja dari orang lain. Tapi kita tidak melihat apa yang tidak bisa kita lihat. Kemarin saya mendengar seorang pejabat perusahaan besar yang terserang stroke lalu batok kepalanya dibuka diruang operasi. Membayangkan cerita suster itu saya sudah berkeringat panas dan dingin. Oh, saya merasa beruntung karena dikasih Tuhan jasmani yang sehat. Di lorong Rumah Sakit saya bertemu seorang mantan perwira penerbang. Beliau bercerita jika anaknya mengalami kecelakaan sehingga kakinya patah. Oh, betapa beruntungnya saya hingga hari ini. Disamping saya terbaring seorang pemuda belia. Badannya tegap tinggi besar. Namun sekarang, setetes air putih pun hanya bisa masuk melalui selang yang disambungkan ke lubang hidung. Setiap kali tetes air itu masuk, setiap kali itu juga dia terbatuk. Belum lagi ketika selang itu lepas karena ditariknya. Bisakah Anda membayangkan bagaimana rasanya sebuah selang yang dimasukkan kembali ke lubang hidung hingga tembus ke kerongkongan? Kita? Sungguh, tidak kurang suatu apapun. 4. Kita perlu lebih sering bersyukur. Anda orang yang serba kekurangan? Saya tidak. Hanya satu kekurangan yang saya miliki. Tahukah Anda apa yang kurang dalam diri saya? Rasa syukur. Hanya itu. Yang lainnya sudah cukup. Namun karena kurangnya rasa syukur itu, saya sering merasa semuanya menjadi serba kurang. Sudah punya rumah, tapi merasa rumah saya lebih kecil dibandingkan rumah orang lain. Sudah ada mobil, tapi mobil orang lain lebih baru dan lebih keren. Sudah punya penghasilan, tetapi pengeluaran kok selalu lebih besar dari pada yang dihasilkan. Apakah Anda merasakan hal yang sama? Jika ya, mungkin kita punya masalah yang sama, yaitu; kurang memiliki rasa syukur. Padahal, saat hati saya dengan tulus berbisik; Tuhan, terimakasih hari ini Engkau memberi kami nafkah yang baik nikmaaaaat rasanya. Meski nafkah itu mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tuhan, terimakasih hari ini Engkau telah menjadikan aku sehat., lezaaat sekali rasanya. Tuhan terimakasih Engkau telah mengenalkan saya pada orang sukses yang bisa menginspirasi, semangaaat sekali hati ini. Apapun yang kita syukuri, memberikan nikmat yang nilainya berkali-kali lipat. Sebaliknya, apapun yang tidak kita syukuri; selalu menimbulkan perasaan kesal. Oleh sebab itu, kita perlu lebih sering bersyukur. Karena kita, tidak kekurangan apapun kecuali rasa syukur itu. page 3 / 5

5. Kita butuh bertindak secara tepat. Tindakan. Itulah satu-satunya cara yang bisa menyampaikan kita kepada suatu tujuan. Tapi tidak semua tindakan bisa begitu lho. Hanya tindakan yang tepat. Semua yang kita lakukan diam atau bergerak misalnya adalah tindakan. Apapun pilihan kita, adalah tindakan. Tetapi ada tindakan yang sesuai dengan keinginan atau tujuan yang hendak kita capai, dan ada pula tindakan yang bertolak belakang. Saat bertanding diatas ring tinju, Anda harus memukul dan menangkis. Tetapi ketika tukang cukur memotong janggut Anda, tindakan paling tepat untuk Anda ambil adalah diam bukan menonjok. Jadi, kita boleh diam atau bergerak. Boleh menyerang atau bertahan. Boleh menyerah atau melawan, bergantung kepada tujuan atau hasil akhir yang ingin kita capai. Masalahnya, kita sering melakukan sesuatu yang tidak mendukung terwujudnya hasil akhir itu. Jika tujuan kita ingin dinilai buruk oleh atasan, maka silakan bermalas-malasan. Jika tujuan kita ingin disebut karyawan sulit; silakan bikin masalah. Tetapi jika tujuan kita adalah ingin meraih kredibilitas dan reputasi sebagai karyawan teladan misalnya, maka tindakan yang tepat adalah bekerja giat, penuh dedikasi, mengkotribusikan hasil kerja terbaik, selalu datang dengan solusi, bekerjasama dengan rekan, terus menempa diri, tidak pernah mengeluh, proaktif terhadap penugasan, menawarkan bantuan kepada teman, selalu ada kapan saja atasan membutuhkan, dan tindak-tindakan pendukung lainnya. Apapun tindakan Anda, memiliki konsekuensinya masing-masing. So, dukunglah tujuan yang ingin Anda wujudkan dengan bertindak secara tepat. Sekarang, kami berusaha untuk mengajari anak lelaki mungil kami agar bisa mengingat nomor telepon rumahnya sendiri. Bersamaan dengan itu, saya mengajari diri saya sendiri agar bisa mengenali diri sendiri lebih baik lagi. Selama ini, kita lebih banyak berfokus kepada orang lain. Dan sering melupakan diri sendiri. Padahal, kita tidak akan pernah dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan oleh orang lain. Pertanggungjawaban kita hanyalah seputar apa yang telah dilakukan oleh diri kita sendiri. Selama ini, kita terlampau sibuk menyuruh orang lain berbuat lebih baik bagi dirinya sendiri. Kita mudah menunjukkan kekurangan orang lain. Namun sulit menemukan hal-hal yang harus diperbaiki oleh diri sendiri. Padahal, guru kehidupan saya pernah mengingatkan bahwa Tuhan sangat marah kepada orang yang menyuruh orang lain berbuat baik, padahal dirinya sendiri terus menerus berkubang dalam keburukan. So, teman-teman, mungkin inilah saatnya untuk lebih banyak melihat kedalam diri sendiri. Dengan begitu, semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, dari hari ke hari. Mari Berbagi Semangat! DEKA - Dadang Kadarusman 02 Desember 2011 Trainer Bidang Leadership & Personnel Development Penulis buku Natural Intelligence Leadership (Tahap dummy di penerbit) page 4 / 5

Catatan Kaki: Pribadi yang layak ditiru itu bukanlah orang yang pandai memberi nasihat, melainkan seseorang yang bisa menjadikan dirinya sendiri pribadi yang baik. Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya. page 5 / 5