44 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe/Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian ini untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki 51. Penelitian deskriptif ditujukan untuk 52 : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi atau praktekpraktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 51 Moh. Nazir, Metode Penelitian, ghalia indonesia, 1988, hal.63. 52 Jalaludin rakhmat, metode penelitian komunikasi, rosdakarya, bandung, 1997, hal.25.
45 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar ddari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Pendekatan kualitatif bertujuan mengumpulkan data berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan variabel atau hipotesa, tetapi memandangnya sebagai suatu keutuhan 53. Pada penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti dalam hal ini hanya menggunakan kajian konseptual atau gejala yang ingin diteliti dengan membuat analisis konseptual mengenai dimensi komponen serta klasifikasi yang tercakup dalam konsep yang diteliti. 3.2 Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis framing (framing analysis). Analisis framing adalah analisis untuk mengetahui bagaimana relitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi. Disini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksikan dengan makna tertentu 54. Analisis Framing dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data bahan yang menjadi referensi dari penelitian ini yang berkaitan dengan 53 Lexy J. moleong, Metode Penelitian komunikasi, rosdakarya, bandung, 2005, hal.6 54 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, LKIS, hal 3.
46 kasus yang diangkat, yang kemudian data-data dan bahan referensi tersebut dianalisis. Menurut Gamson dan Modigliani dalam bukunya Nugroho, Eriyanto, Surdiasis, 1999:21, Frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian reupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana 55. Menurut Siahaan, 2001:80-81, membuat Frame adalah menseleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman atas realitas, dan membuatnya lebih menonjol di dalam suatu teks yang dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga mempromosikan sebuah definisi permasalahan yang khusus, interpretasi kausal, evaluasi moral, dan atau merekomendasikan penanganannya 56. 3.3 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah realitas tayangan ikan asin beracun pada tayangan program berita Reportase Investigasi. Berita yang ditayangkan pada tanggal 12 maret 2011. Data yang akan dianalisis dengan menggunakan metode studi analisis framing model Gamson dan Modigliani. Analisis ini berupa audio (narasi) dan juga gambar (visual) dari keseluruhan video tayangan tersebut. 55 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal. 162-163 56 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal.165
47 3.4 Teknik Pengumpulan data Untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam penelitian itu, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer Untuk mendapatkan data yang diinginkan, berupa video atau tayangan termasuk gambar dan narasi kasus ikan asin beracun dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkannya dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dan untuk profile program termasuk visi, misi, segementasi programnya, dan lainnya, peneliti mengumpulkannya dari pihak TransTV, yaitu pihak yang terkait dan bertanggungjawab dalam produksi tayangan Reportase Investigasi. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder Teknik pengumpulan ini dengan cara studi kepustakaan (literatur study), yaitu dengan membaca buku-buku, koran, serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna melengkapi data-data yang sudah ada. Selain itu juga diambil data-data dari web TransTV.
48 3.5 Definisi Konsep Definisi konsep memberikan gambaran menyeluruh atas pemakaian istilah-istilah dan konsep kunci dalam penelitian itu, maka ada beberapa istilah yang dianggap perlu didefinisikan: 1. Kontruksi realitas: menceritakan sebuah peristiwa, keadaan, atau benda yang disusun dari realitas-realitas tersebut, hingga membentuk suatu wacana atau berita yang bermakna. 2. Tayangan: pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk gambar, suara, atau gambar suara, atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. 3. Program Berita: acara yang dibuat dan disiarkan oleh stasiun televisi kepada khalayak mengenai informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang. 4. Reportase Investigasi: salah satu program berita tv investigasi atau berita yang menyiarkan suatu berita secara mendalam (investigative reporting) yang dibuat oleh TransTV guna memberikan informasi, menambah pengetahuan, serta menguak kasus-kasus baik kasus yang tersembunyi maupun kasus yang sedang marak dibicirakan mengenai sesuatu kepada khalayak luas.
49 3.6 Teknik Analisa Data Setelah peneliti memperoleh data dari dokumentasi program Reportase Investigasi, kemudian diteliti berdasarkan unit analisis yang ingin diteliti. Lalu data yang dihasilkan dibuat tabulasi dan diinterpretasi. Secara teknis peneliti menggunakan teknik framing, untuk membingkai kasus dari program Reportase Investigasi. Kasus yang menjadi penelitian adalah kasus Ikan Asin beracun periode 12 Maret 2011. Perangkat analisis framing yang digunakan adalah model Gamson dan Modigliani. Analisis framing merupakan salah satu model analisis alternatif yang bisa mengungkap rahasia dibalik perbedaan, bahkan pertentangan media dalam pengungkapan fakta. Analisis framing membongkar bagaimana realitas dibingkai oleh media. Melalui analisis framing akan dapat diketahui siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan pada kasus yang diteliti ini. Dalam penelitian ini, peneliti menuju penelitian kepada konstruksi realitas tayangan program berita Reportase Investigasi di Trans TV pada kasus ikan asin beracun yang pengamatannya berdasarkan perangkat framing yang dikemukakan oleh model Gamson dan Modigliani berikut ini 57 : 57 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, LKIS, hal. 225
50 Tabel 3.1 Perangkat Framing Gamson dan Modigliani Frame Central organizing idea for making senses of relevant events, suggesting what is at issues Framing Devices (Perangkat framing) Methapors Perumpamaan atau pengandaian Catchphrases Frase yang menarik, kontras, menonjol dalam seuatu wacana. Ini umumnya berupa jargon atau slogan. Exemplaar Mengaitkan bingkai dengan contoh, uraian (bisa teori, perbandingan) yang memperjelas bingkai. Reasoning Devices (Perangkat penalaran) Roots Analisis kausal atau sebab akibat Appeals to principle Premis dasar, klaim-klaim moral. Consequences Efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai. Depictions Penggambaran atau pelukisan suatu isi yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksikon untuk melabeli sesuatu Visual Images Gambar, grafik, citra yang mendukung bingkai secara kesuluruhan. Bisa berupa foto, kartun, ataupun grafik untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin disampaikan.
51 untuk memperoleh gambaran dari elemen struktur framing diatas berikut penjelasan singkat 58 : Core frames (gagasan sentral) pada dasarnya berisi elemen-elemen inti untuk memberikan pengertian yang relevan terhadap peristiwa, dan mengarahkan makna isu yang dibangun condensing symbol (simbol yang dimampatkan ). Condensing symbol adalah hasil pencermatan terhadap interaksi perangkat simbolik (framing devices dan reasoning devices) sebagai dasar perspektif. Struktur framing devices yang mencakup metaphors, exemplaar, catchphrases, depictions, dan visual images menekankan aspek bagaimana melihat suatu isu. Struktur reasoning devices menekankan aspek pembenaran terhadap cara melihat isu, yakni roots (analisis kausal), appeals to principle (klaim moral), dan Consequences. Metaphors adalah sebagai cara memindah makna dengan merelasikan dua fakta melalui analogi, atau memakai kiasan dengan menggunakan kata-kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana. Exemplaar adalah mengemas fakta tertentu secara mendalam agar satu sisi memiliki bobot makna yang lebih untuk dijadikan rujukan/pelajaran. Posisinya sebagai pelengkap bingkai inti dalam kesatuan berita untuk membenarkan perspektif. 58 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal.177.
52 Catchphrases adalah istilah, bentukan kata, atau frase khas cerminan fakta yang merujuk pemikiran atau semangat tertentu. Dalam teks berita, catchphrases mewujud dalam bentuk jargon, slogan, atau semboyan. Depictions adalah penggambaran fakta dengan memakai kata, istilah, kalimat konotatif agar khalayak terarah ke citra tertentu. Asumsinya, pemakaian kata khusus diniatkan untuk membangkitkan prasangka, menyesatkan pikiran dan tindakan, serta efektif sebagai bentuk aksi politik. Depictions dapat berbentuk stigmatisasi, eufemisme, serta akronimisasi. Visual images adalah pemakaian foto, diagram, grafis, table, kartun, dan sejenisnya untuk mengekspresikan kesan, misalnya perhatian atau penolakan, dibesarkan-dikecilkan, ditebalkan-dimiringkan, serta pemakaian warna. Visual images bersifat sangat natural, sangat mewakili realitas yang membuat erat matan ideology pesan dengan khalayak. Roots (analisis kausal) adalah pembenaran isu dengan menghubungkan suatu objek atau lebih yang dianggap menjadi sebab timbulnya atau terjadinya yang lain. Tujuannya, membenarkan penyimpulan fakta berdasar hubungan sebab-akibat yang digambarkan atau dibeberkan. Appeal to principle adalah pemikiran, prinsip, klaim moral sebagai argumentasi pembenaran membangun berita, berupa pepatah, cerita rakyat, mitos, doktrin, ajaran, dan sejenisnya. Appeal to principle yang apriori,
53 dogmatis, simplistic, dan monokausal (nonlogis) bertujuan membuat khalayak tak berdaya menyanggah argumentasi. Fokusnya, memanipulasi emosi agar mengarah ke sifat, waktu, tempat, cara tertentu, serta membuatnya tertutup/keras dari bentuk penalaran itu. Dan selanjutnya untuk tahap Consequences dalam bukunya Eriyanto (Analisis Framing), Consequences adalah efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai.