BAB I PENDAHULUAN. demi meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Kehidupan masyarakat yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Mata Pencaharian Berkelanjutan (Sustainable Livelihood)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan minyak tanah dalam kehidupannya sehari hari.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

I. PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya populasi penduduk dunia, menyebabkan kebutuhan akan

PENDAHULUAN. Sumber : OPEC dalam Nasrullah (2009) Gambar 1 Perkembangan harga minyak dunia.

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KONVERSI PENGGUNAAN MINYAK TANAH KE GAS LPG 3 KILOGRAM DI KECAMATAN SAIL PEKANBARU. Oleh : Marzolina.SE.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, termasuk

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG 3 KG DI KELURAHAN TENGAH KECAMATAN MEMPAWAH HILIR KABUPATEN PONTIANAK

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas). 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Solusi Cerdas Membantu Program Pembatasan BBM Dengan Pengunaan BBG

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

I. PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 pasal 33, Negara harus menjamin perekonomian nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern sekarang ini, kita hidup dalam kondisi

DATA DAN INFORMASI MIGAS

BAB I : PENDAHULUAN. indikator pengukur keberhasilan pembangunan. Indonesia mengalami

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah,

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bumi dalam perkembangannya diolah menjadi berbagai macam produk seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BABI PENDAHULUAN. Seiring perkembangan sektor-sektor perekonomian dan pertumbuhan

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, siapa yang tidak menggunakan LPG untuk memasak? Di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2007

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG DI KELURAHAN TERBAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB I PENDAHULUAN. Konversi energi dari minyak tanah ke gas adalah program nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat masih. mengandalkan bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. minyak tanah ke elpiji ini di akibatkan harga minyak tanah yang semakin mahal

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB III PENUTUP. belum maksimal, karena meskipun pihak PT Pertamina Persero sudah

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin

I. PENDAHULUAN. Sikap merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial karena manusia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

Progress Report Konversi Minyak Tanah ke LPG. Agustus 2007

REALISASI BELANJA NEGARA SEMESTER I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

WAJIBKAN INDUSTRI MEMRODUKSI MOBIL BER-BBG: Sebuah Alternatif Solusi Membengkaknya Subsidi BBM. Oleh: Nirwan Ristiyanto*)

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat semakin banyaknya kendaraan di Indonesia mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Domestik (5) Sumatera 22,6% Jawa 56,9% Kalimantan 9% Sulawesi Bali & NT.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

Tugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN

MENTERl ENERGI DAN SUMBIER DAYA MINERAL REPUB!,EK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

KATA PENGANTAR. Bogor, April Penulis

BAB I PENDAHULUAN. nasional diberbagai lapangan usaha. Perkembangan UMKM & Usaha Besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

BAB I PENDAHULUAN. ini, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara

Bab I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.kondisi ini

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta

Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

TINJAUAN PUSTAKA. 3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi.

BAB VI KESIMPULAN. Konsep penggunaan aset dikembangkan oleh Moser (2006) berawal dari

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Versi 27 Februari 2017

DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Daftar pertanyaan ini disusun untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan dari Universitas Lampung

Sembuh Dari Penyakit Subsidi BBM: Beberapa Alternatif Kebijakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap Negara tentunya akan menjalankan berbagai program pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Kehidupan masyarakat yang sejahtera merupakan kondisi yang ideal menjadi dambaan setiap warga masyarakat. Oleh sebab itu wajar apabila berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Disamping itu berbagai upaya juga dilakukan untuk menghilangkan atau minimal mengantisipasi dan mengeliminasi faktor-faktor yang menghalangi pencapaian kondisi ideal tersebut. Fenomena yang disebut sebagai masalah sosial di anggap kondisi yang dapat menghambat perwujudan kesejahteraan sosial. (http://www.scribd.com/doc) Di Negara yang sudah maju dan mapan dalam bidang ekonomi, jumlah pengeluaran belanja rumah tangga yang tinggi bukanlah menjadi persoalan karena didukung dengan pendapatan individu yang tinggi pula. Tetapi di Negara berkembang seperti Indonesia yang merupakan Negara agraris di mana sebagian besar pendapatan penduduknya berasal dari sektor pertanian terkadang jumlah pengeluaran rumah tangga yang tinggi tidak seimbang dengan jumlah pendapatan individu yang rendah. Masyarakat Indonesia cenderung memiliki pendapatan yang rendah sedangkan pengeluaran untuk sehari hari mereka cukup tinggi, sehingga menyebabkan banyaknya masyarakat yang hidup dalam garis kemiskinan. Pendapatan yang rendah dapat mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi rendah.

Secara tidak langsung, hal ini memaksa masyarakat untuk hidup seadanya dan bahkan cenderung terjebak di sekitar garis kemiskinan. Namun, akhir-akhir ini masyarakat Indonesia semakin kreatif dalam mengelola keuangan rumah tangga mereka. Damsar (2009) mengatakan bahwa pendapatan masyarakat Indonesia dialokasikan melalui beragam strategi, dengan pola konsumsi yang mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan pokok dari pada investasi atau menabung. Salah satu kebutuhan pokok yang akhir-akhir ini mendapat sorotan adalah minyak tanah. Kelangkaan dan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) minyak tanah telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, sebab sebagian besar masyarakat Indonesia terbiasa dengan menggunakan minyak tanah sebagai alat bantu memasak (www.kompas.com). Berbagai terobosan baru yang dilakukan oleh pemerintah dalam berbagai bidang telah dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari berbagai krisis yang terjadi di dunia dan lebih khususnya lagi di Indonesia. Salah satu krisis yang sekarang melanda Negeri Indonesia adalah krisis energi. Ketersediaan energi yang semakin hari semakin berkurang telah menyebabkan terjadinya krisis. Saat ini Indonesia memang dikenal sebagai Negara penghasil minyak, akan tetapi keanehan yang terjadi adalah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Untuk itu pemerintah mengembangkan kebijakan baru untuk mengatasi krisis energi ini. Kelangkaan tersebut merupakan salah satu dampak perkembangan industrialisasi di Indonesia, dimana permintaan sektor industri terhadap minyak tanah semakin meningkat. Tentunya, tingginya permintaan sektor industri terhadap minyak

tanah mengakibatkan pengurangan suplai dan penghapusan subsidi pada minyak tanah yang disalurkan ke rumah tangga. Ada beberapa langkah kebijakan baru yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kelangkaan minyak tanah yaitu dengan melakukan pengkonversian minyak tanah ke gas LPG. Dalam pengkonversian minyak tanah ke gas LPG ini dinilai sebagai suatu solusi. Hal ini berdasarkan ketersediaan bahan bakar gas (BBG) yang lebih banyak dari pada bahan bakar minyak (BBM). Sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu tentang program konversi minyak tanah ke gas elpiji. Program konversi minyak tanah ke gas LPG (Liquid Petroleum Gas) ditetapkan oleh pemerintah sebagai satu-satunya alternatif agar masyarakat dapat menggunakan bahan bakar untuk memasak dengan harga yang jauh lebih murah. Isu cadangan bahan bakar minyak dunia yang semakin menipis menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk melakukan konversi terhadap bahan bakar gas yang masih tersedia dalam jumlah besar (www.pertamina.com). Alasan dilakukannya program Konversi Minyak Tanah ke LPG adalah : - Berdasarkan kesetaraan nilai kalori, subsidi LPG lebih rendah dari pada subsidi minyak tanah. - Penghematan subsidi dapat mencapai Rp 15-20 Trilyun jika program ini berhasil. LPG lebih sulit dioplos dan disalahgunakan. - LPG lebih bersih dari pada minyak tanah. Ketersediaan gas dalam jumlah besar menurut pemerintah terjadi karena belum populernya gas sebagai alat bantu masak. Tidak adanya sosialisasi tentang

penggunaan gas membuat masyarakat enggan menggunakan LPG, sehingga pada kebijakan konversi tersebut diberlakukan, pemerintah mengiringinya sosialisasi tentang penggunaan gas LPG dengan aman. Isu lain yang dikemukakan oleh pemerintah adalah efisiensi pembakaran gas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak tanah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh pertamina, pengeluaran untuk membeli minyak tanah lebih besar jika dibandingkan dengan LPG (untuk tabung ukuran 3 kg). Biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli minyak tanah selama 1 bulan (30 hari) sebesar Rp. 75.000,- sedangkan LPG dengan tabung 3 kg hanya Rp. 51.000,- sehingga konsumen dapat menghemat pengeluaran konsumsi bahan bakar sebesar Rp. 24.000,-. Untuk lebih jelas, keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan LPG dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Perbandingan Biaya Konsumsi Minyak Tanah dan LPG Produk Harga satuan Volume pemakaian untuk 8 hari Biaya pemakaian untuk 8 hari Biaya pemakaian sebulan (30 Hari) Minyak tanah Rp 2500,- 8 Liter Rp 20.000,- Rp 75.000,- /liter LPG 3 Kg Rp 4.250,- 3 Kg Rp 12.750,- Rp 51.000,- /Kg Penghematan Rp 7.250,- Rp 24.000 Sumber: www.pertamina.com

Koran Kompas, memuat hitungan perkiraan penghemataan subsidi LPG. Berikut ini adalah hitungannya: 60 Komponen pembanding Minyak tanah Elpiji Per liter per 0,4 Kg 1. Harga keekonomian (tanpa PPN) Rp 5.688,00 Rp 2.920,00 2. Harga perpres (tanpa PPN) Rp 1.818,18 Rp 1.385,46 3. Subsidi per liter setara minyak tanah Rp 3.869,82 Rp 1.534,54 4. Penghematan subsidu per liter setara minyak tanah 5. Penghematan 2007 (volume minyak tanah yang beralih = 319.042.680 liter) 6. Penghematan kotor jika beralih semua (asumsi volume minyak tanah yang beralih = 9.900 juta liter) (www.kompas.com) Rp 2.335,00 Rp 745,05 miliar/tahun Rp 23,12 triliun/tahun Melihat kelebihan dan keuntungan dari penggunaan gas LPG tersebut maka pemerintah dapat menghemat APBN dan mengalokasikan anggaran dana APBN untuk hal lain. Tetapi dalam pelaksanaannya ternyata tidak semudah yang dikira di mana persoalan ini masih menemui banyak hambatan, yang diantaranya disebabkan karena masyarakat sudah terbiasa menggunakan minyak tanah, apalagi pemerintah terlalu mendadak dan tidak terencana secara komprehensif (www.google.com). Bagi pemerintah kebijakan ini penting karena untuk mengurangi bahan bakar minyak (BBM) juga sebagian pengeluaran/pendapatan dari membeli bahan bakar gas

(BBG) dapat dialokasikan melalui beragam strategi.(damsar 2009) Mengatakan bahwa pendapatan masyarakat Indonesia dialokasikan melalui beragam strategi, dengan pola konsumsi yang mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan pokok dari pada investasi atau menabung. Dan salah satu kebutuhan pokok masyarakat khususnya rumah tangga saat ini adalah minyak tanah dan gas LPG. Tetapi bagi masyarakat apalagi rumah tangga miskin, argumentasi yang disampaikan oleh pemerintah yang sedemikian itu tentu tidak masuk dalam benak mereka. Logika sehari-hari rumah tangga miskin menunjukkan bahwa jauh lebih efisien kalau mereka menggunakan minyak tanah dibanding dengan gas LPG sekalipun kompor dan tabung gas itu telah dibagikan gratis oleh pemerintah. (//http.andiirawan.com) Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat Pengaruh konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka masalah penelitian yang diajukan adalah Bagaimana pengaruh konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pengaruh konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil yang akan diperoleh dalam penelitian ini secara teoritis diharapkan agar dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Serta bermanfaat dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya ilmu sosiologi 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi masyarakat sekitar ataupun masyarakat tentang pengaruh konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga. Dan juga agar dapat menjadi masukan bagi yang berminat pada penelitian yang sejenis. 1.5. Kerangka Teori 1.5.1. Mata Pencaharian Yang Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) Konsep ini sesungguhnya dikembangkan pertama kali di Inggris pada akhir dekade 1990 an, namun didesain sedemikian rupa sehingga sangat relevan untuk kawasan sedang berkembang. Pendekatan pembangunan ala sustainable

livelihood system adalah pendekatan pembangunan kontemporer (konsep pembangunan dekade 1990-an) yang berusaha mengoreksi pendekatan pembangunan ala modernisasi yang dikenal sangat tidak akrab terhadap lingkungan. Pendekatan system nafkah berkelanjutan berusaha mencapai derajat pemenuhan kebutuhan sosial, ekonomi, dan ekologi secara adil dan seimbang. Pencapaian derajat kesejahteraan sosial didekati melalui kombinasi aktivitas dan utilisasi modal-modal yang ada dalam tata system nafkah. Pendekatan sustainable livelihood (PSL) adalah cara berpikir dan bekerja untuk pembangunan yang berkembang secara evolusi dan dalam tujuan untuk mengefektifkan segala usaha-usaha mengakhiri kemiskinan. Sebagai sebuah pendekatan PSL didukung oleh seperangkat prinsip-prinsip dan alat-alat yang menggambarkan cara mengorganisir, memahami dan bekerja menangani issue-issue kemiskinan yang kompleks dan beragam, dimodifikasi dan diadaptasi menyesuaikan diri terhadap prioritas dan situasi lokal. Sustainable Livelihoods menjelaskan faktor-faktor utama yang mempengaruhi penghidupan masyarakat serta hubungan khusus diantara faktorfaktor tersebut. Konsep ini bisa digunakan baik untuk merencanakan kegiatankegiatan pembangunan baru maupun untuk menilai sumbangan kegiatankegiatan yang salah sudah dilaksanakan bagi berkelanjutan penghidupan (Saragih, dkk, 2007) Sconnes (1998), mengidentifikasi lima aset atau jenis modal yaitu modal alam (natural capital), modal manusia (human capital), modal keuangan (financial kapital), modal fisik (infrastruktur), dan modal surat (social capital).

Dimana kesemua aset ini saling berhubungan satu sama lain yang menjadi bagian dalam sustainable livelihood, seperti yang dapat dilihat pada bagian pentagon dibawah ini BAGAN 2.2 The Pentagon Aset (Modal Segilima) Social capital Human Capital S H Physical capital P F N Natural capital Financial capital Dimana pada pendekatan manusia, menurut mata pencaharian, menggantungkan kesuksesan mereka pada nilai jasa yang mengalir dari total modal. Lima bentuk modal itu tidak berbagi karakteristik yang sama Modal alam mengacu pada biofisik elemen seperti air, udara, tanah, sinar matahari, hutan, mineral dan lain-lain. Ini adalah sebagian besar aset yang dipengaruhi secara alami. Modal mungkin merupakan faktor terpenting (Chivaura dan Mararike, 1998). Ini adalah orang yang sama-sama menjadi objek dan subjek dalam pembangunan. Sedangkan modal finansial merupakan media pertukaran

dank arena itu penting bagi kebersihan pemanfaatan yang lain factor atau asset. Tidak boleh disamakan dengan modal alam, yang semua fisik, fisik mengacu modal aset buatan manusia seperti perumahan, jalan dan bentuk-bentuk fisik atau keras modal yang membentuk lingkungan binaan. Modal Coleman (1990) adalah produktif yang memungkinkan pencapaian tujuan tertentu yang tidak akan dicapai dalam ketiadaan. Dalam rangka sustainable livelihood memerlukan modal sosial, jaringan sosial dan asosiasi yang dimiliki orangorang (Ordero) Keberlanjutan mempunyai banyak dimensi yang semuanya penting yang pendekatan sustainable livelihoods. Penghidupan dikatakan berkelanjutan jika ia: - Elastis dalam menghadapi kejadian-kejadian yang mengejutkan dan tekanan-tekanan dari luar - Tidak tergantung pada bantuan dan dukungan luar (Atau jika tergantung, bantuan itu sendiri secara ekonomis dan kelembagaan harus sustainable) - Mempertahankan produktifitas jangka panjang sumber daya alam - Tidak merugikan penghidupan atau mengorbankan pilihan-pilihan penghidupan yang terbuka bagi orang lain. Dimensi keberlanjutan sendiri meliputi berbagai aspek yakni lingkungan, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Dimana keberlanjutan lingkungan dan ekologis tercapai ketika produktifitas sumber daya alam dan yang menopang kehidupan dilestarikan atau ditingkatkan penggunaannya oleh

generasi mendatang. Sedangkan keberlanjutan ekonomi dicapai ketika tingkat satuan ekonomi tertentu (rumah tangga). Mempertahankan tingkat pengeluaran tertentu secara stabil (pengeluaran sering menjadi proxy indicator dalam menilai kesejahteraan rumah tangga, ketimbang pemasukan karena lebih mudah di ukur). Keberlanjutan ekonomi kaum miskin tercapai jika tingkat dasar kesejahteraan ekonomi bisa dicapai dan dipertahankan (pola dasar ekonomi nampaknya tergantung pada situasi khusus, meskipun ia bisa dipahami secara sempit alias reductionis dengan dolar per hari dari Target Pembangunan Millenium (MDGs). Kemudian untuk keberlanjutan sosial tercapai ketika pengucilan sosial diminimalkan dan persamaan sosial dimaksimalkan. Dalam terminologi yang lain keberlanjutan sosial bermakna kesenjangan yang ditekan dan social capital yang meningkat. Selain itu keberlanjutan kelembagaan tercapai ketika struktur-struktur dan proses-proses yang berlangsung mampu terus menjalankan fungsinya dan berkontribusi secara positif terhadap penghidupan masyarakat dalam jangka panjang (Saragih dkk, 2007) 1.5.2. Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang di kerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia

sehingga mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi (wikipedia.com) Faktor produksi adalah sumber daya yang di gunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi di bagi menjadi empat kelompok yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan energi dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam dan energi diperluas cakupannya menjadi seluruh benda terukur, baik langsung dari alam maupun tidak, yang di gunakan oleh perusahaan, yang kemudian di sebut sebagai faktor fisik (physical esources).(griffin R:2006). Sukirno (2003: 6) berpendapat bahwa faktor produksi adalah benda-benda yang di sediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat di gunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa. LPG singkatan liquid petroleum gas (gas minyak bumi cair) yang dipasarkan dengan nama LPG dalam botol-botol besi. Terutama terdiri dari gas propon dan buatan. Pada tekanan biasa titik didih propan_42 derajat dab buatan_1 derajat C. dengan memberi tekanan gas-gas tersebut cair pada suhu biasa. Propan memerlukan 12 atmosfer sedang butan 3 atmosfer. Supaya lebih mudah mencairkan pada tekanan yang tidak terlalu tinggi harus memakai lebih banyak butan, atau menggunakan gas yang lebih banyak karbonnya lagi, LPG diedarkan dalam botol besi yang dapat ditukar dengan yang masih penuh apabila sudah habis terpakai. Gas minyak bumi cair ini terutama sebagai produksi samping pada penyulingan minyak bumi kasar, sedang gas alam cair diproduksi khusus dari ladang-ladang gas.

1.6. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis dua arah yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis benar jika hipotesis alternatif (Ha) terbukti kebenarannya. a. Ha : hipotesis alternatif dapat dirumuskan bila ternyata pada penelitian ini hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan ada hubungan, yang berarti ada signifikan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Sebagai hipotesis yang berlawanan dari hipotesis nol, maka hipotesis ini memiliki statement : Adanya pengaruh antara konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga b. Ho : hipotesis ini mempunyai bentuk dasar yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan Y yang akan diteliti, atau variabel independen (X) tidak mempengaruhi variabel dependen (Y). Maka hipotesis ini memiliki statement: Tidak ada pengaruh antara konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga 1.7. Defenisi Konsep Untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak di teliti, penggunaan konsep sangat penting. Konsep merupakan istilah yang di gunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan dimana kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1998). Melalui konsep, penulis di harapkan dapat menyederhanakan dan membatasi pembahasan. Maka beberapa konsep yang di batasi dengan mendefenisikannya secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lively hood adalah cara berpikir dan bekerja untuk pembangunan yang berkembang secara evolusi dan dalam tujuan untuk mengefektifkan segala usahausaha mengakhiri kemiskinan. 2. Konversi minyak tanah ke gas LPG adalah program pengalihan subsidi dan penggunaan minyak tanah oleh masyarakat ke gas LPG 3 Kg melalui pembagian paket LPG 3 Kg beserta isi, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada masyarakat yang memiliki kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. 3. Produksi merupakan suatu kegiatan yang di kerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. 1.8. Operasional Variabel Yang dimaksud denga definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat di observasi dari apa yang sedang di definisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain. (Jonatan,2006:67).

Berdasarkan paparan di atas, maka yang menjadi Variabel Bebas (X) (independent Variable) adalah konversi minyak tanah ke gas LPG dengan indikator yaitu : 1. Volume pengguna perbulan 2. Variasi aktivitas 3. Pengetahuan, tentang: - Pemeliharaan - Penggunaan - Pengawasan - Sosialisasi Sedangkan Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kehidupan sosial ekonomi rumah tangga dengan indikator : 1. Pendapatan 2. Pengeluaran 3. Kebutuhan hidup 1.8.1. Bagan Operasional Variabel Untuk memudahkan pemahaman relasi antar variabel penelitian ini, maka pada bagian ini digunakan bagan operasional variabel sebagai berikut :

Bagan Operasional Variabel X Konversi Minyak Tanah ke Gas LPG Y Kehidupan Sosial Ekonomi Rumah 1. Volume pengguna perbulan 2. Variasi aktivitas 3. Pengetahuan, tentang: - Pemeliharaan - Penggunaan - Pengawasan - Sosialisasi 1. Pendapatan meliputi: - Besarnya pendapatan sebelum dan setelah adanya konversi minyak tanah ke gas LPG 2. Pengeluran meliputi: - Besarnya pengeluaran sebelum dan setelah menggunakan gas LPG 3. Kebutuhan hidup

1.8.2. Defenisi Operasional Variabel 1. Variabel Bebas (X) (independent Variable) adalah konversi minyak tanah ke gas elpiji dengan indikator yaitu : 1. Volume pengguna perbulan : meliputi seberapa banyak tabung LPG 3 Kg yang di butuhkan dalam sebulan 2. Variasi aktivitas : meliputi penggunaan LPG untuk apa saja. 3. Pengetahuan, tentang : - Pemeliharaan : Meliputi pengetahuan cara-cara pemeliharaan LPG - Penggunaan : Meliputi pengetahuan cara menggunakan Kompor Gas LPG dengan baik dan benar - Pengawasan : Meliputi pengetahuan cara pengawasan LPG - Sosialisasi : Meliputi pada pengalaman pribadi dan perolehan informasi. 2. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kehidupan sosial ekonomi rumah tangga dengan indikator : 1. Pendapatan : Pendapatan perbulan sebelum dan setelah menggunakan LPG 2. Pengeluaran : Pengeluaran perbulan sebelum dan setelah menggunakan LPG 3. Kebutuhan Hidup : Meliputi kebutuhan sehari-hari memasak untuk memenuhi kebutuhan hidup