BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan urat nadi suatu negara. Maju atau mundurnya suatu Negara dapat dilihat dari keadaan perbankannya. Keterpurukan dunia Perbankan dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan baik itu aspek ekonomi, social maupun politik. Krisis moneter yang melanda Asia telah menelan banyak korban diberbagai negara Asia, khususnya Singapura, Korea Selatan, Thailand,Malaysia bahkan juga mengimbas ke Hongkong dan Jepang dengan skala berbeda termasuk Indonesia. Akibatnya banyak perusahaan besar dan konglomerat Indonesia yang sejak dekade 90-an awal tumbuh pesat pada saat krisis terpaksa menjual asetnya karena beban hutang yang meningkat terus akibat depresiasi rupiah terhadap dollar sehingga banyak yang bangkrut atau dilikuidasi tanpa terkecuali bank, juga mengalami collapse, bahkan masyarakat sebagai konsumen utama bank beramai ramai untuk menarik dananya dari bank. Pada saat kondisi krisis seperti ini perusahaan perbankan dapat melakukan pengembangan bisnis untuk merespon ketatnya persaingan ini dengan dua caranya itu melalui pengembangan diri dari dalam (internal growth) dan pengembangan dari luar (external growth). Perkembangan dari dalam dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang sudah ada dalam perusahaan itu sendiri. 1
2 Pengembangan dari luar adalah dengan melakukan ekspansi usaha dengan akuisisi atau merger baik dengan perusahaan dalam satu industri yang sama maupun dengan perusahaan dalam industri yang berbeda. Dan memilih strategi pengembangan dari luar yaitu dengan cara merger memang lebih memiliki keunggulan. Penggabungan diri untuk menjadi satu bank besar dalam industri yang sama merupakan bagian dari upaya restrukturisasi yang dilakukan perusahaan baik melalui akuisisi maupun merger. Sinergi tersebut diharapkan dapat mewujudkan pencapaian economies of scale dan financial economies, pemanfaatan complementary economies, dan peningkatan market power. Dengan demikian,merger menjadi strategi yang dipilih oleh perusahaan perbankan untuk dapat merealisasikan sinergi yang memiliki hasil yang menjanjikan tersebut. Iklim investasi di Indonesia juga mendukung terjadinya sinergi yaitu dengan adanya peraturan perundang undangan yang mempemudah masuknya investor asing,akuisisi, dan merger sehingga pelaksanaan merger semakin meningkat. Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dengan Pengakuisisi menanggung asset dan kewajiban perusahaan target (Brealey, dkk2008:206).suatu merger terjadi ketika dua perusahaan bergabung membentuk satu perusahaan. Motif utama di balik merger adalah (1) sinergi, (2) pertimbangan pajak, (3) pembelian aktiva di bawah penggantinya, (4) diversivikasi, (5)mendapatkan kendali atas perusahaan yang lebih besar, dan (6) nilai perpecahan.merger dapat memberikan manfaat ekonomi melalui skalake ekonomian dan melalui penempatan aktiva di tangan para manajer yang lebih
3 efisien.namun,merger juga memiliki potensi mengurangi persaingan dan atas alasan ini merger diatur secara seksama oleh badan badan pemerintah. Tingkat keberhasilan merger dapat dilihat dari peningkatan kinerja keuangan.kinerja keuangan umumnya diukur dengan menggunakan rasio keuangan Karena rasio keuangan mampu mengukur hampir setiap aspek atau segi dari kinerja bank dan menyajikan informasi yang penting untuk menetap kanstrategi yang digunakan oleh bank. Rasio cenderung digunakan untuk mengidentifikasikan gejala dari suatu permasalahan pada suatu perusahaan.penelitian kali ini menyajikan beberapa rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasiosolvabilitas, dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi Kewajiban financial yang jatuh tempo dalam jangka pendek, semakin likuid suatu perusahaan maka semakin banyak investor yang percaya dan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivape rusahaan dibiayai dari hutang.artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunkan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).rasi oprofitabilita smencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba, semakin tinggi laba berarti semakin baik kinerja keuangan perusahaan dan semakin efektif manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari penjualan dan investasi perusahaan.
4 Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan lebih lanjut apakah terjadi perbedaaan yang signifikan sebelum da sesudah merger. Secara spesifik penulis berfokus untuk meneliti ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI ) Penilaian kinerja keuangan sangat bermanfaat untuk melihat keberhasilan penetapan strategi merger bagi kondisi perbankan yang adadi Indonesia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya, yaitu : 1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan perbankan sebelum dan sesudah marger dan akuisisi berdasarkan Debt To Equity Ratio (DER)? 2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan perbankan sebelum dan sesudah marger dan akuisisi berdasarkan Return On Equity (ROE)? 3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan perbankan sebelum dan sesudah marger dan akuisisi berdasarkan Times Interest Earned Ratio?
5 4. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan perbankan sebelum dan sesudah marger dan akuisisi berdasarkan Return On Asset (ROA)? C. Tujuandan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan penelitian Banyak pendapat dan penelitian terdahulu yang dilakukan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi peusahaan. Maka adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan disini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis secara empiris kinerja perusahaan yang diukur dengan rasio keuanga Debt To Equity Ratio (DER) mengalami perbedaan setelah melakukan marger dan akuisisi. 2. Untuk menganalisis secara empiris kinerja perusahaan yang diukur dengan rasio keuanga Return On Equity (ROE) mengalami perbedaan setelah melakukan marger dan akuisisi. 3. Untuk menganalisis secara empiris kinerja perusahaan yang diukur dengan rasio keuanga Times Interest Earned Ratioperbedaan setelah melakukan marger dan akuisisi. 4. Untuk menganalisis secara empiris kinerja perusahaan yang diukur dengan rasio keuangareturn On Asset (ROA) mengalami perbedaan setelah melakukan marger dan akuisisi.
6 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Untuk menerapkan ilmu yang selama ini telah didapatkan dan meluaskan pengetahuan serta untuk menjawab keingintahuan penulis manfaat teori yang penulis dapatkan dengan dalam dunia kerja yang sesungguhnya b. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian penelitian lain dimasa yang akan dating dan bermanfaat bagi investor. c. Bagi pembaca Memberikan informasi kepada investor sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan investasi, khususnya yang berhubungan dengan perusahaan yang melakukan merger.