BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. panggal dan puncak proses pembelajaran 12. Setelah proses pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB I PENDAHULUAN. pertama sesudah orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anak didik,

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. mengemukakan beberapa definisi tentang belajar antara lain: a. Belajar ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar, guru berupaya

BAB II KAJIAN TEORI. ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Menurut Slameto,

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk. keterampilan yang mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Metode Pembelajaran. Kata metode berasal dari kata latin methodos, yang bearti jalan

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Tinjauan Hasil Belajar Matematika. a. Pengertian Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Kreativitas Belajar siswa. yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Defenisi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang membawakan hasil belajar yang sesuai yang dengan diharapkan. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis jenjang pendidikan ini berarrti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. 8 Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, dan memecahkan masalah. Belajar akatif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras. 9 8 Nana Sudjana, Op. Cit., 2004, hlm. 56 9 Melvin L. Siberman, Aktif Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusa Media, Edisi Revisi III, 2009, hlm. 9 7

8 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 10 Hasil belajar ini tidak saja dipandang dari sudut kognitif akan tetapi juga dari sudut afektif dan psikomotorik. Biasanya dari hasil belajar dinyatakan dalam bentuk nilai dengan menggunakan tes. Maksud tes yang utama untuk mengukur hasil belajar. Disamping itu, tes juga dipergunakan untuk menentukan seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari, karena itu dapat digunakan sebagai penilaian diagnostis, formatif, sumatif, dan penentuan tingkat ketercapaian. Menurut Tulus Tu u prestasi atau hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan. 11 Hal ini mengindikasikan suatu hasil diperoleh dari adanya suatu kegiatan proses belajar yang mengkibatkan adanya prubahan pada diri seseorang. Hal senada dinyatakan oleh Syaiful Bahri Djamarah tentang belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 12 Bloom mengatakan hasil belajar adalah perubahan prilaku yang mencakup ranah kognitif yakni berorientasi pada kemampuan berfikir dan ranah efektif yaitu berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, 10 Nana Sudjana, Op. Cit., hlm.172 11 Tulus Tu u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004, hlm. 75 12 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm. 13

9 sikap dan hati, serta ranah psikomotor, memerlukan koordinator antara saraf dan otot. 13 Sedangkan menurut Syaiful Sagala hasil belajar yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar dapat diketahui dengan mengadakan penilaian/ pengukuran dengan menggunakan salah satu indikator berupa tes hasil belajar. 14 Sementara itu Mulyasa menyebutkan bahwa penilaian hasil belajarpada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. 15 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan atau komprehensif bukan secara terpisah-pisah yang meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Pual Suparno dan Sardiman mengemukakan beberapa prinsip dalam hasil belajar yaitu: a. Belajar berarti mencari makna, makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat,dengar, rasakan dan alami. b. Kontruksi makna adalah proses yang terus menerus. c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi pengembangan itu sendiri. d. Hasil belajar dipengarugi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. 16 13 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Rasa Grafindo Persada, 1996, hlm. 48-49 14 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003, hlm. 13 15 E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, hlm. 208 16 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, Edisi Revisi, hlm. 38

10 Dengan berpegang pada prinsip tersebut maka akan tercipta suasana belajar dan pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan potensi dan cita-cita siswa serta kurikulum.dengan demikian upaya pendidikan untuk menjadikan siswa sebagai manusia seutuhnya akan tercapainya melaluikegiatan belajar dan pembelajaranyang diselenggarakan guru. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dibuat oleh seorang guru untuk berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dengan cara berlatih dengan sungguh-sungguh agar terjadi perubahan pada tingkah laku seseorang tersebut. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Dalam pencapaian hasil belajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut yang secara garis besar di kelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal (berasal dari dalam diri), dan faktor eksternal (berasal dari luar diri). Slameto mengemukakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat di golongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar di antaranya faktor jasmani, psikologis dan faktor kelelahan.sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah di kelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, sekolah (organisasi) dan faktor masyarakat. 17 Tohirin juga menyebutkan 17 Slameto, Op. Cit., hlm. 54

11 bahwa Pembelajaran merupakan suatu proses yang kondisional, artinya terkait erat dengan kondisi-kondisi tertentu, oleh sebab itu, pencapaian hasil pembelajaran (hasil belajar) juga terkait den gan kondisi-kondisi tertentu baik yang ada di dalam diri siswa maupun di luar diri siswa. 18 Selanjutnya Muhibin Syah juga menambahkan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat di bedakan menjadi tiga macam, yakni: a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa)yakni keadaan/kondisi psikologis dan kelelahan. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar ( approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang di gunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 19 Faktor pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara yang digunakan untuk menunjang kefektifan proses pembelajaran, termasuk teknik yang digunakan guru dalam melakukan proses pembelajaran tersebut. Penggunaan teknik dapat berpengaruh terhadap keberasilan proses pembelajaran. Menurut Lawson dalam Muhibbin Faktor approach to learning merupakan langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 20 Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar secara garis besar dapat di 18 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, hlm. 158 19 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 144 20 Ibid., h. 156

12 kelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal (dalam diri siswa) yang meliputi jasmani, psikologis dan kelelahan siswa sedangkan faktor eksternal yang terdapat (di luar diri siswa) yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah teman sebaya. Selain itu faktor pendekatan juga mempengaruhi hasil belajar yang meliputi strategi, metode dan model pembelajaran dalam penelitian. 3. Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis a. Pengertian Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis Penerapan teknik pengajuan pendapat tertulis (Opinionnaire technique) adalah kegikatan evaluasi yang dilakukan dengan menandai pernyataan-pernyataan yang telah disediakan pada lembaran khusus. Evaluasi ini dapat dilakukan untuk menghimpun pendapat peserta didik antara lain terhadap proses kegiatan pembelajaran, bahan belajar, penampilan pendidik, dan pengaruh kegiatan belajar yang dirasakan oleh peserta didik. Evaluasi inipun dapat digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang perubahan pengetahuan, sikap keterampilan, dan nilai-nilai yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan keadaan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang dimiliki peserta didik pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran. 21 Dengan demikian, teknik pengajuan pendapat tertulis dapat disimpulkan bahwa suatu teknik pembelajaran yang dilakukan dengan 21 Ibid., hlm. 172

13 memberikan penilaian terhadap aktifitas pembelajaran dengan menggunakan lembar pengajuan pendapat tertulis yang diberikan kepada siswa untuk menilai proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran yang telah berlangsung. Jadi, dalam teknik pengajuan pendapat tertulis ini, diberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yan dilakukan oleh guru, sehingga guru dapat mengetahui kelemahannya dalam melakukan pembelajaran dari lembar pengajuan pendapat yang telah diisi oleh siswa. b. Langkah-langkah Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis 1) Guru bersama siswa, menyusun lembaran pendapat tertulis. 2) Guru menggandakan lembaran tersebut sejumlah peserta didik. 3) Guru menyebarkan lembaran tersebut pada waktu yang bersamaan kepada siswa untuk selanjutnya diisi oleh para siswa. 4) Setelah jawaban-jawaban itu dihimpun dan diolah, guru bersama mendiskusikan hasil evaluasi. Hasil diskusi dijadikan bahan untuk perbaikan atau pengembangan program kegiatan pembelajaran. 5) Setelah melaksanakan langkah kesatu sampai dengan keempat, guru bersama siswa melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil penggunaan teknik ini. 22 Lembaran yang digunakan berupa lembaran yang digunakan untuk menilai isi bahan pelajaran, penampilan pserta didik dan 22 Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production, 2001, hlm. 172

14 pengaruh yang dirasakan oleh peserta didik. Lembaran yang telah dibuat digandakan kemudian lembaran tersebut dibagikan kepada siswa. Hasil dari dari jawaban-jawaban tersebut didiskusikan bersama peserta didik dan dilakukan evalusi dari hasil tersebut. c. Keunggulan dan kelemahan 1) Keunggulan Pendapat peserta didik akan lebih terarah pernyataanpernyataan telah disiapkan dalam lembaran. a) Dapat mengumpulkan pendapat para peserta didik yang berjumlah besar secara serempak. b) Waktu yang digunakan akan lebih efisian. c) Umpan balik dapat diketahui oleh pendidik dan peserta didik. d) Hasil diskusi terhadap hasi pengolahan dapat menjadi masukan bagi pengembangan kegiatan pembelajaran selanjutnya. 23 2) Kelemahan a) Pendapat lain di luar kenyataan yang telah disiapkan tidak tertampaung. b) Pikiran peserta didik terpaku untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan pernyataan yang diajukan. c) Hanya dapat diisi oleh peserta didik yang telah cakap membaca dan menulis. d) Peserta didik tidak merasakan bebas mengemukakan pendapat andai kata nama nya dicantumkan pada lembar pendapat. e) Peserta didik merasa kurang etis untuk menilai penampilan pendidik. 24 Untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan tersebut guru harus menampung semua argument-argument siswa dengan menanyai kepada siswa tentang kekurangan kegiatan pembelajaran di setiap akhir pembelajaran, sehingga dapat melakukan evaluasi terhadap 23 Ibid., hlm.173 24 Ibid.

15 lembar pengajuan pendapat tertulis yang dibuat. Selain itu harus ditingkatkan hubungan yang sosial yang baik terhadap guru dan siswa agar siswa mendapatkan rasa kebebasan untuk memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 4. Hubungan Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis dengan Hasil Belajar Teknik pengajuan pendapat tertulis adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan menandai pernyataan-pernyataan yang telah disediakan pada lembaran khusus. Evaluasi ini dapat dilakukan untuk menghimpun pendapat peserta didik antara lain terhadap proses kegiatan pembelajaran, bahan belajar, penampilan pendidik dan pengaruh kegiatan belajar yang dirasakan oleh peserta didik. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan olah guru. Menurut Sudjana teknik pengajuan pendapat dapat menjadi masukan bagi pengembangan kegiatan pembelajaran selanjutnya. 25 Dengan demikian teknik ini akan memberikan masukan kepada guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran selanjutnya, sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif dan sesuai dengan kondisi siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 25 Ibid., hlm.173

16 B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan adalah yang digunakan sebagai perbandingan dan menghindari menipulasi terhadap sebuah karya ilmiah dan menguatkan bahwa penelitian yang penulis lakukan benar-benar belum diteliti orang lain. Penelitian terdahulu yang relevan pernah dilakukan oleh: 1. Indri Syah Fitri (2008) yang berjudul Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Bidang Studi IPS Melalui Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis kelas IV SD Negeri 040 Salo Kecamatan Salo Kabuapaten Kampar. 26 Sebelum tindakan dilaksanakan bobot aktifitas siswa belajar hanya 68,7 setelah tindakan dilaksanakan bobot aktifitas siswa belajar meningkat sehingga 77,6. Keadaan ini menunjukkan bahwa perbaikkan pembelajaran dengan meningkatkan aktiftas siswa belajar melalui teknik pengajuan pendapat tertulis pada mata pelajaran IPS berhasil. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama menggunakan Teknik Pengajuan pendapat Tertulis, sedangkan perbedaannya dilihat dari mata pelajarannya. 2. Mutiara Delvira (2008) dengan judul penelitian Penerapan Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA kelas V sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru Kecamatan Tampan. 27 Sebelum tindakan dilaksanakan bobot hasil belajar siswa 68,7%. Setelah tindakan dilaksanakan bobot hasil belajar siswa 26 Indri Syah Fitri, Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Bidang Studi IPS Melalui Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis kelas IV SD Negeri 040 Salo Kecamatan Salo Kabuapaten Kampar, Fakultas FKIP UNRI, 2008 27 Mutiara Delvira, Penerapan Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru Kecamatan Tampan: FKIP UNRI 2008

17 meningkat sehingga 77,6%. Judul penelitian diatas mempunyai kaitannya dengan pelitian yang akan penulis teliti yaitu sama-sama meneliti tentang hasil belajar dengan teknik yang sama, sedangkan perbedaannya terlihat mata pelajarannya. C. Kerangka Berfikir Berdasarkan tinjauan teori dan latar belakang masalah di atas, kerangka penelitian ini untuk mengimplementasikan pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan strategi teknik pengajuan pendapat tertulis terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar. Di bawah ini dapat dilihat kerangka berfikir teknik pengajuan pendapat tertulis. Pembelajaran PKn Penerapan Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis Permasalahan: Hasil belajar yang diperoleh siswa belum optimal, hal ini terlihat hasil raport khususnya pada mata pelajaran PKn, hasil belajar siswa masih mencapai rata-rata kelas 60, 75 atau masih di bawah nilai KKM yang telah di tetapkan yaitu 65. Siswa kurang ingin tahu dengan materi pelajaran yang di pelajari. Pemecahan Masalah: Dengan penggunaan Teknik Pengajuan Pendapat Tertilis di harapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V sekolah Dasar Negeri 004 Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar. Gambar 1: Kerangka Berfikir Penerapan Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis.

18 Dari gambar di atas dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa belum optimal, hal ini terlihat dari hasil raport khususnya pada mata pelajaran PKn, hasil belajar siswa masih mencapai rata-rata kelas 60, 75 atau masih di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Siswa kurang ingin tahu dengan materi pelajaran yang dipelajari. Pemecahan permasalahan adalah dengan penggunaan Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Ranah Sungkai XIII Koto Kampar. D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Aktivitas Guru 1) Guru menjelaskan materi pelajaran 2) Guru bersama siswa menyusun lembaran pendapat tertulis 3) Guru mengadakan lembaran tersebut sejumlah siswa 4) Guru menyebarkan lemabran itu pada waktu yang bersamaan kepada para siswa untuk selanjutnya diisi oleh para siswa 5) Setelah jawaban-jawaban itu dihimpun dan diolah, guru bersama siswa mendiskusikan hasil evaluasi. Hasil diskusi dijadikan bahan untuk perbaikan atau pengembangan program kegiatan pembelajaran. 6) Selesai melaksanakan langkah kesatu sampai dengan keempat, guru bersama siswa melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil penggunaan teknik ini.

19 b. Aktivitas Siswa Data aktivitas belajar siswa berguna untuk mengetahui aktivitas belajar telah sesuai dengan harapan. Indikator aktivitas belajar siswa dipersentasekan sesuai dengan kebutuhan penelitian adapun aktivitas belajar siswa yaitu: 1) Siswa mendengarkan penjelasan materi pelajaran. 2) Siswa bersama guru, menyusun lembaran pendapat tertulis. 3) Siswa menngadakan lembaran tersebut. 4) Siswa mendapat lembaran itu pada waktu yang bersamaan dariguru untuk selanjutnya diisi oleh para siswa. 5) Setelah jawaban-jawaban itu dihimpun dan diolah, siswa bersama guru mendiskusikan hasil evaluasi. Hasil diskusi dijadikan bahan untuk perbaikan atau pengembangan program kegiatan pembelajaran. 6) Selesai melaksanakan langkah kesatu sampai dengan keempat, siswa bersama guru melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil penggunaan teknik ini. 2. Indikator Hasil Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa memiliki kemampuan dalam mentaati peraturan perundang-undangan 75% mencapai KKM dari jumlah seluruh siswa. Artinya dengan persentase tersebut kemampuan siswa tergolong cukup mampu, hal ini berpedoman pada teori yang dikemukakan sebagai berikut:

20 a. Apabila persentase antara 81% -100% dikatakan sangat baik b. Apabila persentase antara 61% - 80% dikatakan baik c. Apabila persentase antara 41% - 60% dikatakan cukup baik d. Apabila persentase antara 21% - 40% dikatakan tidak baik e. Apabila persentase antara 0% - 20%. dikatakan sangat tidak baik. 28 E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika teknik pengajuan pendapat tertulis diterapkan maka hasil belajar PKn pada materi mentaati peraturan perundangundangan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar dapat ditingkatkan. 15 28 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm.