PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS. Oleh MAHMUDAH : Q

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada unsur proses, terutama unsur output atau lulusan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH. ( Studi Situs SD Negeri Bekonang 02 Kecamatan Mojolaban Sukoharjo) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa

BAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH PANGKAT, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN POLA MANAJERIAL KEPALA SD NEGERI TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GURU, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) DI KARANGANYAR

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

PENGARUH KOMITE, PENGAWAS DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMAN 7 PURWOREJO TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN SUMBER DANA PENDIDIKAN DASAR. (Studi Situs SDN Todanan 1) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

Dwi Esti Andriani, M. Pd., MEdSt. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM MPMBS PADA SMA NEGERI 2 WONOGIRI TAHUN 2005 TESIS.

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

T E S I S. Oleh : SUTADI NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

sekolah, maka semakin baik pula kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI PERUSDA PERCETAKAN KLATEN

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan merupakan

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 yaitu : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Makna

Transkripsi:

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajeman Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh: DWI SRI HARTINI Q.100.080.074 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen atau pengelolaan didefinisikan sebagai proses pencapaian tujuan melalui pendayagunaan sumberdaya manusia dan material secara efisien. Manajemen yang berkaitan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling tepat untuk mewujudkan sekolah mandiri dan memilki keungulan tinggi. Bertitik tolak pada pendapat tersebut dapat diketahui bahwa konsep manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumberdaya secara efisien disertai cara penetapan dan pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai ujuan organisasi (Sagala, 2007 : 52 ). Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Guilick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik (Fattah, 2004: 1). Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut 1

2 dilaksanakannya keempat fungsi pokok manajemen tersebut secara terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan. Melalui manajemen sekolah yang efektif dan efisien tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas/mutu pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang berdasarkan Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian diikuti pedoman pelaksanaannya berupa Peraturan Pemerintah (PP) dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, maka terjadilah perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan. Apabila sebelumnya manajemen pendidikan merupakan wewenang pusat (sentralisasi), dengan berlakunya undang-undang tersebut, kewenangan tersebut dialihkan ke pemerintah kota dan kabupaten lalu ke sekolah (desentralisasi), seperti kita ketahui bahwa manajemen berbasis pusat telah menghambat daya kreativitas sekolah dan mengikis habis rasa kepemilikan warga sekolah terhadap sekolahnya. Dalam perspektif globalisasi, otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan serta untuk mensukseskan manajemen berbasis sekolah dan kurikulum berbasis kompetensi, kepala sekolah merupakan figur sentral yang menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan lain di sekolah, oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi

3 terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara efektif dan efisien (Alhumami, 2002:5). Dalam pengelolaan sekolah, peran kepala sekolah sangat menonjol. Bukti bahwa peran tersebut sangat kuat, didasarkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan kepala sekolah yang baik, sangat besar sumbangannya terhadap sekolah unggul, tidak ada sekolah unggul yang memiliki kepala sekolah yang bermutu rendah. Sekolah unggul pasti memiliki kepala sekolah yang bermutu tinggi. Dalam studinya yang dilakukan selama tiga tahun, sebagai bagian dari proyek sekolah yang efektif pada Seattle Public School District Universitas Washington, Andrews menyelidiki hubungan persepsi guru terhadap kepala sekolah sebagai pemimpin dan nilai rata-rata siswa sekolah-sekolah dasar di Seattle itu. Hasil studi ini menunjukkan bahwa persepsi para guru terhadap kepala sekolah sebagai pimpinan instruksional, mempunyai hubungan dengan prestasi siswa dalam membaca dan matematika, khususnya diantara kelompok-kelompok siswa yang secara historis berprestasi rendah. Ellis dalam penelitiannya di tempat lain, menemukan bahwa sekolah jarang sekali efektif, kalau kepala sekolahnya bukan merupakan seorang pemimpin instruksional yang cakap. Pimpinan sekolah yang kurang cakap dan kreatif, akan menyebabkan sekolah menjadi tidak efektif. Williams menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang berhasil mempunyai kepala sekolah dengan kepemimpinan yang kuat. Adanya kepemimpinan yang kuat tersebut, tercipta harapan-harapan yang tinggi, iklim belajar yang teratur, dan penekanan kuat

4 pada membaca. Pesan yang kiranya hendak dibawa oleh Williams tentang sekolah yang efektif ialah sekolah yang dapat membuat perbedaan dalam keberhasilan pendidikan semua anak (Moedjiarto, 2002: 81). Dalam pada itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat I PP 28 tahun 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana. Agar desentralisasi dan otonomi pendidikan berhasil dengan baik, kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan berarti peningkatan kemampuan secara fungsional, sehingga kepala sekolah mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Kepala sekolah dituntut untuk bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Dari segi kepemimpinan, seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional, agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal. Ciri seseorang yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan transformasional menurut Luthans adalah mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan (pembaruan), memiliki sifat pemberani, mempercayai orang

5 lain, bertindak atas dasar sistem nilai (bukan atas dasar kepentingan individu, atau atas dasar kepentingan dan desakan kroninya, meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus, memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas, dan tidak menentu, serta memiliki visi ke depan (Suyanto, 2002:56). Dalam era desentralisasi, kepala sekolah tidak layak lagi untuk takut mengambil inisiatif dalam memimpin sekolahnya. Pengalaman kepemimpinan yang bersifat top down agar segera ditinggalkan. Kepemimpinan kepala sekolah yang bersifat instruktif dan top down memang telah lama dipraktikkan di sebagian besar sekolah kita ketika era sentralistik masih berlangsung (Suyanto, 2004:8). Peran kepala sekolah adalah sebagai manajer, pemimpin pengajaran dan supervisor, pencipta iklim yang kondusif, administrator, koordinator kerja sama dengan masyarakat dan yang sering dilupakan ialah sebagai perpanjangan tangan pengurus. Peran yang terakhir ini mengharapkan para kepala sekolah uituk mempunyai persepsi yang sama dengan pengurus dalam hal mengelola sekolah, sehingga visi dan misi sekolah dapat terlaksana di lapangan. Salah satu modal utama kepala sekolah untuk dapat melaksanakan fungsinya ialah mempunyai keterampilan manajemen. Berkaitan dengan ketrampilan tersebut, kepala sekolah mempunyai dua peran utama, yaitu sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen termasuk dalam manajemen pembelajaran (Alhumami, 2002:78).

6 Manajemen pembelajaran rnerupakan salah satu faktor dan indikator terpenting dalam pendidikan karena sekolah merupakan tempat pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, guru merupakan input yang pengaruhnya sangat besar pada proses belajar tersebut, yang pada akhirnya akan terlihat pada mutu output pengajarannya. apabila seluruh guru menunjukkan keefektifannya, maka mutu pendidikan secara umum di sekolah yang bersangkutan akan terangkat, dan sekolah akan memiliki suatu prestasi yang baik (Moedjiarto, 2002: 68). Manajemen pembelajaran kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan. Kepala sekolah perlu mempunyai kemampuan dalam menggerakkan serta mengupayakan berbagai sumber untuk mencapai tujuan tersebut (kegiatan yang memberikan bobot pada kualitas belajar mengajar, prestasi akademik yang tinggi) (Moedjiarto, 2002: 88-89). Mutu siswa sangat tergantung pada proses kegiatan belajar mengajar seperti kita ketahui bahwa saat ini masih terdapat masalah-masalah yang ada seperti; proses belajar mengajar belum optimal, kualitas sumber daya manusia dan kinerja tenaga kependidikan yang masih rendah, kurangnya komunikasi antar masyarakat sekolah dan hubungan sekolah dengan masyarakat masih minim, kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas sarana dan prasarana sekolah. Masalah-masalah tersebut tidak akan terjadi apabila kepala sekolah mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas serta

7 mempunyai peran yang baik dalam manajemen pembelajaran, karena berhasil tidaknya sekolah bisa dilihat dari peran kepala sekolahnya. Manajemen pembelajaran dimana kepala sekolah melibatkan guru dan staf administrasi dituntut untuk melaksanakan fungsi-fungsi dari manajemen pembelajaran dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi, kinerja, loyalitas guru dan staf administrasi. Kepala sekolah diharapkan mampu memberikan layanan kepada siswa, orang tua serta peduli akan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat sekolah. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan dan kepala sekolah diharapkan mampu berperan sebagai pimpinan pembelajaran karena kegiatan belajar mengajar bukan hanya tugas dan tanggung jawab guru saja tetapi tanggung jawab warga sekolah. Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk mengambil judul tesis mengenai Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Pembelajaran SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang. Penulis melihat bahwa selama kurang lebih sebelas tahun kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang mampu membawa SD N Bendungan Gajahmungkur Semarang menjadi salah satu sekolah unggulan di Semarang. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian ini adalah Bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen pembelajaran di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang. Fokus penelitian tersebut dapat dijabarkan menjadi enam sub fokus

8 1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di SD Negeri Gajahmungkur Bendungan? 2. Bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen administrasi di SD Negeri Gajahmungkur Bendungan? 3. Bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen keuangan di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang? 4. Bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen hubungan kerja di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang? 5. Bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen sarana prasarana di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang? 6. Bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen pengembangan akademik di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang? 7. Bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen pembinaan guru di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang? C. Tujuan penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah. 1. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di SD Negeri Gajahmungkur Bendungan. 2. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam manajemen administrasi di SD Negeri Gajahmungkur Bendungan. 3. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam manajemen keuangan di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang.

9 4. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam manajemen hubungan kerja di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang 5. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam manajemen sarana prasarana di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang. 6. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam manajemen pengembangan akademik di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang. 7. Untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen pembinaan guru di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat seperti. 1. Manfaat Teoritis. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan terhadap sekolah-sekolah dasar tentang peran kepala sekolah dalam manajemen pembelajaran di sekolah dasar untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah dasar di masa yang akan datang dan dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan untuk melakukan penelitian lanjutan sebagai perbandingan dalam penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang. Kelemahan-kelemahan maupun keunggulan-

10 keunggulan yang diidentifikasi dan dikaji dalam penelitian ini diharapkan sebagai arah untuk membantu baik bagi kepala sekolah, karyawan, guru, siswa dan stakeholder di SD Negeri Bendungan Gajahmungkur Semarang dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan tercapainya tujuan sekolah dirnasa yang akan datang. E. Definisi Istilah 1. Peran Kepala Sekolah. Tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya Kepala sekolah sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer ia diharapkan mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan/melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, meliputi a. perencanaan; b. pengorganisasian; c. pengarahan; dan d. pengawasan 2. Manajemen Pembelajaran. Manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pembelajaran agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.