BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan negara terbesar yaitu dari pajak. Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibayarkan oleh wajib pajak (WP) digunakan untuk pembiayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka negara harus menggali

(Survey on Individual Taxpayers in Special Region of Yogyakarta) SKRIPSI. Oleh. Castrio FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan terbesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat. potensial yang digunakan oleh pemerintah sebagai sumber pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. melekat pada pajak (budgetair dan regulerend), maka dalam pemungutannya pajak

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kebutuhan negara juga kemakmuran rakyatnya (UU NO.16 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan infrastruktur serta perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pembangunan. Diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia guna mencapai masyarakat adil

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. 74,6% dari Rp1.822,5 penerimaan negara tahun 2016 ( Hal ini

BABl PENDAHULUAN. Negara membutuhkan ketersediaan dana untuk membiayai keperluan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di Indonesia. Dari hari- kehari pengaruh globalisasi semakin kuat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Daftar Penerimaan Pajak Negara. Penerimaan Sektor Pajak (dalam milyar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self Assessment.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 16 tahun 2009 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi sebagai hasil dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk kepentingan rakyat yang tidak wajib membayar pajak. pajak, yaitu dengan memperluas subyek dan obyek pajak atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan negara terbesar adalah berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan oleh setiap warga negara yaitu dengan membayar pajak. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari official assessment system menjadi self assessment system.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. objek pajaknya, seiring dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan. Semakin pesatnya pembangunan dalam suatu negara merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara, yang

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pembangunan negara. Meskipun pendapatan negara dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Kesadaran..., Dhio, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan dibutuhkan dana dalam jumlah yang besar, dana yang

BAB I PENDAHULUAN. pajak; sumber penerimaan ini mempunyai umur tidak terbatas, terlebih. dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Kemandirian suatu negara dapat dilihat dari sumber-sumber penerimaan baik

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap negara, pajak merupakan hal yang wajib bagi semua rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang Negara. kewajiban perpajakannya (John Hutagaol, 2007:275).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan pajak. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar (Mardiasmo, 2011: 21).

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memiliki fungsi budgetair, yaitu sebagai sumber dana bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia memiliki peran vital yang menyangkut sumber

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu sumber pendapatan negara terbesar yaitu dari pajak. Menurut Mardiasmo (2013) Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (Undang-undang No. 28 tahun 2007 mengenai ketentuan umum perpajakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Di dalam Al-Quran pajak diatur dalam surat At-Taubah ayat 29 yang berbunyi : 29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, 1

2 sampai mereka membayar jizyah [Pajak] dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. Dengan demikian, pajak merupakan organ penting demi keberlangsungan hidup suatu negara yang dapat digunakan untuk pembayaran hutang-hutang negara, pembangunan fasilitas-fasilitas negara seperti jalan tol, dan membantu masyarakat golongan bawah. Agar semua itu dapat tercapai pemerintah, direktorat jendral pajak dan kantor pelayanan pajak harus meningkatkan penerimaan pajak. Namun, itu bukanlah tugas dari pemerintah saja perlu adanya kesadaran dari masyarakat dan juga wajib pajak sendiri karena di Indonesia sendiri telah mengganti system pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self Assesment System seperti yang tertuang didalam UU no. 28 Tahun 2007. Self Assesment System menuntut wajib pajak untuk lebih berperan aktif dari mulai menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terhutang yang diharapkan meningkatkan penerimaan pajak. Salah satu faktor tidak tercapainya target penerimaan pajak yakni rendahnya kepatuhan wajib pajak untuk melakukan kewajibannya kepada negara. Kepatuhan pajak didefinisikan sebagai perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya kepada negara sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Peraturan mengenai kepatuhan perpajakan ini ada didalam peraturan direktur jendral pajak nomor : PER-04/PJ/2012 tentang pedoman penggunaan metode dan teknik pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak. Peraturan tersebut memuat beberapa pasal yang didalamnya menjelaskan

3 mengenai metode langsung dan tidak langsung, pemeriksaan pajak, teknik pemeriksaan, prosedur pemeriksaan. Akibat rendahnya kepatuhan pajak membuat keinginan masyarakat untuk membayar pajaknya juga masih tergolong rendah. Orang pribadi yang seharusnya membayar pajak atau yang mempunyai penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 juta orang, tetapi jumlah yang mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 20 juta orang dan yang membayar pajaknya melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 juta orang dengan rasio SPT sekitar 14,7 persen. Sementara badan usaha yang terdaftar sebanyak 5 juta, yang mau mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 1,9 juta dan yang membayar pajak/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen (http://www.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-kepatuhan-pajak). Kemauan wajib pajak untuk membayar pajak merupakan salah satu indikator untuk dapat mengoptimalkan penerimaan daerah atau negara dari sektor pajak. Kemauan membayar pajak (willingness to pay tax) merupakan nilai rela wajib pajak untuk membayar pajak dengan harapan dapat membantu pengeluaran negara dan juga tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) (Hardiningsih dan Yulianawati 2011). Menurut Hardiningsih dan Yulianawati (2011) kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor kesadaran membayar pajak, kualitas layanan dan efektifitas sistem perpajakan, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak.

4 Kesadaran membayar pajak diidentikan dengan inisiatif dari wajib pajak untuk membayar pajak tanpa adanya pemaksaan dari siapapun. Penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011) menghasilkan bahwa apabila seseorang yang mempunyai kesadaran membayar pajak yang tinggi maka ia juga akan mempunyai kemauan membayar pajak yang tinggi juga. Sehingga wajib pajak tersebut mempunyai karakteristik kepatuhan pajak yang tinggi. Menurut Handayani, Faturokhman, & Pratiwi (2012) pengetahuan dan pemahaman perpajakan yaitu suatu ingatan dan hafalan mengenai definisi perpajakan, peraturan termasuk undang-undang yang mengatur menganai perpajakan dan ketentuan umum dan tata cara perpajakan yang harus diketahui agar dapat diaplikasikan kedalam kehidupan nyata. Pengetahuan mengenai perpajakan tersebut dapat wajib pajak dapatkan dari pendidikan formal ataupun non formal. Pengetahuan mengenai perpajakan yang diperoleh wajib pajak dapatkan dari pendidikan formal maupun non formal akan mempunyai dampak positif terhadap kemauan membayar pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011) Kualitas layanan dan efektifitas system perpajakan merupakan suatu ukuran untuk menggambarkan seberapa jauh target telah tercapai sesuai yang diharapkan dan ditentukan sebelumnya. Maksudnya, lembaga perpajakan dapat melayani dengan baik dan system pajak dapat membantu wajib pajak untuk melakukan kewajibannya. Atas dasar tingkat kepatuhan pajak di Indonesia masih rendah yang menyebabkan penerimaan negara dari sektor perpajakan tidak tercapai targetnya direktorat jendral pajak terus membenahi kualitas-kualitas layanan untuk para

5 wajib pajak agar dapat meningkatkan kepatuhan para wajib pajak sehingga penerimaan negara dari sektor pajak tiap tahunnya mencapai targetnya dan mengalami kenaikan, salah satunya dengan reformasi perpajakan. Reformasi perpajakan merupakan perubahan mendasar dari seluruh aspek perpajakan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, mengadministrasikan penerimaan pajak sehingga lebih transparan dan akuntabilitas penerimaan pajak agar dapat diketahui masyarakat, memberikan pengawasan terhadap pemungutan pajak agar dapat bisa meminimalisir kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh para oknum (Nurhidayah, 2014). Salah satu perubahan dalam meningkatkan kualitas system perpajakan yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi yang handal dan terkini dalam pelayanan perpajakan, seperti sistem pendaftaran, pembayaran, pelaporan pajak secara online yakni E-Tax (Electronic Tax). Menurut Sari (2014) E-Tax (Electronic Tax) adalah layanan cash management yang memberikan kemudahan bagi para wajib pajak untuk melakukan kewajibannya seperti pembayaran dan pengiriman data setoran pajak melalui media online ke sistem pajak (Kas Negara). Dengan demikian, dengan hadirnya E-Tax wajib pajak akan lebih mudah dalam melakukan pembayaran atau pelaporan tanpa harus mengantri di bank dan di kantor pos. E-Tax diharapkan dapat memudahkan dalam pembayaran setoran pajak secara cepat, praktis, dan akurat dengan meminimalisir batasan biaya, ruang dan waktu melalui jaringan internet secara online. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam penelitian yang berjudul Kemauan, Kesadaran, Pengetahuan dan

6 Pemahaman, Kualitas Layanan dan Keefektifitasan System membayar pajak terhadap Kepatuhan Pajak dengan Penerapan Electronic Tax (E-Tax) sebagai variabel pemoderasi penelitian ini didasari oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011) yang berjudul Faktorfaktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Dalam penelitian ini peneliti menambahkan variabel kepatuhan wajib pajak (Khasanah, 2014) sebagai variabel dependen dan penerapan E-Tax oleh Sari (2014) sebagai variabel moderasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Kemauan, Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman, Kualitas Layanan dan Keefektifitasan System membayar pajak mempunyai pengaruh terhadap Kepatuhan Pajak. Serta apakah dengan diterapkannya system pembayaran pajak online (E-Tax) dapat mempengaruhi wajiib pajak untuk patuh terhadap peraturan-peraturan perpajakan. B. Batasan Masalah Penelitian. Untuk memperjelas dan memfokuskan objek yang akan diteliti, maka batasan penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Peneliti melakukan penelitian pada wajib pajak orang pribadi di Yogyakarta. 2. Peneliti melakukan penelitian subjek mengenai Kemauan, Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman, Kualitas Layanan dan Keefektifitasan System membayar pajak terhadap Kepatuhan Pajak dengan Electronic Tax (E-Tax) sebagai variabel moderasi.

7 C. Rumusan Masalah Penelitian. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kemauan membayar pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak? 2. Apakah kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak? 3. Apakah pengetahuan dan pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak? 4. Apakah keefektifitasan system dan kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak? 5. Apakah penerapan E-Tax mempengaruhi hubungan kemauan membayar pajak dengan kepatuhan pajak? 6. Apakah penerapan E-Tax mempengaruhi hubungan pengetahuan dan pemahaman perpajakan dengan kepatuhan pajak? D. Tujuan Penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah yang dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa kemauan membayar pajak positif terhadap kepatuhan pajak. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa kesadaran membayaran pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak.

8 3. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa pengetahuan dan pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. 4. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa keefektifitasan system dan kualitas layanan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. 5. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa penerapan E-Tax mempengaruhi hubungan kemauan membayar pajak dengan kepatuhan pajak. 6. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa penerapan E-Tax mempengaruhi hubungan pengetahuan dan pemahaman perpajakan dengan kepatuhan pajak. E. Manfaat Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dibedakan menjadi dua macam yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoritis. A. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk menggali lebih dalam topik yang sejenis. B. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan, informasi, dan ilmu pengetahuan khususnya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ataupun dalam lingkup lebih luas khususnya yang berkaitan dengan topik topik perpajakan. 2. Manfaat Praktis A. Bagi Pemerintah diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan saran mengenai pengaruh system E-Tax terhadap kepatuhan pajak

9 sehingga dapat berinovasi untuk lebih mengoptimalkan kualitas layanan terhadap wajib pajak. B. Bagi pembaca dan penulis diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai kemudahan menggunakan E-Tax.