BAB V TEORI DAN PAPARAN DATA. A. Mutu Pembelajaran PAI Di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB V PENUTUP. 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam meningkatkan kualitas. dengan kebutuhan, telah menerapkan kurikulum KTSP.

: Kompetensi Manajerial, Kepala Sekolah, Kinerja guru

BAB I PENDAHULUAN. 1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 13.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

LAMPIRAN 9 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMA DI KOTA BATU

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB VI PENUTUP. 1. Perumusan kinerja guru di MTsN Ngantru dan MTsN Bandung. berkoordinasi dengan para bawahannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

ISSN E-ISSN Volume 11 Nomor 2 (2017) UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB V PENUTUP. dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: menggunakan alat peraga torso pada siklus I diperoleh rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., 4. Ibid., hlm. 23

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB V PENUTUP. SMP Negeri 2 Tulungagung, maka melalui penelitian ini dapat. 1. a. Pelaksanaan KTSP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keahlian menurut bidangnya masing-masing. menuju pendewasaan dan kematangan dalam berfikir dan bertindak.

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA

1. Skripsi karyahanifah Lubis ( ) Jurusan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat

USAHA PEMBINAAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI MTS TARBIYAH ISLAMIAH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB V PENUTUP. guru-guru bersertifikasi di SMK Negeri 2 Sragen. seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, karakteristik

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal 1. para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh

PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB VI PENUTUP. berjalan sesuai pedoman. Madrasah ini juga sudah melaksanakan. silabus, guru-guru masih mengandalkan hasil dari MGMP (Musyawarah

BAB I PENDAHULUAN. akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. 1. Pendidikan sebagai identitas mutlak dalam rangka pelaksanaan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan

BAB V PENUTUP. analisis data, akhirnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: XII, namun pihak sekolah setiap saat tetap mengkaji berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN:

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri

BAB V PEMBAHASAN. sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara polapola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

ANGKET PENELITIAN PENGARUH SUPERVISI PENGAWAS MADRASAH, MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA GURU MAN DI KABUPATEN BARITO KUALA

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU AKIDAH AKHLAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PAI (Studi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. a. Perumusan kinerja guru di MTsN Ngantru. dalam menyeleseikan semua pekerjaan atau tugas pengembangan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang

BAB V PENUTUP. kinerjanya sudah cukup baik dan optimal dilihat dari kompetensi pedagogis,

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

Transkripsi:

BAB V TEORI DAN PAPARAN DATA A. Mutu Pembelajaran PAI Di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN Tembelang Jombang Sebelum Ada Guru Bersertifikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN Tembelang Jombang dapat disimpulkan bahwa mutu pembelajaran sebelum ada guru bersertifikasi sudah mendapat perhatian khusus baik dari kepala madrasah maupun dari guru- guru rumpun PAI, itu semua dilihat dari usaha- usaha yang telah dilaksanakan oleh kepala madrasah dan guru- guru rumpun PAI. Yang pertama di MTsN Plandi, usaha kepala MTsN Plandi dalam meningkatkan mutu pembelajaran sebelum ada sertifikasi guru adalah dengan melengkapi koleksi perpustakaan madrasah, dan mewajibkan guru memiliki 3 referensi buku pegangan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, dan selalu mendukung dan memotivasi guru- guru rumpun PAI untuk mengikuti pelatihan- pelatihan. Usaha kepala madrasah juga mendapat dukungan dari guru- guru di MTsN Plandi dimana guru dalam mengajar menggunakan metode yang bervariasi agar siswa tidak cepat merasa bosan dalam menerima materi,kemudian melakukan pendekatan- pendekatan untuk siswa yang butuh pembinaan. Persentase ketuntasan hasil belajar 124

125 siswa khususnya pada mata pelajaran PAI sebelum ada guru bersertifikasi sekitar 80%. Kemudian di MTsN Tambakberas dalam hal upaya-upaya peningkatan mutu pembelajaran oleh kepala madrasah tidak jauh berbeda dengan yang ada di MTsN Plandi yakni mendorong dan memotivasi guru untuk mengikuti pelatihan- pelatihan untuk meningkatkan SDM guru. Dan guru dalam berusaha untuk menerapkan metode yang terbaik dalam mengajar, dan menerapkan metode- metode yang sekiranya membuat siswa tertarik sehingga mencapai pembelajaran yang PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Presentase ketuntasan belajar sebelum ada sertifikasi guru sekitar 80-90%. Untuk MTsN Denanyar sebelum adanya guru bersertifikasi kepala madrasah selalu mengingatkan guru- guru untuk mengikuti pelatihan- pelatihan baik yang diadakan di luar maupun di dalam madrasah dan berusaha untuk meningkatkan mutu SDM guru- guru di MTsN Denanyar. Sedangkan guru- gurunya berusaha untuk selalu berinovasi dalam menerapkan metode di kelas, agar kelas bisa berjalan kondusif serta berusaha untuk tidak absen dalam mengikuti MGMP. Untuk persentase ketuntasan hasil belajar siswa sekitar 90-95%. Yang berikutnya adalah MTsN Bakalan Rayung, dimana kepala MTsN Bakalan Rayung sebelum ada guru bersertifikasi berusaha untuk memenuhi fasilitas- fasilitas yang terkait dengan KBM serta memberikan penghargaan bagi guru dan siswa yang berprestasi. Dimana untuk guru- gurunya sendiri adalah berusaha untuk selalu memperbaiki mutu SDMnya dengan mencari informasi- informasi terkait mutu

126 pembelajaran dan menyesuaikan metode mengajar dengan materi dan kondisi siswa saat itu. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa berkisar antara 70-88%. Kemudian madrasah yang kelima adalah MTsN Megaluh, dimana mutu pembelajaran di MTsN Megaluh sebelum ada sertifikasi guru tidak pernah luput dari tujuan madrasah, dilihat dari usaha- usaha kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pembelajaran saat itu berusaha untuk berinovasi dengan program- program yang sudah ada sehingga tidak monoton. Untuk guru- gurunya selalu berusaha untuk mematuhi perkembangan- perkembangan kurikulum yang sudah ditetapkan sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak keluar dari koridor- koridor yang sudah ditentukan. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa sekitar 75-85%. Yang terakhir adalah di MTsN Tembelang Jombang, disini keadaan mutu pembelajaran sebelum adanya sertifikasi guru juga sudah diprioritaskan terbukti dengan usaha- usaha kepala MTsN Tembelang yang sampai bekerjasama dengan pihak luar untuk membuka kelas Al- Qur an dan B.Inggris, kemudian mengadakan pelatihan- pelatihan untuk guru- guru. Dan guru MTsN Tembelang Jombang sendiri untuk mengasah SDM nya berusaha untuk selalu mengikuti MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang diadakan setiap satu bulan sekali, berusaha menerapkan metode yang menarik agar kondisi kelas bisa kondusif dan memberikan tambahan- tambahan materi yang dibutuhkan siswa. Untuk persentase ketuntasan hasil belajar siswa sekitar 70-80%

127 Dari pemaparan hasil penelitian diatas sejalan dengan teori yang ada pada buku karangan Mulyono yang ada pada bab II, dimana teori tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran yang bermutu akan bermuara pada kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Secara sederhana kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu merencanakan pembelajaran, proses pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. 1 Dan sejalan juga dengan teori Oemar Hamalik yang menyatakan bahwa Pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran yang efektif yang pada intinya adalah menyangkut kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas. 2 B. Pengembangan keberlangsungan profesionalitas guru rumpun PAI bersertifikasi di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN Tembelang Jombang Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN Tembelang Jombang dapat disimpulkan bahwa pengembangan keberlangsungan profesionalitas guru rumpun PAI bersertifikasi yang pertama di MTsN Plandi Jombang usaha- usaha yang dilakukan oleh guru- guru rumpun PAI untuk mengembangkan profesionalitas guru bersertifikasi adalah dengan mengikuti pelatihan- 1 Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 29. 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2014), 57.

128 pelatihan seperti workshop, diklat dan MGMP. Selain itu juga bahkan ada yang menempuh kuliah S2 untuk meningkatkan mutu SDM guru di MTsN Plandi. Kemudian di MTsN Tambakberas Jombang usaha guru dalam pengembangan keberlangsungan profesionalitas guru rumpun PAI bersertifikasi juga mengikuti pelatihan- pelatihan seperti workshop, diklat, seminar dan MGMP yang diadaan setiap 1 bulan sekali. Yang ketiga di MTsN Denanyar, disini pengembangan keberlangsungan profesionalitas guru rumpun PAI bersertifikasi juga dengan menegikuti pelatihanpelatihan seperti workshop, dan diklat. Dan dengan tunjangan yang lebih guru harus bisa menambah fasilitas- fasilitas mengajarnya seperti membeli laptop dan buku- buku bacaan terkait dengan pelajaran yang diampu dan bagaimaan cara mengajar yang baik. Kemudian di MTsN Bakalan Rayung, dimana pengembangan keberlangsungan profesionalitas guru rumpun PAI bersertifikasi tidak jauh berbeda dengan yang ada di madrasah lain. Guruguru rumpun PAI juga mengikuti diklat dan workshop serta MGMP. Dan pengembangan keberlangsungan profesionalitas guru rumpun PAI bersertifikasi yang dilakukan di MTsN Megaluh dan Tembelang juga sama seperti yang dilaksanakan oleh guru rumpun PAI bersertifikasi di empat sekolah diatas, yaitu dengan mengikuti pelatihan seperti diklat, workshop, seminar dan MGMP. Dari sini dapat peneliti simpulkan bahwa guru rumpun PAI di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN Tembelang Jombang adalah guru yang professional, karena selalu berusaha mengembangkan

129 dan meningkatkan SDM yang ada pada dirinya dengan cara mengikuti pelatihan- pelatihan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemaparan data diatas sejalan dengan teori yang ada pada bab II, yang mana teori tersebut menjelaskan bahwa Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan profesionalisme, dan bukan secara amatiran. Profesionalisme bertentangan dengan amatirisme. Seorang profesional akan terus menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan. 3 Dan profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. 4 Kemudian sejalan pula dengan teori oemar Hamalik yang mengatakan bahwa Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang luas di bidangnya. 5 3 H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 86. 4 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 45. 5 Oemar Hamalik, Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 27.

130 C. Pengembangan keberlangsungan profesionalitas guru rumpun PAI bersertifikasi dalam meningkatkan mutu pembelajaran di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN Tembelang Jombang Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN Tembelang Jombang dapat disimpulkan bahwa pengembangan keberlangsungan profesionalitas guru rumpun PAI bersertifikasi dalam meningkatkan mutu pembelajaran disini dilihat sejauh mana guru professional itu bisa menjalankan profesinya sesuai dengan tuntutan, dengan kata lain memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan profesi, salah satunya disini adalah guru dalam mengelola pembelajaran di kelas, cara mengetahui siswa berbakat, dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Yang pertama di MTsN Plandi Jombang, disini untuk peran serta kepala madrasah dalam peningkatan mutu pembelajaran sangatlah penting, dimana dalam melakukan pembinaan pembinaan dan pengembangan kinerja guru bersertifikasi adalah dengan melakukan supervisi kelas. Yang apabila ada kekurangan guru saat mengajar maka akan diberi pembinaan, dan yang sudah baik maka akan diberi penguatan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja guru- guru bersertifikasi. Kemudian ada tim PKG (Penilaian Kinerja Guru), dimana guru seniorlah yang akan menilai guru junior. Dan guru senior dinilai langsung oleh kepala madrasah. Untuk

131 usaha yang dilakukan oleh guru bersertifikasi dalam meningkatkan mutu pembelajaran di MTsN Plandi salahsatunya adalah dengan melihat bakat siswa saat KBM berlangsung, dan mengasah bakat tersebut melalui kegiatan ekstrakurikuler, dan melakukan pembinaan dengan cara pendekatan dan keteladanan kepada siswa. Berikutnya di MTsN Tambakberas Jombang usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah adalah dengan selalu memberi motivasi dan memfasilitasi kepada guru- guru rumpun PAI yang bersertifikasi untuk selalu meningkatkan mutu SDMnya, kemudian ada tim penilai yang dibentuk oleh kepala MTsN Tambakberas Jombang untuk melihat kinerja guru bersertifikasi. Guru rumpun PAI bersertifikasi di MTsN Tambakberas mengidentifikasi bakat siswa dari latihan- latihan dan tugas yang diberikan selama KBM. Dan melakukan pembinaan kepada siswa melalui pendekatan dan bimbingan, kemudia strategi pembelajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan strategi yang inovatif, tidak monoton pada satu strategi pembelajaran saja. Dan ada juga guru rumpun PAI bersertifikasi menggunakan strategi mengajar yang berkaitan dengan K13. Dimana siswa dituntut untuk aktif selama KBM, seperti inquiri, berbasis masalah, discovery, tutor sebaya dan sebagainya. Madrasah yang ketiga adalah MTsN Denanyar Jombang, dimana usaha kepala MTsN Denanyar dengan melakukan pembinaan kepada guru rumpun PAI bersertifikasi secara periodik, kadang juga kalau diperlukan kepala MTsN memanggil guru yang perlu pembinaan. Untuk menilai kinerja guru rumpun PAI

132 bersertifikasi kepala MTsN Denanyar membentuk tim PKG (penilaian Kinerja Guru) dimana ada tutor sebaya untuk menjadi contoh bagi temanteman guru yang lain. Untuk guru rumpun PAI bersertifikasi dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengidentifikasi siswa selama proses KBM, dan bagi siswa yang membutuhkan pembinaan khusus maka guru rumpun PAI yang bersertifikasi siap untuk membimbing dan melakukan pendekatan- pendekatan kepada siswa tersebut, dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran adalah menyesuaikan metode dengan materi serta kondisi siswa saat itu, tidak jarang guru melakukan pendekatan secara psikologi kepada siswa untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi siswa. Yang keempat adalah MTsN Bakalan Rayung Jombang, usaha kepala MTsN Bakalan Rayung Jombang dalam meningkatkan mutu pembelajaran salah satunya adalah dengan melakukan pembinaan kepada guru dengan cara memberikan motivasi dan pembinaan di setiap rapat. Dan untuk menilai kinerja guru bersertifikasi kepala MTsN Bakalan Rayung Jombang membentuk tim PKG yang dilakukan oleh kepala madrasah beserta timnya. Itu dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Dan hampir setiap pagi kepala MTsN Bakalan Rayung melakukan monitoring ke kelas- kelas untuk melihat cara mengajar guru rumpun PAI bersertifikasi. Untuk guru rumpun PAI bersertifikasi di MTsN Bakalan Rayung Jombang usahanya dalam meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan mengidentifikasi siswa berbakat dengan pemberian soal- soal dan bakat siswa bisa dilihat

133 pada saat proses KBM berlangsung. Dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan strategi yang tepat disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa saat itu. Kemudian di MTsN Megaluh Jombang, kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pembelajaran salahsatunya adalah dengan melakukan pembinaan kepada guru- guru bersertifikasi melalui rapat, dan apabila dibutuhkan evaluasi maka akan dilakukan evaluasi. Dan untuk penilaian kinerja guru bersertifikasi ada yang namanya tim PKG, tidak jarang pula kepala MTsN Megaluh melakukan monitoring- monitoring ke kelas- kelas untuk mengetahui cara guru mengajar. Sedangkan untuk guru yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan melihat siswa di setiap proses KBM di kelas. Dalam melakukan pembinaan kepada siswa, guru melakukan pendekatan baik secara psikologi maupun agama. Kemudian strategi yang digunakan dalam meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan menerapkan hasil yang diperoleh dari pelatihan- pelatihan seperti workshop dan diklat yang telah diikuti oleh guru rumpun PAI bersertifikasi. Yang terakhir penelitian yang telah dilaksanakan di MTsN Tembelang Jombang, dimana usaha kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pembelajaran adalah melakukan pembinaan dengan mengadakan diklat- diklat yang diadakan di MTsN Tembelang, dan melakukan penilaian dengan supervisi yang dilakukan setahun 2x. kepala MTsN Tembelang juga senantiasa memberikan motivasi kepada guru- guru bersertifikasi untuk mengikuti diklat, MGMP

134 dan workshop, serta hampir setiap pagi melakukan supervisi ke kelaskelas. Untuk usaha yang dilakukan guru rumpun PAI bersertifikasi dalam meningkatkan mutu pemebelajaran adalah dengan mengidentifikasi siswa berbakat yang dilakukan saat KBM berlangsung, strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan menggunakan metode mengajar yang diperoleh dari hasil pelatihan yang telah diikuti, sehingga metode mengajar yang digunakan tidak monoton. Dari metode yang bervariasi seperti movingclass, diskusi, dan tutor sebaya diharapkan kelas akan kondusif. Dari pemaparan hasil penelitian diatas, diperoleh bahwa banyak usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah dan guru rumpun PAI bersertifikasi dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Tidak sedikit guru rumpun PAI yang bersertifikasi menerapkan hasil pelatihan- pelatihan yang telah diikuti pada saat pembelajaran, khususnya apabila ada metode- metode mengajar yang baru. Sehingga pemaparan hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang ada pada bab II yaitu H.A.R. Tilaar menjelaskan bahwa seorang professional menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. 6 Sedangkan teori yang lain menurut Jasin Muhammad, profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan 6 H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 86.

135 prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli. 7 7 Yunus Namsah, Profesionalisme Guru (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 7.