BAB I PENDAHULUAN. itu berdasarkan beberapa indikasi, seperti jumlah kelahiran penduduk dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini zaman semakin berkembang, begitu juga kemampuan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kota tersibuk yang ada di Indonesia adalah Jakarta (Toppa, 2015), ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, pemerintahan perlu semakin didekatkan kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan pembangunan disegala bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkurang dalam memakai jasa angkutan umum. Terkadang, banyak. pengguna angkutan umum kurang memahami rute atau jalur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. umum, ditemukan kesulitan untuk memilih kendaraan umum mana saja. kemacetan lalu lintas dan polusi udara.

BAB I PENDAHULUAN I.1

2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang. dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia

BAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI EFEKTIVITAS TEMPAT PERHENTIAN KENDARAAN PENUMPANG UMUM DI JALAN AHMAD YANI BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

TRANSPORTASI. Gambar 6.1. Jumlah Angkutan Penumpang Umum yang Terdaftar Dalam Trayek/Operasi Di Kabupaten Boven Digoel, Tahun

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang dapat digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PELAYANAN PUSAT PRIMER ALUN-ALUN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Manokwari yang merupakan ibukota provinsi Papua Barat

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk jiwa. Menjadi kota yang metropolitan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan transportasi mereka sehari-hari. Terutama pada kota Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti kebutuhan seperti apa yang di perlukan oleh pasarnya, termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga menurut Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim, jumlah kendaran pribadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi penggunaan angkutan umum (angkot atau bemo) sangat

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala betuk wirausaha sangatlah penting untuk didukung dalam rangka

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Umum Masal Perkotaan. Jabodetabek. Jaringan. Rencana Umum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Demak tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk menunjang pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk maka semakin banyak kebutuhan masyarakat. mampu menampung arus pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang perekonomian penduduk, mobilitas masyarakat harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi

PERENCANAAN??? MENGAPA DIPERLUKAN. Peningkatan jumlah penduduk. Penambahan beban jaringan jalan. & transportasi

STASIUN BESAR CIKARANG dengan KONSEP PARK and RIDE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM PEDESAAN (Studi Kasus Minibus PO. Garuda Tiga jurusan Baturetno - Wonogiri) Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan tertentu dan dapat digunakan oleh masyarakat dengan membayar tarif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

EVALUASI RUTE ANGKUTAN UMUM PUSAT KOTA DALAM MENGURANGI BEBAN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh masyarakat sehari-hari, karena biayanya yang relatif murah dan terjangkau.

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Surat Pernyataan... Lembar Pengesahan Tugas Akhir... Tanda Lulus Mempertahankan Tugas Akhir...

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tangerang Kota merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan perkotaan Jabodetabek setelah Jakarta. Sebagai kota penyangga Ibu Kota DKI Jakarta, pertumbuhan penduduk di kota ini sangat pesat. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang mengatakan bahwa persentase pertumbuhan itu berdasarkan beberapa indikasi, seperti jumlah kelahiran penduduk dan pendatang baru dari luar daerah. Peningkatan penduduk didominasi oleh para pendatang yang ingin mencari kerja di industri di Kota Tangerang. Penduduk Tangerang maupun luar Tangerang, akan menggunakan kendaraan dalam perjalanannya di kota Tangerang Kota ini, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Di kota ini terdapat beberapa moda transportasi umum perkotaan berupa angkutan umum yang kerap digunakan warga. Bus, angkutan kota (angkot), dan kereta api. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang, salah satu transportasi umum yang kerap digunakan warga untuk melakukan perjalanan dalam kota yakni angkutan kota (angkot). Berdasarkan berita pada manado.tribunnews.com yang mengatakan tentang kebingungan penumpang angkot dengan rute trayek angkot yang tidak sesuai dengan info yang mereka terima, maka penulis mendapati latar belakang masalah rute angkutan kota. Penumpang yang berasal dari luar Tangerang, 1

maupun berasal dari dalam Tangerang kurang memahami rute operasi angkot di Tangerang Kota, terlebih lagi rute perjalanan angkutan kota memiliki jalur yang berbeda dari setiap jenis trayeknya. Kepala Seksi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Tangerang menyatakan bahwa jalur yang dilalui pengendara angkot kerap tidak sesuai dengan jalur yang telah ditentukan. Orang yang menemukan kebingungan saat mencari jalan akan menggunakan peta sebagai penunjuk arah tujuannya. Seperti yang detik.com katakan bahwa menggunakan peta dapat menghindari kita dari tersesat. Maka peta adalah media yang tepat untuk mencari informasi jalan yang akan menjadi tujuan penumpang. Menurut Kepala Seksi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Tangerang, informasi berupa peta rute operasi angkot dibutuhkan, karena rute perjalanan angkot yang telah ditentukan kerap tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga menimbulkan masalah bagi penggunanya. Beliau pun menyatakan perencanaan pembuatan peta rute operasi angkutan kota, yang sejauh ini belum pernah disediakan untuk pengguna angkot di sepanjang jalur yang dilalui angkot. Berdasarkan latar belakang yang telah tersampaikan, maka penulis menyimpulkan bahwa pengguna angkutan kota Tangerang di wilayah Tangerang Kota memerlukan informasi yang jelas untuk menunjang perjalanannya menggunakan angkutan kota berupa informasi grafis sejenis peta. Informasi grafis yang akan dirancang adalah berupa Peta Rute Operasi Angkutan Kota untuk Wilayah Tangerang Kota. 2

1.2. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang media informasi rute angkutan kota dalam bentuk peta? 2. Bagaimana visualisasi peta yang dapat dipahami pengguna? 3. Bagaimana pengaplikasian peta agar dapat digunakan oleh pengguna angkutan kota? 1.3. Batasan Masalah Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas, maka dalam perancangan sarana informasi berupa Peta Rute Operasi Angkutan Kota, terdapat batasan-batasan sebagai berikut: 1. Perancangan Peta ini dilakukan untuk jalur angkutan kota di wilayah Tangerang Kota. 2. Peta ini diletakan pada titik-titik lokasi dimana banyak jenis trayek angkot yang melewatinya. 3. Perancangan peta ini tidak diperuntukan bagi penumpang angkot yang buta warna. 4. Target Audience berdasarkan: Geografis: Tangerang Kota 3

Demografis: Laki-laki dan perempuan, usia 15-lanjut usia, pendidikan minimal SMP, ekonomi menengah hingga menengah ke bawah, pekerjaan ibu rumah tangga hingga pekerja pabrik dan kantor. Psikografis: untuk pengguna angkot yang tidak menggunakan gadget sebagai sumber informasinya, dan pengguna yang memiliki tujuan yang sudah pasti dalam perjalanannya. 5. Perancangan peta rute operasi angkutan ini hanya untuk di Jalan Satria, sementara untuk di jalan lain akan dibuat versi lain dengan desain yang berbeda sesuai dengan jalur angkot yang dilewati. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini berujuk pada rumusan dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, yakni: 1. Merancang media informasi rute angkutan kota dalam bentuk peta. 2. Pengguna angkutan kota dapat mengakses informasi rute perjalanannya dengan angkutan kota dengan efektif. 1.5. Manfaat Penelitian a. Bagi Dinas Perhubungan Kota Tangerang Diharapkan dapat menjadi solusi yang lebih baik dalam pembenahan pelayanan transportasi angkutan umum Kota Tangerang. b. Bagi Masyarakat Pengguna Angkutan Kota Masyarakat pengguna angkutan kota akan lebih mudah dalam 4

mendapatkan informasi tentang rute operasi angkot yang akan dinaikinya, dengan begitu keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan menggunakan angkot dapat terlaksana. 1.6. Metode Penelitian Perancangan peta rute operasi angkutan kota ini menggunakan pendekatan metode dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara akan dilakukan kepada dua pihak dan dengan tujuan sebagai berikut: a. Kepala Seksi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Tangerang: Wawancara dilakukan untuk membahas tentang peletakan peta tersebut. b. Pengguna Angkutan Kota: Wawancara akan mengarah kepada pengetahuan pengguna mengenai jalur-jalur yang dilalui angkot. Tujuannya untuk mengambil kesimpulan tentang kebutuhan pengguna angkutan kota akan informasi yang tepat dalam penggunaan sarana transportasi angkutan kota ini. 2. Focus Group Discussion Focus Group Discussion adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab atau diskusi dengan para responden. Mengingat target dari projek peta ini adalah mereka-mereka pengguna angkutan kota, yang bisa saja dari usia sekolah hingga lanjut usia, maka responden akan diambil sekitar 8-10 orang dari berbagai kalangan dan usia. Tujuannya adalah 5

untuk simulasi konsep. Tahap yang akan dilakukan adalah dengan membuat mock-up perancangan peta rute ini, dengan segala kelengkapan konsep. Maka dari itu kemudian dapat dilihat bagaimana tanggapan responden terhadap perancangan peta ini. 3. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Observasi akan dilakukan di beberapa titik lokasi yang dapat menjadi lokasi alternatif pengaplikasian peta ini. Titik-titik lokasi rencana pengaplikasian peta ini antara lain pada beberapa halte dan perempatan di sekitar wilayah Tangerang Kota. 1.7. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas secara latar belakang, rumusan permasalahan, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan teori-teori yang digunakan pada proses perancangan peta rute operasi angkot ini BAB III PERANCANGAN PETA RUTE OPERASI ANGKUTAN KOTA Bab ini menguraikan tentang metode yang dilakukan pada penelitian ini, dan juga variable penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 6

BAB IV ANALISIS RANCANGAN DAN KONSEP VISUAL PETA RUTE OPERASI ANGKOT Bab ini membahas tentang hasil-hasil penelitian dan tahap analisis, serta desain. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab penutup ini akan berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan untuk menghadapi kemungkinan yang akan datang suatu saat nanti. 7