BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang F. Kurose, James. & W. Ross, Keith (2012) menyatakan bahwa Interconnection network (internet) adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung merupakan suatu jaringan yang terdiri dari milyaran komputer di seluruh dunia. Internet melibatkan berbagai jenis komputer serta topologi jaringan yang berbeda. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan, digunakan standar protokol internet yaitu TCP/IP. Furht, Borko & Ilyas, Mohammad (2013) menjelaskan tentang jaringan nirkabel internet (Wireless) yang merupakan sebuah teknologi jaringan yang semakin meluas dan banyak diminati oleh pengguna jaringan, seperti pada lembaga ataupun instansi dan bahkan di perumahan. Hal ini dikarenakan pada jaringan wireless tidak membutuhkan kabel untuk melakukan sebuah koneksi untuk menghubungkan antar komputer. Pada jaringan wireless dibutuhkan perangkat-perangkat wireless untuk melakukan sebuah koneksi, sehingga komunikasi antar komputer dapat saling terhubung tanpa menggunakan kabel, seperti perangkat wireless access point yang merupakan alat terpenting untuk menghubungkan jaringan wireless maupun jaringan hotspot. SMA Pramita (Pratista Andha Mitya) adalah lembaga usaha yang bergerak di bidang pendidikan, yang berlokasi di jalan Kampus Pramita Binong, Curug- Tangerang 15810, Banten. Sekolah ini menyediakan fasilitas internet yang bertujuan untuk memudahkan para murid dan guru SMA Pramita dalam mengakses internet guna menunjang kegiatan belajar-mengajar, Namun setelah dilakukan survei langsung ke sekolah, fasilitas internet di sekolah ini masih belum bisa digunakan dengan baik, dimana router wireless indoor yang digunakan yaitu TP-Link tipe TD- W8951ND yang terletak di ruangan tata usaha dan TP-Link tipe TL-WR340G yang terletak di dalam ruangan guru. Setelah diuji coba, jarak jangkauan ideal sinyal wifi yang mempunyai standar frekuensi 2,4 GHz hanya berjarak ± 10 meter dari sumber sinyal wifi, lebih dari jarak tersebut sinyal masih tetap terhubung namun kekuatan 1
2 sinyal melemah dan sering terputus dari sumber sinyal wifi dimana jarak menurut spesifikasi teknisnya ± 30 meter (tp-link, 2014). Hal ini disebabkan adanya pengahalang seperti tembok yang membatasi setiap ruangan dapat menyebabkan jarak penyebaran sinyal terganggu (Gralla, Preston, 2007) Sehingga hanya bisa diakses beberapa meter saja dari sumber sinyal. Dengan tidak adanya access point yang berfungsi sebagai penghubung jaringan lokal sekolah dengan jaringan wireless, sehingga menyebabkan user tidak bisa mengakses internet di tempat yang tidak terkena jangkauan sinyal wifi, dengan access point inilah koneksi internet dipancarkan dan dikirim melalui sinyal wifi. Sistem keamanan jaringan internet di sekolah ini juga masih belum menggunakan authorized login atau hotspot login yang menyebabkan user bebas terkoneksi secara langsung ke jaringan internet, sehingga banyak user yang bisa menggunakan internet selain yang berkepentingan di sekolah. Dengan adanya hotspot login, koneksi internet menjadi lebih terkontrol dengan mengetahui siapa saja yang menggunakan dan hanya bisa diakses oleh staff guru dan para murid saja dengan menggunakan NIS untuk murid dan NIP untuk staff guru sebagai user login. Banyaknya staff guru dan murid dengan total user sebanyak 265 orang yang memakai fasilitas internet tersebut juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhitungkan, oleh karena itu dibutuhkan sebuah pengaturan terhadap penggunaan internet yang sesuai dengan ketersediaan bandwidth yang ada, sehingga dapat digunakan secara optimal. Saat ini di sekolah menggunakan Speedy dengan kapasitas bandwidth sebesar 1 Mbps, hal tersebut bisa saja diatasi hanya dengan menambahkan kapasitas bandwidth yang sudah tersedia, namun semakin besar kapasitas bandwidth, maka semakin besar juga biaya yang dikeluarkan. Mengenai hal tersebut, menurut hasil wawancara yang dilakukan langsung kepada pihak sekolah, menegaskan bahwa sekolah hanya bisa membatasi penyediaan bandwidth sebesar 3 Mbps untuk memenuhi kebutuhan internet sekolah dimana internet hanya boleh diakses murid dari jam masuk sekolah sampai sekolah selesai, yaitu pada jam 07:00 15:00 WIB, serta pada saat jam pembelajaran yang membutuhkan internet seperti pelajaran Bahasa Indonesia, Sejarah, Teknologi Informasi Komunikasi dan waktu istirahat yang masing-masing dibatasi hak akses penggunaannya seperti situs mengandung pornografi, game online, streaming dan lain-lain. Hal ini ditentukan oleh sekolah
3 agar murid tidak dapat mengakses konten negatif dan tidak menyebabkan quota bandwidth penuh bila digunakan secara bersamaan. Kim, Tai-hoon (2008) Menjelaskan bahwa dengan adanya jaringan nirkabel seperti wireless, akses koneksi internet lebih mudah. Menurut hasil wawancara dari staff guru menjelaskan bahwa perlunya proses belajar mengajar yang membutuhkan akses internet ke sumber informasi seperti website, e-book dan lain-lain dalam mendukung kurikulum 2013 (Kemendiknas, 2013). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas pada penulisan skripsi ini berupa hal-hal sebagai berikut: 1. Penggunaan fasilitas internet wifi di sekolah belum mencakup ke seluruh lingkungan sekolah di SMA Pramita. 2. Belum adanya akses internet yang terhubung ke masing-masing komputer di dalam ruangan lab komputer. 3. Fasilitas internet di SMA Pramita belum menggunakan sistem authorized login atau hotspot login. 4. Belum adanya manajemen bandwidth yang disediakan untuk masing-masing user. 5. Belum adanya pembatasan hak akses untuk setiap user di dalam penggunaan internet. 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan skripsi ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Membangun topologi jaringan yang baru untuk fasilitas internet di sekolah agar dapat diakses seluruh guru dan murid di lingkungan sekolah. 2. Memberikan akses internet di dalam ruang lab komputer sekolah. 3. Merancang jaringan internet hotspot yang berbasis Mikrotik dalam pengaturan hotspot login. 4. Merancang manajemen bandwidth untuk pemakaian internet. 5. Membatasi hak akses untuk setiap user dalam hal waktu pemakaian internet dan akses situs yang sesuai dengan kebijakan sekolah.
4 1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan: 1. Memberikan sebuah topologi jaringan yang baru di SMA Pramita untuk mengganti topologi jaringan yang lama. 2. Memberikan akses internet yang mencakup ke seluruh lingkungan di SMA Pramita. 3. Memberikan solusi masalah pengaturan bandwidth management yang teratur dan memberikan pembatasan hak akses untuk setiap user. 1.4.2 Manfaat: 1. Memberikan kemudahan kepada pihak sekolah dalam mengontrol penggunaan internet untuk setiap user menggunakan router Mikrotik. 2. Memberikan kemudahan untuk setiap user dalam mengakses internet di lingkungan sekolah. 3. Meningkatkan proses belajar mengajar yang efektif dalam mendukung kurikulum baru 2013 dengan menggunakan jaringan internet yang stabil dari perancangan jaringan yang baru. 4. Mendapatkan pengalaman dalam menerapkan teori yang sudah di pelajari di dalam perkuliahan dan mengimplementasikannya di dalam kondisi jaringan yang nyata dari perancangan jaringan tersebut. 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam perancangan jaringan internet adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Menurut James E. Goldman & Phillip T. Rawles (2005), NDLC memiliki 6 tahapan, dalam perancangan jaringan internet hotspot disekolah ini hanya digunakan 3 dari 6 tahapan tersebut karena di dalam perancangan dan implementasi jaringan ini tidak menggunakan tahap simulasi, monitoring dan manajemen. Untuk tahap simulasi tidak digunakan karena di dalam perancangan dan implementasi ini proses simulasi tidak bisa menggambarkan secara nyata di dalam pengukuran jarak dan jangkauan untuk mengetahui fungsi dari access point tersebut. Kemudian untuk tahap monitoring tidak digunakan karena pada tahap ini seharusnya digunakan setelah proses seluruh pekerjaan selesai, sehingga tidak dibutuhkan di dalam proses suatu perancangan dan implementasi yang sedang
5 dilakukan. Sedangkan untuk tahap manajemen tidak digunakan karena pada tahap ini berada di akhir alur di dalam proses NDLC. Di dalam proses perancangan dan implementasi yang dibuat, pada tahap manajemen sudah termasuk di dalam perancangan yang meliputi kebijakan-kebijakan yang telah di tentukan oleh sekolah sebagai tujuan dari perancangan tersebut. Dan tahapan-tahapan yang digunakan di dalam perancangan dan implementasi ini yaitu antara lain dijelaskan sebagai berikut: 1.5.1 Analisis Dalam metode analisis ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang terdiri dari beberapa cara, antara lain: 1.5.1.1 Wawancara Wawancara yang dilakukan dengan menanyakan langsung kepada guru di bagian kesiswaan dan guru di bidang studi TIK untuk mengumpulkan data dan informasi secara langsung mengenai permasalahan yang ada pada fasilitas jaringan internet yang sedang berjalan pada saat ini. 1.5.1.2 Survei Lapangan Survei lapangan yang dilakukan dengan cara meninjau langsung pada SMA Pramita untuk mendapatkan beberapa data tentang jaringan internet yang sedang berjalan di sekolah ini, seperti: a. Topologi jaringan yang dipakai di sekolah pada saat ini. b. Penempatan router wireless dan jenis tipe routernya. c. Jumlah user yang menggunakan dan kapasitas bandwidth sebesar 1 Mbps yang disediakan sekolah untuk fasilitas internet. 1.5.1.3 Studi Pustaka Studi pustaka yang dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari berbagai informasi dan materi yang berkaitan dengan permasalahan jaringan internet dari buku, jurnal dan website yang akan menjadi pedoman untuk menentukan solusi untuk perancangan dari masalah tersebut.
6 1.5.2 Desain Pada tahap ini, dari data-data yang telah didapatkan dari hasil analisis sebelumnya, tahap desain ini dibuat sebagai gambaran awal untuk sebuah rancangan jaringan internet hotspot yang akan dibangun di SMA Pramita, yaitu sebagai berikut: 1. Perancangan topologi jaringan internet yang baru dengan menggunakan sistem hotspot untuk setiap user yang berkepentingan di sekolah seperti guru, murid, dan tamu yang dibuat dengan menggunakan NIP untuk staff guru, NIS untuk murid dan tamu untuk tamu sebagai user login. 2. Memberikan akses internet untuk setiap komputer di dalam ruangan lab komputer dengan mendaftarkan IP untuk masing-masing komputer sesuai dengan IP yang telah ditentukan di Router Mikrotik. 3. Pengaturan manajemen bandwidth dengan membagikan quota dan kecepatan bandwidth secara merata kepada setiap user, untuk guru dan murid yang menggunakan internet. 4. Pembatasan hak akses untuk setiap user yaitu dengan membatasi penggunaannya seperti dalam mengakses situs yang mengandung pornografi, game online, streaming dan lain-lain yang telah ditentukan oleh sekolah agar murid tidak dapat mengakses konten negatif dan hanya boleh mengakses situs yang digunakan dalam waktu pembelajaran saja. 5. Dalam pembuatan hotspot login, pengaturan manajemen bandwidth dan pembatasan hak akses dilakukan dengan menggunakan fitur-fitur yang terdapat di dalam router yang berbasis Mikrotik seperti hotspot server, user manager, proxy, queues. 1.5.3 Implementasi dan Testing Pada tahap implementasi ini dilakukan penerapan langsung ke SMA Pramita dari hasil perancangan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya yang akan diterapkan secara nyata untuk fasilitas internet hotspot, selain itu penggunaan alat
7 seperti kabel, modem adsl, switch, hub, router access point dan router Mikrotik yang akan dipakai dan diterapkan langsung berdasarkan kebutuhan yang digunakan oleh sekolah. Setelah dilakukan implementasi, akan dilakukan proses pengujian atau testing terhadap hasil rancangan yang telah diterapkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kebutuhan yang diinginkan sekolah, berikut beberapa pengujian yang akan dilakukan sebagai berikut: 1. Pengujian sinyal wifi terhadap penempatan titik-titik access point yang digunakan agar dapat mejangkau seluruh wilayah di lingkungan sekolah dengan menggunakan aplikasi Wifi Overview 360 yang berbasis android. Tools ini digunakan untuk mengukur kualitas sinyal wifi yang dipancarkan oleh access point di lingkungan SMA Pramita. 2. Pengujian terhadap akses internet di masing-masing komputer dengan menggunakan tools browser seperti Google Chrome, Mozilla Firefox dan tools browser lainnya yang digunakan dengan membuka situs web untuk mengetahui bahwa komputer tersebut sudah bisa mengakses dan terkoneksi dengan internet. 3. Pengujian terhadap penggunaan hotspot login untuk setiap user agar bisa mengakses internet menggunakan user login yang telah ditentukan, NIP untuk staff guru, NIS untuk murid dana tamu untuk tamu. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan device seperti handphone, laptop, notebook dan device lainnya yang memiliki wifi adapter. Setelah device terhubung dengan access point diharapkan muncul portal login sebelum dapat mengakses internet dan user harus memasukkan user name dan password yang telah ditentukan untuk dapat mengakses internet setelah itu login. 4. Pengujian terhadap penggunaan bandwidth yang telah disediakan untuk setiap user dalam mengakses internet dengan membagi quota dan kecepatan secara merata yang telah diatur didalam Mikrotik menggunakan bandwidth manajemen. Tools yang digunakan dalam pengujian ini adalah aplikasi
8 Speedtest yang berbasis android. Aplikasi Speedtest ini digunakan untuk mengetahui penggunaan bandwidth yang disediakan untuk setiap user. 5. Pengujian terhadap pembatasan hak akses untuk setiap user terhadap situs yang telah di blokir yang sesuai dengan kebijakan yang diinginkan oleh pihak sekolah. Dalam pengujian ini menggunakan tools browser seperti Google Chrome, Mozilla Firefox dan tools browser lainnya. Tools tersebut digunakan untuk mengecek situs-situs yang telah diblok dengan memastikan bahwa situssitus tersebut sudah tidak bisa diakses lagi. 1.6 Sistematika Penulisan Keseluruhan dari penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan uraian singkat latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan topik yang diangkat didalam pembuatan skripsi ini seperti teori umum dan khusus yang berkaitan dengan topik tersebut. BAB 3: METODOLOGI Pada bab ini berisikan tentang metodologi dan flowchart untuk membuat sebuah perancangan jaringan internet hotspot yang sedang berjalan, menganalisis masalah yang sedang dihadapi dan memberikan beberapa solusi untuk memecahkan suatu permasalahan tersebut di SMA Pramita. BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisikan tentang hasil suatu perancangan jaringan yang telah dibuat dan mengevaluasi proses penerapan jaringan internet hotspot yang baru yang telah diterapkan di sekolah tersebut.
9 BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan bagian terakhir yang berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa bab-bab sebelumnya dan saran yang akan diberikan.
10