BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, terutama dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Tanaman salak (Salacca sumatrana Becc) merupakan salah satunya. Di Indonesia ada 2 jenis salak, yaitu salak yang termasuk dalam spesies Salacca sumatrana (Salak Padangsidimpuan) dan Salacca zalacca. Salacca zalacca yang terdiri atas 2 spesies, yaitu varietas Zalacca (Gaertn.) Voss. dan varietas Amboinensis (Salacca edulis Reinw) yang disebut salak bali (Ashari, 2006). Salak merupakan buah khas dari Sumatera Utara tepatnya di daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Padangsidimpuan. Salak yang tumbuh di Padangsidimpuan lebih dikenal dengan sebutan salak sibakua. Buah yang rasanya manis agak sepat ini banyak mengandung vitamin A, vitamin C dan beta karoten sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan (Lingga L, 2012). Akhir-akhir ini, masyarakat di Padangsidimpuan dan Tapanuli Selatan telah memproduksi berbagai produk olahan daging buah salak berupa dodol salak, keripik salak, kurma salak, sirup salak dan bahkan mengkonsumsi jus salak yang dimaksudkan untuk mengobati penyakit diabetes dan menurunkan kolesterol.
Menurut penelitian Sahputra (2008), salak (Salacca edulis Reinw) daging dan kulit buahnya mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan alkaloid, sedangkan senyawa saponin, steroid, dan triterpenoid tidak terdeteksi. Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat meredam, menetralisir atau menghancurkan proses reaksi radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang tidak mempunyai pasangan elektron sehingga tidak stabil dan berusaha mencari pasangan elektronnya (Mc.Murry, 2008). Antioksidan sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Senyawa antioksidan dapat diperoleh dari sumber alami yang berasal dari tumbuhan. Senyawa antioksidan alami umumnya senyawa fenol atau polifenol (Kumalaningsih, 2006). Karakteristik simplisia daging buah salak belum ada tertera dalam literatur, maka perlu dilakukan karakterisasi simplisia daging buah salak. Metode yang digunakan untuk menentukan uji aktivitas antioksidan ini adalah metode pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil), metode ini dipilih karena metode ini yang paling sederhana, cepat dan murah untuk mengukur kemampuan antioksidan yang terdapat pada makanan, buahbuahan dan sayur-sayuran dalam meredam radikal bebas (Prakash, 2001). Berdasarkan hal di atas, maka dilakukan penelitian tentang karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan dengan metode pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) dari ekstrak etanol dan jus daging buah salak (Salacca sumatrana Becc).
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka perumusan masalah penelitian adalah: a. apakah karakterisasi simplisia daging buah salak Padangsidimpuan memenuhi persyaratan simplisia secara umum. b. golongan senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam simplisia, eksrtrak etanol dan jus daging buah salak Padangsidimpuan. c. apakah ekstrak etanol dan jus daging buah salak Padangsidimpuan memiliki aktivitas sebagai antioksidan. 1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: a. karakterisasi simplisia daging buah salak Padangsidimpuan memenuhi persyaratan simplisia secara umum. b. kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia, ekstrak etanol dan jus daging buah salak Padangsidimpuan adalah golongan alkaloid, saponin, tanin, steroid/triterpenoid, flavonoid, glikosida, dan glikosida antrakinon. c. ekstrak etanol dan jus daging buah salak Padangsidimpuan memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. untuk mengetahui karakteristik simplisia daging buah salak Padangsidimpuan memenuhi persyaratan simplisia secara umum. b. untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada simplisia, ekstrak etanol dan jus daging buah salak Padangsidimpuan. c. untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol dan jus daging buah salak Padangsidimpuan. 1.5 Manfaat Penelitian Data karakteristik dan hasil skrining fitokimia simplisia daging buah salak dapat memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya. Ekstrak etanol dan jus daging buah salak dapat menambah inventaris tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai antioksidan.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Simplisia Daging Buah Salak Karakteristik 1. Makroskopik 2. Mikroskopik 3. Pk air 4. Pk sari larut air 5. Pk sari larut etanol 6. Pk abu total 7. Pk abu tidak larut asam Jus Daging Buah Salak Golongan senyawa kimia 1. Alkaloid 2. Saponin 3. Tanin 4. Steroid/ Triterpenoid 5. Flavonoid 6. Glikosida 7. Glikosida Antrakinon Ekstrak Etanol Daging Buah Salak Aktivitas antioksidan metode DPPH Nilai IC 50