BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat memiliki potensi tinggi dalam bahaya-bahaya alam atau geologis, terutama tanah longsor, letusan gunung berapi, dan gempa bumi. Direktorat Geologi Tata Lingkungan (GTL) melaporkan bahwa selama dekade terakhir terdapat 481 tanah longsor yang terjadi di wilayah Jawa Barat. Bencana ini lebih dari 50% tanah longsor yang terjadi di Indonesia pada periode yang sama (811 kejadian). Penyebab utama tanah longsor tersebut dengan korban jiwa yang besar adalah karena alam dan fakta bahwa banyak terdapat masyarakat yang membangun di tanah-tanah yang rentan longsor, terutama setelah hujan. Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau ke luar lereng (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2006). Berdasarkan definisinya, tanah longsor merupakan salah satu dari berbagai macam bencana geologi yang berdasarkan fakta di atas banyak memakan korban harta maupun jiwa, sehingga tidak dapat dipungkiri harus ada penanganan yang lebih baik serta persiapan dini untuk menghadapi bencana longsor ini, salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah dengan zonasi daerah rawan longsor, dalam usaha tersebut pada tugas akhir ini akan dilakukan zonasi daerah rawan longsor dengan menggunakan metode SINMAP (Stability Index Mapping). Zonasi daerah rawan longsor dengan menggunakan metode SINMAP telah banyak dilakukan oleh orang-orang atau instansi di beberapa negara, misalnya Weerasinghe et. al (2006) pernah melakukannya di kota Ratnapura, Sri Lanka, dengan menggunakan data Digital Elevation Model (DEM) yang didapat dari peta kontur skala 1:10.000, landside inventory, serta nilai-nilai C, T/R, dan. Hasil yang diperoleh adalah metode SINMAP telah dapat digunakan untuk memperkirakan daerah rawan bencana longsor di kota Ratnapura, Sri Lanka, I-1
dengan hasil statistiknya adalah 72 % merupakan area tak stabil dan 28 % dikelompokkan ke dalam area stabil. Mengacu manfaat metode SINMAP tersebut, maka perlu dilakukan usaha untuk menggunakannya di Indonesia. Olek karena itu, perlu dilakukan pengkajian metode SINMAP dalam usaha zonasi daerah rawan longsor pada Kecamatan Pangalengan, mengingat area studi ini berada pada wilayah Jawa Barat yang notabene merupakan daerah berpotensi mengalami bencana longsor selain itu juga daerah ini memiliki landslide inventory yang merupakan salah satu input dari metode SINMAP yang akan digunakan sebagai metode untuk analisis bencana longsor, kemudian hasilnya ditampilkan dalam bentuk indeks stabilitas lalu ditumpang susunkan dengan peta tata guna lahannya untuk mendapatkan peta zonasi daerah rawan longsor Kecamatan Pangalengan. 1.2 Tujuan dan Sasaran Penulisan Tujuan dari tugas akhir ini ialah mengkaji penggunaan metode SINMAP untuk memetakan daerah rawan longsor dengan studi kasus di Kecamatan Pangalengan, dengan sasaran melihat kemiringan slope dari area yang diamati, landslide inventory, serta nilai-nilai C, T/R, dan, lalu menganalisis keterkaitan antar parameter-parameter tersebut sehingga dapat dibentuk indeks stabilitas tiap-tiap zona pada area yang diamati. 1.3 Manfaat Penulisan Dengan adanya kajian dari metode SINMAP ini diharapkan dapat memperlihatkan pola daerah rawan longsor dari area yang diamati dan dapat dianalisis dengan lebih cepat dan tepat sehingga sangat berguna bagi pihak yang berwenang untuk pengambilan keputusan guna memberikan peringatan dini maupun penanggulangan bencana longsor tersebut nantinya. I-2
1.4 Ruang Lingkup Kajian Tugas akhir ini menitikberatkan pada pengkajian penggunaan metode SINMAP dengan melakukan pengujian beberapa nilai C, T/R, dan untuk memperkirakan indeks stabilitas Kecamatan Pangalengan dengan menggunakan asumsi landslide inventory berada pada area yang rawan longsor, setelah itu ditumpang susunkan pada peta tata guna lahannya. 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan pada tugas akhir ini sebagai berikut: a. Studi literatur; dari buku, laporan penelitian, tugas akhir, dan internet. b. Pengumpulan data berupa: Peta Tata Guna Lahan Jawa Barat tahun 2001. Peta kontur Kecamatan Pangalengan skala 1:25.000 tahun 2005. Landslide inventory tahun 2006 dan 2007. c. Pengolahan peta kontur untuk membentuk DEM, membuat daftar koordinat titik-titik longsor. d. Pengolahan DEM dan koordinat titik-titik longsor dengan metode SINMAP serta pengujian beberapa nilai C, T/R, dan untuk mendapatkan indeks stabilitas. e. Pemilihan hasil-hasil terbaik dengan menggunakan asumsi landslide inventory berada pada area yang rawan longsor. f. Hasil-hasil terbaik yang telah dipilih kemudian ditumpang susunkan dengan Peta Tata Guna Lahan. g. Analisis. h. Penarikan kesimpulan dan saran. I-3
Gambar 1.1 Metodologi penelitian zonasi daerah rawan longsor 1.6 Sistematika Penulisan Rencana penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 Dasar Teori Bab ini akan menjelaskan pengertian bencana longsor, dan penjelasan metode SINMAP. Bab 3 Tahapan Zonasi Daerah Rawan Longsor dengan Metode SINMAP Bab ini akan menjelaskan tahapan-tahapan penelitian hingga pembentukan zonasi daerah rawan longsor pada area yang diamati. I-4
Bab 4 Analisis Bab ini akan menjelaskan hasil pengamatan beserta analisis terhadap informasi yang diperoleh. Bab 5 Penutup Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari keseluruhan pelaksanaan penelitian dan saran yang dapat diberikan untuk keperluan di masa mendatang. I-5