KAJIAN PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI ENAM RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA TEMBUNG AKIBAT PERUBAHAN FUNGSI RUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jl. Banyumas Wonosobo

Perhitungan Struktur Bab IV

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

MODEL PORTAL 3 DIMENSI

PERENCANAN PORTAL BANGUNAN BERTINGKAT 10 DENGAN MENGGUNAKAN PRESTRESSED CONCRETE SESUAI DENGAN ACI

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

ANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

Perencanaan Gempa untuk

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

ANALYSIS OF THE STRUCTURE AND ELEMENTS OF THE BUILDING BEAM AS A RESULT OF STATIC LOAD EQUIVALEN BASED SEISMIC REGULATIONS IN 2012

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Alam Sutera office tower, dapat

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

Bab V Studi Kasus Studi Kasus Ketahanan Kolom Terhadap Eksentrisitas berdasarkan Kekuatan Beton Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.1 Gambar 5.

BAB I PENDAHULUAN. beton bertulang dituntut tidak hanya mampu memikul gaya tekan dan tarik saja, namun

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL HORISON PEKALONGAN. Andy Purwanto, M. Tri Prayogy Ilham Nurhuda * ), Parang Sabdono

ANALISIS HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD-BALAI KOTA DKI JAKARTA

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

Gambar 1 PENGARUH KONFIGURASI BAJA DAN FAKTOR KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS TEKAN KOLOM

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

ANALISIS DAN PENGUJIAN PERILAKU DARI VARIASI LUBANG PADA BATANG ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PENAMPANG PERSEGI TERHADAP BEBAN LENTUR

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

menggunakan ketebalan 300 mm.

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR PELAT DUA ARAH. Trinov Aryanto NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

MODIFIKASI PERENCANAAN APARTEMEN BALE HINGGIL DENGAN METODE DUAL SYSTEM BERDASARKAN RSNI XX DI WILAYAH GEMPA TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

EVALUASI CEPAT DESAIN ELEMEN BALOK BETON BERTULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN RASIO TULANGAN BALANCED

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung Apartemen

BAB IV ANALISA STRUKTUR

Ivan Julianto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

EVALUASI DESAIN STRUKTUR GEDUNG TRAINING CENTRE II UNIVERSITAS DIPONEGORO

TINJAUAN PERENCANAAN SUPERSTRUKTUR HOTEL BERLANTAI 8 PANAKKUKANG BLOK F 5/9 MAKASSAR

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PENGARUH PENGGUNAAN BETON FLY SLAB PADA GEDUNG BERTINGKAT ( STUDI KASUS GEDUNG TELKOMSEL SEMARANG )

PENGARUH ORIENTASI PENAMPANG BALOK TERHADAP GAYA-GAYA DALAM BALOK TRANSVERSAL PADA LANTAI MIRING DI STADION

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

PERENCANAAN STRUKTUR KONDOTEL GRAND DARMO SUITE SURABAYA

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang

MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG GEDUNG TECHNO PARK UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN BALOK PRESTRESS TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN FLAT SLAB ATAU DROP PANEL. yang dapat dikerjakan secara bersamaan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

ANALISA DAN DISAIN PERKUATAN PORTAL BETON EXISTING DENGAN MEMAKAI BAJA DAN CHEMICAL ANCHOR. Johannes Tarigan 1, Simon Dertha 2

Evaluasi Perancangan Kolom Beton Bertulang dengan Metode Elemen Hingga. Bayzoni 1) Laksmi Irianti 2) Vera Chania Putri 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 10 DESAIN BETON BERTULANG 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. struktur atas Hotel Ibis Styles Yogyakarta, terdapat beberapa kesimpulan yang

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

Anton Susanto NRP : Pembimbing : Ir. Djoni Simanta, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

(SNI , pasal ) Rasio tulangan minimum dibatasi sebesar : 3.3 Perhitungan Penulangan Berdasar Hasil Analisa

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG SUPERMARKET PRASADA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SK SNI T DI KABUPATEN BLITAR.

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

STUDI PARAMETRIK PERTEMUAN BALOK KOLOM INTERIOR

PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR ATAS GEDUNG BATAM CENTER PARK PROPINSI KEPULAUAN RIAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

PENGARUH SUDUT SENGKANG MIRING PADA BALOK PENDEK TERHADAP POLA RUNTUH

Transkripsi:

KAJIAN PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI ENAM RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA TEMBUNG AKIBAT PERUBAHAN FUNGSI RUANGAN Oleh : Valentana Ardian Tarigan 1) 1) Universitas Quality, Jl.Ring Road No.18 Ngumban Surbakti Medan Abstrak Dalam pelaksanaan konstruksi, melemahnya struktur sangat sering terjadi. Kondisi ini ditunjukkan melalui celah di lantai, pada balok atau kolom. Melemahnya struktur ini sering disebabkan oleh desain yang salah, perubahan fungsi bangunan, atau faktor alam. Untuk mempertahankan struktur bangunan, memperkuat sangat sering dilakukan pada daerah yang mengalami proses pelemahan. Hasil nilai percobaan dibandingkan dengan metode numerik untuk mendapatkan pola retak atau peningkatan nilai beban yang dapat dilakukan oleh balok setelah diperkuat. Bahwa dengan simulasi ini, penulis mengharapkan bahwa penguatan dilakukan untuk balok terutama satu dengan celah frikatif dapat secara akurat dan baik dilaksanakan. Kata kunci: perubahan fungsi, nilai beban, penguatan, metode numerik Abstract In the implementation of construction, the weakening of structure occurs very frequently. This condition is shown through the crack on the plate floor, on the beam or on the column. This structure weakening is frequently caused by wrong design, the change of the function of the building, or natural factor. To maintain the structure of building, reinforcing is very frequently done on the area of experiencing the weakening process. The result of the experiment value was compared through numerical method to obtain the pattern of crack or the increase of load value that can be carried by the beam after being reinforced. That with this simulation, the writer expects that the reinforcement done to the beam especially the one with fricative crack can be accurately and well implemented. Keywords : change of the function, load value, reinforcement, numerical method I. Pendahuluan Gedung ataupun Bangunan merupakan suatu fasilitas yang dapat menampung suatu aktifitas didalamnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut ruang-ruang yang diperuntukkan bagi penggunanya haruslah dibangun sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Setiap bangunan gedung haruslah diwujudkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, serta dapat memberikan dampak bagi lingkungannya sehingga lingkungan tersebut menjadi menarik serta dapat berkontribusi positif lingkungannya. Bangunan RS Mitra Medika Tembung (Gambar 1) yang berlokasi di Jl. Pasar IX Tembung ini memerlukan akses jalan masuk (Gambar 2.) ke dalam gedung rumah sakit, untuk kebutuhan ini maka satu kolom yang ada dalam gedung harus dibuang, sehingga bagian struktur yang lain harus diperkuat, untuk itu diperlukan satu perhitungan khusus terhadap bangunan ini. Perubahan fungsi bangunan untuk jalan akses ambulans ini memerlukan Hal 59

ruang yang lebih luas untuk jalan masuk ambulans, sehingga satu kolom harus dibuang dibuang untuk mempermudah akses masuk kenderaan tersebut dari dan ke dalam rumah sakit. Gambar 3. Pengujian pada kolom Gambar 1. RS Mitra Medika Tembung Gambar 4. Pengujian pada Lantai Gambar 2. Lokasi Akses jalan masuk ambulans II. Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dalam tahapan-tahapan berikut ini: 1. Pengujian Non Destructive Test Hammer Test dilakukan pada bangunan yang dianggap mewakili struktur balok, kolom, dan lantai (Gambar 3 dan Gambar 4). 2. Persiapan Identifikasi bangunan. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap identifikasi tersebut meliputi pekerjaan-pekerjaan berikut: a. Koordinasi dengan pemberi kerja. b. Data Ukur diperoleh dari gambar rencana dan pengukuran langsung di lapangan. 3. Survey Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap survey tersebut meliputi: a. Pengambilan Data Hammer Test b. Dokumentasi. 4. Analisis Struktur Analisis Struktur dilakukan untuk mengetahui apakah struktur eksisting masih mampu memikul beban yang ada. Perhitungan dibantu dengan alat bantu perhitungan numerik analisis struktur. a. Menganalisis dimensi struktur yang ada. b. Menetapkan dimensi perkuatan struktur. Hal 60

III. Hasil Penelitian Hasil dari pengujian Hammer Test terlampir dalam laporan ini sebagai berikut. 1. Hasil Hammer Test pada Kolom Bangunan KOLOM Sudut Nilai pantul Te gangan Konversi Umur (hari) Te gangan K3 0 33 250 > 28 250 256.00 Jumlah sampel 35 280 > 28 280 196.00 Tegangan rata-rata 266 30 210 > 28 210 3136.00 Standard deviasi 52.77 37 310 > 28 310 1936.00 Tegangan beton Karakteristik 179 39 340 > 28 340 5476.00 Mutu Beton = f'c 179 37 310 > 28 310 96100.00 32 238 > 28 238 56644.00 29 190 > 28 190 36100.00 ( σ σ'bm) 2 Kete rangan K2 0 37 310 > 28 310 1156.00 Jumlah sampel 37 310 > 28 310 1156.00 Tegangan rata-rata 276 34 260 > 28 260 256.00 Standard deviasi 32.02 33 250 > 28 250 676.00 Tegangan beton Karakteristik 223 33 250 > 28 250 676.00 Mutu Beton = f'c 223 K4 0 30 210 > 28 210 2304.00 Jumlah sampel 5 34 260 > 28 260 4.00 Tegangan rata-rata 258 34 260 > 28 260 4.00 Standard deviasi 35.64 33 250 > 28 250 64.00 Tegangan beton Karakteristik 200 37 310 > 28 310 2704.00 Mutu Beton = f'c 200 K5 0 35 280 > 28 280 576.00 Jumlah sampel 5 38 320 > 28 320 256.00 Tegangan rata-rata 304 38 320 > 28 320 256.00 Standard deviasi 18.17 37 310 > 28 310 36.00 Tegangan beton Karakteristik 274 36 290 > 28 290 196.00 Mutu Beton = f'c 274 K1 0 29 190 > 28 190 1444.00 Jumlah sampel 5 36 290 > 28 290 3844.00 Tegangan rata-rata 228 30 210 > 28 210 324.00 Standard deviasi 70.85 37 310 > 28 310 6724.00 Tegangan beton Karakteristik 112 25 140 > 28 140 7744.00 Mutu Beton = f'c 112 K6 0 26 158 > 28 158 1474.56 Jumlah sampel 5 2. Hasil Hammer Test pada Balok Bangunan BALOK Sudut Nilai pantul Te gangan Konversi 21 110 > 28 110 92.16 Tegangan rata-rata 120 22 110 > 28 110 92.16 Standard deviasi 21.47 20 110 > 28 110 92.16 Tegangan beton Karakteristik 84 19 110 > 28 110 92.16 Mutu Beton = f'c 84 Umur (hari) Te gangan ( σ σ'bm) 2 Keterangan B1 0 23 120 > 28 120 556.96 Jumlah sampel 23 120 > 28 120 556.96 Tega ngan rata -rata 26 158 > 28 158 207.36 Standard deviasi 3 24 130 > 28 130 184.96 Tega ngan beton Karakteristik 29 190 > 28 190 2152.96 Mutu Beton = f'c 94 B2 0 24 130 > 28 130 1024.00 Jumlah sampel 25 140 > 28 140 484.00 Tega ngan rata -rata 28 180 > 28 180 324.00 Standard deviasi 2 28 180 > 28 180 324.00 Tega ngan beton Karakteristik 28 180 > 28 180 324.00 Mutu Beton = f'c 121 cm x 65 cm. dan Balok dimensi 25 cm x 35 cm menjadi balok dimensi 50 cm x 60 cm. 4. Bangunan diperkuat dengan memperbesar kolom dimensi 25 cm x 40 cm menjadi dimensi Kolom 50 cm x 65 cm. dan Balok dimensi 25 cm x 35 cm menjadi balok dimensi 50 cm x 70 cm. 5. Bangunan diperkuat dengan memperbesar kolom dimensi 25 cm x 40 cm menjadi dimensi Kolom 50 cm x 65 cm. dan Balok dimensi 25 cm x 35 cm menjadi balok dimensi 50 cm x 90 cm. 4. Beban yang digunakan untuk analisis No Beban p (m) l(m) t(m) B (t/m3) B (t/m2) koef q (t/m) 1 Plat Lantai 3.5 0.15 2.4 0.5 0.63 2 Beban mati dinding 3.5 0.25 1 0.875 3 Beban mati lainnya 3.5 0.2 0.5 0.35 Total Beban Mati 1.855 1 Beban hidup Di lantai Bangunan 3.5 0.4 0.5 0.7 Kombinasi Beban 1. Comb 1. 1,2 DL (Beban Mati) + 1,6 LL (Beban Hidup) 2. Comb 2. 1.4 DL (Beban Mati) Pemodelan dibentuk dalam jumlah 5 Model Bangunan dibentuk sebagai berikut : 3. Hasil Hammer Test pada Lantai Bangunan LANTAI Sudut N ilai pantul Tegangan Konve rsi Umur (hari) Tegangan 2 ( σ σ'bm) Ke te rangan S1 90 26 105 > 28 105 0.00 Jumlah sampel 21 105 > 28 105 0.00 Tegangan rata-rata 22 105 > 28 105 0.00 Standard deviasi 20 105 > 28 105 0.00 Tegangan beton Karakteristik 19 105 > 28 105 0.00 Mutu Beton = f'c 105 Analisis Struktur dilakukan dengan menggunakan alat bantu hitung, dengan mempertimbangkan metode perkuatan dengan memperbesar dimensi balok dan kolom. Analisis perhitungan dilakukan dengan 5 (lima) tipikal bangunan yaitu : 1. Bangunan Eksisting. 2. Bangunan Eksisting dengan kolom dibuang 1 (satu) buah. 3. Bangunan diperkuat dengan memperbesar kolom dimensi 25 cm x 40 cm menjadi dimensi Kolom 50 Hal 61

1. Momen Diagram momen untuk ke-5 model bangunan seperti berikut di bawah ini : 4. Joint Gaya-gaya pada titik tumpuan untuk ke-5 model bangunan seperti berikut di bawah ini : 2. Lintang Diagram lintang untuk ke-5 model bangunan seperti berikut di bawah ini: 5. Kontrol Struktur 3. Normal Diagram Normal untuk ke-5 model bangunan seperti berikut di bawah ini : 6. Luas Tulangan Perlu Tulangan utama Sengkang Bangunan tipikal ke- 3 memerlukan luas tulangan sebagai berikut: Balok Kebutuhan Tulangan Atas (mm2) Bawah (mm2) Sengkang (mm2/mm) Tumpuan 1387 911 0.566 Lapangan 575 1775 0.566 Hal 62

Kolom Kebutuhan A Tulangan (mm2) Kolom 3250 IV. Desain Pondasi Asumsi pendekatan data diberikan pada desain pondasi sebagai berikut : V. Kesimpulan 1. Dari kelima tipikal struktur yang dipilih adalah tipikal bangunan no 3 yaitu ; DIMENSI FONDASI Lebar fondasi arah x, Bx = 1.50 m Lebar fondasi arah y, By = 1.50 m Tebal fondasi, h = 0.50 m Lebar kolom arah x, bx = 0.30 m Lebar kolom arah y, by = 0.40 m Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) αs = 40 BAHAN KONSTRUKSI Kuat tekan beton, fc' = 20.0 MPa Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa Berat beton bertulang, γc = 24 kn/m BEBAN RENCANA FONDASI Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 618.400 kn Momen arah x akibat beban terfaktor, Mux = - knm Momen arah y akibat beban terfaktor, Muy = - knm KAPASITAS DUKUNG TANAH YANG DIPAKAI Kapasitas dukung tanah yang dipakai : qa = 500.00 kn/m yaitu Bangunan diperkuat dengan memperbesar kolom dimensi 25 cm x 40 cm menjadi dimensi Kolom 50 cm x 65 cm. dan Balok dimensi 25 cm x 35 cm menjadi balok dimensi 50 cm x 60 cm. 2. Tulangan yang direncanakan Balok - Tulangan utama D-19 Jumlah Atas Bawah Tulangan (mm2) (mm2) Sengkang Tumpuan 5 4 D 10-100 Lapangan 3 7 D 10-100 Kolom Tulangan utama D-19 Jumlah Tulangan A (mm2) Sengkang Kolom 12 D 10-100 Hal 63

3. Pondasi Dimensi ukuran 1.5 m x 1.5 m Tulangan D 16-150 Daftar Pustaka G.R. Liu, S.S Quek, The Finite Element Method A Practical Course, Butterworth Heinemann, 2003. Ing R. Sagel, Ing P. Kole dan Ir. Gideon H. Kusuma,M.Eng, Pedoman Pengerjaan Beton berdasarkan SKSNI T-15-1991-03 Seri Beton -2, Penerbit Erlangga, 1997. Edward G. Nawy, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar,, Penerbit PT Eresco Bandung, 1990. Jack C. McCormac, Desain Beton Bertulang Jilid 1 Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, 2004. Chu Kia Wang, Desain Beton Bertulang Jilid 1 Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, 1993. Standar Nasional Indonesia R-SNI 3, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional, 2002 ACI Committee 318, Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-02) and Commentary (ACI 318R-02). Hal 64