V-27. Gambar 5.25 Pergerakan alternatif 2 waktu pagi 2009 BAB V ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Antrian

BAB V ANALISIS DATA 5.1 UMUM

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lalu lintas adalah dengan membangun median. Median sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

ANALISIS KINERJA JALINAN JALAN IMAM BONJOL-YOS SOEDARSO PADA BUNDARAN BESAR DI KOTA PALANGKA RAYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persimpangan Sistem jaringan jalan terdiri dari 2 (dua) komponen utama yaitu ruas (link) dan persimpangan (node).

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan merupakan simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

Analisis Simpang Bersinyal Metode Webster. Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T. ARUS JENUH

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan kapasitas terganggu pada semua arah.

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Persimpangan. Persimpangan adalah simpul jaringan jalan dimana jalan-jalan bertemu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DATA 5.1 ANALISIS AWAL TANPA PENANGANAN

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

PERTEMUAN KE-8 UJIAN TENGAH SEMESTER

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KAPASITAS JALAN DAN KECEPATAN KENDARAAN DI JALAN A.M. SANGAJI

ANALISIS BUNDARAN PADA SIMPANG EMPAT JALAN A. YANI KM 36 DI BANJARBARU. Rosehan Anwar 1)

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pertemuan dari jalan-jalan yang terlibat pada sistem jaringan jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TNJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERNYATAAN. Universitas Medan Area (UMA). Semua sumber yang saya gunakan dalam

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

Oleh: QOMARUDIN SHOLEH Dosen Pembimbing MACHSUS, ST. MT NIP

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melewati suatu ruas jalan berhenti dalam waktu yang singkat maupun lama. Kemacetan

SIMULASI ANTRIAN KENDARAAN AKIBAT TIDAK EFISIENNYA JALUR PERLAMBATAN PADA U-TURN JALAN PERKOTAAN

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

7/29/2010 STUDI PENGARUH LOKASI STASIUN POMPA PENGISIAN BAHAN BAKAR TERHADAP LALU LINTAS PADA JL. BILITON - SURABAYA. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas perekonomian terus meningkat begitu pula dengan aktifitas kendaraan guna

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

Rekayasa Lalu Lintas

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

TUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LOKASI PINTU TOL SLIPI TERHADAP KINERJA JALAN S. PARMAN

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

Gambar 2.1 Rambu yield

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memancar meninggalkan persimpangan (Hobbs F. D., 1995).

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997


STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

pada kondisi tertentu (geometrik distribusi arah dan komposisi lalu lintas, faktor

ANALISIS LALU LINTAS AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN (STUDI KASUS DI JALAN JENDERAL SUDIRMAN AMBARAWA) TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA. From : BAB 5 (MKJI) JALAN PERKOTAAN

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Transkripsi:

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) Gambar 5.25 Pergerakan alternatif 2 waktu pagi 2009 V-27

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) Gambar 5.26 Pergerakan alternatif 2 waktu sore 2009 V-28

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.2.1 Analisis Ruas Memperlebar jalur lambat sebesar satu meter dan menambah satu jalur pada ruas Medco berhasil menambah kapasitas ruas Medco. Pada ruas Medco, jalur Niaga-Sudirman, kinerja berhasil dijaga kinerjanya, sama seperti kondisi awal. Sedangkan pada jalur Sudirman-Niaga, kapasitasnya berhasil ditingkatkan, dari 1478 smp/jam menjadi 2744 smp/jam. Pada ruas Bengkel dan ruas tenggara, penanganan tidak berpengaruh, karena kedua ruas ini tidak bermasalah (masih jauh dari titik jenuh). 5.3.2.2 Analisis Simpang Berbeda dengan alternatif 1, alternatif 2 berhasil meningkatkan kapasitas simpang Sudirman. Hal ini dikarenakan lebar jalur lambat Sudirman bertambah satu meter. Lebar pendekat pada ruas Medco, tidak berpengaruh. Dengan bertambahnya satu lajur pada ruas Medco, yaitu pada jalur Sudirmna- Niaga, lebar pendekat pada jalur Niaga-Sudirman tetap dipertahankan selebar enam meter. Pada simpang Medco, tidak terjadi perubahan kinerja, karena penanganan yang dilakukan tidak menytuh simpang Medco. 5.3.2.3 Analisis U-turn Analisis u-turn dilakukan untuk melihat bagaimana pergerakan yang terjadi di putaran. U-turn dapat berbahaya bila banyaknya pergerakan yang terjadi. Pergerakan memutar ini dapat mengakibatkan tundaan bagi kendaraan lainnya yang bergerak lurus. Dengan penambahan satu lajur pada ruas Medco, kapasitas simpang u-turn pada alternatif 2 meningkat, hal ini dikarenakan pendekat pada ruas ini bertambah besar. Bertambahnya satu lajur ini juga berarti memberikan ruang lebih bagi kendaraan yang ingin berputar sehingga tidak mengganggu kendaraan yang ingin bergerak lurus. 5.3.2.4 Analisis Weaving Adanya pergerakan masuk gedung Graha Energi (Medco Tower) dari arah kafe Bengkel akan menyebabkan Weaving atau persilangan dengan kendaraan dari ruas Medco jalur Sudirman-Niaga. Bila kendaraan yang terlibat jalinan terlalu banyak, maka akan menyebabkan antrian di jalur Medco. Oleh karena itu kita harus memperhitungkan dampak dari jalinan tersebut. Sama seperti alternatif 1, dengan alternatif 2, pelebaran jalur Sudirman-Niaga berarti pendekat pada jalur ini bertambah, sehingga kapasitasnya bertambah, sehingga masalah Weaving yang terjadi pada ruas tenggara menurun. V-29

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.2.5 Analisis Antrian Dengan kondisi yang ada, jumlah pintu tamu satu akan menimbulkan jumlah kendaraan dalam sistem sebanyak satu kendaraan, artinya tidak terjadi antrian. Sedangkan untuk pintu tenant yang berjumlah satu, akan menimbulkan antrian pada sistem sebanyak tiga kendaraan, dan dua kendaraan dalam antrian. 5.3.2.6 Kesimpulan Alternatif Penambahan lebar jalan pada jalur lambat Sudirman sebesar satu meter dan penambahan satu lajur pada ruas Medco menjadi empat lajur dua arah cukup memecahkan masalah yang terjadi, walaupun nilai DS simpang Sudirman masih diatas dari 1, akan tetapi permasalahan pada ruas Medco, ruas Bengkel, ruas tenggara, simpang Medco menjadi tidak berarti. Begitu pula dengan masalah Weaving dan masalah u-turn. Masalah yang harus dihadapi adalah, penambahan lajur ini harus diimbangi dengan pengorbanan, yaitu pemotongan lebar kereb pada jalur lambat Sudirman sebesar satu meter sehingga menjadi dua meter dan pemotongan lebar kereb pada ruas Medco yang tadinya lebar masing-masing sisi adalah 2.3 meter dan 1.5 meter menjadi masing-masing 0.4 meter. Pemotongan kereb inilah yang menjadi masalah, karena pemotongan ini selain membutuhkan dana untuk pemotongan, dana untuk mengaspal jalan yang ditambah, pemotongan kereb ini akan mengurangi lebar kereb yang digunakan untuk berjalan kaki pada trotoar. Sehingga mengurangi kenyamanan para pejalan kaki. 5.3.3 Alternatif 3 Pada alternatif 3 dilakukan penambahan pintu Tenant di bagian tenggara gedung Graha Energi (Medco Tower). Hal ini diharapkan dapat mengalokasikan sebagian pergerakan yang masuk gedung Graha Energi dari arah Sudirman menjadi pergerakan melalui kafe Bengkel. Pemindahan ini dilakukan untuk mengurangi beban simpang Sudirman yang sudah melewati batas (pergerakan dari jalur lambat dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan yang menghindari three in one. Dari gambar 5.28 dapat dilihat pintu masuk gedung Graha Energi, pintu ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pintu untuk penyewa (tenant) dan pintu untuk tamu. V-30

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.3.1 Analisis Ruas Penambahan pintu tenant pada bagian tenggara ternyata tidak cukup berpengaruh pada ruas wilayah kajian, hal ini dikarenakan pergerakan yang ada tidak berkurang. Sehingga kinerja pada masingmasing ruas tetap serupa dengan keadaan tanpa penanganan. 5.3.3.2 Analisis Simpang Perubahan komposisi pergerakan pada penanganan ini tidak terlalu berpengaruh pada simpang kajian, baik itu simpang Sudirman maupun simpang Medco, hal ini dikarenakan jumlah pergerakan pada kedua simpang ini adalah tetap, hanya komposisinya saja yang berubah. 5.3.3.3 Analisis U-turn Analisis u-turn dilakukan untuk melihat bagaimana pergerakan yang terjadi di putaran. U-turn dapat berbahaya bila banyaknya pergerakan yang terjadi. Pergerakan memutar ini dapat mengakibatkan tundaan bagi kendaraan lainnya yang bergerak lurus. Dengan perubahan komposisi pergerakan akibat penambahan pitu tenant pada bagian tenggara, volume kendaraan yang melakukan u-turn untuk masuk ke pintu gedung Graha Energi pada bagian selatan menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan pengaruh u-turn bagi kendaraan sekitarnya semakin kecil. 5.3.3.4 Analisis Weaving Adanya pergerakan masuk gedung Graha Energi (Medco Tower) dari arah kafe Bengkel akan menyebabkan Weaving atau persilangan dengan kendaraan dari ruas Medco jalur Sudirman-Niaga. Bila kendaraan yang terlibat jalinan terlalu banyak, maka akan menyebabkan antrian di jalur Medco. Oleh karena itu kita harus memperhitungkan dampak dari jalinan tersebut. Beralihnya sejumlah volume pergerakan dari arah Sudirman menjadi dari arah Bengkel akibat perubahan komposisi pergerakan menyebabkan DS weaving menjadi lebih jenuh. Hal ini diakibatkan penambahan volume tidak diimbangi dengan penambahan kapasitas. 5.3.3.5 Analisis Antrian Dengan menambahkan pintu tenant di bagian tenggara, pintu tenant di bagian selatan akan lebih ringan, sehingga antrian yang akan terjadi akan menjadi lebih sedikit untuk masing-masing pintu. Berdasarkan perhitungan, untuk pintu tamu, dengan jumlah kedatangan sebesar 111 kendaraan, antrian dalam sistem hanya sebanyak satu kendaraan, begitu juga dengan keadaan pintu tenant di bagian tenggara dan selatan, dengan masing-masing jumlah kedatangan sebanyak 267 dan 360 kendaraan. V-34

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.4.1 Analisis Ruas Pada penanganan ini yang menghasilkan perubahan signifikan hanya dari pengaruh pelebaran jalan. Memperlebar jalur lambat sebesar satu meter dan menambah satu jalur pada ruas Medco berhasil menambah kapasitas ruas Medco. Pada ruas Medco, jalur Niaga-Sudirman, kinerja berhasil dijaga kinerjanya, sama seperti kondisi awal. Sedangkan pada jalur Sudirman-Niaga, kapasitasnya berhasil ditingkatkan, dari 1478 smp/jam menjadi 2744 smp/jam. Sedangkan dengan penanganan penambahan pintu tenant pada bagian tenggara ternyata tidak cukup berpengaruh pada ruas wilayah kajian, hal ini dikarenakan pergerakan yang ada tidak berkurang Pada ruas Bengkel dan ruas tenggara, penanganan tidak berpengaruh, karena kedua ruas ini tidak bermasalah (masih jauh dari titik jenuh). 5.3.4.2 Analisis Simpang Perubahan komposisi pergerakan pada penanganan ini tidak terlalu berpengaruh pada simpang kajian, baik itu simpang Sudirman maupun simpang Medco, hal ini dikarenakan jumlah pergerakan pada kedua simpang ini adalah tetap, hanya komposisinya saja yang berubah. Akan tetapi, dikombinasikan dengan penanganan penambahan lebar jalur lambat Sudirman bertambah satu meter. Kapasitas simpang berhasil ditambah. Lebar pendekat pada ruas Medco, tidak berpengaruh. Dengan bertambahnya satu lajur pada ruas Medco, yaitu pada jalur Sudirman-Niaga, lebar pendekat pada jalur Niaga-Sudirman tetap dipertahankan selebar enam meter. Dapat disimpulkan, penanganan untuk simpang ini serupa dengan penanganan alternatif 2. Hanya berbeda komposisi pergerakannya saja. 5.3.4.3 Analisis U-turn Analisis u-turn dilakukan untuk melihat bagaimana pergerakan yang terjadi di putaran. U-turn dapat berbahaya bila banyaknya pergerakan yang terjadi. Pergerakan memutar ini dapat mengakibatkan tundaan bagi kendaraan lainnya yang bergerak lurus. Dengan perubahan komposisi pergerakan akibat penambahan pitu tenant pada bagian tenggara, volume kendaraan yang melakukan u-turn untuk masuk ke pintu gedung Graha Energi pada bagian selatan menjadi berkurang. Ditambah dengan penambahan satu lajur pada ruas Medco, kapasitas simpang u-turn pada alternatif 2 meningkat, hal ini dikarenakan pendekat pada ruas ini bertambah besar. Bertambahnya satu lajur ini juga berarti memberikan ruang lebih bagi kendaraan yang ingin berputar sehingga tidak mengganggu kendaraan yang ingin bergerak lurus. Hal ini mengakibatkan pengaruh u-turn bagi kendaraan sekitarnya semakin kecil. 5.3.4.4 Analisis Weaving Beralihnya sejumlah volume pergerakan dari arah Sudirman menjadi dari arah Bengkel akibat perubahan komposisi pergerakan menyebabkan volume yang terlibat dalam jalinan menjadi lebih V-39

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) banyak. Akan tetapi hal ini diimbangi dengan penambahan kapasitas yang dilakukan dengan cara penambahan satu lajur pada ruas Medco, sehingga DS weaving tetap dipertahankan dibawah 0.75. 5.3.4.5 Analsis Antrian Dengan menambahkan pintu tenant di bagian tenggara, pintu tenant di bagian selatan akan lebih ringan, sehingga antrian yang akan terjadi akan menjadi lebih sedikit untuk masing-masing pintu. Berdasarkan perhitungan, untuk pintu tamu, dengan jumlah kedatangan sebesar 111 kendaraan, antrian dalam sistem hanya sebanyak satu kendaraan, begitu juga dengan keadaan pintu tenant di bagian tenggara dan selatan, dengan masing-masing jumlah kedatangan sebanyak 267 dan 360 kendaraan. 5.3.4.6 Kesimpulan Alternatif Menambah pintu tenant di bagian tenggara disertai penambahan lebar satu meter pada jalur lambat Sudirman dan penambahan satu lajur pada ruas Medco dirasakan cukup memberikan pengaruh positif pada wilayah kajian. Akan tetapi bila melihat usaha yang dilakukan (menambah pintu di bagian tenggara, pemotongan kereb-kereb sehingga mengeluarkan dana yang tidak sedikit dan mengurangi jatah tempat bagi pejalan kaki), alternatif ini dirasakan tidak cukup, karena pengurangan masalah yang diberikan masih tidak lebih baik dari alternatif 2. 5.3.5 Alternatif 5 Pada alternatif 5, solusi dilakukan dengan memindahkan pintu tenant ke bagian tenggara gedung Graha Niaga, sehingga pada pintu bagian selatan hanya tinggal pintu tamu. Pemindahan pintu tenant diharapkan seluruh penyewa akan memasuki gedung Graha Niaga dari arah kafe Bengkel, sehingga beban simpang Sudirman akan jauh berkurang. Pada alternatif ini pintu tenant dibuat menjadi 2 pintu, hal ini dilakukan untuk mengurangi antrian yang terjadi sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya Weaving. Selain itu pada alternatif ini juga dilakukan pelebarkan ruas Medco dan jalur lambat Sudirman. Adapun alasannya adalah untuk memperingan beban simpang Sudirman juga untuk menambah kapasitas ruas Medco dan simpang Sudirman. V-40

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) Gambar 5.39 Pergerakan alternatif 5 waktu pagi 2009 V-43

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) Gambar 5.40 Pergerakan alternatif 5 waktu sore 2009 V-44

BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.5.1 Analisis Ruas Memindahkan pintu tenant dan melakukan pelebaran jalan berhasil menghasilkan perubahan yang signifikan pada ruas Medco, dapat dilihat dari nilai VCR yang dihasilkan oleh alternatif ini. Hal ini terjadi karena kapasitas pada ruas Medco meningkat, sedangkan volume kendaraan yang lewat ruas ini menurun. Akan tetapi nilai VCR pada ruas Bengkel meningkat sedikit, hal ini dikarenakan banyak kendaraan yang beralih ke arah Bengkel. Untuk ruas tenggara, penanganan yang dilakuakan tidak berpengaruh, karena alternatif yang dilakukan sama sekali tidak menyentuh ruas ini. Hal ini wajar karena pada kondisi pembebanan 100% pada tahun 2012-pun VCR pada ruas tenggara masih relatif kecil. 5.3.5.2 Analisis Simpang Pada alternatif 5 ini, dengan penanganan dipindahnya pintu tenant serta dilakukannya pelebaran jalan, DS simpang Sudirman berhasil diturunkan dengan konsekuensi DS simpang Medco bertambah besar, hal ini dikarenakan simpang Medco mendapatkan beban lebih akibat pindahnya pergerakan yang berasal dari simpang Sudirman, sementara kapasitas pada simpang Medco tidak berubah. Akan tetapi pertambahan volume pada simpang Medco ini tidak bermasalah, karena kapasitas Medco masih diatas jumlah volume kendaraan yang membebaninya. 5.3.5.3 Analisis U-turn Analisis u-turn dilakukan untuk melihat bagaimana pergerakan yang terjadi di putaran. U-turn dapat berbahaya bila banyaknya pergerakan yang terjadi. Pergerakan memutar ini dapat mengakibatkan tundaan bagi kendaraan lainnya yang bergerak lurus. Dengan perubahan komposisi pergerakan akibat pemindahan pintu tenant pada bagian selatan ke bagian tenggara, volume kendaraan yang melakukan u-turn untuk masuk ke pintu gedung Graha Energi pada bagian selatan menjadi berkurang. Selain itu, dengan penambahan satu lajur pada ruas Medco, kapasitas simpang u-turn pada alternatif 2 meningkat, hal ini dikarenakan pendekat pada ruas ini bertambah besar. Bertambahnya satu lajur ini juga berarti memberikan ruang lebih bagi kendaraan yang ingin berputar sehingga tidak mengganggu kendaraan yang ingin bergerak lurus. Hal ini mengakibatkan pengaruh u-turn bagi kendaraan sekitarnya semakin kecil. 5.3.5.4 Analisis Weaving Beralihnya sejumlah volume pergerakan dari arah Sudirman menjadi dari arah Bengkel akibat dipindahnya pintu tenant ke arah tenggara (perubahan komposisi pergerakan) menyebabkan volume yang terlibat dalam jalinan menjadi lebih banyak. Akan tetapi hal ini diimbangi dengan penambahan kapasitas yang dilakukan dengan cara penambahan satu lajur pada ruas Medco, sehingga DS weaving dapat dipertahankan dibawah 0.75. V-45