BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) Gambar 5.25 Pergerakan alternatif 2 waktu pagi 2009 V-27
BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) Gambar 5.26 Pergerakan alternatif 2 waktu sore 2009 V-28
BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.2.1 Analisis Ruas Memperlebar jalur lambat sebesar satu meter dan menambah satu jalur pada ruas Medco berhasil menambah kapasitas ruas Medco. Pada ruas Medco, jalur Niaga-Sudirman, kinerja berhasil dijaga kinerjanya, sama seperti kondisi awal. Sedangkan pada jalur Sudirman-Niaga, kapasitasnya berhasil ditingkatkan, dari 1478 smp/jam menjadi 2744 smp/jam. Pada ruas Bengkel dan ruas tenggara, penanganan tidak berpengaruh, karena kedua ruas ini tidak bermasalah (masih jauh dari titik jenuh). 5.3.2.2 Analisis Simpang Berbeda dengan alternatif 1, alternatif 2 berhasil meningkatkan kapasitas simpang Sudirman. Hal ini dikarenakan lebar jalur lambat Sudirman bertambah satu meter. Lebar pendekat pada ruas Medco, tidak berpengaruh. Dengan bertambahnya satu lajur pada ruas Medco, yaitu pada jalur Sudirmna- Niaga, lebar pendekat pada jalur Niaga-Sudirman tetap dipertahankan selebar enam meter. Pada simpang Medco, tidak terjadi perubahan kinerja, karena penanganan yang dilakukan tidak menytuh simpang Medco. 5.3.2.3 Analisis U-turn Analisis u-turn dilakukan untuk melihat bagaimana pergerakan yang terjadi di putaran. U-turn dapat berbahaya bila banyaknya pergerakan yang terjadi. Pergerakan memutar ini dapat mengakibatkan tundaan bagi kendaraan lainnya yang bergerak lurus. Dengan penambahan satu lajur pada ruas Medco, kapasitas simpang u-turn pada alternatif 2 meningkat, hal ini dikarenakan pendekat pada ruas ini bertambah besar. Bertambahnya satu lajur ini juga berarti memberikan ruang lebih bagi kendaraan yang ingin berputar sehingga tidak mengganggu kendaraan yang ingin bergerak lurus. 5.3.2.4 Analisis Weaving Adanya pergerakan masuk gedung Graha Energi (Medco Tower) dari arah kafe Bengkel akan menyebabkan Weaving atau persilangan dengan kendaraan dari ruas Medco jalur Sudirman-Niaga. Bila kendaraan yang terlibat jalinan terlalu banyak, maka akan menyebabkan antrian di jalur Medco. Oleh karena itu kita harus memperhitungkan dampak dari jalinan tersebut. Sama seperti alternatif 1, dengan alternatif 2, pelebaran jalur Sudirman-Niaga berarti pendekat pada jalur ini bertambah, sehingga kapasitasnya bertambah, sehingga masalah Weaving yang terjadi pada ruas tenggara menurun. V-29
BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.2.5 Analisis Antrian Dengan kondisi yang ada, jumlah pintu tamu satu akan menimbulkan jumlah kendaraan dalam sistem sebanyak satu kendaraan, artinya tidak terjadi antrian. Sedangkan untuk pintu tenant yang berjumlah satu, akan menimbulkan antrian pada sistem sebanyak tiga kendaraan, dan dua kendaraan dalam antrian. 5.3.2.6 Kesimpulan Alternatif Penambahan lebar jalan pada jalur lambat Sudirman sebesar satu meter dan penambahan satu lajur pada ruas Medco menjadi empat lajur dua arah cukup memecahkan masalah yang terjadi, walaupun nilai DS simpang Sudirman masih diatas dari 1, akan tetapi permasalahan pada ruas Medco, ruas Bengkel, ruas tenggara, simpang Medco menjadi tidak berarti. Begitu pula dengan masalah Weaving dan masalah u-turn. Masalah yang harus dihadapi adalah, penambahan lajur ini harus diimbangi dengan pengorbanan, yaitu pemotongan lebar kereb pada jalur lambat Sudirman sebesar satu meter sehingga menjadi dua meter dan pemotongan lebar kereb pada ruas Medco yang tadinya lebar masing-masing sisi adalah 2.3 meter dan 1.5 meter menjadi masing-masing 0.4 meter. Pemotongan kereb inilah yang menjadi masalah, karena pemotongan ini selain membutuhkan dana untuk pemotongan, dana untuk mengaspal jalan yang ditambah, pemotongan kereb ini akan mengurangi lebar kereb yang digunakan untuk berjalan kaki pada trotoar. Sehingga mengurangi kenyamanan para pejalan kaki. 5.3.3 Alternatif 3 Pada alternatif 3 dilakukan penambahan pintu Tenant di bagian tenggara gedung Graha Energi (Medco Tower). Hal ini diharapkan dapat mengalokasikan sebagian pergerakan yang masuk gedung Graha Energi dari arah Sudirman menjadi pergerakan melalui kafe Bengkel. Pemindahan ini dilakukan untuk mengurangi beban simpang Sudirman yang sudah melewati batas (pergerakan dari jalur lambat dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan yang menghindari three in one. Dari gambar 5.28 dapat dilihat pintu masuk gedung Graha Energi, pintu ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pintu untuk penyewa (tenant) dan pintu untuk tamu. V-30
BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.3.1 Analisis Ruas Penambahan pintu tenant pada bagian tenggara ternyata tidak cukup berpengaruh pada ruas wilayah kajian, hal ini dikarenakan pergerakan yang ada tidak berkurang. Sehingga kinerja pada masingmasing ruas tetap serupa dengan keadaan tanpa penanganan. 5.3.3.2 Analisis Simpang Perubahan komposisi pergerakan pada penanganan ini tidak terlalu berpengaruh pada simpang kajian, baik itu simpang Sudirman maupun simpang Medco, hal ini dikarenakan jumlah pergerakan pada kedua simpang ini adalah tetap, hanya komposisinya saja yang berubah. 5.3.3.3 Analisis U-turn Analisis u-turn dilakukan untuk melihat bagaimana pergerakan yang terjadi di putaran. U-turn dapat berbahaya bila banyaknya pergerakan yang terjadi. Pergerakan memutar ini dapat mengakibatkan tundaan bagi kendaraan lainnya yang bergerak lurus. Dengan perubahan komposisi pergerakan akibat penambahan pitu tenant pada bagian tenggara, volume kendaraan yang melakukan u-turn untuk masuk ke pintu gedung Graha Energi pada bagian selatan menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan pengaruh u-turn bagi kendaraan sekitarnya semakin kecil. 5.3.3.4 Analisis Weaving Adanya pergerakan masuk gedung Graha Energi (Medco Tower) dari arah kafe Bengkel akan menyebabkan Weaving atau persilangan dengan kendaraan dari ruas Medco jalur Sudirman-Niaga. Bila kendaraan yang terlibat jalinan terlalu banyak, maka akan menyebabkan antrian di jalur Medco. Oleh karena itu kita harus memperhitungkan dampak dari jalinan tersebut. Beralihnya sejumlah volume pergerakan dari arah Sudirman menjadi dari arah Bengkel akibat perubahan komposisi pergerakan menyebabkan DS weaving menjadi lebih jenuh. Hal ini diakibatkan penambahan volume tidak diimbangi dengan penambahan kapasitas. 5.3.3.5 Analisis Antrian Dengan menambahkan pintu tenant di bagian tenggara, pintu tenant di bagian selatan akan lebih ringan, sehingga antrian yang akan terjadi akan menjadi lebih sedikit untuk masing-masing pintu. Berdasarkan perhitungan, untuk pintu tamu, dengan jumlah kedatangan sebesar 111 kendaraan, antrian dalam sistem hanya sebanyak satu kendaraan, begitu juga dengan keadaan pintu tenant di bagian tenggara dan selatan, dengan masing-masing jumlah kedatangan sebanyak 267 dan 360 kendaraan. V-34
BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.4.1 Analisis Ruas Pada penanganan ini yang menghasilkan perubahan signifikan hanya dari pengaruh pelebaran jalan. Memperlebar jalur lambat sebesar satu meter dan menambah satu jalur pada ruas Medco berhasil menambah kapasitas ruas Medco. Pada ruas Medco, jalur Niaga-Sudirman, kinerja berhasil dijaga kinerjanya, sama seperti kondisi awal. Sedangkan pada jalur Sudirman-Niaga, kapasitasnya berhasil ditingkatkan, dari 1478 smp/jam menjadi 2744 smp/jam. Sedangkan dengan penanganan penambahan pintu tenant pada bagian tenggara ternyata tidak cukup berpengaruh pada ruas wilayah kajian, hal ini dikarenakan pergerakan yang ada tidak berkurang Pada ruas Bengkel dan ruas tenggara, penanganan tidak berpengaruh, karena kedua ruas ini tidak bermasalah (masih jauh dari titik jenuh). 5.3.4.2 Analisis Simpang Perubahan komposisi pergerakan pada penanganan ini tidak terlalu berpengaruh pada simpang kajian, baik itu simpang Sudirman maupun simpang Medco, hal ini dikarenakan jumlah pergerakan pada kedua simpang ini adalah tetap, hanya komposisinya saja yang berubah. Akan tetapi, dikombinasikan dengan penanganan penambahan lebar jalur lambat Sudirman bertambah satu meter. Kapasitas simpang berhasil ditambah. Lebar pendekat pada ruas Medco, tidak berpengaruh. Dengan bertambahnya satu lajur pada ruas Medco, yaitu pada jalur Sudirman-Niaga, lebar pendekat pada jalur Niaga-Sudirman tetap dipertahankan selebar enam meter. Dapat disimpulkan, penanganan untuk simpang ini serupa dengan penanganan alternatif 2. Hanya berbeda komposisi pergerakannya saja. 5.3.4.3 Analisis U-turn Analisis u-turn dilakukan untuk melihat bagaimana pergerakan yang terjadi di putaran. U-turn dapat berbahaya bila banyaknya pergerakan yang terjadi. Pergerakan memutar ini dapat mengakibatkan tundaan bagi kendaraan lainnya yang bergerak lurus. Dengan perubahan komposisi pergerakan akibat penambahan pitu tenant pada bagian tenggara, volume kendaraan yang melakukan u-turn untuk masuk ke pintu gedung Graha Energi pada bagian selatan menjadi berkurang. Ditambah dengan penambahan satu lajur pada ruas Medco, kapasitas simpang u-turn pada alternatif 2 meningkat, hal ini dikarenakan pendekat pada ruas ini bertambah besar. Bertambahnya satu lajur ini juga berarti memberikan ruang lebih bagi kendaraan yang ingin berputar sehingga tidak mengganggu kendaraan yang ingin bergerak lurus. Hal ini mengakibatkan pengaruh u-turn bagi kendaraan sekitarnya semakin kecil. 5.3.4.4 Analisis Weaving Beralihnya sejumlah volume pergerakan dari arah Sudirman menjadi dari arah Bengkel akibat perubahan komposisi pergerakan menyebabkan volume yang terlibat dalam jalinan menjadi lebih V-39
BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) banyak. Akan tetapi hal ini diimbangi dengan penambahan kapasitas yang dilakukan dengan cara penambahan satu lajur pada ruas Medco, sehingga DS weaving tetap dipertahankan dibawah 0.75. 5.3.4.5 Analsis Antrian Dengan menambahkan pintu tenant di bagian tenggara, pintu tenant di bagian selatan akan lebih ringan, sehingga antrian yang akan terjadi akan menjadi lebih sedikit untuk masing-masing pintu. Berdasarkan perhitungan, untuk pintu tamu, dengan jumlah kedatangan sebesar 111 kendaraan, antrian dalam sistem hanya sebanyak satu kendaraan, begitu juga dengan keadaan pintu tenant di bagian tenggara dan selatan, dengan masing-masing jumlah kedatangan sebanyak 267 dan 360 kendaraan. 5.3.4.6 Kesimpulan Alternatif Menambah pintu tenant di bagian tenggara disertai penambahan lebar satu meter pada jalur lambat Sudirman dan penambahan satu lajur pada ruas Medco dirasakan cukup memberikan pengaruh positif pada wilayah kajian. Akan tetapi bila melihat usaha yang dilakukan (menambah pintu di bagian tenggara, pemotongan kereb-kereb sehingga mengeluarkan dana yang tidak sedikit dan mengurangi jatah tempat bagi pejalan kaki), alternatif ini dirasakan tidak cukup, karena pengurangan masalah yang diberikan masih tidak lebih baik dari alternatif 2. 5.3.5 Alternatif 5 Pada alternatif 5, solusi dilakukan dengan memindahkan pintu tenant ke bagian tenggara gedung Graha Niaga, sehingga pada pintu bagian selatan hanya tinggal pintu tamu. Pemindahan pintu tenant diharapkan seluruh penyewa akan memasuki gedung Graha Niaga dari arah kafe Bengkel, sehingga beban simpang Sudirman akan jauh berkurang. Pada alternatif ini pintu tenant dibuat menjadi 2 pintu, hal ini dilakukan untuk mengurangi antrian yang terjadi sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya Weaving. Selain itu pada alternatif ini juga dilakukan pelebarkan ruas Medco dan jalur lambat Sudirman. Adapun alasannya adalah untuk memperingan beban simpang Sudirman juga untuk menambah kapasitas ruas Medco dan simpang Sudirman. V-40
BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) Gambar 5.39 Pergerakan alternatif 5 waktu pagi 2009 V-43
BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) Gambar 5.40 Pergerakan alternatif 5 waktu sore 2009 V-44
BAB V ANALISIS DATA ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA ENERGI (MEDCO TOWER) 5.3.5.1 Analisis Ruas Memindahkan pintu tenant dan melakukan pelebaran jalan berhasil menghasilkan perubahan yang signifikan pada ruas Medco, dapat dilihat dari nilai VCR yang dihasilkan oleh alternatif ini. Hal ini terjadi karena kapasitas pada ruas Medco meningkat, sedangkan volume kendaraan yang lewat ruas ini menurun. Akan tetapi nilai VCR pada ruas Bengkel meningkat sedikit, hal ini dikarenakan banyak kendaraan yang beralih ke arah Bengkel. Untuk ruas tenggara, penanganan yang dilakuakan tidak berpengaruh, karena alternatif yang dilakukan sama sekali tidak menyentuh ruas ini. Hal ini wajar karena pada kondisi pembebanan 100% pada tahun 2012-pun VCR pada ruas tenggara masih relatif kecil. 5.3.5.2 Analisis Simpang Pada alternatif 5 ini, dengan penanganan dipindahnya pintu tenant serta dilakukannya pelebaran jalan, DS simpang Sudirman berhasil diturunkan dengan konsekuensi DS simpang Medco bertambah besar, hal ini dikarenakan simpang Medco mendapatkan beban lebih akibat pindahnya pergerakan yang berasal dari simpang Sudirman, sementara kapasitas pada simpang Medco tidak berubah. Akan tetapi pertambahan volume pada simpang Medco ini tidak bermasalah, karena kapasitas Medco masih diatas jumlah volume kendaraan yang membebaninya. 5.3.5.3 Analisis U-turn Analisis u-turn dilakukan untuk melihat bagaimana pergerakan yang terjadi di putaran. U-turn dapat berbahaya bila banyaknya pergerakan yang terjadi. Pergerakan memutar ini dapat mengakibatkan tundaan bagi kendaraan lainnya yang bergerak lurus. Dengan perubahan komposisi pergerakan akibat pemindahan pintu tenant pada bagian selatan ke bagian tenggara, volume kendaraan yang melakukan u-turn untuk masuk ke pintu gedung Graha Energi pada bagian selatan menjadi berkurang. Selain itu, dengan penambahan satu lajur pada ruas Medco, kapasitas simpang u-turn pada alternatif 2 meningkat, hal ini dikarenakan pendekat pada ruas ini bertambah besar. Bertambahnya satu lajur ini juga berarti memberikan ruang lebih bagi kendaraan yang ingin berputar sehingga tidak mengganggu kendaraan yang ingin bergerak lurus. Hal ini mengakibatkan pengaruh u-turn bagi kendaraan sekitarnya semakin kecil. 5.3.5.4 Analisis Weaving Beralihnya sejumlah volume pergerakan dari arah Sudirman menjadi dari arah Bengkel akibat dipindahnya pintu tenant ke arah tenggara (perubahan komposisi pergerakan) menyebabkan volume yang terlibat dalam jalinan menjadi lebih banyak. Akan tetapi hal ini diimbangi dengan penambahan kapasitas yang dilakukan dengan cara penambahan satu lajur pada ruas Medco, sehingga DS weaving dapat dipertahankan dibawah 0.75. V-45