BAB I PENDAHULUAN. Kaplan dan Norton (1996) mendefinisikan Balanced Score Card (BSC) prosesnya Balanced Score Card (BSC) menemukan cara pandang bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi

BAB I PENDAHULUAN. terlihat lebih baik dibandingkan pesaing-pesaingnnya, salah satunya dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

Bab I. Pendahuluan. baik, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas yang tinggi. manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan profesi kepercayaan dari masyarakat. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pada perusahaan besar, khususnya perusahaan go public, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. pihak perusahaan adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan. memiliki kompetensi yang memadai. Menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. audit yang berkualitas. Di sisi lain manajemen sangat terbantu dengan auditor. dibuat manajemen dalam mengambil keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat dan dapat di percaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip. Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI ). Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. De Angelo (1981) dalam Kurnia et al. (2014) mendefinisikan kualitas. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Profesi akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ditunjukkan banyak sekolah swasta yang terakreditasi A. Para pelanggan (orang

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan keuangan. Kinerja auditor pun berperan sebagai titik penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Jasa audit atas laporan keuangan atau lebih tepat disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

BAB V PENUTUP. penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaplan dan Norton (1996) mendefinisikan Balanced Score Card (BSC) merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran dan pengendalian yang secara komprehensif dapat memberikan pemahaman tentang performa bisnis. Dalam prosesnya Balanced Score Card (BSC) menemukan cara pandang bahwa strategi adalah titik awal dimana scorecard bisa dikembangkan. Secara konseptual Balance Score Card (BSC) berasumsi bahwa Strategi adalah pusat bagi pergerakan organisasi. Sebagai pusat sistem, berarti strategi harus menjadi dasar dan referensi aktivitas organisasi, anggaran, sistem pengukuran kinerja, sistem insentif, program kerja harian dan sebagainya. Hal paling mendasar dari suatu isu strategi adalah bagaimana mengamankan organisasi agar tetap eksis di masa depan. Pengamanan organisasi dianggap sebagai pondasi bagi strategi strategi yang lain. Strategi mendasar itulah yang kerap dihubungkan dengan survival strategy yang dikaitkan dengan bagaimana memenangkan bisnis dari persaingan. Di pihak lain, Parmenter (2010) menyatakan sistem pengukuran kinerja tradisional yang banyak mengandalkan pada basis laporan keuangan akuntansi sudah tidak lagi memadai bagi pengambilan keputusan dalam lingkungan persaingan turbulen seperti sekarang ini. Agar suatu organisasi bisa selalu fokus 1

2 pada strategi, maka salah satu prinsip penting yang harus diimplementasikan adalah menerjemahkan strategi dalam bentuk operasional. Penerjemahan strategi tersebut akan terkait dengan bagaimana membangun Key Performance Indicators (KPI) baik pada level corporate, level divisi/ departemen, maupun pada level karyawan. Pengukuran kinerja saat ini sedang menjatuhkan berbagai organisasi di seluruh dunia, baik perusahaan multinasional, departemen pemerintah, maupun badan amal kecil lokal. Hal tersebut disebabkan karena ukuran kinerja yang mereka gunakan dibuat dengan rencana yang belum matang (Parmenter, 2010). Hanya dibentuk dalam satu hari tanpa adanya kaitan apa pun dengan faktor-faktor keberhasilan kritis (critical success factor) organisasi tersebut. Pengukuran yang dilakukan berkala setiap bulan atau caturwulan digunakan untuk membuat penilaian. Apakah ini adalah caturwulan yang buruk atau kemarin adalah bulan yang baik. Selama beberapa tahun ini muncul istilah yang sering digunakan oleh para manajer untuk mengelola kinerja pegawai secara efektif dengan menggunakan metode Key Performance Indicators atau juga disebut KPI. Parmenter (2010) menyatakan bahwa KPI merupakan seperangkat ukuran yang fokus terhadap aspek kinerja organisasi yang paling kritis untuk keberhasilan perusahaan baik masa kini maupun masa depan perusahaan. KPI digunakan untuk mengevaluasi performa dari keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam melakukan kegiatan tertentu yang dilaksanakan

3 oleh organisasi tersebut. Keberhasilan tersebut didefinisikan dalam hal yang dapat memberi kemajuan organisasi dalam menuju tujuan strategis (strategic goals). Menurut Voralkukipat dan Rezgui (2007), pentingnya KPI mendorong banyak peneliti manajemen pengetahuan untuk percaya bahwa masa depan manajemen pengetahuan akan tergantung pada nilai KPI Loan dan Nestian (2012) menyatakan kinerja pada KPI merupakan sejauh mana menetapkan tujuan yang dicapai. Dalam memilih KPI yang tepat diperlukan pemahaman yang baik mengenai apa yang paling diperlukan oleh organisasi saat ini untuk mencapai tujuan. Setiap perusahaan mempunyai KPI yang berbeda-beda yang ditentukan berdasarkan kebutuhan dari peningkatan kinerja apa yang diperlukan oleh organisasi. Salah satu dari tujuan utama jasa akuntan publik sebagai auditor adalah memberikan opini yang akurat dan dapat dipercaya dalam pengambilan keputusan. Kualitas hasil audit dari akuntan publik ditentukan dari banyak faktor. De Angelo (1981) menyatakan kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Sedangkan probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor, dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor (Deis dan Giroux, 1992). Sementara itu Christiawan (2002) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit (Agusti dan Pertiwi, 2013). Dalam melaksanakan audit, auditor harus

4 bertindak sebagai seorang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dan praktek audit (SPAP, 2001). Selain itu, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Penelitian yang dilakukan oleh Iveta (2012), berhasil membuktikan bahwa KPI dapat mencerminkan kinerja organisasi saat ini. Pada penelitian Putri dan Suputra (2013), bahwa kinerja auditor memiliki pengaruh pada independensi, profesionalisme, dan etika profesi yang juga memiliki pengaruh langsung pada kualitas audit (Agusti dan Pertiwi, 2013). Wati (2010) menyatakan kualitas audit yang baik menandakan bahwa auditor memiliki kinerja yang baik, maka dari itu penulis mencoba melakukan penelitian hubungan langsung antara KPI dengan kualitas audit. Penelitian terdahulu mengenai kualitas audit dan kinerja audit telah banyak dilakukan antara lain seperti: Deis dan Giroux (1996); Agusti dan Putri (2013); Angelo (1981). Penelitian tentang KPI juga dilakukan untuk mengukur kinerja sumber daya manusia, contoh penelitian tersebut antara lain: Iveta (2012); Sawang (2011); Velimirofic dan Stankovic (2010). Penelitian ini akan menguji pengaruh dari KPI terhadap kualitas audit, namun berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa hal. 1. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Loan et. al (2012) yang menentukan relevansi KPI pada performance management di rumah sakit. Penelitian ini menentukan pengaruh KPI terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP.

5 2. Dalam penelitian sebelumnya Putri et. al (2013) menyatakan bahwa independensi dan kompetensi berhubungan secara signifikan terhadap kinerja auditor sedangkan KPI mempunyai pengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia (Iveta, 2012) maka dari itu penulis melakukan penelitian apakah KPI memiliki pengaruh pada kualitas audit. Untuk meningkatkan kinerja auditor pada KAP maka penelitian ini akan menguji KPI yang selama ini digunakan oleh KAP Rachmad Wahyudi di Surakarta dalam penggunaannya untuk memperoleh kualitas audit sesuai tujuan utama. Berdasarkan latar belakang diatas maka judul yang diambil oleh penulis adalah Pengaruh Sistem Pengendalian Intern berbasis Key Performance Indicator terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Surakarta dan Yogyakarta) 1.2 Perumusan Masalah Pentingnya penelitian mengenai kualitas audit sangat diperlukan pada saat ini. Penelitian ini dimotivasi dengan masih banyaknya kasus yang terjadi pada auditor KAP, baik itu mengenai profesionalisme maupun kualitas audit. Skandal di dalam negeri terlihat dari akan diambilnya tindakan oleh Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap 10 Kantor Akuntan Publik yang melakukan pelanggaran, menyusul keberatan pemerintah atas sanksi berupa peringatan plus yang telah diberikan. Sepuluh Kantor Akuntan Publik tersebut diindikasikan melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang

6 dilikuidasi pada tahun 1998. Selain itu terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam (Winarto, 2002 dalam Christiawan, 2002). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah penggunaan KPI di KAP wilayah Surakarta dan Yogyakarta berpengaruh terhadap kualitas audit? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh KPI terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh auditor di KAP Surakarta dan Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk praktisi maupun untuk akademisi dalam penelitian serupa selanjutnya: 1. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk KAP dan auditor dengan tujuan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan

7 selanjutnya dapat meningkatkannya. Dan dapat berguna bagi pengguna jasa audit untuk menilai kualitas jasa audit dari KAP. 2. Bagi Akademisi Untuk akademisi yang ingin mengetahui dan memperdalam tentang KPI dan dapat digunakan sebagai pengetahuan serta bahan pertimbangan penelitian berikutnya. Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan referensi dan dapat digunakan sebagai dokumentasi ilmiah yang berguna untuk perkembangan ilmu. 3. Bagi masyarakat umum Manfaat untuk masyarakat umum atau pihak yang tidak terkait langsung adalah diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat membantu untuk menjadi referensi dan dapat digunakan sebagai dokumentasi ilmiah yang berguna bagi pengembangan ilmu dan teknologi.