BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan masalah perkembangan dan memiliki karakteristik dan. kebutuhan yang berbeda dengan anak perkembangan normal lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. (Tim Cancer Helps, 2010). Data di Eropa pada tahun 1988 dan 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan


BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Leukemia akut merupakan 30-40% dari keganasan pada masa anak-anak. Insiden

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006).Insidensi LLA di Indonesia 2,5-4 kasus baru per anak sehingga

BAB I PENDAHULUAN. umum kanker pada anak-anak dibawah usia 15 tahun dengan mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian. Penyakit kanker saat ini sudah merupakan masalah kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

PENDAHULUAN. Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri

BAB I PENDAHULUAN. menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), kematian akibat kanker di

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB 6. PEMBAHASAN. Penelitian adalah penelitian case control yang melibatkan 52 penderita

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak,

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute,

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. dan hcg mempunyai peranan penting dalam perubahan tersebut, yang salah

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. kematian akibat kanker yang sangat tinggi. Berdasarkan laporan World Health

I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, 2009). Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan bentuk leukemia yang paling lazim dan paling umum dijumpai pada anak yaitu sekitar 75-80% (Hoffbrand, 2012; Tomlinson & Kline, 2010). LLA merupakan salah satu jenis leukemia, dimana sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012). Di dunia, anak-anak yang terdiagnosis mengidap leukemia akut sebesar 30-34% dari semua jenis keganasan. Insiden rata-rata leukemia adalah 4-4,5 kasus/tahun/100.000 anak di bawah 15 tahun (Permono & Ugrasena, 2010). Di Amerika Serikat, data dari tahun 2006 sampai 2010 tingkat kejadian leukemia secara keseluruhan meningkat sekitar 0,5% per tahun. Kejadian LLA mencapai 6.020 kasus (kasus anak-anak dan dewasa) dan angka kematiannya mencapai 1.440 kasus pada tahun 2014. Prevalensi kejadian LLA pada anak yaitu sebesar 75% dibandingkan dengan jenis leukemia lainnya (American Cancer Society, 2014).

Di Indonesia, kasus leukemia pada anak sejak tahun 2010 sampai dengan 2013 di RSK Dharmais cenderung meningkat. Data dari tahun 2010-2013 kasus leukemia di Indonesia terdapat peningkatan setiap tahunnya dimana tahun 2010 31% kasus baru, pada tahun 2011 terdapat peningkatan 4% kasus baru, pada tahun 2012 terdapat peningkatan lagi sebesar 7%, dan tahun 2013 terdapat peningkatan yang sama sebesar 7% (Riskesdas, 2013). Jumlah kasus leukemia pada tahun 2014 mencapai 46 kasus (Kemenkes, 2015). Penderita LLA biasanya mengalami masalah dengan ketidakseimbangan nutrisi, terjadinya penurunan berat badan pada saat sebelum mendapatkan pengobatan (Wong et al, 2009). Perubahan berat badan ini perlu dilakukan pengawasan demi kesembuhan, dengan memantau perubahan status gizi anak penderita LLA (Brinksma et al, 2014). Zat gizi sangat penting untuk penyembuhan semua proses penyakit, jika kondisi gizi anak buruk itu akan memperlama proses penyembuhan, karena obat yang diberikan itu akan diedarkan, dan membutuhkan nutrisi atau zat gizi untuk mengedarkannya, sementara jika gizi anak lebih juga menjadi masalah. Zat gizi akan menghasilkan energi, enegi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan, pada anak yang sakit kebutuhan energi lebih tinggi dibandingkan anak yang sehat (Almatsier, 2009; Supariasa, 2012) Faktor-faktor seperti obat (steroid), makanan, dan aktifitas fisik mempengaruhi status gizi dan dimanifestasikan sebagai gangguan pertumbuhan, berat badan bertambah ataupun berat badan berkurang (Tan,

2013). Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya (Almatsier, 2009). Terjadinya penurunan status gizi pada sebagian penderita kanker karena turunnya asupan zat-zat gizi, baik akibat gejala penyakit kankernya sendiri atau efek samping pengobatan seperti anoreksia, mual, muntah, diare. Selain itu kebehasilan pengobatan sangat tergantung pada keadaan gizi penderita, kemunduran status gizi dapat menimbulkan komplikasi dan menghambat terapi yang kuratif. Kekurangan gizi merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi hasil pengobatan kanker pada pasien dengan kecukupan gizi dan status gizi yang baik relatif lebih tahan terhadap terapi kanker yang dijalani dibanding yang berstatus gizi buruk atau kecukupan gizi kurang (Uripi, 2005). Prevalensi malnutrisi atau gangguan status gizi pada pasien yang didiagnosis menderita LLA sekitar 7% untuk negara berkembang, dan pada penelitian lainnya menunjukkan angka sekitar 21-23%. Prevalensi anak-anak yang mengalami obesitas setelah selesai mengalami pengobatan adalah sekitar 20-34%. Nutrisi menjadi salah satu faktor yang penting dalam menentukan prognosis dan harapan hidup pasien LLA (Alcazar et al, 2013) Penelitian terkait dengan status gizi pasien leukemia pada anak yang dilakukan oleh Aininoor et al (2009) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara status gizi anak-anak dengan leukemia pada tahap

pengobatan yang berbeda, prevalensi gizi buruk lebih tinggi pada anak-anak dengan leukemia yang baru didiagnosa sebanyak 37,3% anak memiliki berat badan kurang. Penelitian yang dilakukan oleh Gonzlez et al (2004) menemukan bahwa setelah tahap intensif pengobatan menunjukkan 39,3% pasien mengalami peningkatan berat badan dari 49 anak-anak yang dirawat karena leukemia limfoblastik akut. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pasien kanker diantaranya karakteristik pasien, asupan energi, aktivitas fisik, intensitas pengobatan atau fase pengobatan, dan dosis kumulatif kortikosteroid. Pada penderita LLA intensitas pengobatan atau fase pengobatan dan penggunaan obat kortikosteroid mempengaruhi status gizi (Brinksma et al, 2014). Dalam pengobatan LLA, terdapat dua jenis penanganan yaitu suportif dan kuratif. Penanganan suportif adalah penanganan yang mengobati penyakit penyerta leukemia dan komplikasinya, sedangkan penanganan kuratif adalah penanganan yang bertujuan menyembuhkan leukemia dengan cara kemoterapi (Nafrialdi dan Sulistia, 2003). Penatalaksanaan utama leukemia sebagai penyakit sistemik adalah kemoterapi yang membutuhkan waktu lama hingga bertahun-tahun. Anak yang menderita LLA harus dilakukan terapi perawatan yang cukup panjang (2-3 tahun) (Faozi, 2013). Pengobatan dengan cara kemoterapi untuk penderita LLA terbagi ada tiga tahap, yaitu tahap induksi, konsolidasi, dan rumatan. Pengobatan dengan kemoterapi telah berhasil menaikkan angka kesembuhan pada penderita LLA tetapi memiliki efek samping. Berbagai macam efek samping yang dimiliki

oleh kemoterapi dimana salah satunya yaitu gangguan status gizi, ini merupakan efek samping dari obat kortikosteroid dimana pada tahap induksi dan rumatan diberikan obat kortikosteroid tetapi tidak diberikan pada tahap konsolidasi (Zhang, 2015; Tan, 2013). Hasil penelitian Malihi (2013) menunjukkan sebanyak 19,4% ditemukan mengalami malnutrisi sebelum kemoterapi, setelah kemoterapi 76,1% pasien mengalami kekurangan gizi sedang, dan 6,3% mengalami gizi buruk setelah kemoterapi induksi. Mekanisme yang menyebabkan terjadinya gangguan status gizi pada anak penderita LLA yang menjalani tahapan kemoterapi adalah pemakaian obat-obatan. Hampir semua obat anti kanker menyebabkan efek samping berupa gangguan saluran cerna (Nafrialdi dan Sulistia, 2003). Hal ini dapat menyebabkan status gizi pada penderita yang menjalani kemoterapi terganggu. Obat-obatan yang digunakan adalah kortikosteroid yang digunakan sebagai anti mual dan muntah yang apabila dikonsumsi terlalu lama dapat mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan pertambahan lemak di bagian-bagian tertentu tubuh (Zhang, 2015). Penelitian lainnya juga membuktikan bahwa tahapan kemoterapi menyebabkan gangguan status gizi, hal ini ditandai dengan anak-anak yang mendapatkan kemoterapi cenderung mengalami obesitas/status gizi lebih pada akhir pengobatan (Tan, 2013). Penelitian yang dilakukan Zalina (2009) menyangkal hasil penelitian diatas bahwa tidak ada perbedaan status gizi yang berarti pada pasien yang menjalani tahapan kemoterapi.

Peneliti melakukan studi pendahuluan di ruangan IRNA kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 7 orang tua anak penderita LLA yang menjalani kemoterapi, didapatkan bahwa 4 anak penderita LLA yang sedang mejalani tahapan induksi kemoterapi memiliki keluhan penurunan berat badan dan peningkatan berat badan. Pada tahapan konsolidasi, 1 anak penderita LLA tidak mengalami kenaikan berat badan. Sedangkan 2 anak penderita LLA yang sedang menjalani tahapan rumatan memiliki keluhan ketidakstabilan berat badan. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melihat apakah terdapat hubungan antara tahap kemoterapi dengan status gizi anak penderita LLA di RSUP Dr. M. Djamil Kota Padang Tahun 2017. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan antara tahap kemoterapi dengan status gizi pada penderita Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) di ruangan IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tahap kemoterapi dengan status gizi pada penderita Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) di ruangan IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik penderita LLA di IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017. b. Diketahui distribusi frekuensi tahapan kemoterapi yang dijalani anak-anak penderita LLA di IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017. c. Diketahui distribusi frekuensi status gizi anak penderita LLA di IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017. d. Diketahui hubungan tahap kemoterapi dengan status gizi anak penderita LLA di IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai penambah kepustakan dan pengetahuan ilmiah mahasiswa keperawatan khususnya Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas dalam bidang keperawatan anak. 2. Bagi Institusi Kesehatan Sebagai informasi dan data bagi tenaga kesehatan dalam melakukan pemantauan terhadap status gizi pada anak LLA yang menjalani kemoterapi. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai sumber bacaan baik sumber primer maupun sumber sekunder penelitian-penelitian keperawatan selanjutnya untuk tambahan ilmu dan menjadi dasar atau data pendukung untuk melakukan penelitian.