BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I. Pendahuluan Latar Belakang Proyek. Batik sudah berabad abad tumbuh dan berkembang dari jaman ke

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, yang disebabkan oleh semakin beranekaragamnya produk

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1) disebutkan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Gagasan awal,strategi/pendekatan Perancangan. Skywalk merupakan akses pejalan kaki yang letaknya dua

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM SENTRA BATIK KHAS BLORA

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

PEKALONGAN BATIK CENTER

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

darah tidak berfungsi dengan baik.

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut mata pencaharian, tenaga kerja, dan pendapatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain. terdapat di Yogyakarta. Keberadaan kampus-kampus di

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

Medan_Electronic_Mall

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Perindustrian Depperindagkop Kota Pekalongan). Begitu dalam pengaruh batik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS DHYANA PURA DI BADUNG 1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

SENTRA PROMOSI DAN INFORMASI KERAJINAN KUNINGAN DI JUWANA

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

PASAR SANDANG PEKALONGAN

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

PENATAAN KAWASAN INDUSTRI BATIK DI TRUSMI, CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN DESAIN INTERIOR RESTORAN ALAS DAUN DI HOTEL CROWN, JAKARTA SELATAN/RANI AGUSTINA R

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Proyek Batik di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari jaman ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad XVIII, batik yang awalnya tidak berfungsi sebagai barang ekonomis berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di masyarakat secara merata. Saat ini batik juga sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009. Perkembangan batik mulai ditendensikan dalam 2 arah, yaitu: Batik sebagai yang dalam perkembangannya selalu mencari kesempurnaan. Batik sebagai industri kerajinan rakyat yang mampu menghidupi sebagian rakyat Indonesia. Batik sebagai barang seni yang memiliki nilai budaya didalamnya perlu dilestarikan dan dilindungi, serta batik sebagai industri perlu ditingkatkan produksinya, motif, mutu, promosi dan pemasarannya. Perkembangan batik di Indonesia saat ini semakin besar peminat serta pengrajin batik. Hampir di setiap daerah 1

memiliki motif batik yang memiliki kekhasan daerah asalnya, masyarakat Blora mulai menunjukan potensinya di bidang batik ini. Kabupaten Blora selain terkenal dengan hasil alamnya juga memiliki beberapa hasil karya budaya yang memiliki kekhasan sebagai identitas Blora. Dengan mengeksplorasi hasil alam dan juga budaya yang dimiliki oleh Blora, para pengrajin batik memulai membuat motif batik khas Blora. Saat ini Blora telah mempunyai beberapa macam motif batik yang menunjukkan identitas Kabupaten Blora. Hal ini juga didukung dengan suku asli Blora yaitu suku samin yang juga ikut memproduksi batik khasnya sendiri. Namun, perkembangan karya batik tidak diikuti dengan fasilitas promosi dan penjualan yang memadai. Oleh karena itu, strategi pendekatan desain yang digunakan adalah perancangan bangunan baru. Keberadaan Sentra Batik ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas para pengrajin batik serta menjadi daya tarik masyarakat untuk bekarya dan melestarikan budaya khususnya batik khas Blora ini. Fungsi bangunan Sentra Batik ini ialah untuk mempromosikan batik khas Blora. Selain fungsi promosi, akan terdapat juga retailretail yang menjual segala macam batik khususnya batik khas Blora. Pelatihan membatik dan produksi batik juga ada dalam komplek bangunan ini, serta food-court maupun fasilitas komersial lainnya. 2

Terdapat beberapa fasilitas di dalam perancangan Sentra Batik, diantaranya workshop atau pelatihan membatik, produksi batik, retail- retail yang menjual segala bentuk batik khas Blora, food court, area servis, dan ruang luar yang difungsikan sebagai area. Area publik ini sebagai sarana berkumpul bagi masyarakat Kabupaten Blora. Sehingga Sentra Batik Khas Blora ini akan memberikan kesan humanis kepada masyarakat urban melalui area-area komunal. Serta penggunaan teknologi dan sistem bangunan modern. Dan akhirnya memberikan konstribusi positif bagi perkembangan Kabupaten Blora, dan menjadi daya tarik di kawasan tersebut. Alasan dan Motivasi Pemilihan Judul Proyek Ketertarikan (interest) Meningkatnya kebutuhan sandang masyarakat dan juga perkembangan dunia fashion yang sangat pesat Batik telah menjadi tren dikalangan masyarakat indonesia, baik itu dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Kabupaten Blora semakin menghasilkan karya-karya batik yang saat ini sedang banyak diminati di semua kalangan, dan motif-motif yang dihasilkan juga menunjukkan kekhasan Kabupaten Blora. Diharapkan dengan adanya sentra batik 3

khas blora masyarakat dapat beralih lebih memilih batik khas daerah blora dibandingkan batik daerah lainnya. Kepentingan (urgency) Budaya Indonesia siapa yang tahu, kondisi saat ini, 20 tahun atau 50 tahun yang mendatang? Kehilangan jatidiri. Banyak generasi musa saat ini yang mulai mengikti budaya orang barat. Mulai dari lifestyle hingga fashion. Kabupaten Blora masuk dalam daerah yang sedang giat mempromosikan batik khas Blora-nya. Meskipun belum setenar daerah lainnya batik khas Blora juga muai diminati konsumen dari berbagai daerah di tanah air. Bahkan, wisarawan mancanegara juga mulai tertarik dengan motif batik khas Blora. Motif batik khas Blora diantaranya seperti motif daun jati dan mustika yang mengandung filosofi hidup dan etos kerja. Selain itu, suku asli Blora yang dikenal sebagai suku samin atau seulr sikep juga mulai memproduksi batik khasnya sendiri yang dinamai batik motif salur yang hanya masyarakat samin dan beberapa pengrajin saja yang bisa membuatnya. Semakin berkembangnya kios-kios kecil penjual batik di Blora yang penyebarannya tidak rata, sehingga membutuhan sebuah wadah untuk menampung mereka dan juga sekaligus meningkatkan peminat dan pengunjungnya. 4

Kebutuhan (need) Memperkenalkan batik khas blora kepada seluruh masyarakat penjuru nusantara. Dapat menambah peluang kerja bagi masyarakat sekitar Sentra batik ini dibuat dengan kebutuhan akan sebuah pusat promosi batik yang cukup besar dan yang dapat mendukung pelestarian budaya dan perekonomian. Maka sentra batik yang sekaligus terdapat pusat pelatihan, penjualan, dan produksi sangatlah dibutuhkan. Keterkaitan (relevancy) Adanya upaya meingkatkan promosi dan hasil produksi batik khas Blora kepada seluruh masyarakat penjuru nusantara, maka diperlukan sebuah wadah yang mampu mewadahi berbagai macam aktifitas yang bergerak dibidang promosi hingga penjualan, pusat pelatihan dan juga produksi batik Blora, maka didirikanlah sebuah sentra batik khas Blora yang ramah lingkungan. 5

1.2 Tujuan dan Sasaran Pembahasan Menyediakan sebuah wadah atau tempat untuk menampung aktifitas promosi hingga penjuaan, pusat pelatihan, dan produksi batik khas Blora. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak meimbulkan masalah lingkungan dan membutuhkan energy sedikit mungin. Mendukung perkembangan batik di nusantara khususnya di Kabupaten Blora sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat terhadap batik khas Blora. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap sejarah, perkembangan, dan teknik membatik. Sebagai alternative ruang public masyarakat Blora. Menciptakan desain yang berkelanjutan dan memiliki daya Tarik dari segi Arsitektural, Estetika, dan Struktural. 1.3 Manfaat yang ingin dicapai Manfaat akademis : Memahami teori arsitektur dalam mendesain sebuah komplek bangunan yang memiliki berbagai macam fungsi didalamnya. Menambah pengetahuan bagi dunia arsitektur tentang perencanaan dan perancangan bangunan area promosi dan fasilitas lainnyayang memiliki pola sirkulasi yang baik, 6

pengolahan limbah industry dengan megikuti perkembangan teknologi. Manfaat Praktis : Memperkenalkan citra batik khas Blora kepada masyarakat luas. Menambah lapangan perkerjaan bagi masyarakat sekitar. Menambah jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Blora dengan menyediakan fasilitas yang lengkap dan nyaman. Meningkatkan hasil produksi batik khas Blora dari segi kualitas maupun kuantitas. 1.4 Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan proyek ini adalah bidang promosi dan produksi batik, khususnya batik khas Blora, mulai dari kegiatan promosi, pemasaran, pelatihan, produksi dan kegiatan pendukung lainnya. Proyek ini merupakan perencanaan dan perancangan komplek bangunan baru. Sentra batik khas Blora ini merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat promosi hingga produksi dan juga fungsi pendukung lainnya seperti kedai batik, workshop membatik, dan ruang-ruang pendukung lainnya yang ditujukan bagi masyarakat Blora maupun masyarakat luar Blora. Dengan mempertimbangkan penekanan desain dan memperhatikan permasalahan dominan yang ada diharapkan perencanaan Sentra 7

Batik Khas Blora ini nantinya dapat tepat sasaran dan bermanfaat bagi para penggunanya. Lingkup pembahasan dalam mendesain Sentra Batik Khas Blora juga dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.4.1 Deskripsi Proyek Deskripsi proyek mengenai Sentra Batik Khas Blora dimana menyangkut terminology, kegiatan pelaku, fasilitas dan prasarana yang disediakan, spesifikasi dan syarat-syarat dalam mendesain, hal-hal yang menyangkut dalam arsitektur entah itu ruang, fungsi ruang, dan lain-lain, hal-hal yang berpengaruh pada bagunan dan lingkungan. 1.4.2 Analisa Program Arsitektural Analisa ini terdiri dari analisa pendekatan arsitektur Diana menyangkut studi aktivitas dan fasilitas yang ada di dalam Sentra Batik Khas Blora, lalu terdapat analisa pendekatan system bangunan yang membahas struktur, system utilitas, dan teknologi yang diterapkan, kemudian analisa konteks lingkungan yang menyangkut analisa lokasi dan tapak serta kondisi-kondisi eksisting tapak dan sekitar tapak. 1.4.3 Program Arsitektur Pada tahap ini yaitu mendasarkan pada konsep program yang terkait dengan tema desain, tujuan, factor penentu, dan factor 8

persyaratan perancangan, serta program arsitektur (program kegiatan, system struktur dan system utilitas). 1.4.4 Kajian Teori Tema kajian mengenai kajian teori penekanan (tema desain) dan kajian teori permasalahan dominan dimana dua kajian ini berupa uraian interpretasi, studi preseden, dan studi empiris. 1.5 Metode Pembahasan 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan Data Primer (survey) Data primer merupakan metode pengumpulan data dari tangan pertama yang diperoleh dari survey yaitu melalui wawncara dan observasi. a. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Dimana wawancara terstruktur ini, penanya sudah menyiapkan beberapa daftar pertanyaan yang ingin diajukan oleh responden. Biasanya penanya menggunakan beberapa alat pendukung dalam wawancara seperti 9 tape recorder, kamera, buku dan pulpen. Sedangkan wawancara tidak terstruktur bersifat 9

lebih bebas. Maskudnya, penanya tidak membuat daftar pertanyaan atau spontanitas. Atau penanya bisa juga hanya menulis poinpoin yang ingin ditanyakan. Dalam Sentra Batik Khas Blora ini dilakukan wawancara kepada pihak-pihak yang bersangkutan, Antara lain BAPPEDA Kabupaten Blora, para pengrajin batik khas Blora, para penjual batik khas Blora, dan juga masyarakat peminat batik khas Blora. b. Observasi Adalah teknik pengumpulan data dengan mengamati langsung. Pada observasi ini maksud halnya adalah survey. Dilakukan pengamatan di berbagai bangunan yang serupa dengan Sentra Batik Khas Blora contohnya seperti International Batik Centerdi Pekalongan, Pasar Batik Setono, pasar batik Laweyan yang ada di Solo, maupun museum, dan lain-lain. Dimana di dalam bangunan yang akan dituju terdapat beberapa hal yang perlu diamati seperti mengamati jenis ruang, besaran ruang, hubungan ruang, area sirkulasi, area parkir, penzoningan ruang, dan lain-lain. Pengumpulan Data Sekunder (studi literature) Data sekunder didapatkan dengan pengumpulkan dan memperlajari data serta teori yang berkaitan dengan tema penelitian yaitu sentra batik khas Blora yang didapatkan dari 10

studi literature yaitu berupa buku, peraturan yang berkaitan dengan proyek penelitian yang berupa sentra batik, dan data yang didapatkan dari media cetak dan media elektronik atau browsing. 1.5.2 Metode Penyusunan dan Analisa Metode yang digunakan dalam penyusunan dan analisa pada proyek sentra batik khas Blora ini adalah : a. Metode Induktif Metoda induktif merupakan pengumpulan data dan analisis yang didapat melalui hasil wawancara, survey di lapangan, maupun hasil dokumentasi data dari proyekproyek lain yang sama. Dengan maksud untuk mendapatkan fakta nyata di lapangan atau bukti dimana digunakan untuk menganalisa temuan data yang didapat. Data yang didapat tersebut akan dirangkum sebagai dasar pemrograman dan perancangan. b. Metode Deduktif Sedangkan pada metode deduktif merupakan cara pengumpulan data dan analisis dengan cara mencari data-data lewat buku-buku studi yang berkaitan dengan proyek maupun mencari melalui internet. Data data ini akan dikembangkan untuk memperkuat hasil analisa lewat teori-teori yang didapat dari studi literatur. 11

1.5.3 Metode Peemrograman Tahap Analisa : Melakukan studi spesifikasi proyek yang meliputi kebutuhan dan persyaratan ruangnya berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang ada. Melakukan studi untuk pembagian zona-zona berdasarkan kelompok aktivitas beserta system sirkulasi dan perletakan aksesbilitas. Analisa pemrograman - Analisa pengertian Sentra Batik Khas Blora - Analisa data primer (wawancara, observasi, dll) - Analisa data sekunder (studi literature) - Studi aktivitas - Studi ruang - Studi massa - Studi lokasi - Zoning makro dan mikro Tahap Sintesa : Menggambarkan system zoning serta perletakan titik-titik aksesibilitas dan system sirkulasinya. Mencari penekanan desain serta permasalahan dominan pada kasus proyek sentra batik ini. 12

1.5.4 Metode Perancangan Arsitektur Metode yang dilakukan dalam perancangan arsitektur meliputi: Landasan Teori dan Program: metode yang berisi teoriteori dan studi literatur mengenai proyek penelitian dan hasil survey proyek sejenis. Pembuatan landasan teori dan program ini merupakan salah satu langkah awal sebelum melakukan proses perancangan. Rancangan Skematik : merupakan metode yang menggambarkan konsep rancangan yang akan digunakan oleh peneliti dalam bentuk gambar sketsa (hand drawing) Pengembangan Rancangan:metode perancangan arsitektur yang dibuat dalam bentuk gambar kerja menggunakan software yang mendukung antara lain Auto Cad dan Sketch Up/3D max. Presentasi : metode akhir yang dilakukan peneliti dengan melakukan presentasi mengenai Sentra Industri Batik Warna Alam dalam bentuk slide power point yang kemudian dibantu dengan maket. 1.6 Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang proyek, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan 13

BAB II TINJAUAN PROYEK Berisi tentang tinjauan umum, tinjauan khusus dan kesimpulan proyek. Tinjauan umum berisi tentang gambaran umum situasi perkembangan batik di Blora, Jawa Tengah khususnya dalam bidang promosi serta produksi batik khas Blora. Deskripsi khusus berisi tentang spesifikasi proyek Sentra Batik Khas Blora di Blora, meliputi studi aktivitas dan pelaku, persyaratan desain, deskripsi konteks kota, urgensi dan relevansi, studi banding/komparasi, permsaahan desain sampai dengan batasan dan anggapan. BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR Berisi mengenai analisa pendekatan arsitektur, pendekatan sistem bangunan dan konteks lingkungan yang mendukung proses perencanaan dan perancangan. BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR Program Arsitektur berisi landasan konseptual program, tujuan perancangan, faktor penentu perancangan, faktor persyaratan perancangan serta program arsitektur. 14

BAB V KAJIAN TEORI Pada kajian teori ini mengulas mengenai kajian teori penekanan desain dan permasalahan dominan teori penekanan desain yaitu merupakan penerapan dari subyektifitas perancang untuk memberi warna pada desain nantinya, penekanan desain biasanya dikaitkan dengan masalah bentuk, teknologi, lingkungan budaya/perilaku, terkait dengan konsep. Permasalahan dominan berisi tentang permasalahan pokok yang diangkat dan dicari solusinya dalam aplikasi desain nantinya. DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus projek. LAMPIRAN Berisi data- data bisa berupa gambar, tabel, dll yang berhubungan dengan isi Landasan Teori dan Program Perancangan. 15