digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transportasi adalah sarana yang sangat penting dalam memperlancar roda perekonomian, mempererat persatuan dan kesatuan bangsa serta dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan negara. Tersedianya transportasi yang memadai dalam satu daerah atau negara dapat memperlancar aktivitas masyarakatnya serta dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa atau negara tersebut. Transportasi merupakan suatu proses perpindahan suatu barang atau orang (penumpang) dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan berpindahnya manusia dari satu tempat ke tempat lain melalui pengangkutan maka produktifitasnya akan bertambah tinggi. Karena memperoleh nilai tambah, maka pemilik barang maupun manusia (penumpang) bersedia memberikan balas jasa. Balas jasa sering disebut ongkos (tarif). Dalam membuat kebijaksanaan tentang tarif pemerintah selalu memperhatikan kepentingan kedua belah pihak yang berkaitan dengan angkutan umum ini, pihak pertama yaitu para pengusaha sebagai pemilik dan pemegang kuasa terhadap kendaraan dan para supir sebagai pemberi jasa yang akan menerima pembayaran sesuai dengan tarif yang berlaku dan pihak kedua adalah masyarakat sebagai pengguna jasa yang akan membayar ongkos. Jika salah satu pihak merasa dirugikan, maka proses pelaksanaan kegiatan transportasi akan terganggu. Dampak kenaikan minyak dunia mengakibatkan pemerintah harus mengurangi subsidi untuk minyak dalam negeri sehingga pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tanggal 22 Juni 2013. Akibatnya secara langsung 1
digilib.uns.ac.id 2 berdampak terhadap naiknya tarif angkutan umum. Kenaikan harga BBM pada tanggal 22 Juni 2013 adalah sebagai berikut : Tabel 1.1. Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak pada 22 Juni 2013 Jenis Bahan Bakar Harga Lama Harga Baru Kenaikan Premiun Rp 4.500,00 Rp 6.500,00 44,4 % Solar Rp 4.500,00 Rp 5.500,00 22,2 % Sumber : Kedaulatan Rakyat, 22 Juni 2013 Penulis memilih Bus Atmo sebagai objek penelitian karena Bus Atmo merupakan salah satu perusahaan bus kota yang berada di Kota Surakarta, dan setelah kenaikan BBM pada tanggal 22 Juni 2013 pendapatan pemilik Bus Atmo menalami penurunan yang signifikan. Hal ini disampaikan oleh pemilik Bus Atmo, Bapak Moko kepada penulis saat ditemui di Garasi Bus Atmo. Penurunan ini disebabkan oleh naiknya harga-harga suku cadang kendaraan yang ada di pasaran akibat dari naiknya harga BBM. Sedangkan untuk pendapatan setiap hari tidak mengalami kenaikan. Bus Atmo memiliki kapasitas tempat duduk 25 orang, beroperasi dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00. Garasi Bus Atmo terletak di daerah Ngemplak, Kartasura, Jawa Tengah. Bus ini mempunyai armada sebanyak 24 buah, bus yang beroperasi tiap hari sebanyak 16 buah sedangkan sisanya sebagai cadangan. Bus Atmo merupakan salah satu angkutan bus kota yang melayani daerah strategis, dilihat dari rutenya yang melewati kawasan sekolah, perbelanjaan, stasiun. Kartasura-Palur. Rute Bus Atmo adalah Terminal Palur Jurug Jl. Ir.Sutami Jl. Kol.Sutarto Jl. Walter Monginsidi Jl. Gajah MAda Jl. Yosodipuro Jl. Dr. Muwardi Jl. Slamet Riyadi Jl. Jend. Ahmad Yani Terminal Kartosuro (Pulang-Pergi) Sebagai konsekuensi kenaikan harga BBM, maka biaya operasi kendaraan Bus Atmo juga meningkat. Penyesuaian tarif harus dilakukan untuk mengimbangi kenaikan biaya operasional kendaraan. Oleh karena itu pengelola Bus Atmo telah menetapkan tarif baru akibat dari commit naiknya to harga user BBM saat ini. Berikut ini adalah
digilib.uns.ac.id 3 adalah tarif Bus Atmo yang ditetapkan oleh pengelola bus sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Tabel 1.2. Kenaikan Tarif Bus Atmo pada Agustus 2013 Jenis Tarif Tarif Lama Tarif Baru Kenaikan Umum Rp 2.500,00 Rp 3.000,00 16,667 % Pelajar Rp 1.000,00 Rp 1.500,00 50 % Sumber : Kantor Bus Atmo (September 2013) Dari data kenaikan BBM Solar sebagai bahan bakar bus dibandingkan dengan kenaikan tarif umum bus terlihat perbedaan yang signifikan. Padahal kenaikan harga BBM juga memicu kenaikan komponen biaya operasional kendaraan yang lain seperti : Ban, Pelumas, Suku cadang serta biaya perawatan kendaraan. Melihat fenomena tersebut maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah kenaikan solar sebagai bahan bakar bus sebesar 22,2 % tersebut sebanding dengan pengaruhnya terhadap biaya operasi kendaraan dan penghasilan operator bus. Perhitungan BOK dalam penelitian ini menggunakan pendekatan empiris metode TRRL-Kenya dengan alasan bahawa beberapa variabel/komponen yang diperoleh dari data-data Bus Atmo dipenuhi rumus tersebut. Selain itu metode TRRL-Kenya juga dapat diterapkan di negara manapun dengan mata uang yang berbeda-beda pula. Sebagai perbandingan dihitung juga besarnya BOK dengan pendekatan empiris PCI Model.
digilib.uns.ac.id 4 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Berapakah kenaikan biaya operasi kendaraan Bus Atmo akibat kenaikan harga BBM. 2. Bagaimana pengaruh kenaikan BBM terhadap penghasilan operator (sopir) Bus Atmo. 3. Bagaimana pengaruh kenaikan BBM terhadap penghasilan pemilik Bus Atmo. 1.3. Batasan Masalah 1. Studi kasus ini adalah pada Bus Atmo. 2. Studi kasus ini adalah bus kota yang beroperasi di Kota Surakarta (Palur Kartasura) 3. Perhitungan BOK menggunakan Metode TRRL-Kenya dan PCI Model sebagai perbandingan. 4. BOK yang dihitung meliputi : Biaya jalan kendaraan yang meliputi : biaya pemkaian bahan bakar, minya pelumas, perawatan kendaraan (suku cadang dan jumlah tenaga kerja/mekanik yang terpakai), ban, penyusutan dan jam kerja awak atau tenaga dalam opeasi serta biaya tetap (standing cost). 5. Variabel kecepatan dalam Metode TRRL-Kenya dan PCI Model digunakan Journey Speed dengan metode menaiki bus. 6. Harga-harga untuk perhitungan BOK sebelum kenaikan BBM diperhitungkan pada data-data periode Maret-Juni 2013 sedangkan setelah kenaikan BBM pada data-data periode sesudah Juli 2013.
digilib.uns.ac.id 5 1.4. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya kenaikan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Bus Atmo. 2. Mengetahui pengaruh penghasilan operator (sopir) Bus Atmo sebagai akibat dari kenaikan harga BBM. 3. Mengetahui pengaruh penghasilan pemilik Bus Atmo sebagai akibat dari kenaikan harga BBM. 1.5. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis, yaitu untuk mengembangkan Iilmu Pengetahuan Ekonomi Teknik terutama Ekonomi Transportasi. 2. Manfaat Praktis, yaitu untuk mengembangkan pengetahuan tentang Biaya Operasi Kendaraan pada angkutan umum khususnya bus kota.