BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2005). Adapun yang akan menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasinya (Azwar, 200 4). Penelitian ini menghubungkan tiga variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. apakah perbedaannya signifikan atau tidak signifikan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dianalisis menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono,2005). Adapun yang akan menjadi variabel dalam penelitian ini adalah selfefficacy dan self regulated learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan selfefficacy dan self regulated learning antara siswa lakilaki dan siswa perempuan. B. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel mandiri ( Sugiyono, 2005), sehingga variabel terikat dalam penelitian ini adalah selfefficacy dan self regulated learning dan variabel bebasnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu siswa lakilaki dan siswa perempuan. C. Definisi Operasional 1. SelfEfficacy (Efikasi Diri) Selfefficacy adalah keyakinan yang ada pada diri individu mengenai kemampuannya dalam mengatasi beraneka ragam situasi yang muncul dalam hidupnya dan mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapinya guna

mencapai hasil yang diinginkan. Efikasi diri juga akan berbeda pada tiap individu, berdasarkan dimensi tingkat, kekuatan, dan generalisasi. Penelitian ini menggunakan skala modifikasi yang berdasarkan pada aspek selfefficacy menurut Bandura dan skala terjemahan dari General SelfEfficacy(GSE) dari Schwarzer dan Jerusalem (1995). Menurut Schwarzer dkk(2009) menyatakan bahwa skala selfefficacy merupakan skala unidimensional dan menemukan kriteria yang dibutuhkan dalam prosedur pengukuran multicultural, skala GSE yang terdiri dari 10 aitem merupakan satu kesatuan dari aspek magnitude, strength, dan generality. Aspekaspek SelfEfficacy adalah, sebagai berikut: 1. Magnitude (tingkat), yaitu berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu merasa mampu untuk melakukannya. Apabila individu dihadapkan pada tugastugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin akan terbatas pada tugastugas yang mudah, sedang, atau bahkan meliputi tugastugas yang paling sulit, sesuai dengan batas kemampuannya. 2. Strenght (kekuatan), yaitu berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau pengharapan individu mengenai kemampuannya. Pengharapan yang lemah mudah digoyahkan oleh pengalamanpengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya, pengharapan yang mantab mendorong individu tetap bertahan dalam usahanya. 3. Generality, yaitu berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya. Apakah terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.

2. Self Regulated Learning (Regulasi Diri dalam Belajar) Self regulated learning adalah suatu strategi dan upaya siswa dalam proses belajar dimana siswa belajar dengan cara memonitori diri sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar yang diinginkan, dengan menggunakan kemampuan metakognisi, motivasi, dan perilaku. Aspekaspek Self Regulated Learning adalah, sebagai berikut: 1. Metakognisi, yaitu suatu kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk meregulasi dirinya dengan cara merencanakan, mengorganisasikan, mengintruksi diri, memonitor dan mengevalusi dirinya dalam proses belajar. 2. Motivasi, yaitu suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Regulasi motivasi adalah semua pemikiran, tindakan atau perilaku dimana siswa berusaha mempengaruhi pilihan, usaha dan ketekunan tugas akademisnya. 3. Perilaku, merupakan upaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi, dan memanfaatkan maupun menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitasnya. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu(sugiyono, 2005).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Selatpanjang tahun ajaran 2013/20 yang terdiri dari dua kelompok yaitu siswa lakilaki dan siswa perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak sekolah, jumlah populasi seluruh siswa SMA Negeri 1 Selatpanjang adalah sebanyak 25 lokal atau 920 orang siswa. Tabel 3.1 Populasi Siswa SMA Negeri 1 2013/20 Selatpanjang Kelas Lokal Jumlah Total X XI XII MIA.1 MIA.2 MIA.3 MIA.4 MIA.5 MIA.6 IIS.1 IIS.2 IIS.3 IPA.1 IPA.2 IPA.3 IPA.4 IPA.5 IPS.1 IPS.2 IPS.3 IPA.1 IPA.2 IPA.3 IPA.4 IPA.5 IPS.1 IPS.2 IPS.3 L 17 20 17 16 23 19 20 20 16 16 17 16 17 25 26 29 11 11 11 12 11 15 21 P 13 16 7 19 11 12 12 15 25 19 19 15 25 26 25 20 28 20 15 Total 920 Jml keseluruhan: L = 176 P = 119 TOTAL = 295 Jml keseluruhan: L= 162 P = 174 TOTAL = 336 Jml keseluruhan: L= 106 P= 183 TOTAL = 289 2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2005). Arikunto (2002) mengatakan jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 1015% atau 2025% atau lebih. Oleh karena itu peneliti mengambil 25% dari 25 lokal di SMA Negeri 1 Selatpanjang, sehingga terpilih 6 lokal yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. 3. Teknik Pengambilan Sampel Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, diambil berdasarkan pendapat Sugiyono (2004) yaitu sampel yang baik adalah sampel yang representativ mewakili populasi. Berapa jumlah anggota sampel yang akan digunakan sebagai sumber data tergantung pada tingkat kepercayaan yang dikehendaki. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cluster random sampling. Cluster random sampling adalah pengambilan sampel dengan cara melakukan rendomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara individual (Azwar, 2004). Kelompok yang dimaksud disini adalah kelas, kelas yang terpilih dalam penelitian ini adalah kelas X.MIA.5, X.IIS.2, XI.IPS.1, XI.IPS.3, XII.IPA.2, dan XII.IPA.4. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data (Arikunto, 2002) merupakan caracara yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data didapatkan dari instrument penelitian yang digunakan peneliti sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala psikologi pada masingmasing variabel penelitian, yaitu skala selfefficacy dan skala self regulated learning. Skala adalah kumpulan pernyataanpernyataan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis

sedemikian rupa sehingga respon individu terhadap pernyataan tersebut dapat diberi skor dan kemudian dapat diinterprestasikan (Azwar, 2003). 1. Skala SelfEfficacy Dalam penelitian ini menggunakan skala yang mengacu pada aspek selfefficacy menurut Albert Bandura (1997) dan skala modifikasi dari General Self Efficacy (GSE) dari Schwarzer dan Jerusalem (1995). Menurut Schwarzer dkk (2009) menyatakan bahwa skala GSE merupakan skala unidimensional dan menemukan kriteria yang dibutuhkan dalam prosedur pengukuran multikultural, skala GSE yang terdiri dari 10 aitem merupakan satu kesatuan dari aspek magnitude, strength, dan generality.

Tabel 3.2 Blue Print Skala SelfEfficacy untuk uji coba (Try Out) No Aspekaspek Aitem Jumlah 1. Magnitude atau level 2. Generality 3. Strenght 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 Total 10 10 2. Skala Self Regulated Learning Pengukuran self regulated learning pada siswa menggunakan skala psikologi yang disusun berdasarkan aspek dari self regulated learning yang dikemukakan oleh Zimmerman (1990) yang terdiri dari metakognisi, motivasi, perilaku. Berikut blue print untuk skala self regulated learning: Tabel 3.3 Blue Print Skala Self Regulated Learning untuk uji coba (Try Out) No Aspekaspek Indikator Nomor aitem N 1. Metakognisi a.merencanakan b.mengintruksi c.mengorganisasi atau mengatur d.memonitor aktivitas belajar e.mengevalusi Diri 2. Motivasi a.mengatur Perasaan b.menggerakkan Diri c.mengarahkan 3. Perilaku a.mengatur Diri b.memanfaatkan c.menciptakan F 1,2,3 6,7,8 10, 12,16 18,22 27,29 30,33,34 37,38 39,40 44,46 49,51 UF 4,5 9,11 13,15,19 17,21 20,23, 25,26,28 31,32 35,36 41,42, 43 45,47,48 50,52 Total 25 27 52 F. Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas, guna untuk mendapatkan aitemaitem yang layak sebagai alat ukur. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 12 September 20 dengan jumlah sampel 100 orang siswa.

1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya (Azwar,2009). Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud yang dilakukannya pengukuran tersebut. Tinggi rendahnya validitas dinyatakan dengan angka yang disebut koefisien validitas (Azwar,2009). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan peneliti adalah validitas isi, yaitu relevansi aitem dengan indikator keperilakuan dan dengan tujuan ukur sebenarnya sudah dapat dievaluasi lewat nalar dan akal sehat (common sense) yang mampu menilai apakah isi skala memang mendukung konstrak teoritik yang diukur. Keputusan akal sehat mengenai keselarasan atau relevansi aitem dengan tujuan ukur skala tidak dapat didasarkan hanya pada penilaian penulis sendiri, tapi juga memerlukan kesepakatan penilaian dari beberapa penilaian yang kompeten (Azwar,2012). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 17.0 for windows. 2. Daya Beda Aitem Daya beda aitem adalah sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total (Azwar,2010). Azwar juga menyatakan bahwa kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitemtotal, biasanya digunakan batasan 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya

dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga atau ( ) kurang dari 0,30 dapat diinterpetasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah. Batasan ini merupakan suatu konvensi. Penyusun tes boleh menentukan sendiri batasan minimal daya diskriminasi aitemnya dengan mempertimbangkan isi dan tujuan pengukuran skala yang sedang disusun. Berdasarkan konsep yang telah dikemukakan di atas, lebih lanjut Azwar mengatakan apabila aitem yang memiliki koefisien korelasi aitemtotal yang sama dengan atau lebih besar dari 0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang dispesifikasikan dalam rencana untuk dijadikan skala, maka dapat dipilih aitemaitem yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria misalnya menjadi 0,25 sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai (Azwar,2012). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan koefisiensi korelasi aitemtotal minimal 0,30 sebagai acuan penentu daya diskriminasi aitem. Dalam peneltian ini pengukuran indeks daya beda dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 17.0 for windows. Hasil perhitungan melalui komputerisasi pada skala selfefficacy diperoleh indeks daya beda bergerak dari 0,578 sampai 0,850. Berdasarkan hasil uji indeks daya beda diperoleh aitem skala selfefficacy dinyatakan secara keseluruhan baik yaitu berjumlah 10 aitem. Blue print hasil uji daya beda aitem skala selfefficacy secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.4 yang juga akan menjadi blue print untuk penelitian, adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Blue Print Skala SelfEfficacy(Setelah Try Out dan Untuk Penelitian) No Aspekaspek Valid Gugur Jumlah

Aitem Aitem 1. Magnitude atau level 1, 2, 3, 4, 5, 2. Generality 6, 7, 8, 9, 10 3. Strenght 10 Total 10 Pada skala self regulated learning, berdasarkan hasil uji daya beda aitem diperoleh perhitungan bergerak dari 0,308 sampai 0,682. Setelah aitem data di uji reliabilitas dan validitaskan sebanyak tiga kali maka aitem skala self regulated learning dinyatakan baik yaitu sebanyak 36 aitem dengan aitem yang gugur berjumlah 16 aitem. Blue print hasil daya beda aitem skala self regulated learning adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Blue Print Skala Self Regulated Learning (Setelah Try Out) No Aspek Indikator Valid Gugur N F UF F UF 1. Metakognisi a.merencanakan b.mengintruksi c.mengorganisasi atau mengatur d.memonitor aktivitas belajar e.mengevalusi Diri 2. Motivasi a.mengatur Perasaan b.menggerakkan Diri c.mengarahkan 3. Perilaku a.mengatur Diri b.memanfaatkan c.menciptakan 2,3 6,8 10 16 22 27,29 30,33,34 37,38 39 46 51 5 9,11 19 21 23, 25,26,28 31,32 36 41,43 45,48 50,52 1 7 12 18 40 44 49 4 13,15 17 20 35 42 47 Total 17 19 8 8 52 Berdasarkan hasil uji daya beda aitem yang valid dan gugur, maka disusun kembali blue print skala self regulated learning yang akan digunakan untuk penelitian. Uraiannya dapat dilihat secara rinci dalam tabel 3.6, sebagai berikut:

Tabel 3.6 Blue Print Skala Self Regulated Learning (untuk Penelitian) No Aspekaspek Indikator Nomor aitem N 1. Metakognisi a.merencanakan b.mengintruksi c.mengorganisasi atau mengatur d.memonitor aktivitas belajar e.mengevalusi Diri 2. Motivasi a.mengatur Perasaan b.menggerakkan Diri c.mengarahkan 3. Perilaku a.mengatur Diri b.memanfaatkan c.menciptakan Favo 1,2 4,5 7 9 12 17, 19 20, 23, 26, 27 28 32 35 Unfavo 3 6,8 10 11 13, 15,16,18 21,22 25 29,30 31,33 34,36 Total 17 19 36 13 9 3. Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliability tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (Azwar, 2009). Kemudian dilanjutkan bahwa reliabilitas adalah teknik untuk melihat seberapa jauh skala ini memberikan hasil atau nilai yang konstan (ajeg) didalam pengukuran. Secara teoritik besarnya koefisien reliabilitas berkisar mulai dari 0.0 sampai dengan 1.0, semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00, berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0.0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2010). Analisis hasil reliabilitas kedua butir skala dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 17.0 for windows. Koefisien reliabilitas untuk variabel selfefficacy dari 10 aitem yang valid dan koefisien reliabilitas untuk variabel self regulated learning dari 36 aitem yang valid, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No Skala Koefisien Reliabilitass 1. SelfEfficacy 0.930 2. Self Regulated Learning 0,909 G. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan selfefficacy antara siswa lakilaki dan perempuan dan self regulated learning antara siswa lakilaki dan perempuan dengan menggunakan teknik analisa ttest (independent samples test) yaitu menguji kemampuan generalisasi ratarata dua sampel yang tidak berkorelasi (Hartono, 2010) dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 17.0 for windows. H. Jadwal Penelitian Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.8 Jadwal Penelitian No Tahap Kegiatan Masa Pelaksanaan 1. Persiapan a.pengajuan Sinopsis Oktober 2013 b. Penerimaan Sinopsis Oktober 2013 c.revisi Sinopsis Oktober 18 November 2013 d. Penerimaan Sinopsis 18 November 2013 e. Proposal Desember 2013 Mei 20 f. ACC proposal 15 Mei 20 g. Seminar Proposal 03 Juli 20 h. Perbaikan Proposal 4 Juli 3 September 20 i.try Out Alat Ukur 12 September 20 j. Pengolahan Data Try Out 15 September 2015 2. Pelaksanaan a.penelitian 22 23 September 20 b. Pengolahan Data Penelitian September Oktober 20 c. Revisi Hasil Penelitian 16oktober 15 November 20 d. ACC Hasil Penelitian 18 November 20

3. Seminar a. Seminar Hasil b. Revisi Skripsi c. Ujian Munaqasah 03 Desember 20 10 Desember 20 12 February 2015