BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dimana ia harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

ASPEK-ASPEK PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN PERNIKAHAN BERORIENTASI NILAI-NILAI ISLAM NASKAH PUBLIKASI

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

ISLAM IS THE BEST CHOICE

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shalat adalah salah satu rukun Islam yang kedua. Shalat merupakan

Bersama : H. Ahmad Bisyri Syakur,Lc.MA.

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

STRATEGI COPING PADA PASANGAN PERNIKAHAN BERORIENTASI NILAI-NILAI ISLAM NASKAH PUBLIKASI

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

HUKUM ISLAM DALAM TATA KELOLA HAID DAN PROBLEMATIKANYA. Mursyidah Thahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at-

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini. Salah satu jalan dalam mengarungi kehidupan adalah dengan

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

SABAR ITU MAHAL. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت م ف ل ه ا

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

BAB I PENDAHULUAN. dalam perjuangan. Kalbunya masih bersih, suci, dan polos. Jika dia dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

TEMA KAJIAN. 7. Penduduk surga dan neraka akan mendapatkan balasannya masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB I PENDAHULUAN. perempuan mendambakan pasangan hidup yang memang merupakan fitrah manusia.

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh : Endah Widyaningsih Rahayu

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

Pertama, batas kepatutan untuk suami yang melakukan masa berkabung

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

KELUARGA SAKINAH. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut:

Golongan yang Dicintai Allah di Dalam Al-Qur an Oleh: Ahmad Pranggono

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

Warisan Untuk Janin, Wanita, Huntsa Musykil dan Yang Mati Bersamaan

PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR)

PENGERTIAN TENTANG PUASA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

Ditulis oleh {ga=budi-ashari} Jum'at, 11 Oktober :48 - Terakhir Diperbaharui Jum'at, 11 Oktober :01

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Pengertian Wasathiyah (Moderat) Dalam Agama

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pernikahan merupakan sarana untuk menemukan babak baru dalam kehidupan, tidak hanya jalan mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga satu jalan perkenalan antara satu kaum dengan kaum yang lainnya. Islam sangat menganjurkan pernikahahan yang merupakan salah satu tanda-tanda kekuasaan dan karunia nikmat dari Allah SWT, sebagaimana firmannya: Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar- Rum; 21) Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan dan Allah menimbulkan rasa senang terhadap pasangannya, sehingga terwujudlah perasaan nyaman, cinta, dan kasih sayang yang terbaur dalam hubungan pernikahan yang suci. Islam adalah agama yang sempurna, semua hal diatur didalamnya dengan rapi dan jelas. Menikah merupakan sunnah para nabi dan para rasul yang diperintahkan agar orang-orang yang telah mempunyai kesanggupan untuk menikah melaksanakannya, karena menikah akan memelihara diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah. 1

2 Menurut Santrock (2002), pernikahan merupakan penyatuan dua pribadi yang unik, dengan membawa pribadi masing-masing berdasar latar belakang budaya serta pengalamannya. Hal tersebut menjadikan pernikahan bukanlah sekedar bersatunya dua individu, tetapi lebih pada persatuan dua sistem keluarga secara keseluruhan dan pembangunan sebuah sistem yang baru. Artinya, perbedaan-perbedaan yang ada perlu disesuaikan satu sama lain untuk membentuk sistem baru bagi keluarga mereka. Masa dewasa muda merupakan periode penyesuaian diri terhadap polapola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru, seperti peran suami/istri, orangtua dan pencari nafkah, mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Proses penyesuaian dalam pernikahan kemudian akan menimbulkan ketegangan, belum lagi ditambah dengan sejumlah perubahan yang harus dihadapi, misalnya perubahan kondisi hidup, perubahan kebiasaan atau perubahan kegiatan sosial (Hurlock, 2002). Pernikahan berarti membangun suatu institusi fundamental masyarakat, di mana keluarga merupakan inti dari sistem masyarakat, sehingga pembinaan keluarga menjadi hal yang sangat penting dalam membentuk sistem masyarakat, Allah berfirman:.. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu... (QS. At-Tahrim; 6)

3 Perintah Quu anfusakum wa ahliikum naaro (jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka) pada ayat diatas mengisyaratkan kewajiban orangtua yang dalam hal ini laki-laki/suami sebagai pemimpin keluarga sebagaimana yang tersebut dalam QS. An-Nisa ayat 34, untuk melakukan pendidikan dan pembinaan agar anggota keluarga menjadi manusia-manusia berakhlak mulia, berperilaku baik, dan pembela kebenaran, hal ini bisa dilakukan melalui pernikahan. Selanjutnya dalam hal menentukan pasangan pernikahan, Islam telah memberikan rambu-rambu yang dengannya tujuan pernikahan akan mudah dicapai. Islam mengatur bagaimana kriteria memilih pasangan baik laki-laki maupun perempuan. Rasulullah bersabda: عن أي ب ه ر ي ر ة ر ي ضي اهلل ع ن ه ع ين الن ي ب ص ل ى اهلل ع ل ي ي ه و س ل م ق ال : ت ن ك ح ال م ر أ ة ي ل ر ب يع ي خص ا ل : ل ي م ا ا ي ل ا و ي ل س بيه ا و ل يي دين ي ه ا ف اظ ف ر ي ل ا و ي ل م بيذ ا ي ت الد ي ين ت يرب ت ي د اك. Artinya: Dari Abi Hurairah ra bahwasanya Nabi saw bersabda wanita dinikahi karena empat perkara. Pertama hartanya, kedua kedudukan statusnya, ketiga karena kecantikannya dan keempat karena agamanya. Maka carilah wanita yang beragama (Islam) engkau akan beruntung. (HR. Bukhari- Muslim dalam Nailul Authar no. 3420) Berdasar hadis di atas dapat diketahui bahwa Islam memiliki nilai-nilai yang dijadikan orientasi dalam menentukan pasangan pernikahan, pada umumnya individu yang akan menikah memiliki pertimbangan utama yang berbeda-beda dalam menentukan pasangan pernikahan. Ada yang menikahi pasangan karena hartanya, fisiknya, keturunan/status sosial, ataupun karena agamanya. Dalam Islam, harta, kecantikan, keturunan, dan agama merupakan kriteria yang harus ada dalam menentukan pasangan, namun Islam mengarahkan umatnya supaya

4 menjadikan agama sebagai kriteria utama dalam memilih dan menentukan pasangan dengan tanpa meninggalkan ketiga kriteria lainnya. Selaras dengan penelitian Hepi (2013) yang menyebutkan bahwa pernikahan yang berkualitas tinggi adalah pernikahan yang terus berkembang karena mengejar tujuan pokok dan tujuan bersama. Kualitas pernikahan yang tinggi dapat dicapai dengan kebajikan/virtue, dimana faktor religiusitas dalam model psikologis kualitas pernikahan menjadi master of virtue yang mampu mengintegrasikan virtue yang lain (komitmen pernikahan dan pengorbanan) untuk mengejar kualitas pernikahan yang tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor kualitas pernikahan yang utama adalah religiusitas. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda sehingga memerlukan penyesuaian secara terus menerus. Setiap pernikahan, selain cinta juga diperlukan saling pengertian yang mendalam, kesediaan untuk saling menerima pasangan masing-masing dengan perbedaan latar belakang yang merupakan bagian dari kepribadiannya. Perbedaan kultur, pendidikan, usia, kedewasan, atau karakter sering menjadi pemicu permasalahan jika tidak disatukan dalam bingkai kasih sayang, saling pengertian, sadar akan hak dan kewajiban, serta disadari nilai-nilai keimanan, untuk mencapai tujuan pernikahan pasti ada konflik yang harus dihadapi dengan bijak. Adanya konflik merupakan hal yang sangat wajar dalam pernikahan, hal ini terjadi karena adanya proses penyesuaian diri dengan perbedaan-perbedaan yang ada pada pasangan. Melalui proses ini pasangan dapat

5 belajar menyelesaikan konflik dengan efektif sebagai bekal untuk mencapai tujuan pernikahannya. Menurut Sadarjoen (2005), area konflik dalam pernikahan antara lain menyangkut persoalan-persoalan sebagai berikut: (1) Keuangan (perolehan dan penggunaannya); (2) Pendidikan anak (misalnya jumlah anak dan penanaman disiplin anak); (3) Hubungan pertemanan; (4) Hubungan dengan keluarga besar; Pertemanan, rekreasi (jenis, kualitas, dan kuantitasnya); (5) Aktivitas-aktivitas yang tidak disetujui oleh pasangan; (6) Pembagian kerja dalam rumah tangga; (7) Berbagai macam masalah (agama, polotik, seks, komunikasi dalam pernikahan, dan aneka macam masalah sepele). Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti dengan istri (DH/38) pada tanggal 23 Agustus 2014 di rumahnya, diperoleh data tentang persoalan dalam kehidupan pernikahan sebagai berikut: Pekerjaan memunculkan perbedatan dan masalah dengan pasangan.... mas X tidak puas dengan hanya bekerja di B** dan ini hanya langkah awal untuk menjadi suami yang mempunyai maisah yang halal dan toyyib, jadi selama ini itu yang menjadi perdebatan apa namanya perdebatan, permasalahan, cita-cita, yang selalu kita pegang, nggak puas seperti ini... Perilaku anak yang tidak sesuai harapan....kelas 3 itu anakku berbohong, aku seperti tertampar ya Allah. Perubahan kondisi psikologis ketika hamil dan setelah lahirnya anak.... kendalanya aku yang jadi masalah saya ketika hamil dan setelah anak anak lahir adalah emosi, yang membuat masalah itu sebenernya itu. Perbedaan pemahaman agama dengan pasangan.

6... mas X itu kan dari sisi pemahaman agamanya Islam abangan, lebih ke pemikiran ya, jadi kadang itu yang sampe sekarang masih jadi masalah Berdasarkan hasil wawancara awal tersebut diketahui bahwa dalam pernikahan responden terdapat masalah penyesuaian diri, keuangan, pengasuhan anak, perbedaan pemahaman agama dengan pasangan yang dirasa harus dipecahkan, sehingga responden selalu berusaha mencari cara yang tepat untuk memecahkan masalahnya. Manusia tidak dapat menolak atau menghindar dari masalah, tuntutan atau tekanan yang menimpa dirinya. Oleh karena itu tingkah laku coping merupakan suatu proses yang dibutuhkan sepanjang waktu, baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat. Dalam pandangan Islam, beban yang diberikan kepada seorang manusia telah disesuaikan dengan kadar diri seseorang dan Allah tidak memberikan beban diluar batas kemampuan seseorang, sebagaimana firman Allah:... Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya...(qs. Al-Baqarah; 286) Bentuk pengelolaan masalah dari tekanan dan tuntutan-tuntutan yang dialami pasangan pernikahan baik dari internal maupun eksternal dapat dilakukan dengan strategi coping. Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Kalat dan Shiota, 2007), strategi coping diartikan sebagai proses atau cara untuk mengelola dan mengolah tekanan psikis (baik secara eksternal maupun secara internal) yang terdiri atas usaha baik tindakan nyata maupun tindakan dalam bentuk intrapsikis

7 (peredaman emosi, pengolahan input dalam kognitif). Tujuannya adalah untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan atau tekanan baik dari dalam maupun dari luar diri individu yang dilakukan ketika ada tuntutan yang dirasa menantang atau membebani. Masalah adalah ujian dari Allah, sabar dan shalat merupakan anjuran Islam ketika seseorang sedang menghadapi masalah, karena Allah yang mengetahui jalan keluar dari setiap permasalahan. Sebagaimana firman Allah: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al baqarah; 153) Untuk mengetahui bagaimana responden melakukan coping atas masalahnya dan mendapatkan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara obyektif, maka perlu dilakukan pengkajian secara ilmiah, oleh karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi coping yang dilakukan oleh pasangan pernikahan beorientasi nilai-nilai Islam. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Strategi Coping pada Pasangan Pernikahan Berorientasi Nilai-Nilai Islam B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami perilaku coping pada pasangan pernikahan yang berorientasi nilainilai Islam.

8 C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1) Bidang Keilmuan Psikologi dan Pendidikan, dapat menjadi referensi dan memperkaya khasanah keilmuan psikologi Islam dan pedidikan khususnya pendidikan Islam. 2) Bagi Subjek, membantu subjek dalam mengimplementasikan dan menyelaraskan nilai-nilai pernikahan dalam kehidupan rumah tangga. 3) Bagi Peneliti Lain, dapat dijadikan referensi untuk mengadakan penelitian sejenis dan mengembangkan lagi penelitian ini sehingga menambah khasanah keilmuan baik Psikologi maupun Islam.