LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF STRATEGIS NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF STRATEGIS NASIONAL Tahun ke-2

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Mobile Enterprise Mobile Connectivity

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, di dalamnya terkandung berbagai arti yang dapat memberikan

RANCANG BANGUN APLIKASI BERBASIS TEKNOLOGI WAP SEBAGAI MEDIA PROMOSI KOMODITAS PARIWISATA DI BANYUMAS

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2010 (TAHUN PERTAMA)

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

CARA SEDERHANA STABILISASI SIGNAL 3G

Koneksi internet dial up adalah koneksi dengan menggunakan telepon biasa (rumah). Kecepatan transmisi data hingga 56 Kbps (klilobit per detik)

DRAFT LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : Follow

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

SMP MUHAMMADIYAH 5 LEKOK

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS

EXECUTIVE SUMMARY TEKNOLOGI YANG ANDAL UNTUK MENGATASI RENDAHNYA PENETRASI PENGGUNAAN JASA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

Laporan Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Untuk mengakses Internet dengan baik dan benar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia maupun dunia. Jaman dahulu, teknologi komunikasi data masih

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu

Sistem Cerdas untuk Inovasi Traffic Light Control System Menggunakan Programmable Logic Controller

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Server dan Workstation

data dengan menggunakan konektivitas tersebut terbatas jangkauan area koneksinya, meskipun pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya.

Teknologi Komunikasi. INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. utama dalam proses pertukaran informasi yang akurat, cepat dan tepat. Untuk

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA ANTAR TELEPON SELULAR MELALUI JARINGAN INTERNET

PENDAHULUAN. pengguna internet. Pengguna internet di Indonesia menduduki peringkat ke-empat

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI VIDEO CHAT DI JARINGAN BERBASIS CDMA2000 1xEV-DO PADA PT.


intranet Kompetensi Dasar 1.5. Melakukan berbagai cara untuk memperoleh sambungan internet / intranet Tujuan Pembelajaran

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

Tapi pasar ini berkembang pesat karena aplikasi web, SaaS, dan server co-lokasi.

Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon?

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

Untuk mengakses Internet, kita dapat melakukannya dari. Berbagai Macam Cara Koneksi ke Internet BAB IV. BAB 4 Tujuan Pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi kebutuhan bagi dunia usaha/bisnis (e-commerce), pendidikan

Perbandingan Pengaruh Bahan Material Penghalang Terhadap Kinerja Mobile Modem

DAFTAR ISTILAH 3G Third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless). Ada pu

Pengantar Teknologi Mobile

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisa arus..., Andrie Surya, FE UI, 2010.

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

I. PENDAHULUAN. IP Multimedia Subsystem (IMS) awalnya didefinisikan oleh The 3 rd Generation

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

Pengantar Teknologi Informasi A. Pertemuan 9. Jaringan & Komunikasi Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II PROSES BISNIS

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, kebutuhan koneksi internet sangat tinggi, tetapi harga yang ditawarkan

UNIFIED MESSAGING SYSTEM BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) PADA JARINGAN MOBILE

Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Laporan Postel Sem.I/2014

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi juga mengalami. perkembangan yang pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Mengenal Teknologi EVDO

SOAL ULANGAN PERSIAPAN SEMESTER TIK KELAS IX SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi jaringan komputer saat ini telah memasuki hampir ke seluruh segi

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

KAMERA PENGAWAS SEBAGAI APLIKASI WIRELESS APLICATION PROTOCOL

Bab I. Pendahuluan. atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang sangat cepat khususnya perkembangan dunia

Transkripsi:

Tema: Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Ilmu: Teknik Elektro LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF STRATEGIS NASIONAL JUDUL: MOBILE INTERNET BERBASIS TELEPON SELULER MULTIKONEKSI UNTUK MENDUKUNG DELIVERY E-LEARNING DAN ICT LITERACY MASYARAKAT PEDESAAN HERMAN DWI SURJONO, Ph. D. DR. EKO MARPANAJI SUPRAPTO, M. T. Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor : 540/SP2H/DP2M/VII/2010 NILAI KONTRAK : Rp. 65.000.000,- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LEMBAGA PENELITIAN TAHUN 2010

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Penelitian : Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler Multikoneksi untuk Mendukung Delivery E-Learning Dan Ict Literacy Masyarakat Pedesaan 2. Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap : Herman Dwi Surjono, Ph. D b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. NIP : 19640205 198703 1 001 d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala e. Jabatan Struktural : Kepala UPT. Puskom UNY f. Bidang Keahlian : E-learning dan Pembelajaran Berbasis Multimedia g. Fakultas/Jurusan : Teknik/Pendidikan Teknik Elektronika h. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta i. Tim Peneliti: No. Nama Bidang Keahlian Fakultas/Jurusan PT Dr. Eko Marpanaji, Komunikasi Data dan FT/ Pend. Teknik 1. UNY MT Jaringan Komputer Elektronika Telekomunikasi, Aplikasi FT/ Pend. Teknik 2. Suprapto, MT WAP (Wireless Appication UNY Elektronika Protocol) j. Pembantu Peneliti/Mahasiswa: No. Nama Bidang Keahlian Fakultas/Jurusan PT 1. Drs. Kadarisman T. Y. Programmer FT/ PTE UNY 2. Rusnandar, A. Md. Sistem Informasi Puskom UNY 3. Rizqi Aji Surya Putra Mahasiswa S1 FT/ PTE UNY 4. Fitri Astuti Kesekretariatan FISE UNY 5. Agus Setiawan Pengambilan Data FT/ PTE (Dinamid) UNY 3. Pendanaan dan jangka waktu penelitian : a. Jangka waktu penelitian yang diusulkan : 2 tahun b. Biaya total yang diusulkan : Rp 199.640.000,00 c. Biaya total yang disetujui tahun 2010 : Rp 65.000.000,00 Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik UNY Yogyakarta, 23 November 2010 Ketua Peneliti, Wardan Suyanto, Ed.D NIP. 19540810 197803 1 001 Herman Dwi Surjono, Ph. D NIP. 19640205 198703 1 001 Mengetahui, Ketua Lembaga Penelitian UNY Prof. Sukardi, Ph.D NIP. 19530519 197811 1 001 i

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN RINGKASAN DAN SUMMARY Penelitian ini bertujuan mengkaji teknologi alternatif dalam mengembangkan sistem layanan akses Internet bergerak atau disebut dengan Mobile Internet. Layanan akses Internet bergerak ini sangat diperlukan untuk meningkatkan arus informasi di daerah pedesaan terutama untuk mendukung delivery e-learning dan ICT Literacy ke pedesaan. Sistem yang diteliti adalah sistem Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler Multikoneksi menggunakan modem GSM/CDMA, dengan mengimplementasikan penyeimbangan beban (load balancing) sehingga dapat mengatasi permasalahan Quality of Service (QoS) terutama masalah besarnya laju bit yang ditawarkan. Permasalahannya adalah bagaimana cara melakukan penyeimbangan beban tersebut, dan bagaimana unjuk kerja yang dihasilkan, serta content web seperti apa yang masih bisa dilayani oleh sistem tersebut secara layak. Penelitian ini akan menguji metoda tersebut dan mengkaji sejauhmana unjuk kerja sistem yang dihasilkan, dan bagaimana jika sistem tersebut diterapkan untuk akses e-learning dan pengenalan teknologi informasi dan komunikasi di daerah pedesaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, prototipe Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler Multikoneksi dapat diujudkan menggunakan perangkat lunak Zeroshell dengan mengimplementasikan penyeimbangan beban roundrobin atau failover. Penelitian ini juga menghasilkan sebuah prototipe Sistem Imformasi Layanan Akses Data sebagai hasil pemetaan layanan akses data berbagai provider telepon seluler di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengujian unjuk kerja terhadap prototipe ini menunjukkan bahwa kedua sistem tersebut dapat bekerja dengan baik, dan akses internet berbasis telepon seluler multikoneksi dengan N buah modem akan menghasilkan N x Laju bit tiap-tiap modem. Prototipe masih berbentuk skala laboratorium dan perlu diuji di lapangan untuk penelitian tahap II berikutnya. Kata Kunci: mobile internet, modem GSM/CDMA, e-learning, teknologi informasi dan komunikasi atau ICT, penyeimbangan beban (load balancing). ii

PRAKATA Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan kemurahannya telah memberi jalan untuk selesainya penelitian ini. Kami berterima kasih kepada Almamater, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Ketua Lembaga Penelitian UNY, Dekan Fakultas Teknik, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika, atas kesempatan yang diberikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana. Terima kasih disampaikan kepada Kementrian Pendidikan Nasional melalui Ditektorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyrakat (DP2M) Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) atas pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian ini. Terima kasih juga disampaikan kepada civitas akademika Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY dan Puskom UNY, beserta rekanrekan semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan yang telah diberikan dalam bentuk apapun sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu, kritik serta saran akan kami terima dengan senang hati, demi perbaikan laporan penelitian ini. Hormat kami, Peneliti iii

DAFTAR ISI RINGKASAN DAN SUMMARY... ii PRAKATA... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR GAMBAR... vii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah... 3 1. Batasan Masalah... 3 2. Rumusan Masalah... 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5 BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN... 12 A. Tujuan Penelitian... 12 B. Manfaat... 12 BAB IV. METODE PENELITIAN... 15 A. Rencana/Disain Pelaksanaan Penelitian... 15 B. Hasil/Sasaran yang Direncanakan... 17 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 19 A. Persiapan... 19 B. Pelaksanaan Kegiatan... 19 1. Penyeimbangan Beban (Load Balancing) Multikoneksi 19 2. Analisis Laju Bit... 23 3. Pemetaan Laju Bit Layanan Akses Internet Telepon Seluler... 24 4. Riset Group... 34 C. Faktor Pendukung... 34 D. Faktor-faktor Penghambat... 35 E. Jalan Keluar/Solusi... 36 iv

F. Ketercapaian... 38 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 39 A. Kesimpulan... 39 B. Saran... 40 DAFTAR PUSTAKA... 41 LAMPIRAN... 42 A. Konfigurasi Zeroshell... 42 B. Sistem Informasi Akses Data Internet Berbasis Telepon Seluler... 63 C. Foto Kegiatan... 75 v

DAFTAR TABEL Tabel 5-1. Data Akses Internet Menggunakan Telepon Seluler (Teknologi, Sinyal, Provider, Dan Laju Bit) Di Kabupaten Bantul... 28 Tabel 5-2. Data Akses Internet Menggunakan Telepon Seluler (Teknologi, Sinyal, Provider, Dan Laju Bit) Di Kabupaten Kulon Progo.. 29 Tabel 5-3. Data Akses Internet Menggunakan Telepon Seluler (Teknologi, Sinyal, Provider, Dan Laju Bit) Di Kabupaten Sleman... 30 Tabel 5-4. Data Akses Internet Menggunakan Telepon Seluler (Teknologi, Sinyal, Provider, dan Laju Bit) di Kabupaten Gunung Kidul... 31 Tabel 5-5. Data Akses Internet Menggunakan Telepon Seluler (Teknologi, Sinyal, Provider, dan Laju Bit) di Kabupaten Klaten... 32 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2-1. Koneksi Internet menggunakan WAP... 6 Gambar 2-2. Arsitektur akses Internet menggunakan GPRS... 8 Gambar 2-3. Road Map penelitian... 11 Gambar 4-1. Metodologi... 15 Gambar 5-1. Tampilan hasil pengujian... 22 Gambar 5-2. Pengujian Laju Bit... 24 Gambar 5-3. Gambar 5-4. Peta layanan Akses Internet GSM (Indosat) untuk GPRS (kuning), EDGE (hijau), dan HSDPA (biru)... 26 Peta layanan CDMA (Smart) untuk CDMA 2000 (1x) dan EVDO di DIY... 27 Gambar 5-5. Peta layanan GSM (TSel) untuk EDGE dan HSDPA... 27 Gambar 5-6. Gambar 5-7. Sistem Informasi Akses Data Melalui Telepon Seluler (Lokasi, Provider, Teknologi, Sinyal, Laju bit) Menggunakan Gmap... 33 Sistem Informasi Akses Data Melalui Telepon Seluler (Lokasi, Provider, Teknologi, Sinyal, Laju bit) Menggunakan Geobrowser... 34 vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar penduduk Indonesia terletak di daerah pedesaan dan aliran informasi masih sangat lambat. Jaringan Internet dengan berbagai layanan informasi merupakan sebuah teknologi informasi yang pantas dijadikan tumpuan dalam meningkatkan arus informasi sehingga dapat meningkatkan kemajuan bangsa. Namun demikian, sampai saat ini sarana akses Internet di daerah pedesaan masih sangat jarang dan bahkan tidak ada sama sekali meskipun perangkat komunikasi telepon genggam sudah dipergunakan oleh beberapa kelompok masyarakat di pedesaan. Untuk itu, perlu solusi dalam menyediakan layanan akses Internet yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga pembelajaran masyarakat pedesaan menjadi lebih kondusif dan masyarakat pedesaan menjadi lebih cepat maju. Akses Internet menggunakan fasilitas VSAT merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan Mobile Internet. Namun demikian, sistem ini memiliki biaya investasi dan operasional yang cukup mahal sehingga tidak sesuai dengan kondisi masyarakat di pedesaan. Kemungkinan lain dalam akses Internet adalah dengan menggunakan telepon seluler, mengingat sampai saat ini sebagian besar daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terpasang Base Transceiver Station (BTS) dari berbagai penyedia layanan (provider) telepon seluler. Penelitian ini sangat penting karena di daerah pedesaan belum banyak dan bahkan tidak ada warung Internet (warnet) atau sarana untuk akses Internet. Sedangkan layanan agrobisnis sampai saat ini sudah banyak yang menggunakan jasa Internet, misalnya informasi yang terkait dengan pemasaran hasil pertanian, pengolahan serta teknik budi daya pertanian dan perikanan, diskusi tentang peningkatan mutu hasil 1

pertanian serta pemberantasan hama dan penyakit, dan masih banyak lagi jasa layanan di Internet yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan untuk meningkatkan kesejahteran serta taraf hidup masyarakat pedesaan. Dengan menggunakan jasa layanan Internet, maka petani akan lebih mudah dalam memperoleh informasi baik berupa harga jual hasil panen, komoditi pertanian yang lebih menguntungkan, serta dengan mudah menemukan orang-orang yang dapat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Meskipun saat ini perangkat telepon genggam (HP) sudah banyak dikenal dan digunakan di masyarakat pedesaan, namum perangkat ini belum banyak digunakan untuk akses Internet secara luas mengingat biaya pulsa untuk akses Internet yang masih cukup mahal dan laju bit atau bandwidth yang diberikan juga masih terbatas. Selain itu, perangkat telepon genggam dengan fitur-fitur yang mendukung untuk akses Internet (3G) belum dapat dimiliki masyarakat pedesaan secara luas, serta akses Internet menggunakan telepon genggam memiliki keterbatasan terkait dengan tampilan informasi yang terbatas pada ukuran layar yang sangat kecil sehingga kurang nyaman. Dengan demikian perlu teknologi alternatif untuk membantu masyarakat pedesaan mengenal dan menggunakan Internet. Urgensi lain dari topik penelitian ini adalah kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasti terutama akses Internet masih sangat rendah, sehingga masih perlu pendidikan atau pelatihan atau pembinaan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau akses Internet. Dengan adanya jasa layanan Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi Informasi dan Komunikasi sehingga meningkatkan kesiapan masyarakat pedesaan dalam persaingan global. Sistem Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler Multikoneksi juga dapat membantu mewujudkan masyarakat terhubung 2

(connected-society), sehingga arus informasi menjadi lebih lancar dan kesejahteraan masyarakat pedesaan menjadi lebih baik. Teknologi akses Internet dalam penelitian ini diarahkan untuk masyarakat pedesaan, mengingat sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di daerah pedesaan dan masih banyak daerah yang dikategorikan sebagai daerah terpencil atau masih terpisah dari dunia informasi. Dengan demikian sistem yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kemampuan menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi kepada masyarakat bahkan untuk masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan. Penelitian tentang Sistem Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler Multikoneksi ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah teknologi alternatif dalam membangun sebuah sistem akses Internet tanpa kabel dan bergerak berbasis seluler multikoneksi dengan mengembangkan teknik penyeimbangan beban (load balancing) multikoneksi. Sistem ini dapat juga dikembangkan untuk sarana pembelajaran bagi siswa sekolah di pedesaan atau daerah terpencil yang belum memiliki akses Internet khususnya dalam mengemban tugas pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, baik untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang lebih tinggi. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Ruang lingkup penelitian ini diberikan batasan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, yaitu: a. Prototipe sistem yang dihasilkan adalah sekala laboratorium. b. Perangkat lunak yang digunakan adalah sistem operasi Linux dengan perangkat lunak penyeimbang beban menggunakan Zeroshell. 3

c. Pengambilan data pemetaan laju bit dilakukan di beberapa lokasi sampling untuk pembuktian peta akses Internet yang telah disampaikan oleh tiap-tiap penyedia layanan melalui website masing-masing penyedia layanan telepon seluler. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana caranya memanfaatkan layanan komunikasi telepon seluler yang sudah ada tersebut untuk keperluan akses data Internet? b. Seberapa besar kapasitas laju bit yang bisa diperoleh? c. Bagaimana jika dilakukan akses multikoneksi baik untuk penyedia layanan yang sama atau beberapa penyedia layanan yang berbeda secara bersamaan? Bagaimana konfigurasi sistem yang diperlukan agar seluruh koneksi dapat berjalan lancar secara merata? d. Bagaimana unjuk kerja penyeimbangan beban (load balancing) sistem Mobile Internet untuk layanan E-Learnig dan ICT Literacy? e. Content apa yang cocok jika akses menggunakan Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler Multikoneksi tersebut? Dapatkah digunakan sebagai sarana pendukung Delivery E-Learning ke pedesaan? 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. MOBILE INTERNET Mobile Internet adalah sebuah sistem akses Internet bergerak sehingga dapat bergerak secara bebas dalam melayani pelanggannya. Koneksi ke ISP (Internet Service Provider) dapat menggunakan perangkat komunikasi tanpa kabel (wireless), seperti Wireless LAN (WLAN), WiFi, WiMax, VSAT, atau layanan akses data yang disediakan oleh penyedia layanan telepon seluler (GSM atau CDMA) dengan mengimplementasikan WAP (Wireless Appication Protocol) serta memanfaatkan teknologi yang sudah ada (GPRS/EDGE/HSDPA/CDMA 1x/EV-DO). Hidayat (2005) mengembangkan sistem Mobile Internet dengan menggunakan VSAT sebagai sarana koneksinya. Dengan menggunakan VSAT maka mobilitas sistem menjadi lebih fleksibel dan bahkan dapat dibawa sampai ke daerah pedesaan. Namun demikian, sistem tersebut memerlukan biaya investasi awal dan biaya operasi operasional yang cukup mahal. Perkiraan biaya investasi VSAT adalah sebagai berikut: Equipmentnya paling rendah, $ 7000 (sekitar Rp.70 juta). Biaya bulanannya 128 kbps upstream dan 512 kbps down adalah $ 1920 (sekitar Rp. 20 juta perbulan). Selain itu, perlu menjadi catatan, akses VSAT ini adalah burstable atau sharing kapasitas dengan pengguna VSAT lainnya. Sehingga idealnya perhitungan kapasitas yang bisa diandalkan adalah sekitar 1/2 dari 128/512 tersebut pada saat peak (penuh). Penelitian ini akan mengkaji teknologi alternatif dalam mengembangkan sistem Mobile Internet menggunakan layanan akses data telepon seluler baik operator yang menggunakan teknologi GSM maupun CDMA. Alasan pemilihan jenis koneksi ini adalah sampai saat ini layanan komunikasi seluler sudah banyak menyetuh sampai daerah pedesaan. Sedangkan layanan Internet masih sangat jarang dan belum 5

dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk mengatasi keterbatasan layanan akses Internet menggunakan telepon seluler terkait dengan masalah besarnya badwidth (bitrate) terutama daerah yang masih terdapat layanan akses data dengan laju bit yang sangat rendah (misalnya GPRS), maka sistem yang dikembangkan adalah menggunakan jenis multikoneksi, yaitu menggunakan beberapa buah modem GSM/CDMA baik untuk operator yang sama ataupun beberapa operator secara bersamaan sehingga total laju bit yang diperoleh menjadi lebih besar. Namunn demikian perlu konfigurasi agar semua antarmuka dapat berjalan bersama-sama serta memiliki beban aliran data yang seimbang, yaitu dengan melakukan penyeimbangan beban kerja (load balancing) dalam melayani akses data Internet. Akses Internet menggunakan telepon seluler sudah sejak lama dilakukan, yaitu dimulai dengan adanya layanan WAP (Wireless Application Protocol). Arsitektur koneksi Internet dengan menggunakan WAP dapat dilihat pada gambar berikut ini. Client WAP Gateway WML Encoder Http Server WSP WML Scrip Compiler HTTP Protocol Adapter Gambar 2-1. Koneksi Internet menggunakan WAP Komponen yang diperlukan dalam arsitektur tersebut adalah Client yaitu terminal untuk akses dari sisi pengguna (user) yaitu berupa 6

perangkat telepon seluler atau dapat disebut sebagai Mobile Station (MS), kemudian WAP Gateway yang melayani akses Internet untuk setiap MS. Layanan WAP Gateway menggunakan jaringan BTS yang ada antara MS dengan WAP Gateway, dan komponen terakhir adalah HTTP Server yang terhubung ke Internet untuk melayani aplikasi akses Internet berbasis Web. Sistem yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah membangun jaringan komputer yang dapat terhubung ke Internet dengan menggunakan beberapa MS untuk mendapatkan laju bit yang layak untuk beberapa komputer yang tersambung dalam jaringan Mobile Internet tersebut. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi digital, laju bit akses data melalui telepon seluler juga semakin meingkat. Mulai telepon seluler dari generasi ke-2 (2G) atau sering juga disebut generasi ke-2,5 (2.5G) dengan menggunakan GPRS (General Packet Radio Service) dengan laju bit 8 s.d. 20 kbps tiap slot. Kemudian dikembangkan menjadi generasi ke-2,75 (2.75G) dengan menggunakan teknologi EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) yang memiliki layanan lajubit maksimal 60 kbps tiap slot. Selanjutnya dikembangkan lagi menjadi generasi ke-3 (3G) dengan mengimplementasikan HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) dengan laju bit yang lebih tinggi yiatu maksimal 14,2 Mbps, dan dikembangkan lagi menjadi generasi ke-3,5 (3.5G) dengan menggunakan teknologi HSPA (High Speed Packet Access) dengan kemampuan 42 MBps s.d. 84 MBps (Smith, 2002; Rappaport, 1996). 7

Gambar 2-2. Arsitektur akses Internet menggunakan GPRS Sistem Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler Multikoneksi ini diharapkan dapat memberikan alternatif teknologi dalam membangun sistem Mobile Internet dengan biaya investasi dan biaya operasional yang lebih terjangkau. Sebagai gambaran, modem GSM/CDMA saat ini berkisar Rp. 1 juta s.d. 1,5 juta. Dan biaya langganan akses Internet menggunakan telepon seluler rata-rata tiap provider berkisar Rp. 110 ribu s.d. Rp. 150 ribu untuk bandwidth 128 kbps, dengan resiko adanya pembatasan penggunaan yaitu dengan menurunkan bandwidth jika melebihi kuota yang disepakati antara pelanggan dengan penyedia layanan (provider). Dengan demikian, biaya sewa bandwidth akan lebih rendah dibanding dengan menggunakan VSAT. Berdasarkan analisa kasar tersebut, maka penelitian ini mengusulkan koneksi Internet menggunakan layanan akses data telepon seluler. Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler Multikoneksi yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan Delivery E-Learning ke Pedesaan dan ICT (Information and Communication Technology) Literacy 8

atau Pengenalan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) pada masyarakat pedesaan. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa pembelajaran berbasis Internet atau pembelajaran berbasis komputer seperti e-learning, digital learning, dan multimedia untuk pembelajaran harus diawali dengan adanya infrastruktur yang mendukung, yaitu sarana koneksi intranet/internet (Lee, 2004) yang dapat membentuk sebuah masyarakat yang terhubung (connected society). Selain itu, faktor ekonomi (biaya investasi dan operasional) juga merupakan syarat utama dalam menentukan pilihan teknologi yang akan digunakan. Pengembangan isi (content) yang disajikan dalam layanan e- learning akan sangat dipengaruhi oleh kualitas koneksi atau Quality of Service (QoS) yang digunakan untuk melakukan komunikasi. Dengan demikian, perlu suatu kajian yang lebih mendalam tentang isi (content) seperti apa yang cocok jika sarana akses Internet menggunakan Mobile Internet Berbasis Telepon Seluler Multikoneksi. B. ROAD MAP Penelitian yang telah dilaksanakan berkaitan dengan topik penelitian yang diusulkan adalah Pengembangan Software-Defined Radio (SDR) untuk Mendukung Next-Generation Network (NGN) dan Pengembangan Aspek Komputasi dan Jenis-jenis Modulasi Software- Defined Radio (SDR) yang telah dilakukan Eko Marpanaji saat melaksanakan kegiatan penelitian disertasi dalam rangka pengembangan sistem komunikasi tanpa kabel (wireless) untuk daerah pedesaan dan terpencil, Telepanel Menggunakan Internet dan WAP (Wireless Application Protocol) yang dilakukan oleh Suprapto sebagai tesis S2, dan penelitian tentang E-Learning, Pembelajaran Berbasis Multimedia serta Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dilakukan oleh Herman Dwi Surjono dalam rangka mengoptimalkan layanan Internet untuk pembelajaran. Sedangkan peta jalan (road map) penelitian ini 9

terkait dengan penelitian-penelitian sebelumnya, ditunjukkan pada gambar berikut ini. 10