BAB I PENDAHULUAN. komunitas miskin dan berpendidikan rendah. Meningkatnya kesehatan ibu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan angka kematian ibu per kelahiran hidup masih

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu pertama di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan diseluruh dunia setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses alamiah oleh setiap wanita. Pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga perempat resiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 359 kematian ibu per kelahiran hidup. AKI kembali. hidup pada tahun 2015 (Kemenkes, 2015:104).

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan curah jantung merupakan suatu keadaan di mana pompa darah

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. penuaan (Madjid dan Suharyanto, 2009). tindakan untuk mengatasi BPH yang paling sering yaitu Transurethral

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 307 per kelahiran hidup (KH). Data AKI tahun 2009 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB I PENDAHULUAN. per kelahiran hidup, AKI yang dicapai masih jauh dari target

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ANSIETAS PRO DAN POST CURRETAGE ATAS INDIKASI ABORTUS INCOMPLETE

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2003 di Indonesia AKI mencapai 309 per kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) pada tanggal 12

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka. kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung telah menjadi salah satu penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Ahli Madya. Oleh: PUTRI NIDA HANA

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut data yang diperoleh dari WHO tahun 2010, sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdarahan dari saluaran genitelia diakhir kehamilan setelah usia gestasi 24

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia 2010 adalah meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menentukan jumlah Perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. Pre eklamsia atau toksemia preeklantik (pre eclamtic toxaemia, PET)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah indikator di bidang kesehatan obstetri. Hampir seluruh kematian maternal terjadi di negara berkembang dengan tingkat mortalitas yang lebih tinggi di area pedesaan dan komunitas miskin dan berpendidikan rendah. Meningkatnya kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015 dilanjutkan ke Sustainable Development Goals ( SDGs) hingga tahun 2030 yang lebih menekankan kepada 5P yaitu : People, Planet, Peace, Prosperity, dan Partnership. Di bawah SDGs, negara - negara berkomitmen untuk mengurangi angka kematian ibu sampai tiga perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2030, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO, 2015). Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2014 masih tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya. Jika dibandingkan AKI Singapura adalah 6 per 100.000 kelahiran hidup, AKI Malaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup, AKI Vietnam sama seperti negara Malysia, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahairan hidup, sedangkan di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2014).

2 Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang terdapat pada Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2015, menyebutkan pada tahun 2014 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 117,02/ 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2011 jumlah AKI menurun menjadi 104,97/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2012 AKI mencapai 116,01/100.000 kelahiran hidup, hal ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Purbalingga dalam Profil Dinas Kesehatan Kota Purbalingga tahun 2015, jumlah kematian maternal di Kota Purbalingga pada tahun 2012 sebanyak 19 kasus dari 25.746 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 73,80 per 100.000 kelahiran hidup, akan tetapi mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebanyak 31 kasus dari 25.852 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 119,9 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2014 menurun sebanyak 22 kasus dari 27.480 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 80,06 per 100.000 kelahiran hidup. Dua penyebab kematian pada ibu yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan, terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsia 24%, infeksi 11%, partus lama 5% dan abortus 5%.sedangkan penyebab tidak langsung kematian maternal di Indonesia yaitu Pendidikan yang masih rendah, Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya yang masih rendah, terlambat mengambil keputusan, dan salah satu dari kriteria 4 terlalu, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (> 35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (< 20 tahun), terlalu banyak anak (> 4

3 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (< 2 tahun) (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2014). Di Jawa Tengah, Abortus merupakan penyebab langsung kematian ibu ditunjukkan prevalensi abortus sebesar 2 juta kasus pada tahun 2013 dengan rasio 37 per 1000 kelahiran pada wanita usia produktif (Depkes, 2014). Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilaan kuraang daari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Sarwono, 2010). Komplikasi yang berbahaya pada Abortus yaitu Perdarahan,Perforasi dan Syok (Sarwono, 2010). Estimasi Nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta kasus abortus di Indonesia, artinya terdapat 43 kasus abortus per 100 kelahiran hidup pada perempuan usia 15-49 tahun. Dari angka tersebut diatas angka kejadian Abortus Inkomplete menempati urutan paling atas yaitu sebesar 34 kasus (80%) (Widyastuti, 2009). Studi kasus Oktavia (2012) yang dilakukan di RSUD Sragen tahun 2012 menyatakan jumlah ibu hamil yang mengalami abortus dari bulan Januari- Desember 2011 sebanyak 234 kasus, diantaranya abortus inkomplete 146 kasus (62,4%), abortus imminens 84 kasus (35,9%) dan missed abortion 4 kasus (1,7%). Dari data tersebut menunjukkan bahwa kejadian abortus inkomplete masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan kejadian abortus jenis lain. Berdasarkan data yang di peroleh dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, pada bulan Maret-Mei 2016, bahwa

4 jumlah ibu hamil yang mengalami abortus sebanyak 84 diantaranya abortus imminens 29 kasus, abortus inkomplit 43 kasus, abortus insipiens 1 kasus, abortus komplete 0 kasus, dan missed abortion 11 kasus.data tersebut menunjukkan bahwa kejadian abortus inkomplete masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan kejadian abortus jenis lain. Semua pasien dengan abortus incomplete menjalani penanganan yaitu tindakan curretage, karena masih tingginya angka abortus yang dapat menyebabkan perdarahan pada ibu hamil. Penulis tertarik membuat Laporan Tugas Akhir dengan judul Asuhan Keperawatan dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Post Curretage Atas Indikasi Abortus Incomplete Pada Ny. Y P0A1 Di Ruang Bougenville RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yang dilakukan secara komprehensif selama 2 hari tanggal 30-31 Mei 2016 di Ruang Bougenville Rumah Sakit dr.r. Goeteng Taroenadibrata. B. Tujuan Penulisan Di dalam penyusunan tugas akhir ini, penulisan mempunyai 2 tujuan yang ingin dicapai oleh penulis yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Menerapkan atau aplikasi Asuhan Keperawatan pada Ny. Y P0A1 Post Curretage Atas Indikasi Abortus Incomplete Di Ruang Bougenville RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga 2. Tujuan Khusus Tujuan Khusus dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memaparkan:

5 a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian pada pasien Ny. Y dengan post curretage atas indikasi Abortus Incomplete. b. Penulis mampu membuat Analisa Data hasil pengkajian dan menetapkan diagnosa keperawatan pada Ny. Y dengan post curretage indikasi Abortus Incomplete. c. Penulis mampu menetapkan rencana tindakan Keperawatan pada pasien Ny. Y dengan post curretage atas indikasi Abortus Incomplete. d. Penulis mampu melaksanakan Implementasi Keperawatan pada pasien Ny. Y dengan post curretage atas indikasi Abortus Incomplete. e. Penulis mampu mengevaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada post curretage atas indikasi Abortus Incomplete. f. Penulis mampu pendokumentasian terhadap pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ny. Y dengan post curretage atas indikasi Abortus Incomplete. C. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan laporan ini adalah secara deskriptif dengan memperhatikan pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan secara komperhensif, melalui pendekatan proses keperawatan, rencana tindakan keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Tehnik pengumpulan data dalam laporan kasus ini yaitu :

6 1. Observasi Partisipatif Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap keadaan pasien untuk memperoleh masalah kesehatan dan keperawatan secara langsung antara pasien dan perawat, observasi dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa. 2. Wawancara Menanyakan langsung kepada klien, keluarga atau orang terdekat dengan cara tanya jawab atau anamnesa kepada pasien dengan melakukan asuhan keperawatan. 3. Studi Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada klien 4. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan-catatan tentang kasus klien yang terjadi pada format dokumentasi maupun yang terdapat pada rekam medik. D. Tempat dan Waktu Asuhan Keperawatan dilakukan diruang Bougenville Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dari tanggal 30-31 Mei 2016.

7 E. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan abortus incomplete. 2. Bagi Profesi Tenaga kesehatan mampu memberikan asuhan keperawatan yang efisien,efektif,dan aman khususnya pada ibu hamil dengan abortus incomplete. 3. Bagi Institusi a. Rumah Sakit Mampu meningkatkan mutu pelayanan dalam asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan abortus incomplete dan hasil dari asuhan keperawatan diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk Rumah sakit. b. Pendidikan Sebagai masukan data dan perkembangan ilmu pengetahuan 4. Bagi Ibu Abortus Incomplete Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang abortus incomplete sehingga dapat membantu ibu dalam melakukan perawatan di rumah sakit maupun dirumah.

8 F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I adalah pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada BAB II adalah tinjauan pustaka yang terdiri dari nyeri meliputi pengertian, sifat nyeri, klasifikasi nyeri, pengukuran intensitas, manajemen penatalaksanaan nyeri. kehamilan meliputi pengertian, tanda dan gejala hamil, komplikasi kehamilan, abortus meliputi pengertian, klasifikasi abortus. konsep abortus incomplete meliputi etiologi,tanda dan gejala, anatomi dan fisiologi, patofisiologi, pathway, penatalaksanaan. BAB III BAB IV Tinjauan kasus akan membahas tentang laporan kasus. Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa rencana tindakan, implementasi. BAB V Penutup, kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN