KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN M

dokumen-dokumen yang mirip
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

Kerajaan Sriwijaya. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

Membekalkan hasil tempatan dan hasil kawasan takluk kepada pedagang antarabangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

Bab 2. Bab. Bab 3 Bab 8. Bab 1. Bab. 5 Bab Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab

PN. MASARIAH BINTI MISPARI MAKTAB TENTERA DIRAJA

MASARIAH MISPARI SEKOLAH SULTAN ALAM SHAH PUTRAJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

PN. MASARIAH BINTI MISPARI MAKTAB TENTERA DIRAJA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal mula kedatangan orang-orang Tionghoa di Nusantara tidak dapat

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

KEDATANGAN ISLAM KE ASIA TENGGARA AHMAD NZRYSHAH B. MOHAMED KHALID

MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

Mengungkap Bukti Kejayaan Sriwijaya dalam Taman Purbakala Sriwijaya Nama Mahasiswa : Veronika Joan Putri NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang)

Pengantar Ilmu dan Teknologi Maritim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

KATA PENGANTAR. Bismillahhirrohmannirrohim

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

JALUR PELAYARAN DAN PERDAGANGAN SRIWIJAYA PADA ABAD KE-7 MASEHI Criuse Line and Trade of Sriwijaya In the 7th Century AD

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia

BAHAGIAN A. 1. Siapakah yang mengasaskan Kesultanan Melayu Melaka? 3. Parameswara melarikan diri ke Muar setelah di serang oleh Kerajaan di Temasik.

SRIWIJAYA JAYA SEPANJANG MASA. Oleh YUNANI* Disampaikan pada Seminar Nasional Masyarakat Sejarahwan Indonesia Cabang Sumatera Selatan

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

(b) Senaraikan kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

kediaman tuhan Hindu iaitu Brahma, Siva dan Vishnu. Latihan: Pelanduk Mitos Hindu Pokok Melaka 1. Senarai di atas berkaitan dengan A asal usul Parames

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Jakarta adalah kota yang berkembang dan memiliki banyak sejarah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

SEJARAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL. A. Sejarah perdagangan internasional

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA

L2B Ahmad Farid R Museum Armada TNI AngkatanLaut Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BENDA MUATAN ASAL KAPAL TENGGELAM SITUS KARANG KIJANG BELITUNG: SURVEI AWAL ARKEOLOGI BAWAH AIR

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

Indonesia Malaysia Singapura Vietnam Filipina. Thailand Brunei Darussalam Kamboja Laos Myanmar

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dinyatakan bahwa

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

Tingkatan 4 Bab 2: Peningkatan Tamadun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengamati sejarah perkembangan ekonomi Indonesia sejak

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara

Transkripsi:

62 Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Alan Saputra, Yunani Hasan. KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN 683-740 M Alan Saputra, Yunani Hasan Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya alan.xiaolung@gmail.com Abstrak: Penelitian ini berjudul Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang pada Tahun 683-740 M (Sumbangan Materi Mata Pelajaran Sejarah Nasional Kelas X di SMA Negeri 8 Palembang). Adapun rumusan masalah yang ambil dalam penulisan skripsi ini adalah meneliti mengenai Hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang pada Abad VII-VIII M dan dampaknya terhadap perkembangan kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya di kedua kerajaan besar itu. Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah Metode Historis dengan langkah-langkah yang terdiri dari Heuristik, Kritik Sumber baik itu yang sifatnya internal maupun eksternal, Interpretasi Data dan Historiografi. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha yang muncul pada Abad VII M di pulau Sumatera. Pada Abad VIII M, Sriwijaya terus berkembang menjadi kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara. Dengan kekuatan politik dan militernya, Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan internasional yang menghubungan Barat (Arab, Persia dan India) dengan China. Atas dasar kepentingan politik dan ekonomi, Sriwijaya menjalin hubungan dengan Dinasti Tang di China dengan cara saling mengirimkan utusan dan upeti. Hal tersebut merupakan langkah strategis yang tepat, dan sangat menguntungkan bagi Sriwijaya maupun Dinasti Tang. Hubungan itu juga berpengaruh pada bidang sosial yang terlihat dari interaksi antara masyarakat Sriwijaya dengan masyarakat Dinasti Tang dan di bidang Kebudayaan melalaui agama Buddha. Sriwijaya merupakan pusat pendidikan dan penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara yang sangat maju. Kemajuan agama Buddha di Sriwijaya diabadikan oleh seorang Bhiksu Agung Dinasti Tang bernama I-Tsing melalui catatan-catatannya. Kata Kunci: Kerjasama, Kerajaan Sriwijaya, Dinasti Tang PENDAHULUAN Kepulauan Nusantara terdiri dari pulau-pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut yang cukup luas. Keadaan alam ini mendorong masyarakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan, pelaut, dan pedagang antar pulau. Dengan perahu bercadik mereka telah mampu mengarungi perairan laut yang cukup luas.

Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Alan Saputra, Yunani Hasan. 63 Di wilayah Nusantara yang amat luas ini terdapat perbedaan iklim. Perbedaan iklim itu mengakibatkan perbedaan hasil bumi dan jenis-jenis hasil lainnya. Oleh karena perbedaan-perbedaan ini maka sejak zaman dahulu telah terjalin perdaganagan antar pulau di Nusantara. Hubungan perdagangan ini dilakukan dengan pelayaran, pelayaran dan perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat di Nusantara bukan hanya dalam wilayah Nusantara saja, tetapi telah jauh sampai ke luar wilayah Nusantara. Nusantara terlebih dahulu menjalin hubungan perdagangan dengan India dari pada hubungan perdagangan dengan China. Hubungan yang terjalin antara Nusantara dan India sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat di Nusantara salah satunya dibidang politik, sehingga berdirilah kerajaankerajaan bercorak Hindu-Buddha di Nusantara. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan-kerajaan di Nusantara menjalin hubungan dengan China. Suatu hal yang penting dalam hubungan antara Nusantara dan China ialah adanya hubungan pelayaran langsung antara kedua tempat tersebut. Hubungan pelayaran itu tidak hanya merupakan bagian dari hubungan pelayaran Asia Barat dengan China, tetapi juga dapat merupakan hubungan tersendiri antara Nusantara dan China (Poesponegoro, 2008:8). Jalur perdagangan laut melibatkan China dan Nusantara dengan melalui Selat Malaka dan menuju India. Dari India kemudian dilanjutkan dengan jalur yang menuju ke Teluk Persia, dilanjutkan ke Syiria dan ke Laut Tengah, ada juga yang menuju ke Laut Merah, melalui Mesir dan sampai juga di Laut Tengah. Perhubungan Laut Merah, India dan Tiongkok ini mulai dilalui sejak Abad I M. Ada beberapa faktor yang mendorong ramainya lalu lintas perdagangan melalui jalur laut. Pertama, permintaan barangbarang mewah dari Timur (Tiongkok dan India) sangat besar. Mereka yang berminat adalah para bangsawan dan konglomerat Kekaisaran Romawi di Roma. Para bangsawan Roma sangat gemar mengkoleksi barang-barang berharga dari Asia seperti emas, kain sutera, porselin China, batu mulia, dan berbagai perhiasan. Kedua, banyak jalan yang rusak pada jalur perdagangan melalui darat. Hal ini diakibatkan karena terjadinya perpindahan bangsa-bangsa secara besar-besaran. Selain itu, penyebaran agama Buddha yang tidak mengenal kasta-kasta dalam masyarakat dapat menghilangkan prasangka kebangsaan yang menghalangi interaksi niaga dengan bangsa asing. (Burger, 1960 : 16). Dari berita-berita China disimpulkan pada Abad V M bangsabangsa di Nusantara telah memasuki perdagangan langsung dengan China. Kekayaan bumi Nusantara dapat menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang China. Bahan wangi-wangian dari Indonesia dapat bersaing dengan bahan wangiwangian dari Asia Barat. Misalnya berbagai kemenyan dan kayu harum seperti cendana. Demikian pula berbagai jenis rempah-rempah lambat laun memasuki pasar China. Ditambah pula

64 Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Alan Saputra, Yunani Hasan. dengan berbagai hasil kerajinan dan hewan-hewan yang hanya terdapat di Nusantara. Pada Abad VII M, Kerajaan Maritim Funan runtuh karena mendapat serangan dari Kerajaan Kamboja. Kerajaan Kamboja merupakan kerajaan agraris dengan penduduknya yang sebagian besar hidup dari hasil pertanian. Sebagai kerajaan agraris, Kamboja tidak memerlukan pelayaran dan perdagangan di laut. Jatuhnya kerajaan maritim Funan, memberikan kesempatan dan kebebasan bagi gerak pelayaran dan perdagangan di sepanjang perairan Asia Tenggara. Kesempatan itu digunakan dengan sebaikbaiknya oleh Kerajaan Sriwijaya untuk mengambil alih peranan Kerajaan Funan dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan di Asia Tenggara (Coedes, 2010 : 123). Hubungan Diplomatik Sriwijaya Dengan Dinasti Tang Pada Abad VII M, kerajaankerajaan Hindu Buddha di kawasan Asia Tenggara berbondong-bondong mengirimkan utusan ke negeri China. Pengiriman utusan-utusan itu merupakan salah satu ciri kebijakan politik luar negeri pada masa itu. Dengan demikian, kerajaan-kerajaan itu bisa menjalin hubungan diplomatik dengan Kekaisaran China yang tentu saja akan memberikan banyak keuntungan baik secara politik maupun ekonomi bagi kedua belah pihak. Dalam Xin Tang Shu (Kitab Sejarah Baru Dinasti Tang) Sriwijaya telah mengirimkan utusan ke Dinasti Tang pada tahun 670-673 M. Kemudian seorang utusan Kekaisaran Dinasti Tang dikirimkan ke Sriwijaya pada tahun 683 M. Hal ini merupakan tanda bahwa suatu hubungan resmi antara kedua kerajaan ini dimulai. Kunjungan utusan Kekaisaran Dinasti Tang ke Sriwijaya tidak terlepas dari kebijakan luar negeri yang diterapkan oleh Kaisar Tang Taizong. Selanjutnya, pada tahun 695 M Raja Sriwijaya Sri Jayanasa Dapunta Hyang membalas kunjungan utusan Dinasti Tang dengan mengirim utusan ke negeri China. Sejak masa itu utusan Sriwijaya tercatat dalam daftar ransum Kekaisaran China, yaitu daftar utusan yang mendapat bantuan untuk kembali ke tanah airnya (Wolters, 2011: 285). Para utusan Sriwijaya memberikan barang-barang upeti sebagai tanda persahabatan dengan Kekaisaran Dinasti Tang. Hal ini dilakukan karena Sriwijaya menginginkan agar Kekaisaran China tidak membuka perdagangan secara langsung dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, sehingga kapal-kapal dagang yang berlayar dari China harus singgah di bandar-bandar Sriwijaya. Selain itu, hal tersebut juga bertujuan untuk mengiklankan berbagai macam barang dagangan kepada para saudagar, baik saudagar China maupun dari negeri lainnya seperti Arab, Persia dan India. Dengan demikian para saudagar itu akan singgah dan memusatkan kegiatan mereka di Sriwijaya. Kemudian Kaisar Dinasti Tang membalas upeti tersebut dengan memberikan hadiah berupa kain sutera, perhiasan dan porselen-porselen yang indah kepada Sriwijaya. Pengiriman utusan Sriwijaya berlanjut pada tahun 702, 716 dan 724 M

Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Alan Saputra, Yunani Hasan. 65 atas nama Raja yang dalam bahasa Tionghoa bernama Shih-li-t o-lo-pa-mo ditrsanskripkan menjadi Sri Indrawarman. Kemudian tahun 728 dan 742 M pengiriman utusan Sriwijaya atas nama Raja Liu-t eng-wei-kung yang ditranskripkan menjadi Rudrawikrama. Sesudah tahun 742 M sampai tahun 904 M, pengiriman utusan dari Shih-lifo-shih (Sriwijaya) terhenti dan tidak disebut lagi dalam berita-berita Dinasti Tang (Wolters, 2011 : 285). Kerjasama Sriwijaya Dengan Dinasti Tang Kerajaan Sriwijaya yang telah menjadi pusat pelayaran dan perdagangan terus berkembang menjadi kerajaan besar karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, Sriwijaya menguasai dan mengawasi pintu gerbang lalu lintas perdagangan laut yang menghubungkan China dan India serta Teluk Persia dan Laut Tengah. Meskipun Sriwijaya terletak di pantai yang penduduknya relatif sedikit, negeri ini mampu mengerahkan sumber daya manusia dari pemukimanpemukiman yang tersebar di selatan selat Malaka. Palembang hanyalah pusat kerajaan. Tujuan ekspedisi angkatan laut Sriwijaya dengan menaklukkan Kedah dan pelabuhan-pelabuhan vital lainnya bukan sekedar meluaskan wilayah territorial, tetapi untuk menduduki tempattempat strtegis dalam jalur pelayaran dan perdagangan utama. F.H. van Naerssen dan R.C. de Longh, menyatakan ada dua faktor yang menyebabkan Sriwijaya mampu menjaga kelestarian dominasinya atas Selat Malaka yang strategis tersebut. Faktor pertama adalah hubungan pusat kerajaan dengan masyarakat pantai daerah bawahannya. Faktor yang kedua adalah adanya hubungan penguasa Sriwijaya dengan negara-negara besar lainnya seperti Kekaisaran China dan Kemaharajaan India (Irfan, 1983 : 64). Kebijakan mengadakan hubungan resmi yang dilakukan Sriwijaya dengan Dinasti Tang merupakan salah satu langkah yang tepat guna memperlancar perdagangan di bandar-bandar Sriwijaya. Hal ini dikarenakan Kaisar China hanya akan mengadakan kerjasama jika didahului dengan hubungan diplomatik. Setelah resmi menjalin hubungan diplomatik pada tahun 683 M, Sriwijaya menjalin kerjasama dengan Dinasti Tang di bidang perniagaan. Sriwijaya mulai mengekspor barang-barang ke China. J.C. Van Leur merinci jenis-jenis komoditas ekspor tersebut yakni kayu gaharu, kapur barus, cendana, gading, timah, ebony (kayu hitam), kayu sapan, rempah-rempah, dan kemenyan. Untuk ekspor negeri China, Sriwijaya mengekspor air mawar, gading, kemenyan, buah-buahan, gula putih, cincin kristal, gelas, kapur barus, batu karang, cula badak, wangi-wangian, bumbu masak, dan obat-obatan. Barangbarang tersebut bukan produksi dalam negeri Sriwijaya seluruhnya. Akan tetapi, ada juga yang berasal dari negeri-negri lain di kepulauan Nusantara yang berhubungan dengan Sriwijaya. Salah satu hal yang terpenting dalam memperlancar kerjasama niaga antara Sriwijaya dengan Dinasti Tang adalah perkembangan teknologi perkapalan dan navigasi. Penguasaan

66 Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Alan Saputra, Yunani Hasan. Sriwijaya atas Selat Malaka dan Laut Jawa selama berabad-abad sudah tentu harus ditopang oleh armada laut yang kuat. Dr. Pierre Y. Manguin berpendapat bahwa Sriwijaya menggunakan kapal-kapal besar dalam jalur perdagangan di Samudera Hindia dan Laut China Selatan. Sumbersumber China mencatat munculnya Kun Lun Po (secara harfiah diartikan sebagai Kapal Melayu). Bobotnya mencapai 250 sampai 1000 ton, dengan panjang 60 meter. Kapal itu memiliki kapasitas sampai 1000 orang, dan ini belum termasuk muatan barang (Irfan, 1983 : 67). Sementara itu, Dinasti Tang juga berusaha meningkatkan mobilitasnya dengan memajukan teknik perkapalan. Teknik pembuatan kapal laut yang maju itu mampu menghasilkan kapal yang lebih besar dibandingkan dengan kapal laut pada masa sebelum Dinasti Tang. Panjang kapal laut itu mencapai 20 zhang (sekitar 65 meter) dengan kapasitas penumpang hingga 700 orang dan kecepatannya lebih cepat. Menurut catatan Perdana Menteri Jia Dan, pelayaran dari Du Men Sha (sebelah tenggara Guangzhou) sampai di Selat Malaka dan Sriwijaya hanya memerlukan waktu delapan belas hari, sedangkan pada masa Fa Xian (Fa Hien) berlayar dari Jawa ke Guangzhou memerlukan waktu 50 hari (Liji, 2012 : 55). Pasca terjalinnya hubungan resmi antara Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang, membawa dampak yang signifikan di bidang kebudayaan, terutama melalui agama Buddha. Sebagaimana diketahui, Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pengajaran dan kebudayaan agama Buddha di Asia Tenggara. Sedangkan di negeri China agama Buddha juga berkembang pesat dan didukung oleh Kekaisaran Dinasti Tang. Tidak mengherankan antara Sriwijaya dan Dinasti Tang terjadi interaksi budaya yang intensif melalui agama Buddha. Hal ini tidak terlepas dari peranan seorang Bhiksu Agung bernama I-Tsing yang pernah tinggal di Sriwijaya. Ia menganjurkan kepada para pendeta Buddha Dinasti Tang yang berniat menuntut ilmu ke India untuk singgah dulu di Sriwijaya selama satu atau dua tahun untuk mempelajari tata bahasa Sanskrit dan tata cara membaca kitab Buddha, kemudian barulah pergi ke India (Liji, 2012 : 62). PENUTUP Kerjasama Kerajaan Srwijaya dengan Dinasti Tang merupakan salah satu langkah yang strategis untuk mengembangkan dominasi Sriwijaya atas perniagaan di kawasan Asia Tenggara. Dengan kerjasama itu, Dinasti Tang tidak mengadakan perdagangan langsung dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Kapal-kapal niaga baik dari Kekaisaran Dinasti Tang yang akan menuju Wilayah Barat (India, Persia, Arab) maupun sebaliknya harus singgah di pelabuhan-pelabuhan Sriwijaya, sehingga bandar perdagangan Sriwijaya semakin ramai. Selain hubungan diplomatik yang intensif dengan saling mengirimkan utusan, hubungan kerjasama antara Sriwijaya dengan Dinasti Tang juga tidak terlepas dari mahakarya Sriwijaya yang mampu membuat kapal terbaik di zamannya. Sehingga sangat menunjang

Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Alan Saputra, Yunani Hasan. 67 dalam pelayaran dan pengawasan di laut yang menjadi jalur perniagaan lintas negara. Kerjasama antara Sriwijaya dengan Dinasti Tang tidak hanya di bidang politik dan perniagaan saja, kerjasama itu juga berkembang di bidang kebudayaan khususnya agama Buddha. Dalam hal ini peranan I-Tsing sangat besar dalam mendokumentasikan kemajuan Agama Buddha di Sriwijaya melalui catatan-catatannya. Dengan demikian, kerjasama antara kedua negara besar itu merupakan hubungan yang saling menguntungkan bagi perkembangan Sriwijaya maupun Dinasti Tang pada Tahun 683-742 M. DAFTAR PUSTAKA Burger, D.H. dan Prajudi. 1960: Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita. Coedes, George. 2010. Asia Tenggara Masa Hindu-Buddha. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia Groeneveldt. W.P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Jakarta: Komunitas Bambu Irfan,Nia Kurniati Sholihat. 1983. Kerajaan Sriwijaya. Jakarta : PT.Giri Mukti Pasaka. Liji, Liang. 2012. Dari Relasi Upeti ke Mitra Strategis (2000 Tahun Perjalanan Hubungan Tiongkok-Indonesia) Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Wolters, OW. 2011. Kemaharajaan Sriwijaya dan Perniagaan Dunia Abad III- Abad VII M. Depok : Komunitas Bambu. Taniputera, Ivan. 2009. History of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.