digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BLU dalam penelitian ini didefinisikan sebagai instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatarnya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sedangkan pengukuran kinerja didefinisikan sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu menilai pencapaian suatu strategi menggunakan alat ukur tertentu. Kinerja diukur dengan menggunakan ukuran financial yaitu rasio Composite Financial Index (CFI) 1999 yang dibuat oleh KPMG. Ukuran ini dipakai karena ukuran ini dipercaya dapat membantu tujuan institusi dengan: 1. Menghitung status dan penggunaan sumber daya. 2. Menghitung kemampuan perusahaan membayar utang sekarang dan utang masa datang. 3. Mengukur kinerja institusi dan efektivitas. 4. Mengidentifikasi anomali keuangan dan mengarahkan fokus yang menjadi perhatian institusi. 5. Mengukur likuiditas, kelangsungan/viabilitas keuangan, dan leverage. 24
digilib.uns.ac.id 25 Selain hal di atas, rasio CFI ini dipercaya telah sesuai dengan prinsip dan informasi akuntansi petunjuk audit dan akuntansi AICPA untuk organisasi non profit. CFI terdiri dari empat rasio diantaranya sebagai berikut: 1. Primary Reserve Ratio Rasio ini mengukur kekuatan keuangan institusi dengan membandingkan antara expandable net assets dengan total expense. Expandable net assets menunjukkan semua aset institusi yang dapat digunakan secara cepat, dan dapat digunakan untuk pembayaran utang. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Primary Reserve Ratio Expendable Net Assets Total Expenses (1) Pembilang yang digunakan dalam rasio ini adalah semua aset bersih yang tidak terikat atau tidak dibatasi, termasuk investasi permanen dan aset tetap setelah dikurangi dengan hutang untuk membiaya aset tetap. Pembilang dapat dirumuskan sebagai berikut: Expendible Net Asset = Total Net Assets Permanently (2) Restricted Net Assets (Property, Plant,and Equipment Long Term Debt)
digilib.uns.ac.id 26 2. Net Income Ratio Rasio ini mengukur apakah hasil operasi menghasilkan surplus/defisit dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Rasio ini merupakan indikator utama yang mempengaruhi ketiga rasio lainnya. Surplus/defisit secara langsung berdampak pada jumlah dana, menambah atau mengurangi aktiva bersih, sehingga mempengaruhi Primary Reserve, Return on Net Assets, dan Viability. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Excess (Deficiency) of Unrestricted (3) Net Income Ratio Operating Revenues Over Unrestricted Operating Expenses Total Unrestricted Operating Income Pembilang yang digunakan dalam rasio ini adalah selisih antara pendapatan operasi yang tidak dibatasi dikurangi dengan biaya operasi yang tidak dibatasi. Penyebut rasio ini yaitu total pendaptan operasi yang tidak dibatasi. Rasio yang positif menunjukkan bahwa institusi mengalami surplus operasi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin kuat kinerja institusi. 3. Return on Net Asset Ratio Rasio ini mengukur total return ekonomi. Peningkatan rasio ini menujukkan bahwa institusi meningkatkan aset bersih dan kemungkinan untuk dapat menyisihkan sumber daya keuangan untuk memperkuat fleksibilitas keuangan masa datang. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
digilib.uns.ac.id 27 Return on Net Assets Ratio Change in Net Assets Total Net Assets (4) Pembilang rasio ini adalah perubahan aset bersih tidak terikat, perubahan aset bersih dibatasi sementara, dan perubahan aset bersih dibatasi permanen.sedangkan penyebut dalam rasio ini adalah jumlah aset bersih terikat, jumlah aset bersih terikat sementara dan jumlah aset bersih terikat permanen. 4. Viability Ratio Rasio ini mengukur kesehatan keuangan yaitu ketersediaan expendible net assets untung menutup utang jangka panjangnya. Pembilang rasio ini sama dengan pada primary reserve. Sedangkan penyebut didefinisikan sebagai semua pinjaman untuk tujuan jangka panjang dari pihak ketiga. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Viability Ratio Expendable Net Assets Long-Term Debt (5) Sedangkan fleksibilitas dioperasional dengan menggunakan kenaikan atau penurunan kinerja sebelum dan sesudah pola pengelolaan BLU. Hal ini dilakukan mengingat yang membedakan BLU dan non BLU adalah masalah fleksibilitas. Dalam PP 24 tahun 2012 jo PP 23 tahun 2005 telah dijelaskan mengenai fleksibilitas BLU yang tertuang dalam bab II penelitian ini. Untuk menguji
digilib.uns.ac.id 28 hipotesis pertama, penelitian ini menggunakan rasio kinerja 29 Universitas Negeri yang telah BLU pada tahun pelaporan BLU dan tahun sebelumnya sebelum ditetapkan menjadi BLU yang terlihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Universitas BLU No Satuan Kerja Sesudah BLU Sebelum BLU 1 UNIVERSITAS AIRLANGGA 2011 2010 2 UNIVERSITAS ANDALAS 2010 2009 3 UNIVERSITAS BENGKULU 2009 2008 4 UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2009 2008 5 UNIVERSITAS DIPONEGORO 2009 2008 6 UNIVERSITAS GAJAH MADA 2012 2011 7 UNIVERSITAS HALU OLEO 2010 2009 8 UNIVERSITAS HASANUDDIN 2009 2008 9 UNIVERSITAS INDONESIA 2012 2011 10 UNIVERSITAS JENDERAL SUDIRMAN 2010 2009 11 UNIVERSITAS LAMPUNG 2009 2008 12 UNIVERSITAS MATARAM 2012 2011 13 UNIVERSITAS MULAWARMAN 2009 2008 14 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2009 2008 15 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2010 2009 16 UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2009 2008 17 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009 2008 18 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2009 2008 19 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 2008 20 UNIVERSITAS PAJAJARAN 2009 2008 21 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012 2011 22 UNIVERSITAS RIAU 2010 2009 23 UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2009 2008 24 UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2010 2009 25 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2012 2011 26 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 2011 27 UNIVERSITAS TADULAKO 2012 2011 28 UNIVERSITAS TERBUKA 2011 2010 29 UNIVERSITAS UDAYANA 2012 2011
digilib.uns.ac.id 29 Untuk menguji hipotesis dua, penelitian ini menggunakan rasio kinerja 48 Universitas Negeri pada tahun 2012. Universitas negeri terbagi menjadi 2 kategori yaitu universitas BLU dan Universitas non BLU seperti pada tabel 2 berikut. Tabel 2 Universitas Negeri di Indonesia Tahun 2012 No Satuan Kerja Ket 1 UNIVERSITAS CENDRAWASIH Non BLU 2 UNIVERSITAS JAMBI Non BLU 3 UNIVERSITAS JEMBER Non BLU 4 UNIVERSITAS KHAIRUN Non BLU 5 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Non BLU 6 UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Non BLU 7 UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Non BLU 8 UNIVERSITAS NEGERI MANADO Non BLU 9 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Non BLU 10 UNIVERSITAS NEGERI PADANG Non BLU 11 UNIVERSITAS NEGERI PAPUA Non BLU 12 UNIVERSITAS NUSA CENDANA Non BLU 13 UNIVERSITAS PALANGKARAYA Non BLU 14 UNIVERSITAS PATTIMURA Non BLU 15 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Non BLU 16 UNIVERSITAS SAM RATULANGI Non BLU 17 UNIVERSITAS SYIAH KUALA Non BLU 18 UNIVERSITAS TANJUNGPURA Non BLU 19 UNIVERSITAS TRUNOJOYO Non BLU 20 UNIVERSITAS AIRLANGGA BLU 21 UNIVERSITAS ANDALAS BLU 22 UNIVERSITAS BENGKULU BLU 23 UNIVERSITAS BRAWIJAYA BLU 24 UNIVERSITAS DIPONEGORO BLU 25 UNIVERSITAS GAJAH MADA BLU 26 UNIVERSITAS HALU OLEO BLU 27 UNIVERSITAS HASANUDDIN BLU 28 UNIVERSITAS INDONESIA BLU 29 UNIVERSITAS JENDERAL SUDIRMAN BLU 30 UNIVERSITAS LAMPUNG BLU 31 UNIVERSITAS MATARAM BLU 32 UNIVERSITAS MULAWARMAN BLU
digilib.uns.ac.id 30 Tabel 2 (Lanjutan) Universitas Negeri di Indonesia Tahun 2012 No Satuan Kerja Ket 33 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO BLU 34 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA BLU 35 UNIVERSITAS NEGERI MALANG BLU 36 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG BLU 37 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA BLU 38 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BLU 39 UNIVERSITAS PAJAJARAN BLU 40 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BLU 41 UNIVERSITAS RIAU BLU 42 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BLU 43 UNIVERSITAS SRIWIJAYA BLU 44 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BLU 45 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BLU 46 UNIVERSITAS TADULAKO BLU 47 UNIVERSITAS TERBUKA BLU 48 UNIVERSITAS UDAYANA BLU Hipotesis tiga bertujuan sama untuk mengukur kinerja antara satker BLU dan non BLU dengan pendekatan yang berbeda. Jika dalam hipotesis dua mengukur dengan membandingkan satker kelompok BLU dan non BLU, dalam hipotesis 3 pendekatan yang dipakai adalah hypothesis testing. Hipotesis testing dilakukan dengan melihat pengaruh fleksibiltas, yang merupakan ciri BLU terhadap kinerja satker. B. Cara Pengumpulan Data Populasi dapat dijelaskan sebagai kumpulan atau kelompok orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian (Sekaran, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen-
digilib.uns.ac.id 31 elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran, 2000). Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan kriteria berikut: 1. Merupakan perguruan tinggi universitas, bukan institut atau politeknik. 2. Berada dibawah Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kemendikbud. 3. Menyampaikan Laporan Keuangan Mulai tahun 2009-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu Laporan Keuangan Universitas Negeri di Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Data ini didapatkan dari Subbagian Akuntansi Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. C. Teknik Analisis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Paired sample t-test untuk menguji hipotesis satu dan untuk menguji hipotesis dua dengan menggunakan Independet sample t-test. Sedangkan untuk menguji hipotesis tiga digunakan analisis regression linear, dengan didahului dengan pengujian asumsi klasik. Penelitian ini juga menyajikan analisis deskriptif yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS release 19. 1. Paired sample t-test Analisis ini digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan. Sampel yang digunakan sama tetapi pada periode
digilib.uns.ac.id 32 yang berbeda karena ada suatu peristiwa (bersifat before-after) H0 diterima bila Asymp sig lebih besar dari alpha 0,05, jika Asymp sig lebih kecil dari alpha 0,05 maka Ha diterima. 2. Independent Sample t-test Pengujian ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar eror dari perbedaan rata-rata dua sampel. Pengujian dilakukan pada hipotesis dua. Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima atau variance sama, tetapi apabila jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak atau variance berbeda. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2005). Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0,05 maka data mempunyai distribusi yang tidak normal. b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke
digilib.uns.ac.id 33 observasi lain. Penulis akan menggunakan Uji Glejser untuk pengujian ini, jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka terjadi Heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residualnya lebih dari 5% maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. c. Uji Multikolinearitas Uji Multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dengan VIF (variance inflation factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu dalam periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam model regresi terdapat autokorelasi atau tidak, dapat diketahui melalui uji Durbin-Watson (DW). Apabila nilai DW lebih besar dari batas atas (du)
digilib.uns.ac.id 34 dan kurang dari 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. 4. Linear Regression Regresi linear pada adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan variabel independennya. Untuk pengujian hipotesis tiga, regresi dilakukan dengan cara mengukur goodness of fit model regresi, untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Adapun persamaan linear regression untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah: Y 0 1 1 (6) Keterangan: Y = Kinerja, dan X1 = Fleksibilitas Fleksibilitas diukur dengan menggunakan kenaikan/penurunan kinerja sebelum dan setelah pengelolaan BLU. Sedangkan kinerja dioperasionalkan dengan 4 (empat) rasio yaitu reserve ratio, net income ratio, aset ratio dan viability ratio. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi 1%-10%, apabila tingkat signifikasi kurang dari 10% berarti menerima Ha dan menolak H0.