BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah pada dasarnya dihasilkan oleh atau merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah yang jumlah dan volumenya sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari gaya hidup dan jenis material yang kita konsumsi. Berdasarkan hasil perhitungan sebagaimana tercantum dalam buku infrastruktur Indonasi (Bappenas, 2003), pada tahun 1995 perkiraan timbulan sampah di Indonesia mencapai 22,5 juta ton, dan meningkat lebih dua kali lipat pada tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton. Sementara di kota besar di Indonesia diperkirakan timbulan sdampah perkapita berkisar antara 600 830 gram per hari. Sebagai ilustrasi betapa besarnya timbulan sampah yang dihasilkan, data beberapa kota besar di Indonesia dapat menjadi rujukan. Kota Jakarta setiap hari menghasilkan timbulan sampah sebesar 6.2 ribu ton, kota Bandung sebesar 2.1 ribu ton, Kota Surabaya sebeasar 1.7 ribu ton, dan kota Makasar 0.8 ribu ton (Damanhuri, 2002). Jumlah tersebut membutuhkan upaya yang tidak sedikit dalam penanganannya. Sedangkan untuk Kota Medan sendiri, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (KUPTD) Kebersihan Kota Medan mengatakan, pada 1
Tahun 2013 setiap harinya volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Medan berkisar 1700 ton per/hari. Kompleksitas penanganan persampahan semakin meningkat seiring dengan berkembangnya suatu kota, dalam hal ini sentralisasi kegiatan ekonomi maupun meluasnya wilayah perkotaan. Sentralisasi ini akan meningkatkan aktivitas ekonomi maupun meluasnya wilayah perkotaan.sentralisasi ini akan meningkatkan aktivitas ekonomi, yang menarik para pendatang lebih banyak dan menambah jumlah penduduk kota, sehingga kota akan menghadapi problem volume dan jenis sampah yang semakin meningkat. Perkembangan kota yang meluas akan menghadirkan tantangan bagi Pemerintah Kota dalam menyelenggarakan pelayanan yang mampu menjangkau seluruh lokasi permukiman secara efektif dan efisien. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi sebagai konsekuensi logis dari aktivitas manusia dan industrialisasi, yang kemudian berdampak pada permasalahan lingkungan perkotaan seperti keindahan kota, kesehatan masyarakat, dan lebih jauh lagi terjadinya bencana (ledakan gas metan, tanah longsor, pencemaran udara akibat pembakaran terbuka dan lain-lain).namun demikian, sampah disamping dapat menjadikan masalah di perkotaan, juga dapat bermanfaat dalam menguatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Berbagai jenis sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga dan industri apabila tidak dapat dikelola secara baik dan benar, dapat berpotensi untuk melemahkan ekonomi masyarakat karena akan menyerap dana yang cukup besar untuk penanganannya baik dari segi kebersihan, kesehatan maupun lingkungan. Sampah yang tidak
dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan sebagai sumber penyakit yang pada gilirannya akan menghambat laju gerak ekonomi masyarakat. Sampah juga dapat menjadi salah satu sumberdaya penting dalam mengangkat perekonomian masyarakat. Kondisi ini akan terjadi apabila sampah tersebut dapat dikelola secara professional. Beberapa peluang yang diperoleh dari sampah, diantaranya adalah aspek terbukanya lapangan kerja dari proses pemungutan sampah, aspek pengelolaan dan pemanfaatan sampah serta aspek pemasaran hasil olahan yang berbahan baku sampah. Dengan kata lain mata rantai bisnis akan tercipta apabila sampah dikelola dengan pendekatan-pendekatan ekonomi. Kegiatan pengolahan sampah ini dapat menimbulkan multiplier effect melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Masyarakat mulai terangsang untuk menciptakan berbagai teknologi pendukung pengelolaan sampah, mulai dari teknologi tempat-tempat penampungan sampah di rumah tangga untuk dijadikan pupuk kompos, teknologi pemanfaatan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis dan pemasaran hasil pengolahan sampah (Mardiana, 2009) Permasalahan utamanya adalah kesadaran untuk mengelola sampah menjadi sesuatu yang berguna atau paling tidak mengelola sampah agar tidak mengganggu lingkungan tidak dilaksanakan dalam kehidupan di masyarakat. Permasalahan sampah hanya dianggap sebagai masalah pemerintah, untuk itu perlu digiatkan kegiatan dan program yang mampu mengaktifkan masyarakat dalam mengelola sampah.
Di Kota Medan ada beberapa daerah yang mempunyai komunitas yang mampu mengelola sampah yang dianggap cukup baik. Masyarakat terlibat secara langsung dalam menjaga kebersihan dan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah berbasis komunitas (masyarakat) ini daat menjadi contoh best practice bagi masyarakat lainnya. Pada observasi dan pengunpulan data awal peneliti melihat ada tiga daerah yang mampu melaksanakan program pengelolaan sampah. Komunitas pertama ada di Kelurahan Binjai yang mengelola sampai dengan melibatkan masyarakat dalam program kebersihan dan pemanfaatan sampah. Daerah Kedua adalah di pengelolaan sampah melalui komposting dengan melibatkan rumah tangga di Kelurahan Gelugur Darat II sedangkan daerah ke tiga adalah di daerah kelurahan sukaramai. Dengan melihat pengelolaan sampah berbasis komunitas yang dilaksanakan penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berarti pada Kota Medan dalam pengelolaan sampah. 1.2. Perumusan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka dibutuhkan pembatasan masalah yang jelas dan spesifik. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di Kota Medan? 2. Apa kendala yang dihadapi pada pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di Kota Medan?
1.3.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi pada pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di Kota Medan?. 1.4. Manfaat penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian, khususnya dalam kajian studi pembangunan. 2. Memberikan rekomendasi tentang pembinaan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat yang ada di Kota Medan..