JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KADAR CAMPURAN PENDINGIN DAN VARIASI KECEPATAN PENYAYATAN BAJA ST 37 PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL TERHADAP KEKASARAN BENDA KERJA

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL, SUDUT POTONG UTAMA DAN KADAR SOLUBLE OIL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PEMBUBUTAN BAJA ST 37

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :

JURNAL PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL PADA PROSES LAS SMAW MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP. KEKUATAN TARIK BAJA ST 41 MENGGUNAKAN ELEKTRODA Rb.26

JURNAL PENGARUH VARIASI DIAMETER ELEKTRODA DAN FLUIDA PENDINGIN PADA PROSES LAS SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA ST 37

JURNAL ANALISA PENGARUH SUDUT PENGARAH ALIRAN DAN DEBIT ALIRAN TERHADAP KINERJA TURBIN KINETIK TIPE POROS VERTIKAL

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

JURNAL ANALISA PENGARUH BUSI IRIDIUM DAN PERTALITE TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO 125

JURNAL PENGARUH VARIASI KECEPATAN POTONG, GERAK MAKAN, DAN KEDALAMAN POTONG PADA MESIN BUBUT TERHADAP TINGKAT KEAUSAN PAHAT HSS

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

PENGARUH PARAMETER PROSES GURDI TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA MATERIAL KFRP KOMPOSIT

Pengaruh Kedalaman Pemakanan, Jenis Pendinginan dan Kecepatan Spindel

PENGARUH JENIS PAHAT, JENIS PENDINGINAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KERATAAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 42 PADA PROSES BUBUT RATA MUKA

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

PENGUKURAN KEKASARAN PROFIL PERMUKAAN BAJA ST37 PADA PEMESINAN BUBUT BERBASIS KONTROL NUMERIK

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

JURNAL. Oleh : BAGUS DWI CAHYONO NPM: Dibimbing oleh: 1. Fatkur Rhohman, M.Pd 2. M. Muslimin Ilham, M.T

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

PENGARUH FEEDING DAN SUDUT POTONG UTAMA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA MATERIAL BAJA ST 37

ARTIKEL ANALISA PENGARUH PERUBAHAN INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 CC

PERBANDINGAN TINGKAT KEKASARAN DAN GETARAN PAHAT PADA PEMOTONGAN ORTHOGONAL DAN OBLIQUE AKIBAT SUDUT POTONG PAHAT

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Indonesia Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru,28293 Indonesia

PENGARUH DEBIT MEDIA PENDINGIN TERHADAP NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA ST 60

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43

I. PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

PENGARUH LAJU PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PAHAT CARBIDE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BUBUT S45C KONDISI NORMAL DAN DIKERASKAN

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

Analisa Sifat Mekanik Baja St 41 Pada Proses Pack Carburizing Menggunakan Media Arang Tempurung Kelapa Sawit Dengan Variasi Holding Time

Hubungan Sudut Pahat dan Kecepatan Potong Terhadap Pemakaian Mata Pahat Pada Pembuatan As-Arbor

PENGARUH KEDALAMAN DAN CAIRAN PENDINGIN TERHADAP KEKASARAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014,

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

OPTIMASI NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT CNC DENGAN METODE TAGUCHI L 27

JURNAL PENGARUH JENIS ELEKTRODA DAN ARUS PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN BAJA ST 41 MENGGUNAKAN LAS SMAW

PENGARUH VARIASI KECEPATAN POTONG, LAJU PEMAKANAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN PADA MESIN BUBUT TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA ST 37

Alfian Eko Hariyanto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

JTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 48-55

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

PENGARUH PEMOTONGAN DENGAN DAN TANPA CAIRAN PENDINGIN TERHADAP DAYA POTONG PADA PROSES TURNING

Bab IV Data Pengujian

JURNAL TIG WELDING SYSTEM ANALYSIS AND WELDING CONVENTIONAL AND DIFFERENT KIND OF MATERIAL TYPE BETWEEN IRON AND STEEL

PENGARUH VARIASI KEDALAMAN POTONG DAN KECEPATAN PUTAR MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA BAHAN BAJA ST 37

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah

Gambar I. 1 Mesin Bubut

JURNAL PENGARUH VARIASI MERK PAHAT HSS TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA MATERIAL ST 37

PENGARUH KECEPATAN SPINDEL, KECEPATAN PEMAKANAN DAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

KAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

PENGARUH JENIS PAHAT, SUDUT PAHAT DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN DAN KEKERASAN PADA PROSES BUBUT RATA BAJA ST 42

JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 40-48

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Kecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong. Kekasaran Permukaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

PENGARUH VARIASI CUTTING FLUID DAN VARIASI FEEDING PADA PROSES PEMOTONGAN ORTHOGONAL POROS BAJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN. Febi Rahmadianto 1)

PENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C

Asep Wahyu Hermawan S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

JURNAL. PENGARUH VARIASI MERK PAHAT HSS (High Speed Steel) TERHADAP KEAUSAN PAHAT PADA MATERIAL ST 37

APLIKASI BOX BEHNKEN DESIGN

Kerataan Permukaan dan Bentuk Geram

PENGARUH JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN ARAH PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA EMS 45 PADA PROSES CNC MILLING

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014

JURNAL. Analisa Head Losses Akibat Perubahan Diameter Penampang, Variasi Material Pipa Dan Debit Aliran Fluida Pada Sambungan Elbow 900

Pengaruh Kedalaman Pemakanan, Kecepatan Spindel Dan Jenis Cairan Pendingin Terhadap Kekasaran Dan Kerataan

Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.1 pp 27-33, 2014 ISSN

ANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC

PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...

DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

SURAT KETERANGAN No : 339C /UN /TU.00.00/2015

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

PENGARUH PUTARAN SPINDEL, GERAK MAKAN DAN KEDALAMAN POTONG TERHADAP GETARAN SPINDLE HEAD HASIL PROSES DRILLING. Yuni Hermawan 1 ABSTRACT

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Pengaruh Kedalaman Potong, Kecepatan Putar Spindel, Sudut Potong Pahat Terhadap Kekasaran Permukaan Hasil Bubut Konvensional Bahan Komposit

Transkripsi:

JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37 EFFECT OF FEEDING VARIATION, CUT DEPTH AND LEVEL OF LIQUID COOLING OF SURFACE ROUGHNESS TURNING STEEL ST 37 Oleh : ANWAR HABIBI NPM. 12.1.03.01.0012 Dibimbing oleh: 1. HERMIN ISTIASIH, M.M. M.T. 2. AM. MUFARRIH, M.T. TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017 1

2

PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TIGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37 Anwar Habibi 12.1.03.01.0012 Teknik Teknik Mesin Anwarhabibi222133@gmail.com Hermin Istiasih, MM M.T. Dan AM.Mufarrih,M.T. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Anwar Habibi : Pengaruh variasi gerak makan, kedalaman potong dan jenis cairan pendingin terhadap tingkat kekasaran permukaan pembubutan baja ST 37. Skripsi, Teknik Mesin, FT UN PGRI Kediri, 2016., Pada proses permesinan khususnya pembubutan variasi putaran gerak makan, kedalaman potong dan jenis cairan pendingin merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi nilai tingkat kekasaran permukaan suatu benda kerja hasil proses pembubutan. Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh variasi gerak makan, kedalaman potong dan jenis cairan pendingin terhadap tingkat kekasaran permukaan pembubutan baja ST 37. Metodologi penelitian pada uji kekasaran ini dilaksanakan dengan metode faktorial yang melibatkan tiga faktor dan tiga level. Faktor tersebut yaitu gerak makan, kedalaman potong dan jenis cairan pendingin sedangkan responnya adalah kekasaran permukaan produk pembubutan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan : (1) Variasi gerak makan berpengaruh terhadap kekasaran permukaan baja ST 37. Gerak makan 0,1 menghasilkan nilai kekasaran paling rendah 12,355 µm. (2) Penggunaan kedalaman potong 0,5 mm menghasilkan kekasaran paling rendah 12,355 µm. (3) Pengaruh variasi jenis cairan pendingin terhadap kekasaran baja St 37 dengan menggunakan soluble oil, cutting apx dan cutsol sp tidak begitu signifikan. Penggunaan cutsol sp menghasilkan nilai kekasaran 25, 680 µm. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan : (1) Jika melakukan proses pemesinan khususnya pembubutan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan hasil kualitas permukaan benda kerja yang baik. (2) Jika menggunakan media pendingin dalam proses pembubutan, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan agar nantinya didapatkan kualitas permukaan yang halus dengan variasi pencampuran yang sudah di tentukan. Kata Kunci : gerak makan, kedalaman potong, jenis cairan pendingin dan kekasaran permukaan. 3

1. LATAR BELAKANG Dimasa sekarang ini proses permesinan pada industri manufaktur sangatlah dibutuhkan. Mesin sebagai peran utama pembantu manusia dalam proses produksi. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi karena dengan mesin pekerjaan manusia dapat menjadi lebih cepat, ringan, dan lebih baik hasilnya. Pekerjaan yang dilakukan pada proses permesinan yang biasanya digunakan pada saat ini dapat berupa pembubutan, pengefrisan, pengeboran, dan banyak lagi lainya. Pengerjaan permesinan yang biasanya digunakan dalam proses produksi membutuhkan ketelitian, kepresisian, dan kualitas permukaan menjadi prioritas utama. Hasil permukaan benda kerja yang baik salah satu yang diharapkan dari setiap pengerjaan. Tingkat kepresisian dan kekasaran permukaan benda kerja yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan. Semakin tinggi tingkat kualitas permukaan benda kerja semakin tinggi pula tingkat kepresisiannya. Pada tingkat kekasaran permukaan salah satunya merupakan faktor utama untuk evaluasi produk dapat diterima atau tidak. kekasaran permukaan yang tinggi akan mengakibatkan kinerja komponen pasangan produk yang dihasilkan akan terganggu. Misalkan pada saat pemanfaatanya dapat menimbulkan keausan pada komponen pasanganya jika permukaan benda kerja tidak sesuai. Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas permukaan suatu benda kerja Pada proses permesinan diantaranya adalah pisau potong dalam proses pembuatanya, kecepatan pennyayatan, posisi senter yang tidak tepat, getaran mesin, perlakuan panas yang kurang baik dan sebagainya. berapa faktor diatas yaitu adalah hal yang mempengaruhi tingkat kekasaran benda kerja. Penelitian tentang kekasaran permukaan benda kerja hasil permesinan sudah sering dilakukan oleh Suardy (2008). Bahwasanya kekasaran permukaan salah satunya adalah dipengaruhi oleh faktor penyayatan dan media pendinginan. Pengaturan variasi gerak makan, kedalaman potong dan campuran cairan pendingin juga berpengaruh terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja pada proses pembubutan, sehingga menimbulkan permasalahan yaitu bagaimana pengaruh variasi gerak makan, kedalaman potong dan jenis cairan pendingin terhadap tingkat kekasaran permukaan hasil pembubutan baja ST 37. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul Pengaruh variasi gerak makan, kedalaman potong dan jenis cairan pendingin terhadap tingkat kekasaran permukaan pembubutan baja ST 37 dengan mengkombinasikan ketiga variabel tersebut diharapkan dapat menghasilkan permukaan benda kerja yang baik.. 4

ll. METODE Penelitian ini menggunakan metode Faktorial yang melibatkan beberapa variabel, variabel tersebut yaitu variabel bebas, variabel tetap dan variable respon. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah gerak makan, kedalaman potong dan jenis cairan pendingin,, sedangkan variabel responnya adalah kekasaran permukaan benda kerja hasil pembubutan rata dan variabel tetapnya adalah putaran spindle Secara umum, desain penelitian dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Desain penelitian A B C 1 1 1 1 2 2 1 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 1 3 1 3 3 2 1 3 3 2 Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dan dilakukan perhitungan dan pengujian data statistik pada data hasil eksperimen. Analisis variansi adalah teknik perhitungan yang memungkinkan secara kuantitatif mengestimasi kontribusi dari setiap faktor pada pengukuran respon. Analisis variansi yang digunakan pada desain parameter berguna untuk membantu mengidentifikasi kontribusi faktor, sehingga akurasi perkiraan model dapat ditentukan. Langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis bahan baja karbon rendah ST 37 dengan diameter benda 35 mm dan berdasarkan pahat yang akan digunakan yaitu pahat tipe HSS merk Bohler ukuran ½ x 4 inchi dengan menggunakan bahan baja karbon rendah dengan diameter 35 mm dan menggunakan pahat HSS, dan putaran spindle 600 rpm III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan mengkombinasikan variabelvariabel proses mesin mesin bubut sesuai dengan rancangan eksperimen yang telah ditetapkan. Variabel-variabel proses tersebut meliputi gerak makan, kedalaman potong dan jenis cairan pendingin. Pengambilan data kekasaran permukaan benda kerja dilakukan dengan replikasi sebanyak dua kali. Data yang diperoleh selama eksperimen ditunjukkan pada Tabel 3.1. 5

Residual Tabel 3.1 Data Hasil Eksperimen VARIABEL BEBAS Hasil Gerak Makan Kedalaman Cairan Kekasaran (mm/rev) Potong (mm) Pendingin 0,10 0,5 Soluble oil 12,352 0,10 1,0 Cutsol sp 16,855 0,10 1,5 Apx 18,150 0,15 0,5 Cutsol sp 15,112 0,15 1,0 Apx 24,425 0,15 1,5 Soluble oil 27,225 0,35 0,5 Apx 39,775 0,35 1,0 Soluble oil 37,550 0,35 1,5 Cutsol sp 45,075 Untuk mengetahui apakah ketiga variabel mempunyai pengaruh terhadap kekasaran permukaan benda kerja dilakukan Analisis variansi. ANAVA mensyaratkan bahwa residual harus memenuhi tiga asumsi, yaitu bersifat identik, independen dan berdistribusi normal. Uji Identik. Uji identik pada gambar 3.1 dibawah menampilkan residual tersebar secara acak disekitar harga nol dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini menunjukkan asumsi identik terpenuhi. 3 2 1 0-1 -2-3 -4 10 15 Versus Fits (response is Hasil Kekasaran) 20 25 30 Fitted Value Gambar 3.1 Plot residual kekasaran permukaan versus fitted values Uji Independen. Pengujian independen pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan auto correlation function (ACF). Berdasarkn plot ACF yang ditunjukkan pada Gambar 3.2, tidak ada nilai ACF pada tiap lag yang keluar dari batas interval. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada korelasi antar residual artinya residual bersifat independen. Autocorrelation 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0-0,2-0,4-0,6-0,8-1,0 1 Autocorrelation Function for Hasil Kekasaran (with 5% significance limits for the autocorrelations) Lag Gambar 3.2 Plot ACF pada respon Uji Kenormalan 35 kekasaran permukaan Uji kenormalan residual dilakukan dengan menggunakan uji 40 45 Kolmogorov- Smirnov. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual tidak berdistribusi normal 2 6

H0 ditolak jika p-value lebih kecil dari pada α = 0,05. Gambar 3.3 menunjukan bahwa dengan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh p-value 0,150 yang berarti lebih besar dari α = 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 gagal ditolak atau residual berdistribusi normal. Percent 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0 10 Probability Plot of Hasil Kekasaran Normal 20 30 Hasil Kekasaran Gambar 3.3 uji normalitas Analisa variansi (ANAVA). Setelah uji 40 50 60 Mean 26,28 StDev 11,94 N 9 KS 0,196 P-Value >0,150 identik, independen dan distribusi normal terpenuhi dilakukan analisis variansi untuk mengetahui variabel proses mana yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kekasaran permukaan. Analisis variansi (ANAVA) untuk kekasaran permukaan ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Analisis variansi (ANAVA) penelitian : Dimana terdapat tiga faktor dari hasil a. Faktor A gerak makan dari perhitungan statistik diketahui bahwa P value Faktor A bernilai 0,00046 atau lebih kecil dari α : 0,05. Hal ini menunjukan bahwa faktor gerak makan mempunyai pengaruh yang siknifikan terhadap kekasaran permukaan hasil pembubutan baja St 37. b. Faktor B kedalaman potong dari perhitungan statistik diketahui bahwa P value Faktor B bernilai 0,035378 atau lebih kecil dari α : 0,05. Hal ini menunjukan bahwa kedalaman potong mempunyai pengaruh yang siknifikan terhadap kekasaran permukaan hasil pembubutan baja St 37 c. Faktor C cairan pendingin dari perhitungan statistik diketahui bahwa P value Faktor C bernilai 0,733272 atau lebih besarl dari α : 0,05. Hal ini menunjukan bahwa cairan pendingin mempunyai pengaruh yang tidak begitu signifikan terhadap pembubutan baja St 37. 7

40 30 20 Main Effects Plot for Hasil Kekasaran Data Means Gerak Makan Kedalaman Potong IV. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: Mean 0,10 0,15 0,35 0,5 1,0 1,5 Cairan Pendingin 40 30 20 Apx Cutsol sp Soluble oil Gambar 3.4 main effects plot Pada pengujian ANAVA yang dilakukan Untuk menunjukkan level yang paling berpengaruh pada prosedur penelitian maka menggunakan uji main effects plot. Gambar 3.4 menunjukan data dari hasil main effects plot untuk mengetahui level yang paling berpengaruh pada penelitian yang sudah dilakukan. Faktor A level pertama 0,10 mm/rev, level kedua 0,15mm/rev, dan level ketiga 0,35 mm/rev. Kekasaran permukaan minimum didapat dari gerak makan 0,10 mm/rev. Faktor B level pertama 0,5 mm, level kedua 1 mm, dan level ketiga 1,5 mm. Kekasaran permukaan minimum didapat dari faktor kedalaman potong 0,5 mm. Faktor C level pertama Apx, level kedua Cutsol SP dan level ketiga Soluble Oil. Kekasaran permukaan minimum didapat dari cairan pendingin jenis Cutsol SP. 1. Dari hasil penelitian yang diperoleh bawasanya gerak makan berpengaruh terhadap hasil kualitas permukaan benda kerja. Ada perbedaan tingkat kekasaran permukaan hasil pembubutan terhadap variasi kecepatan pemakanan. Semakin tinggi kecepatan pemakanan yang digunakan maka hasil kualitas dari pembubutan akan kasar sedangkan kecepatan pemakanan rendah menghasilkan kualitas pembubutan yang halus. Pada saat putaran spindel tinggi maka kecepatan pemakanan akan sejalan dan mengakibatkan luas penampang semakin sempit, penyempitan luas penampang yang dihasilkan akan berpengaruh semakin buruk pada hasil kualitas permukaan. Variasi gerak makan berpengaruh terhadap kekasaran permukaan baja ST 37. Gerak makan 0,1 menghasilkan nilai kekasaran rata-rata paling rendah 12,355 µm. 2. Kedalaman potong yang digunakan ada perbedaan tingkat kekasaran permukaan, semakin besar kedalaman potong yang digunakan maka hasil tingkat kekasaran semakin tinggi, sebaliknya semakin 8

rendah kedalaman yang digunakan maka hasil kekasaran rendah. Terbukti pada Penggunaan kedalaman potong 0,5 mm menghasilkan kekasaran paling rendah 12,355 µm. 3. Pengaruh variasi jenis cairan pendingin terhadap kekasaran baja St 37 dengan menggunakan soluble oil, cutting apx dan cutsol sp tidak begitu signifikan. Penggunaan cutsol sp menghasilkan nilai rata-rata kekasaran paling rendah 25, 680 µm. DAFTAR PUSTAKA Anggit, Daniar. 2013. Pengaruh Jenis pahat Dan Cairan Pendingin Serta Kedalaman Dan Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Baja ST 60 Pada Proses Bubut Konvensional. Surabaya : Perpus Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Nergeri Surabaya. A.S, Bima, 2012. Pengaruh Kedalaman dan Cairan Pendingin Serta Terhadap Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Pada Proses Bubut Konvensional. Surabaya : Perpus Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Asmed, Yusri. 2010. Pengaruh Parameter Pemotongan terhadap Kekasaran Permukaan Proses Bubut untuk Material ST37, (Online), Vol. 7 No. 2, Diambil pada tanggal 20 Juni 2014 dari : http://ojs.polinpdg.ac.id/index.php/j TM/article/viewFi le/468/465. Kalpakjian, Serope. 1984. Manufacturing Processes For Engineering Material. 1985. Canada: Addison-Wesley. Munadi, Sujdi. 1988. Dasar Dasar Metrologi. Jakarta (Online) Rochim. 2001. Perkakas dan Sistem Perkakas (UmurPahat, Cairan Pendingin Pemesinan). Bandung: ITB. Rochim, Taufiq. 1993. Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Bandung: ITB. Sukandar, A. dan Suma, E,. A. 2009. Pengaruh Cairan Pendingin Emulsi Pada Keausan Pahat Bubut Jenis Hss. Bandung: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, UPI. Sudjana. 1996. Pengaruh Coolant Pada Kekasaran Permukaan Pada Pemesinan Baja Karbon Aisi 1045 Menggunakan Pahat Kabrida Berlapis. Medan : Staf Pengajar Pendidikan Teknologi Kimia Industri Medan. Stev,Fkrar. 1977. Spesifikasi Pahat. Jakarta: Rajawali. 9

Suardy. 2008. Analisis Kekasaran Permukaan Hasil Pembubutan Pada Baja St 42 Menggunakan Cairan Pendingin Sitetik Dan Semi Sintetik. (Online), (http://isjd.pdii. Lipi.go.id/admin/jurnal/72087176_0 216-4582.pdf) diakses 19 juli 2016. Widarto, Dkk. 2008. Teknik Mesin. (online) (http://eprints.undip.ac.id/1662/1/pen garuh_kecepatan_potong_pada_pros es_pemesinan_kecepatan_tinggi_doc.pdf) diakses 17 juli 2016. 10