BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mochammad Imam Dzikyan Sofyan, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gebyar Gumelar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Andri Ulus Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada tingkat perekonomian negara itu sendiri. Industri merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Rahmadika, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Ahmad Sadgli,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

NERIS PERI ARDIANSYAH,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah salah satu orang yang mengantarkan anak didiknya menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterbatasan alat-alat praktikum laboratorium yang dimiliki sekolah mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Topan Febrinata, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ahli dari negara lain, maka sangat perlu ditanamkan sikap profesional dalam

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya pendidikan untuk kemajuan bangsa telah menjadi perhatian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multimedia dengan Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggun Gitaresmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif.

I. PENDAHULUAN. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. fisika. Aspek kognitif merupakan aspek utama dalam pembelajaran, aspek ini

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi pembelajaran memasuki era globalisasi tahun 2015, Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Mata Diklat Menggunakan Hasil Pengukuran (MHP) diberikan di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia untuk menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. menonjolnya, terutama pada masyarakat dari negara-negara yang telah

2015 PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PLC BERBASIS KONVEYOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMKN 12 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Asep Tarbini, 2015 IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ahmad Shidiqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan. pendidikan, khususnya pendidikan menengah kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang tertentu. Untuk menciptakan keluaran SMK yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

PENERAPAN PENILAIAN AFEKTIF PADA PRAKTIKUM SHV ( SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA) TERHADAP PENINGKATAN HASIL PRAKTIKUM

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Praktikum biologi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan teknologi informasi. Pendidikan merupakan sarana penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melalui eksperimen mahasiswa dapat mengamati sifat fisis yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian manusia sangat bergantung pada pendidikan yang diperolehnya, baik dari lingkungan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. laku (kemampuan) pada diri siswa, seperti yang sebelumnya tidak tahu. menjadi tahu, yang sebelumnya tidak paham menjadi paham, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Kongkret

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. nasional, oleh karena itu peningkatan kualitas pendidikan haruslah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. modern, teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan begitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Implementasai kurikulum 2013 di Indonesia sangat diharapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEDIA PEMBELAJARAN. Mengidentifikasi elemen akhir pengendali elektromagnetik. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

OHM LABVIKA : PRAKTIKUM FISIKA DENGAN APLIKASI KOMPUTER. Oleh : Drs. Agus Dwi Basuki SMA Negeri 2 Kendal

BAB I PENDAHULUAN. dalam pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari.

2016 PENGARUH PENGGUNAAN MATLAB SIMULINK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MACAM-MACAM MODULASI SINYAL ANALOG

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konsep pendidikan sains moderen, terdapat tiga unsur pokok sains. yang hams dikembangkan dalam proses pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

JURNAL PENELITIAN. Oleh: MUHAMMAD ARIF NIM.87735/2007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. bidang keahlian ini terdapat jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). memuat materi pengalamatan jaringan dan subnetting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2014 PEMBERDAYAAN ASISTEN PRAKTIKUM UNTUK PELAKSANAAN PEER ASSISTED LEARNING (PAL)

Pemanfaatan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Fisika Elektromagetik

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

USAHA MENANGANI KETERBATASAN MEDIA PRAKTIK DI SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut peneliti, praktikum artinya melakukan suatu kegiatan secara nyata berdasarkan kepada teori-teori yang telah diajarkan sebelumnya. Praktikum ini dilakukan untuk membuktikan sebuah teori dengan cara melakukan sebuah pengukuran dan pengamatan, sehingga diperoleh data yang mampu dijadikan sebagai bukti dari adanya teori tersebut. Praktikum dapat pula dilakukan dengan alasan untuk memecahkan permasalahan sehingga didapat sebuah solusi permasalahan. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya mata pelajaran sains dan teknologi, praktikum sangatlah diperlukan. Mata pelajaran seperti biologi, kimia, fisika, komputer, elektronika dan ilmu eksak lainnya perlu melakukan praktikum agar siswa mampu memahami teori dan menerapkan ke dalam kehidupan yang sebenarnya. Praktikum melibatkan beberapa kemampuan yang dimiliki oleh seorang manusia, yaitu kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan perilaku-perilaku manusia yang memperlihatkan aspek intelektualnya, seperti pengetahuan, pemahaman, pengertian dan keterampilan dalam berpikir. Kemampuan afektif merupakan perilaku-perilaku manusia yang memperlihatkan aspek emosi dan perasaan, seperti sikap, apresiasi, simpati, empati dan cara penyesuaian diri. Sedangkan kemampuan psikomotorik merupakan perilaku-perilaku manusia yang memperlihatkan kemampuan motorik seperti menulis, bersosialisasi, mengoperasikan mesin dan lain sebagainya.

2 Pada praktikum, siswa diberikan porsi lebih dalam mengeksplorasi domain psikomotorik. Oleh karena itu, untuk mencapai suatu kesuksesan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran teori dan pelaksanaan pembelajaran praktikum harus berjalan secara berdampingan. Hal ini sejalan dengan pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Praktikum pembelajaran siswa dilakukan dengan menggunakan alat-alat praktik yang sesuai dengan praktikum yang akan dilaksanakan. Sebagai contoh; dalam praktikum sistem kontrol motor listrik 3 fasa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), siswa harus menggunakan beberapa alat-alat praktik (alat dan bahan), diantaranya; tang potong, kabel, papan trainer, kontaktor magnet, push button dan lain sebagainya. Selain alat-alat praktik, untuk melakukan kegiatan praktikum maka diperlukan ruang atau laboratorium praktikum. Pelaksanaan praktikum pembelajaran siswa tidak selamanya akan berjalan mulus, pasti terdapat kendala yang menghadang. Sama halnya dengan praktikum tenaga listrik di Sekolah Menengah Kejuruan yang berkaitan dengan penelitian dalam laporan penelitian ini. Pada praktikum tenaga listrik beberapa kendala yang sering terjadi, diantaranya; ketersediaan barang-barang atau peralatan praktikum yang kurang memadai, alat-alat praktikum memiliki harga yang mahal, peralatan praktikum yang harus diperiksa secara rutin sehingga adanya biaya perawatan peralatan, peralatan praktikum termasuk ke dalam kategori yang berbahaya karena diberi suplai tegangan listrik, dan siswa tidak terlalu bebas bereksperimen karena peralatan yang berbahaya dan mahal. Berdasarkan pada pengalaman peneliti saat melaksanakan mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), beberapa masalah yang sering dijumpai pada saat pelaksanaan praktikum yaitu:

3 1. Keterbatasan alat-alat praktikum yang disediakan oleh pihak sekolah sehingga dalam pelaksanaannya, praktikum dilakukan secara berkelompok. 2. Hasil evaluasi pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian peserta didik handal dalam melaksanakan praktikum namun kurang dalam pemahaman materi. 3. Kurang terlatih nya kreatifitas serta kemauan untuk coba-coba yang dimiliki peserta didik karena pembatasan yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam melaksanakan praktikum. Hal ini dilakukan oleh pihak sekolah untuk memelihara dan mencegah kerusakan alat-alat praktikum yang bisa diakibatkan oleh aksi coba-coba yang dilakukan peserta didik. 4. Beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam melaksanakan praktikum karena tidak semua peserta didik memiliki gaya belajar yang sama. Peserta didik pasti memiliki perbedaan gaya belajar. Ada peserta didik yang mampu memahami materi pembelajaran dengan cara melakukan (learning by doing), ada peserta didik yang mampu memahami materi pembelajaran dengan cara melihat (learning by seeing) dan ada peserta didik yang mampu memahami materi pembelajaran dengan cara mendengar (learning by hearing). Sebaliknya, ada pula beberapa siswa yang handal dalam mengerjakan praktikum, namun kurang memahami teori yang telah diajarkan sebelumnya. Sehingga diperlukan suatu usaha guru untuk menciptakan suatu proses belajar mengajar yang nyaman agar kemampuan nalar dan praktis siswa dapat terlatih. 5. Minimnya penggunaan software dalam praktikum, padahal beberapa program simulasi berbasis komputer sudah banyak tersedia serta akan sangat bermanfaat bagi peserta didik apabila diimplementasikan dalam sebuah pelaksanaan praktikum. Pada sisi lain, kemajuan teknologi berkembang secara cepat, sehingga tiap umat manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut, tidak terkecuali siswa. Pada saat ini siswa sudah mulai mendapatkan akses teknologi guna meningkatkan efektivitas belajar. Sudah menyebar nya internet ke segala penjuru

4 desa dan begitu mudah nya mengetahui perkembangan luar negeri hanya dengan satu tombol klik merupakan bukti teknologi yang berkembang sedemikian cepat. Sudah merupakan suatu kewajaran ketika beberapa perusahaan-perusahaan (baik itu besar maupun kecil) memanfaatkan teknologi untuk membantu kinerja demi meraup keuntungan besar dengan sumber daya manusia yang sedikit. Oleh karena itu, manusia yang peka teknologi lah yang diutamakan dalam dunia kerja. Kemudian kita kaitkan dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang pada umumnya menghasilkan siswa-siswi yang langsung bergelut di dunia kerja tanpa menjejakkan kaki di perguruan tinggi. Tanpa kemampuan atau pengetahuan teknologi yang memadai, siswa-siswi SMK akan mengalami kesulitan ketika berada dalam persaingan dunia kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan teknologi begitu penting diterapkan di SMK agar siswa-siswi SMK memiliki kompetensi yang baik dan berdaya saing tinggi. Salah satu cara pengenalan teknologi kepada peserta didik yaitu dengan cara mengajarkan perangkat lunak yang memang sering dijumpai di lapangan pekerjaan khususnya bidang industri. Sehingga nantinya, peserta didik tidak terlalu asing dalam mengoperasikan beberapa perangkat lunak yang telah diimplementasikan dalam dunia indutri. Khusus bagi siswa-siswi SMK ini merupakan salah satu bekal dari seorang guru kepada muridnya agar lulusan muridnya dapat diterima di lingkungan industri. Dengan penggunaan software Electrical Control Techniques Simulator pada pelaksanaan praktikum sistem kontrol instalasi motor listrik tiga fasa diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang telah dikemukakan. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Implementasi Software Electrical Control Techniques Simulator Dalam Praktikum Sistem Kontrol Instalasi Motor Listrik Tiga Fasa Terhadap Hasil Belajar Siswa

5 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Adapun permasalahan yang akan dibahas secara umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa pada saat melaksanakan praktikum instalasi sistem kontrol motor listrik dengan menggunakan bantuan software Electrical Control Techniques Simulator (EKTS)? 2. Bagaimanakah hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa pada saat melaksanakan praktikum instalasi sistem kontrol motor listrik tanpa menggunakan bantuan software Electrical Control Techniques Simulator (EKTS)? 3. Bagaimanakah perbandingan hasil belajar antara praktikum tanpa menggunakan bantuan software Electrical Control Techniques Simulator dan praktikum dengan menggunakan bantuan software Electrical Control Techniques Simulator (EKTS)? 1.3. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk merekomendasikan model pembelajaran dengan menggunakan software Electrical Control Techniques Simulator pada mata pelajaran praktikum sistem kontrol motor listrik tiga fasa. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran proses praktikum sistem kontrol instalasi motor listrik 3 fasa pada saat menggunakan software Electrical Control Techniques Simulator (EKTS). 2. Mengetahui perbandingan antara praktikum tanpa menggunakan bantuan software Electrical Control Techniques Simulator dan praktikum dengan menggunakan bantuan software Electrical Control Techniques Simulator (EKTS).

6 1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat di antaranya sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Dalam penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari penggunaan software Electrical Control Techniques Simulator (EKTS) apabila diterapkan dalam praktikum sistem instalasi motor listrik 3 fasa. 2. Bagi Siswa Melalui penerapan software Electrical Control Techniques Simulator (EKTS), siswa diharapkan mampu memahami dan meningkatkan pemahaman siswa dalam praktikum sistem kontrol instalasi motor listrik tiga fasa dalam bentuk simulasi komputer. 3. Bagi Guru Software ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran alternatif kepada guru dalam melaksanakan praktikum sistem kontrol instalasi motor listrik tiga fasa. 4. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat menciptakan berbagai model-model pembelajaran yang interaktif dan modern sehingga mampu meningkatkan kualitas dari peserta didik. 1.5. Struktur Organisasi Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami isi laporan skripsi, digunakan sistematika sebagai berikut :

7 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur skripsi. BAB II KAJIAN TEORI Bab ini berisikan beberapa teori-teori yang dibahas dalam penelitian, diantaranya ; 1) pengertian implementasi, 2) pengertian model pembelajaran, 3) model pembelajaran berbasis komputer, 4) penerapan perangkat lunak dalam pembelajaran, 5) software Electrical Control Techniques Simulator, 6) hasil belajar, 7) praktikum sistem kontrol instalasi motor listrik tiga fasa dan 8) silabus praktikum sistem kontrol motor listrik tiga fasa. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan cara-cara peneliti melakukan penelitian yang dapat diurutkan sebagai berikut ; 1) Desain penelitian, 2) Partisipan penelitian, 3) Populasi dan sampel penelitian, 4) Instrumen penelitian, 5) Prosedur penelitian, dan 6) Analisis data. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan mengenai hasil dari analisis data yang didapat beserta pembahasan mengenai hasil dari analisis data yang didapat. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang sekaligus menjawab hipotesa penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Selain itu, bab ini berisikan saran yang dianjurkan oleh peneliti agar permasalahanpermasalahan yang timbul dapat teratasi.

8 Daftar pustaka Prima, Andre. (2014). Pengertian metode praktikum menurut para ahli. [Online]. Diakses dari http://marioatha.blogspot.com/2014/04/pengertian-metodepraktikum-menurut-para-ahli.html Rustaman, Nuryani Y. (2002). Perencanaan dan penilaian praktikum di perguruan tinggi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Bloom, Benjamin S. (2014). Taksonomi Bloom. [Online]. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/taksonomi_bloom Yudhoyono, Susilo Bambang. (2005). Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 25 ayat 1. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41