BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha.

Merah/Bulan Sabit Merah Internasional

BAB II DATA DAN ANALISA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN NASIONAL PMI DI SALATIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

-2- Konvensi Jenewa Tahun 1949 bertujuan untuk melindungi korban tawanan perang dan para penggiat atau relawan kemanusiaan. Konvensi tersebut telah di

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan

BAB III PERANAN GERAKAN PALANG MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KEPALANGMERAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kepalangmerahan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Repub

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, tidak hanya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. respon terhadap penanggulangan bencana sangat berperan penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perang Solferino. Komite Internasional. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. A. Sejarah Gerakan

PALANG MERAH INDONESIA. BUDI PURWANTO, SSi, MSi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KENALI PMI. Edisi I. Jakarta: PMI 2009 ISBN: Edisi Pertama: Juli 2009 Hak Merah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. juga memiliki akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Sebagai

mei s doc Sejarah Singkat PMI Keppres No. 25 Tahun 1950 Keppres No. 246 Tahun 1963 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

INDONESIA MEMBUTUHKAN UNDANG-UNDANG KEPALANGMERAHAN

Pada penelitian ini dilakukan kajian terhadap PMI cabang Kabupaten Demak yang dalam penyeleksian calon pendonor darah masih dilakukan

Perwujudan Prinsip Kemanusiaan oleh Anggota Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Jawa Tengah

Bab 2. Data dan Analisa

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

untuk peduli terhadap sesamanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Presiden No. 246 Tahun 1963 menjadikan PMI sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 2.1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ketika lawan terbunuh, peperangan adalah suatu pembunuhan besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

ANALISIS PERANAN PALANG MERAH INDONESIA (PMI) KOTA MADIUN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KEDUA

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Sistem Informasi Palang Merah Indonesia (PMI) Dengan Menggunakan Visual Basic.Net

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ditetapkan oleh: Musyawarah Nasional XIX Palang Merah Indonesia di Jakarta tanggal Desember 2009

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 10 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelalaian manusia. Tanah longsor, gempa bumi, puting beliung, tsunami, banjir dan

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

IFRC. Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Edisi I. Jakarta: JUNI 2008

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Korban Bencana dan Kecelakaan. Pencarian. pertolongan. Evakuasi. Standar Peralatan.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi dari pengirim ke penerima, sehingga informasi dapat

PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

Sambutan Presiden RI Pd Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Kary tgl 17 Des. 2013, di Jkt Selasa, 17 Desember 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menggunakan teknologi semaksimal mungkin agar dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI METODE NAIVE BAYES CLASSIFICATION DALAM KLASIFIKASI KELAYAKAN CALON PENDONOR DARAH (STUDI KASUS PMI KAB. DEMAK)

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA UNIT 74 SD NEGERI BHAYANGKARA YOGYAKARTA SKRIPSI

STATUS DAN PERKEMBANGAN PERAN ICRC SEBAGAI SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL S K R I P S I SHADRINANINGRUM S. Bagian Hukum Internasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

TRANSFUSI DARAH (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 Tanggal 19 April 1980) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1980 TENTANG TRANSFUSI DARAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Powered by TCPDF (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. kehidupan seperti masalah kesehatan dan masalah sosial (Nandi, 2012). Selain itu

PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENCANANGAN BULAN DANA PMI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga, lingkungan teman sebaya sampai lingkungan masyarakat.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 70 TAHUN 1958 (70/1958) Tanggal: 4 SEPTEMBER 1958 (JAKARTA)

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009

BAB II INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE RED CROSS (ICRC)

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

PEDOMAN TEKNIS JAGA PRAJA IV SE-JAWA TIMUR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara ialah subjek hukum internasional dalam arti yang klasik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa sosial kemanusiaan, membantu korban bencana alam serta pelayanan kesehatan lainnya yang berpegang pada prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dalam menjalankan dalam tugas dan fungsinya. Pembentukan Organisasi Palang Merah tidak terlepas dari kondisi peperangan. Sejarah kehidupan manusia telah mencatat, bahwa sejak terjadinya peperangan di kota Solferino dibagian utara Italia pada tahun 1859 yang menimbulkan korban puluhan ribu prajurit gugur dan terluka telah menarik perhatian seorang sosiawan Swiss yang bernama Jean Henry Dunant untuk memberikan pertolongan bersamasama dengan penduduk disekitar medan pertempuran tersebut. Peristiwa yang menyedihkan itu mendorong Henry menuliskannya kedalam sebuah buku sederhana yang berjudul Un Souvenier De Solferino atau Sebuah kenangan dari Solferino, buku kenangan inilah yang kemudian menjadi titik tolak pengembangan ide terbentuknya perhimpunan Palang Merah. Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder 8

Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan. Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota). Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963. Sejak saat itu organisasi Palang Merah semakin dirasakan kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. Sudah banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang 9

dipetik PMI dalam penanggulangan korban baik kecelakaan, bencana alam maupun dalam suasana konflik bersenjata. Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59. Tugas Pokok PMI adalah Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan, Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta Pelayanan transfusi darah (sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980). Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan. PMI pada saat ini berada di dalam gerak pembangunan nasional, oleh karena itu PMI harus dapat menentukan ciri khas peranan sosialnya secara tepat, tidak terlepas dari tugas-tugas kongkrit yang telah ditentukan seperti penyelenggaraan transfusi darah, bantuan sosial, pertolongan pertama, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, operasi bencana, pembinaan terhadap generasi mudah Palang Merah Remaja (PMR) lain sebagainya. Dalam rangka menghadapi perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan yang semakin global dalam suasana yang semakin demokratis maka PMI harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebagai stakeholder untuk ikut mengambil peran aktif di dalamnya. PMI diakui secara luas sebagai organisasi kemanusiaan yang mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama 10

kepada mereka yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian. Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah serta Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) dalam masyarakat Indonesia adalah melaksanakan pelayanan kepalangmerahan yang bermutu dan tepat waktu, mencakup: bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat, pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat. Seperti kita ketahui bersama ini Negara Indonesia banyak dilanda bencana alam baik itu banjir, tanah longsor, hujan debu dari aktivitas gunung merapi, gempa bumi bahkan tsunami yang melanda Aceh-Nias bulan desember 2004 yang lalu. Dengan kondisi yang terjadi diatas tersebut semua elemen-elemen terkait yang berperan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana saling bekerja sama untuk menangani hal tersebut. Tidak luput juga peran serta Palang Merah Indonesia sebagai salah satu organisasi sosial kemanusiaan. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan hasil yang lebih baik diperlukan pembenahan organisasi dalam segala aspek salah satunya pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) terhadap karyawan/relawan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang bersifat dasar/lanjutan kepada para karyawan/relawan yang bertugas di PMI Cabang Medan dalam memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat yang membutuhkan dan yang terkena musibah bencana. Dengan adanya program pelayanan sosial yang diberikan PMI Cabang Medan dapat mengurangi beban masyarakat terhadap masalah yang dihadapi. Belakangan ini nama PMI lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya karena transfusidarahnya tetapi juga respon PMI terhadap bencana di beberapa daerah. Selain menangani masalah 11

bencana, PMI juga aktif melaksanakan pelayanan kesehatan dengan beberapa program yang ada di PMI. Sebagai organisasi yang sangat besar, Palang Merah Indonesia (PMI) bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik yang merata dan bermutu kepada masyarakat. Untuk menghasilkan pelayanan yang maksimal ini, maka menjadi sebuah keharusan bagi PMI untuk membuat pelatihan yang berorientasi pada kualiatas disetiap jajarannya. Pelatihan berdampak langsung pada peningkatan kapasitas organisasi. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas skripsi yang berjudul Program Palang Merah Indonesi (PMI) Cabang Medan dalam Pelayanan Sosial. I.2 Perumusan Masalah Untuk lebih memperjelas dan mengarahkan permasalahan yang mendasari tulisan ini, maka Penulis mencoba untuk merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada bab selanjutnya yaitu: Bagaimana program yang dilaksanakan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Medan dalam Pelayanan Sosial. 12

I.3 Pembatasan Masalah Untuk memperjelas dan menghindari ruang lingkup permasalahan terlalu luas maka penulis membuat pembatasan masalah yang diteliti, yakni sebagai berikut: 1. Penelitian dan pengamatan dilakukan pada bidang Program Pelayanan Sosial yang dilaksanakan oleh PMI Cabang Medan. 2. Penelitian dan pengambilan data, untuk pembahasan persoalan hanya berdasarkan kepada program yang telah dijalankan PMI Cabang Medan selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. 3. Untuk menggali permasalahaan serta melihat program yang berjalan maka dalam penelitian ini diharapkan mayarakat yang pernah menerima bantuan/ yang bekerja dengan PMI Cabang Medan serta petugas/relawan yang memberikan informasi yang jelas. I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk menggambarkan dan menganalisa bagaimana program PMI Cabang Medan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk pelayananan sosial yang dilakukan PMI cabang Medan terhadap masyarakat. 3. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh PMI Cabang Medan. 13

I.4.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara akademis penelitian ini diharapkan akan memperkaya khasanah penelitian Ilmu Kesejahteraan Sosial di lembaga pendidikan di lingkungan FISIP USU. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait dalam membantu masyarakat yang terkenah masalah atau musibah. 3. Dapat berguna sebagai bahan informasi untuk penelitian atau studi selanjutnya tentang bentuk-bentuk pelayanan sosial. 4. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan kita tentang pelayanan sosial yang diberikan oleh PMI Cabang Medan kepada masyarakat. 14

I.5 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan penelitian ini adalah: Bab I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menguraikan secara teoritis tinjauan-tinjauan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. Bab III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, tehnik pengumpulan data serta tehnik analisis data. Bab IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Berisi gambaran tentang lokasi penelitian secara umum dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini. BAB V : ANALISA DATA Berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian berserta analisanya. Bab VI : PENUTUP Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang bermanfaat. 15