BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan, saat di mana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda yaitu awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam tahun sampai tiba saatnya anak matang secara seksual. Awal masa kanak-kanak adalah masa yang ideal untuk mempelajari ketrampilan tertentu dan dapat dianggap dengan saat belajar untuk belajar ketrampilan (Hurlock, 2000). Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan pada saat mereka masih berada di bawah usia lima tahun. Peran aktif yang dimaksud ialah peran untuk membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, serta menciptakan lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang dialami oleh anak. Dari ucapan dan perilaku orang tua yang konsisten anak akan memperoleh perasaan aman, mengetahui apa yang diharapkan oleh orang tua dan anak, serta 1
2 membangun pengertian yang jelas tentang apa yang benar dan yang salah. Perilaku erat hubungannya dengan kesehatan, tingkat kesehatan, keselamatan, serta kehidupan seseorang banyak ditentukan oleh faktor perilaku. Perilaku seseorang tentang kesehatan dapat timbul berdasarkan kebiasaan-kebiasaan kesehatan. Kebiasaan kesehatan biasanya akan terbentuk pada masa kanak-kanak dibawah pengaruh tingkah laku dan sikap orang tua. Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya yang meliputi makan dengan menu seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup, kebersihan diri diantaranya mencuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi (Notoatmodjo, 2003). Menggosok gigi berfungsi untuk membersihkan gigi dari kotoran terutama plak dan sisa-sisa makanan serta menghilangkan bau mulut. Belajar menggosok gigi dengan cara yang benar untuk membersihkan plak merupakan sebuah investasi paling berharga bagi orang tua untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya agar tetap sehat (Friedman, 2003). Berdasarkan laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) DepKes RI 2001, prevalensi penyakit gigi dan mulut
3 merupakan penyakit yang paling dikeluhkan yaitu sebanyak 60% penduduk (DepKes RI 2001). Studi SKRT-Surkesnas (Survey Kesehatan Nasional) 2004 menunjukkan penyakit gigi menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat. Tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum menyadari pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak menggosok gigi dan dari 77,2% yang menggosok gigi, hanya 8,1% yang menggosok gigi tepat waktu yaitu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur. Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Jawa Tengah tahun 2007, di Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa terjadi masalah gigi dan mulut dengan prevalensi 9,6% pada anak usia 1-4 tahun, dan 27,3% pada usia 5-9 tahun. Data tentang perilaku menggosok gigi yang benar (menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur) di Kabupaten Semarang yang melakukan dengan benar hanya 5,3% dan yang tidak melakukan dengan benar prevalensinya 94,7%. Berdasarkan studi pendahuluan di RA (Raudhatul Athfal) Sudirman IV didapati dua siswa mengatakan bahwa menggosok gigi saat mandi dan sebelum tidur. Tiga siswa
4 lainnya mengatakan menggosok gigi pada saat mandi saja. Dua dari lima ibu yang diwawancarai saat studi pendahuluan mengatakan mereka sudah mengingatkan dan mengajarkan menggosok gigi sebelum tidur dan saat mandi sementara tiga tersisa mengakui bahwa mereka memang mengajarkan anak menggosok gigi saat mandi saja. Fakta lain yang didapatkan saat studi pendahuluan adalah 20 dari 50 siswa memiliki plak pada gigi dan gigi mulai berwarna kuning, 5 dari 50 siswa giginya berlubang dan mengalami karies gigi. Berdasarkan fenomena yang terjadi di RA Sudirman IV peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak Prasekolah di RA Sudirman IV Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. 1.2 Identifikasi Masalah Masalah yang terjadi pada anak-anak prasekolah adalah masalah mengenai kebersihan mulut dan gigi, serta kebiasaan menggosok gigi pada anak yang kurang diperhatikan oleh orangtuanya. Berdasarkan studi pendahuluan di RA (Raudhatul Athfal) Sudirman IV didapati bahwa banyak siswa yang mengalami masalah pada gigi antara lain anak mengalami karies gigi, gigi
5 berlubang dan memiliki plak pada gigi dan gigi anak mulai menguning. Beberapa orang tua yang diwawancarai saat studi pendahuluan juga banyak yang mengatakan bahwa orang tua hanya mengingatkan anak untuk menggosok gigi saat mandi saja. Untuk itu, peneliti akan meneliti mengenai ada tidaknya hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak prasekolah. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini akan berfokus pada peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi yang benar pada anak Prasekolah di RA Sudirman IV Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan : Apakah ada hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak Prasekolah di RA Sudirman IV Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
6 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak Prasekolah di RA Sudirman IV Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang 1.5.2 Tujuan Khusus 1.5.2.1 Mengetahui gambaran peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak Prasekolah di RA Sudirman IV Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang 1.5.2.2 Mengetahui gambaran perilaku menggosok gigi pada anak Prasekolah di RA Sudirman IV Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang 1.5.2.3 Menganalisis hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak Prasekolah di RA Sudirman IV Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang
7 1.6 Manfaat penelitian 1.6.1 Bagi keluarga Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan orang tua dalam membimbing, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan giginya. 1.6.2 Bagi Institusi (RA Sudirman IV) Memberi masukan untuk mengingatkan anak didiknya tentang kebiasaan menggosok gigi serta menumbuhkan kesadaran bahwa betapa pentingnya menjaga gigi sejak dini. 1.6.3 Bagi peneliti Hasil peneltian ini dapat memberikan informasi dan wawasan yang lebih luas khususnya tentang peran orang tua terhadap perilaku anak menggosok gigi.