V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.

Storyboard For Animation

Pengertian Videografy

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN. Djumiko. Abstrak

BAB III. Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

PENDAHULUAN Latar Belakang

Produksi AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

Produksi Media PR AVI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar

BAB II LANDASAN TEORI

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA

3.1.2 Masyarakat Suku Baduy Kabupaten Banten memiliki masyarakat yang hingga kini tidak mengenal kebudayaan mesin yang modern, mereka tetap berpegang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut :

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi... 45

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sebagai kegiatan

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI. dari beberapa tahapan hingga menjadi sebuah karya film animasi 3 dimensi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pada film Tugas Akhir ini menggunakan teknik penggabungan 2D dan 3D.

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III KONSEP PERANCANGAN

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

Teknik Pengambilan Foto

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

Arsitektur Dayak Kenyah

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1


V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Tugas Akhir ini akan membuat sebuah video klip dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe..

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015

Tinjauan Arsitektur Interior Tradisional Desa Kanekes

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. 1. Foto pada Surat kabar Radar Surabaya dalam Rubrik Surabaya Kota

Bab III TAHAPAN PRA PRODUKSI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Indonesia untuk anak sekolah dasar. Selanjutnya proses metode dan proses

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN Jln. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Jawa Barat.

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman)

Transkripsi:

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Alur Cerita Video Profil 1. Segmen pembuka video profil (opening) Dalam segmen ini ditampilakan berbagai macam shoot aktifitas masyarakat suku Baduy, menampilkan keadaan alam suku Baduy dan lain sebagainya dengan teknik slow motion, kemudian muncul suara narrator yang mengaskan bahwa suku Baduy memiliki kehidupan yang bersahaja dan berdampingan dengan alam serta menerangkan keberadaan suku Baduy tinggal di wilayah kaki gunung Kendeng. 2. Animasi Bumper Video Profil Animasi bumper masih tergolong masuk pada segmen opening video profil. Animasi bumper ini bertujuan untuk melakukan gebrakan awal pada video profil ini yang berisi animasi panorama pemandangan gunung, sungai, gambar-gambar orang Baduy dengan berbagai aktifitas dan ditutup dengan scene background judul Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Banten. 3. Judul segmen Asal Usul Sebutan Nama Baduy Pada segmen ini menjelaskan tentang keberadaan suku Baduy Dalam dan Baduy luar, yaitu dengan menyebutkan suku Baduy tinggal diwilayah Baduy Dalam dan wilayah Baduy Luar, menceritakan sebutan atau istilah asal usul sebutan nama Baduy yaitu dengan mengaitkanya nama Baduy dengan nama sungai yang terdapat diwilayah tempat tinggal mereka, yaitu sungai Cibaduy. 4. Judul segmen Budaya Suku Baduy Pada segmen ini, video profil memberikan informasi mengenai beberapa budaya kearifan lokal masyarakat suku Baduy seperti masyarakat suku Baduy yang selalu bepergian kemanapun dengan berjalan kaki dan tanpa alas kaki, budaya suku Baduy yang tidak mengikuti modernisasi seperti tidak menggunakan listrik dan lain sebagainya. 5. Judul Segmen Wilayah Suku Baduy Pada segmen ini menjelaskan tentang wilayah suku Baduy yang berada pada wilayah bagian barat pulau jawa, berada tepat di kaki pegunungan Kendeng di 30

desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Berjarak sekitar 38 km dari kota Rangkasbitung dan Sekitar 172 kilometer sebelah barat Ibukota Jakarta. Selain itu pada segmen ini juga memberikan informasi berupa luas wilayah, keadaan tanah, suhu dan lain sebagainya. 6. Judul Segmen Kelompok Masyarakat Suku Baduy Pada segmen ini video profil memberikan informasi mengenai kelompok masyarakat suku Baduy yang terbagi menjadi tiga, yaitu kelompok Baduy Dalam, Baduy Luar, dan kelompok masyarakat Dangka. Pada video ini menjelaskan ciriciri pakaian serta fungsi dan peran masing-masing masyarakat tersebut. Namanama desa tempat tinggal kelompok masyarakat ini juga dijelaskan pada segmen ini. 7. Judul Segmen Arsitektur Rumah Suku Baduy Pada segmen ini memberikan informasi seputar arsitektur rumah suku Baduy, seperti nama rumah, nama bagian-bagian rumah beserta fungsinya, aturan dalam pembuatan rumah, alat yang dipakai dalam membuat rumah dan lain sebagainya. 8. Judul Segmen Sistem Pemerintahan Suku Baduy Pada segmen ini video profil memberikan informasi yang tersaji lengkap mengenai sistem pemerintahan suku Baduy yang berkaitan dengan kepemimpinan yang berada di suku Baduy, seperti kepala Desa atau Jaro dan juga kepala adat tertinggi yang disebut puun. 9. Judul Segmen Interaksi suku Baduy Dengan Masyarakat Luar Pada segmen ini video profil memberikan informasi serta menjelaskan bahwa masyarakat suku Baduy yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat, bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Selain itu pada segmen ini juga menyebutkan tentang bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Baduy dan cara mereka berinteraksi dengan masyarakat luar Baduy. 31

10. Judul Segmen Mata Pencaharian Suku Baduy Pada segmen ini video profil memberikan informasi seputar berbagai macam mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat suku Baduy, sekaligus memberikan informasi cara-cara mereka dalam melakukan aktifitas bekerja atau membuat karya, seperti cara mereka menenun, cara membuat kerajinan tas dan cara membuat gula aren. 11. Judul Segmen Tradisi Upacara Seba Badduy Dalam segmen ini video profil memberikan informasi mengenai tradisi upacara Seba Baduy dari waktu pelaksanaan seba, liputan perjalanan Seba dan lain sebagainya. 12. Segmen Penutup Pada segmen ini narrator menegaskan kembali tentang kehidupan bermasyarakat Suku Baduy berjalan harmonis, seperti alam yang melingkupi tempat tinggal mereka, asri, dan tetap terjaga kelestarianya. Setelah narrator selesai, maka muncul sesi yang paling akhir yaitu credit title sebagai informasi teknis seperti pembuat video profil, penulis skrip narasi, sound mixing, backsound yang dipakai, referensi karya video sejenis, dan ucapan terima kasih ke berbagai pihak yang telah membantu terciptanya karya Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy 32

B. Teknik Pengambilan Gambar Video Profil Teknik pengambilan gambar yang dipakai oleh penulis dalam proses produksi karya video profil ini yaitu. Crane adalah gerakan kamera meninggi atau merendah. Following adalah gerakan kamera mengikuti objek atau actor Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai kerdil. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain: Extreme Close Up (ECU/XCU) : Pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. Big Close Up (BCU) : Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. Close Up (CU) : Gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru 33

Medium Close Up (MCU) : Hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. Medium Shot (MS) : Pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). Knee Shot (KS) : Pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. Full Shot (FS) : Pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. Long Shot (LS) : Pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. Medium Long Shot (MLS) : Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. Extreme Long Shot (XLS): Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya. Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera. Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik. Backlight Shot: Teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. Reflection Shot: Teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. Door Frame Shot: Gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. Artificial Framing Shot: Benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. Jaws Shot: Kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. 34

Framing with Background: Objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. The Secret of Foreground Framing Shot: Pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. Tripod Transition: Posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. Artificial Hairlight: Rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. Fast Road Effect: Teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. Walking Shot: Teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. Over Shoulder : Pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. Profil Shot : Jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua. Seluruh teknik pengambilan gambar yang telah disebutkan diatas digunakan dalam proses shoot video profil ini. C. Dubbing & Narasi Video Profil 1. Teknik Dubbing Teknik dubbing atau pengambilan suara narrator yaitu dilakukan di ruang khusus atau ruang audio visual. Peralatan untuk melakukan proses dubbing yang penulis gunakan yaitu; Komputer, Digunakan untuk pengoprasian proses perekaman suara. Software aplikasi yang digunakan yaitu software Nuendo. 35

Microphone, Alat ini dihubungkan dengan amplify yang berguna untuk memasukan suara ke media perekam. Headphone, Alat ini digunakan untuk mendengarkan suara narrator sendiri pada saat proses perekaman suara dimulai, sehingga narrator bisa mengontrol suaranya sendiri saat proses dubbing berlangsung. Amplify, Alat ini terhubung langsung ke komputer yang berguna untuk mensinkronisasi antara mesin perekam analog dengan software perekam digital yang diinstal di computer. Dalam penggunaan alat ini penulis harus teliti saat akan memulai proses dibbing, dikarenakan jika terjadi salah settingan standar output antara software nuendo dan amplify maka hasil yang didapatkan akan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Setelah peralatan yang disebutkan tersebut sudah terpasang dan disetting dengan benar maka sebelum proses dubbing dimulai maka harus dilakukan pengetesan terlebih dahulu, terutama mengetes suara yang dihasilkan saat merekam dan memastikan apakah ada noise suara yang muncul hingga berlebihan. Jika dirasa semua peralatan yang terpasang sudah siap digunakan maka proses dubbingpun bias dimulai. 2. Artist Dubber Dalam pembuatan video profil, pemilihan serta penetapan narrator sangat diperlukan, karena karakteristik suara narrator dapat mempengaruhi suasana dalam video tersebut. Dalam memproduksi video ini penulis memilih narrator wanita untuk mengisi suara. Pemilihan narrator wanita dalam video ini dinilai sesuai dengan tema video. Wanita mempunyai karakter yang lembut, sehingga diharapkan dalam penyampaian informasi akan lebih mengenai sasaran. Nama artis narrator pada produksi video ini yaitu Fitri Amoera, penulis memilih talent tersebut berdasarkan hasil casting yang dilakukan dengan tiga orang peserta wanita untuk membacakan narasi, dan pilihan dijatuhkan pada talent yang bernama Fitri Amoera dikarenakan denagan berbagai pertimbangan, salah satunya intonasi suara saat membacakan skrip narasi dinilai cocok dengan isi narasi yang disampaian. 3. Isi Narasi 36

Dalam suatu produk video profil, narasi merupakan hal yang cukup penting dikarenakan informasi pokok disampaikan melalui isi narasi cerita. Narasi cerita dapat mempengaruhi dan menentukan hasil akhir video profil yang dibuat. Maka dari hal tersebut penulis merancang sebuah isi narasi yang informasinya nanti mudah dicerna oleh penonton. Narasi yang dimasukan tidak terlalu pendek dan juga tidak terlalu panjang, hal tersebut dilakukan bertujuan supaya komposisi isi video lebih seimbang anatara informasi dari narasi sound dengan informasi yang disampaikan secara visual atau dengan video. Berikut ini adalah isi narasi dalam Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Banten. Segmen opening (NARASI PEMBUKA) Hidup bersahaja, Berdampingan dengan alam, Masih teguh memegang adat warisan leluhur, Mereka tinggal dan menetap di kaki gunung Kendeng. Judul segmen ASAL USUL SEBUTAN NAMA BADUY Suku Baduy, sebagian tinggal di wilayah Baduy Dalam dan sebagian diwilayah Baduy Luar. Istilah Baduy merupakan salah satu nama suku Bangsa yang terdapat di Indonesia. Nama Baduy diambil dari nama sungai yang melintasi wilayah desa mereka, sungai Cibaduy. Judul segmen BUDAYA SUKU BADUY Gunung ulah dilebur, Lebak ulah dirusak merupakan semboyan dari sebuah suku di Banten yang bernama Baduy, sebagai bentuk kewajiban mereka untuk melestarikan dan menjaga alam. 37

Orang Baduy berjalan kemanapun dengan tidak menggunakan alas kaki dan kendaraan, dan tidak menggunakan bahan seperti sabun, shampo dan bahan kimia yang lain untuk keperluan mandi juga mencuci. Orang Baduy sanggup untuk bertahan hidup tanpa mengikuti peradaban, termasuk juga tanpa menggunakan listrik. Setiap insan Baduy berkewajiban menjaga dan memelihara inti jagad itu, untuk menjaga kemurnian inti jagad, suku Baduy harus tetap mempertahankan adat, tradisi dan perikehidupan seperti apa adanya warisan nenek moyang. Aturan tradisional yang memiliki nilai kearifan lokal tinggi tersebut, termuat dalam adat pokok atau pikukuh yang antara lain menyatakan bahwa, Lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung, yang artinya panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung. Gambaran orang Baduy yang bersahaja jelas tercermin juga pada peralatan hidup mereka. Peralatan hidup sehari-hari baik untuk pertanian, rumah tangga, maupun keperluan lain dibuat sederhana dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar mereka, misalnya kayu, bambu, tempurung kelapa dan rotan. Hanya beberapa jenis peralatan yang tidak dapat dibuat, ditukar atau dibeli di luar, seperti golok, pisau dan peralatan lainya yang diperbolehkan oleh adat. Suku Baduy tidak diperbolehkan menggunakan peralatan yang serba modern atau yang menggunakan mesin dalam berladang. Hal ini didasarkan atas pertimbangan adat guna pelestarian alam disekitarnya, sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Judul segmen WILAYAH Komunitas Urang Kanekes yang kita kenal dengan masyarakat Baduy berada pada wilayah bagian barat pulau jawa, berada tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. 38

Berjarak sekitar 38 km dari kota Rangkasbitung dan Sekitar 172 kilometer sebelah barat Ibukota Jakarta. Luas areal suku Baduy sekitar 5.000 hektar, yang terdiri dari hutan konservasi dan sebagian lagi untuk wilayah tempat tinggal suku Baduy. Pegunungan Kendeng memiliki ketinggian 900 meter Diatas Permukaan Laut dengan topografi berbukit dan bergelombang, dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%. Suhu rata-rata di kampung suku Baduy yaitu sekitar 20ºC. Panorama alam yang indah dan dikelilinginya sungai yang jernih, dengan dihiasi hamparan hutan tropis adalah nuansa alam eksotis di Baduy. Rumah-rumah asli kampung, masih bergaya arsitektur tradisional yang berjajar rapi, mencerminkan bahwa masyarakat Baduy hidup harmonis dengan alam dan lingkungannya. Judul segmen KELOMPOK MASYARAKAT SUKU BADUY Masyarakat Suku Baduy secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu; Tangtu, Panamping dan kelompok Dangka. Kelompok Tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai suku Baduy Dalam, kelompok ini merupakan kelompok Suku Baduy yang paling ketat mengikuti adat. Suku Baduy Dalam mendiami di tiga kampung, yaitu; kampung Cibeo, Cikertawana dan kampung Cikeusik. Ciri khas orang Baduy Dalam, menggunakan pakaian berwarna putih alami dan biru tua, serta memakai ikat kepala putih. Yang kedua kelompok masyarakat Panamping, kelompok ini yang dikenal sebagai suku Baduy Luar. 39

Suku Baduy Luar tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam, seperti; kampung Kaduketug, Cikadu, kadukolot, Balinbing, Gajeboh, Cicakal, Cipaler, Cisagu, Kaduketer, Batara dan lain sebagainya. Masyarakat baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian warna hitam dan ikat kepala berwarna biru. Sedangkan kelompok masyarakat Dangka, merupakan kelompok masyarakat Baduy yang tinggal diluar wilayah desa Kanekes. Masyarakat Dangka mendiami di dua kampung yaitu; kampung Cibengkung dan kampung Cihandam. Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai penyaring pengaruh dari budaya luar. Judul segmen ARSITEKTUR RUMAH SUKU BADUY Rumah tradisional masyarakat suku Baduy disebut Imah. Rumah terdiri dari bagian depan, tengah dan belakang. Bagian depan disebut sosoro, digunakan untuk menerima tamu, bagian tengah untuk tempat tidur, sedangkan bagian belakang untuk memasak. Seluruh bangunan rumah tinggal suku Baduy menghadap ke utara atau selatan dan saling berhadapan. Menghadap kearah barat dan timur tidak biperkenankan berdasarkan adat. Bangunan rumah suku Baduy berbentuk rumah panggung, dengan lantai yang terbuat dari pelepah bambu, dan berdinding yang terbuat dari anyaman bambu. Rumah-rumah masyarakat suku Baduy Dalam dan Baduy Luar, tidak ada yang menggunakan genteng, semua rumah beratabkan ijuk atau daun kelapa. Atapnya disebut sulah nyanda dan memiliki satu atap tambahan yang disebut curugan. Salah satu atap lebih panjang dan memiliki kemiringan yang rendah. Kontruksi rumah suku Baduy tidak boleh menggunakan paku kecuali rumah suku Baduy Luar. 40

Disamping itu, ada hal yang cukup menarik dan penting di kalangan mereka, yaitu cara mereka memperlakukan alam atau bumi. Mereka tidak pernah berusaha mengubah keadaan tanahnya, misalnya diurug atau diratakan untuk kepentingan bangunan yang akan didirikan. Konsep rancanganya mengikuti kontur lahan, tiang penyangga masing-masing bangunan memiliki ketinggian berbeda-beda. Hasilnya memperlihatkan permukiman yang alami. Bangunan-bangunan tersebut bagaikan sebuah kesatuan dari alam itu sendiri, berdiri berumpak umpak mengikuti kontur atau kemiringan tanahnya. Pada bagian tanah yang datar atau tinggi, tiang penyangga relatif rendah. Adapun pada bagian yang miring, tiangnya lebih tinggi. Tiang-tiang penyangga tersebut bertumpu pada batu kali agar kedudukanya stabil. Batu kali merupakan komponen yang cukup penting pula di lingkungan kampung Baduy. Selain digunakan untuk tumpuan tiang penyangga, batu kali juga digunakan sebagai penahan tanah agar tidak longsor, caranya dengan ditumpuk membentuk benteng atau dipakai untuk membuat anak tangga, selokan, ataupun tempat berjalan yang sangat berguna terutama jika musim hujan tiba. Judul segmen SISTEM PEMERINTAHAN SUKU BADUY Masyarakat Baduy mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem nasional, yang mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi perbenturan. Secara nasional, penduduk suku Baduy dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Baduy yang tertinggi, yaitu "puun". Jabatan tersebut berlangsung turun-temurun, namun tidak otomatis dari bapak ke anak, melainkan 41

dapat juga kerabat lainnya. Jangka waktu jabatan puun tidak ditentukan, hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang memegang jabatan tersebut. Judul segmen INTERAKSI SUKU BADUY DENGAN MASYARAKAT LUAR Masyarakat suku Baduy yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat, bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda, dialek Sunda-Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Baduy tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan dan cerita nenek moyang, hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja. Namun Suku Baduy tidak menutup diri untuk terus mempelajari Bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia. Terbukti, sudah banyak masyarakat Baduy yang dapat berbahasa Indonesia. Judul segmen MATA PENCAHARIAN SUKU BADUY Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat Baduy mampu memenuhinya secara mandiri, dengan bercocok tanam atau berladang. Mata pencaharian yang paling utama suku Baduy adalah, bercocok tanam padi huma dan berkebun, serta membuat berbagai macam kerajinan, seperti koja atau tas dari kulit kayu, mengolah gula aren, membuat kerajinan tenun dan sebagian kecil orang Baduy telah mengenal berdagang, selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan, seperti Durian, Pisang dan Asam keranji, serta madu hutan. 42

Proses pembuatan kain tenun dikerjakan oleh para wanita, karena sebagian besar aktifitas diladang dikerjakan oleh para kaum Pria. Kain tenun khas Baduy memiliki banyak variasi, dari warna, motif serta ukuranya. Meskipun alat yang digunakan untuk membuat kain tenun tergolong sederhana, namun kain tenun karya masyarakat suku Baduy memiliki kualitas yang sangat baik, karena dibuat oleh para penenun yang sudah terampil dan dikerjakan dengan sangat teliti. Dulu masyarakat suku Baduy tak mengenal sistem jual beli seperti saat ini, mereka melakukan sistem barter untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun seiring dengan kuatnya pengaruh budaya dari dunia luar, masyarakat Baduy mulai mengenal tukar menukar yang lebih modern. Masyarakat Baduy memiliki ketergantungan tinggi pada alam, meski begitu mereka mengelola alam dengan cara yang arif. Contoh salah satu mata pencaharian mereka adalah membuat gula Aren, untuk membuat gula aren orang Baduy menyadap pohon aren yang didapat dihutan sekitar kampung mereka. Untuk membuat gula, yang diambil dari pohon Aren adalah air Nira-nya, biasanya air Nira disadap dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari. Hasil sadapan ditampung dalam bambu yang disebut lodok. Air Nira yang sudah disadap diolah dengan cara digodok sampai mengental, jika sudah susah untuk diaduk tandanya air Nira siap dicetak. Gula aren dari Baduy banyak dicari orang, karena gula aren buatan Baduy rasanya pas atau tidak terlalu manis. Masyarakat Baduy memiliki ketahanan pangan yang sangat baik, setiap hasil pertanian, atau setelah panen padi, masyarakat Baduy tidak pernah menjualnya, melainkan mereka menyimpannya kedalam Leuit untuk menjaga ketersediaan pangan dalam waktu yang lama. 43

Padi yang disimpan bisa bertahan hingga 100 tahun dan Leuit juga dapat diwariskan ke anak cucu mereka. Leuit atau lumbung padi pada masyaraakat Baduy berbentuk seperti rumah panggung, dan hanya terdapat satu lubang dibagian atas yang berguna untuk memasukan dan mengambil padi. Jika persediaan beras untuk sehari hari sudah habis, mereka dapat mengambil padi yang disimpan pada Leuit dan biasanya kaum ibulah yang menumbuk padi hingga menjadi beras. Judul segmen TRADISI UPACARA SEBA BADUY Bulan penuh berkah dan suci bagi warga Baduy adalah di tanggal 17, 18 dan 19 bulan purnama dalam tanggalan adat Baduy. Dalam pertengahan bulan ini, warga Baduy melakukan puasa satu hari satu malam selama 3 bulan lamanya, yaitu puasa Kasa, puasa Karo, dan puasa Katiga. Setelah itu, masyarakat Baduy malakukan tradisi yang wajib dilaksanakan tiap tahunya; Seba Baduy, memberikan hasil bumi kepada pihak Pemerintah Kabupaten Lebak dan pihak Provinsi Banten. Karena terdapat perbedaan aturan bagi suku Baduy Dalam dan Baduy Luar, maka proses menuju kantor pemerintahanpun menjadi perjalanan yang unik. Awalnya dimalam sebelum suku Baduy melakukan Seba, mereka memainkan alat musik semalaman di tempat Jaro Dainah, kepala suku Baduy Luar. Menjelang subuh, puluhan suku Baduy melakukan sarapan dan menyirih, sebelum melakukan perjalanan panjang menuju kawasan Pemerintah Kabupaten Lebak. Bagi Suku Baduy Dalam, mereka akan berjalan sejauh 70 km melewati jalanan beraspal dan juga hutan, menuju kawasan Pemerintah Kabupaten, tanpa menggunakan alas-kaki. Ini sudah menjadi aturan adat yang harus dipatuhi, jika 44

melanggar, maka akan ada sanksi tegas bagi mereka. Bekal yang dibawapun hanya sebuah tas yang terbuat dari akar. Menurut tokoh adat Baduy Dalam, Ayah Mursyid mengaku, sudah ratusan tahun suku Baduy melakukan tradisi jalan kaki tanpa alas untuk melakukan acara Seba Baduy. Setelah melewati jalur hutan, mereka akan melakukan ritual Damar Wilis atau bebersih di sungai Cigolear, hal ini dipercaya dapat membawa keselamatan dalam perjalanan. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke- Kecamatan Leuwidamar untuk bersilaturahmi dengan Camat. Dalam acara Seba ini, ribuan suku Baduy bergotong royong mempersiapkan hasil panen berupa Pisang, Gula Merah, Padi dan lainya. Dan setelah semua terkumpul, merekapun akan menuju pusat Pemerintahan Kabupaten Lebak untuk upacara puncaknya disana. Bagi warga Baduy Luar, mereka diperbolehkan menggunakan mobil menuju lokasi, sementara bagi Baduy Dalam, perjalanan masih terus dilakukan dengan berjalan kaki. Sesampainya dikantor Pemerintahan Kabupaten Lebak Banten, ritual Seba pun dimulai, acara dipimpin langsung oleh ketua adat atau Jaro. Dalam kesempatan ini, para sesepuh adat menjadi perwakilan ribuan masyarakat Baduy untuk menyampaikan beberapa pesan dari mereka, diantaranya agar Pemerintah mau melindungi dan mengakui keberadaan mereka serta menjaga kelestarian daerahnya. Sementara pihak pemerintahpun akan berusaha memfasilitasi yang terbaik untuk kemajuan warganya. 45

Ritual belum berakhir, karena warga Baduy akan melanjutkan perjalanan menuju Pendopo Banten untuk bersilaturahmi dengan Pemerintah Provinsi Banten yang berjarak 45 km dari kantor pemerintahan Kabupaten Lebak. Kali ini suku Baduy Luar pun bergabung dengan suku Baduy Dalam untuk berjalan kaki menuju Pendopo Gubernur yang berada di alun-alun kota Serang. Sesampainya di Pendopo, suku Baduy disambut oleh sejumlah pejabat tinggi Banten. Malam harinya merekapun kembali berdialog dengan pemerintah agar didukung untuk menjaga alam yang berada di Banten. Beginilah tradisi yang masih terus dipertahankan sejak ratusan tahun yang lalu, kekayaan budaya semacam ini mengandung nilai filosofis yang tinggi dan menjadi ajang silaturahmi antar warga dengan pemerintahnya. Tradisi Seba Baduy ini jelas menjadi perwujudan rasa cinta terhadap aturan adat dari leluhur mereka yang harus terus dihormati. Segmen akhir (NARASI PENUTUP) Seperti itulah kearifan lokal masyarakat Suku Baduy yang berada di tanah Banten. Kehidupan bermasyarakat Suku Baduy berjalan harmonis, seperti alam yang melingkupi tempat tinggal mereka, Asri, dan tetap terjaga kelestarianya. D. Musik / Sound Video Profil 1. Backsound Dalam perancangan video profil ini, penulis menggunakan ilustrasi musik atau backsound untuk menghidupkan suasana supaya lebih menarik. Beberapa backsound yang digunakan di tiap masing-masing segmen yaitu: Segmen Opening : Backsound menggunakan instrument Suling Sunda. 46

Judul segmen Asal-usul sebutan nama Baduy : Backsound menggunakan instrument Kecapi Suling-Jaka Sunda. Judul segmen Budaya Suku Baduy : Backsound menggunakan instrument Degung Sunda. Judul segmen Wilayah Suku Baduy : Backsound menggunakan Kecapi Suling Sunda Walang Sungsang. Judul segmen Kelompok Masyarakat Suku Baduy : Backsound menggunakan Lagu Sunda Kecapi Suling Cianjuran. Judul segmen Arsitektur Rumah Suku Baduy : Backsound menggunakan Kecapi Suling Degung Panggung. Judul segmen Sistem Pemeritahan Suku Baduy : Backsound menggunakan Kecapi Suling Kencana Sari. Judul segmen Interaksi Suku Baduy Dengan Masyarakat Luar : Backsound menggunakan Instrumen Sabilulungan Musik Sunda (Beautiful sundanese music from Indonesia). Judul segmen Mata Pencaharian Suku Baduy : Backsound menggunakan instrument Kecapi Suling Kulawu. Judul segmen Tradisi Seba Baduy : Backsound menggunakan musik Baduy Banten Angklung dan Kecapi Suling Kencana Sari. Musik penutup segmen/credit title : Backsound menggunakan instrument Ruh Ki Sunda Suling, perkusi dan Gamelan. 2. Sound Effect Pada perancangan video ini tidak banyak menggunakan sound effect karena di tiap segmen judul sudah didominasi dengan backsound atau musik instrument. Bagian yang menggunakan sound effect hanya pada animasi teks opening. Sound effect yang digunakan menggunakan sound effect dramatic instrument. 47

E. Spesisifikasi Teknis Video Profil 1. Format Akhir Video Output atau hasil akhir setelah proses editing dengan software Adobe Premiere maka master produk karya video ini di export dalam bentuk file Windows Media Audio /.*wmv. Spesifikasi video ini yaitu video HD dengan komposisi Frame width 1920 x Frame height 1080 dengan frame rate 25 frames/second. Alasan menggunakan resolusi HD 1920x1080 (widescreen) karena yang pertama atas permintaan dari pihak Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Banten dimana video ini akan diputar pada layar LED 42 inch. Dengan pemilihan resolusi ini kualitas gambar akan terlihat maksimal. Alasan yang kedua pemilihan resolusi tersebut karena saat ini masyarakat sudah banyak yang menggunakan layar jenis widescreen. Dengan tersebutlah karya Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat suku Baduy dibuat dengan format ukuran lebar. 2. Durasi Video Video profil ini memiliki durasi yaitu 30 Menit, durasi tersebut sudah termasuk dari beberapa komposisi yaitu; Condown timer, Animasi teks opening, Bumper Video opening, Isi atau inti pokok video dan Credit title. 48

F. Pengemasan Video Profil 1. Desain Cover CD/DVD Hasil akhir karya akan dikemas kedalam DVD dan berikut ini merupakan tampilan label CD Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Banten. 49

2. Desain Kemasan / DVD Berikut adalah desain kemasan CD/DVD karya Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy. 50