BAB II. BIOGRAFI KANG ASEP PERMATA BUNDA DALAM KONTEKS BUDAYA SUNDA DI SUMATERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BIOGRAFI BAPAK HASAN BASRI BARUS DALAM KONTEKS BUDAYA KARO DI SIMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB II BIOGRAFI SINGKAT NASRI EFFAS. riwayat hidup seseorang. Sebuah tulisan biografi dapat berbentuk beberapa baris

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian secara eksplisit, muncul metode dan teknik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tarjo merupakan ayah dari Kusno. Ia lahir di Purbalingga pada 16 juli Namun

KAJIAN ORGANOLOGIS KENDANG SUNDA BUATAN KANG ASEP PERMATA BUNDA DI MEDAN POLONIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional menuntut adanya sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang terdapat di Indonesia,

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LATAR BELAKANG DOKTER SOEDARSO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

HUT PAROKI KE-25th ST. YAKOBUS. Sub Bidang LITURGI & ROHANI ANEKA LOMBA

Kuesioner Penggunaan Bahasa Sehari-hari

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap dirinya sendiri yang sangat bersifat subyektif dan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. membuat tradisi sering kali tercabut dari akar budayanya,sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk kebutuhan,

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

BAB III METODE PENELITIAN

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud mengungkap tentang perkembangan petikan

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah biografi mengangkat kisah perjalanan hidup seseorang yang. benar-benar ada dan dianggap dapat membawa hikmah bagi para

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk

Analisis Cerpen Kartu Pos dari Surga

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

Ha??? Serius kita mau ngambil jurusan itu??? Mau jadi apa ke depannya??? Mau makan apa kita???

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

penerbit dan penyusun menyelesaikan buku Biografi dari WS. Rendra.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

PROSES MIGRASI ORANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

KAJIAN ORGANOLOGIS KENDANG SUNDA BUATAN KANG ASEP PERMATA BUNDA di MEDAN POLONIA

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

Menulis Feature Profil Abdurrahman/PR Writing

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

Program Promo Telepon Rumah Rejeki Tumpah

PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nuraeni S, 2014 Analisis garap pupuh pangkur dalam audio CD Pupuh Raehan karya Yus Wiradiredja

Transkripsi:

BAB II. BIOGRAFI KANG ASEP PERMATA BUNDA DALAM KONTEKS BUDAYA SUNDA DI SUMATERA UTARA 2.1 Pengertian Biografi Dalam disiplin ilmu sejarah biografi dapat didefenisiskan sebagai sebuah riwayat hidup seseorang. Sebuah tulisan biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa tulisan yang lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta - fakta kehidupan seseorang dan peranan pentingnya dalam masyarakat. Sedangkan biografi yang lengkap biasanya memuat dan mengkaji informasi informasi penting, yang dipaparkan lebih detail dan tentu saja dituliskan dengan penulisan yang baik dan jelas. Sebuah biografi biasanya menganalisia dan menerangkan kejadian - kejadian pada hidup seorang tokoh yang menjadi objek pembahasannya. Dengan membaca biografi, pembaca akan menemukan hubungan keterangan dari tindakan yang dilakukan dalam kehidupan seseorang tersebut, juga mengenai cerita - cerita atau pengalaman - pengalaman selama hidupnya. Suatu karya biografi biasanya becerita tentang kehidupan orang terkenal dan orang tidak terkenal, dan biasanya biografi tentang orang yang tidak terkenal akan menjadikan orang tersebut dikenal secara luas, jika didalam biografinya terdapat sesuatu yang menarik untuk disimak oleh pembacanya, namun demikian biasanya

biografi hanya berfokus pada orang - orang atau tokoh-tokoh terkenal saja. Tulisan biografi biasanya bercerita mengenai seorang tokoh yang sudah meninggal dunia, namun tidak jarang juga mengenai orang atau tokoh yang masih hidup. Banyak biografi yang ditulis secara kronologis atau memiliki suatu alur tertentu, misalnya memulai dengan menceritakan masa anak-anak sampai masa dewasa seseorang, namun ada juga beberapa biografi yang lebih berfokus pada suatu topik-topik pencapaian tertentu. Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memparkan peranan subjek biografi tersebut. Beberapa aspek yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain: (a) Pilih seseorang yang menarik perhatian anda; (b) Temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut; (c) Mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu. Sebelum menuliskan sebuah biografi seseorang, ada beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan pertimbangan, misalnya: (a) Apa yang membuat orang tersebut istimewa atau menarik untuk dibahas; (b) Dampak apa yang telah beliau lakukan bagi dunia atau dalam suatu bidang tertentu juga bagi orang lain; (c) Sifat apa yang akan sering penulis gunakan untuk menggambarkan orang tersebut; (d) Contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut; (e) Kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang tersebut; (f) Apakah beliau memiliki banyak jalan keluar untuk mengatasi masalah dalam hidupnya; (g) Apakah beliau mengatasi masalahnya dengan mengambil

resiko,atau karena keberuntungan; (h) Apakah dunia atau suatu hal yang terkait dengan beliau akan menjadi lebih buruk atau lebih baik jika orang tersebut hidup ataupun tidak hidup, bagaimana, dan mengapa demikian. Lakukan juga penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari studi perpustakaan atau internet untuk membantu penulis dalam menjawab serta menulis biografi orang tersebut dan supaya tulisan si peneliti dapat dipertanggungjawabkan, lengkap dan menarik. Terjemahan Ary (2007) dari situs : (www.infoplease.com/homework/wsbiography.html). 2.2 Alasan Dipilihnya Asep Permata Bunda Dalam tulisan ini, penulis memilih Asep Permata Bunda sebagai objek penelitian, dikarenakan beliau mampu memainkan dan membuat alat musik tradisional Sunda diantaranya adalah: (a) Beliau adalah satu-satunya orang yang dapat membuat kendang sunda yang bisa dimainkan dalam kesenian sunda di medan (hasil wawancara Kang Ade Hidayat); (b) Beliau dapat memainkan alat musik tradisional Sunda dengan sangat baik (pemain kendang di Paguyuban Wargi Sunda (PWS), Medan; (c) Pengalaman beliau yang merupakan cucu dari pembuat kendang sunda dari kecil yang membuat Kang Asep menjadi orang yang lebih paham mengenai alat musik tradisional Sunda. Hal-hal tersebut penulis ketahui dari hasil percakapan/wawancara dengan Kang Asep dan juga dari rekan-rekan. Peranan dan pengalaman beliau yang banyak ini menjadi alasan ketertarikan penulis menemukan fakta-fakta mengenai kehidupan

beliau, dalam hal ini penulis lebih fokus kepada kehidupan beliau sebagai pembuat alat musik dan lebih dikhususkan kepada instrumen musik kendang buatan beliau. 2.2 Biografi Asep Permata Bunda Gambar 1. Kang Asep bersama istri Gambar 2. Kang Asep bersama penulis Biografi Asep Permata Bunda yang akan dideskripsikan dalam tulisan ini, mencakup aspek - aspek: latar belakang keluarga, pendidikan beliau, kehidupan

sebagai pemusik, dan kehidupan sebagai pembuat alat musik Kang Asep Permata Bunda, khususnya mengenai gendang buatan beliau tersebut. 2.2.1 Latar Belakang Keluarga Kang Asep P.B lahir di Bandung, Desa Rancamanya Kec. Pamempek pada tanggal 28 November 1972, anak tunggal dari alm. Bapak Salhi M dan alm. Ibu Nunung. Kang Asep lahir dari keluarga seniman, dimana kakek dari Kang Asep yaitu yang sering dipanggil Pak Adang adalah seorang pemusik dan pembuat alat musik tradisional sunda di Bandung (seperti kecapi, suling, kendang). Sedangkan alm. ayah Kang Asep sendiri adalah seorang militer dan alm. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Semasa hidupnya ayah dan ibu Kang Asep sering berpindah-pindah kota. Namun dari kecil hingga sampai menamatkan pendidikannya, Kang Asep tetap tinggal di Bandung bersama kakeknya. Mereka memiliki sebuah sanggar yang bernama Sanggar Degung Sariwangi. Sanggar ini sudah berdiri semenjak Kakek kang Asep masih muda. Sanggar sariwangi ini sendiri sudah sering diundang untuk mengisi acara di TV lokal Bandung seperti TVRI dan RRI Bandung. Profesi keseharian kakek beliau yang adalah pemain sekaligus pembuat instrumen musik tradisional Sunda, yang membuat Kang Asep merasa tertarik untuk ikut mencoba-coba membuat kendang sunda. Kang Asep memulai ketertarikan membuat kendang dimulai pada tahun 1984 (disaat beliau berumur 12tahun) dengan cara membongkar kendang yang sudah jadi, lalu memasangnya lagi. Melihat keseriusannya dan ketertarikannya terhadap kendang sunda, maka sang kakek mulai mengajari beberapa teknik untuk membuat alat musik tradisional sunda, khususnya kendang sunda. Kakek beliau

sering juga membuat Kang Asep terlibat membantunya dalam membuat alat musik juga dalam bermain musik, hal tersebutlah yang membuat Kang Asep menjadi sangat akrab dengan musik tradisional Sunda dan menguasai banyak permainan instrumen musik tradisional juga proses pembuatannya. 2.2.2 Latar Belakang Pendidikan Kang Asep menyelesaikan jenjang pendidikan 9 tahunnya, yaitu di : 1. SD Ranca Manyar, Kab. Bandung (dari kelas 1 SD 6 SD 2. SMP Margahayu, Kab. Bandung (3 tahun) 3. STM Soreng, Kab. Bandung (3tahun) Setelah menyelesaikan pendidikannya, Kang Asep masih menetap 2 tahun di Bandung bersama kakek beliau, dan memutuskan untuk tinggal bersama lagi dengan ayah dan ibu beliau pada tahun 1991, yang kebetulan pada saat itu orang tua beliau sudah berdomisili di Medan, Sumatera Utara. 2.2.3 Berumah Tangga Kang Asep menikah pada tanggal 2 Desember 1997 di Medan dengan istrinya Nurhasanah, dari pernikahan mereka lahirlah 2 orang putri, yaitu: 1.Evis Widya Nabila (15 tahun 1 SMA) 2.Salhilah Nurfajar (7 tahun 3 SD) Setelah menikah beliau memilih untuk berprofesi sebagai perawat di salah satu RS di medan (RS Permata Bunda) dan sekaligus sebagai pembuat alat musik tradisional Sunda, khususnya Gendang Sunda di rumah beliau yang beralamat di jln. Antariksa gang Kembar No. 16 Medan Polonia.

2.2.4 Kang Asep Sebagai Pembuat Alat Musik Seperti yang telah dibahas di sub bab sebelumnya, bahwa latar belakang keluarga banyak mempengaruhi dan membuat Kang Asep seorang yang piawai dalam bermain musik tradisional Sunda. Demikian juga halnya sebagai pembuat instrumen musik Sunda. Kemampuan dalam membuat instrumen musik tradisional masyarakat Sunda diperoleh Kang Asep semenjak dia masih anak-anak, beliau sering membantu kakeknya (Pak Adang). Pak Adang mahir dalam membuat instumen musik tradisional masyarakat Sunda. Berawal dari pengalaman hidup pada masa anak-anak tersebutlah yang terus dikembangkan dan menjadi bekal bagi beliau untuk memulai karir beliau sebagai pembuat instrumen musik tradisional pada masyarakat Sunda. Pada awal karirnya sebagai pembuat alat musik, sebenarnya diakui beliau adalah didasari kebutuhan pribadi juga beberapa saudara kandungnya yang juga sebagai pemusik tradisional di Bandung pada saat itu, sehingga beliau membuat instrumen musik tradisional tersebut seperti apa yang pernah dialami dan dipelajari beliau ketika bersama dengan kakeknya. Kecapi, suling, dan kendang adalah jenis instrumen musik tradisional yang sering dibuat oleh Kang Asep, karena instrumen tersebutlah yang kerap digunakan oleh Kang Asep dan sepupunya dalam setiap pertunjukan yang mereka adakan maupun yang mengundang mereka untuk bermain musik tradisional. Hingga kini, Kang Asep masih tetap membuat alat musik sunda khususnya kendang sunda di Medan.

2.2.5 Kang Asep Sebagai Pemusik Tradisional Sunda Kemampuan bermusik khususnya musik tradisional Sunda sudah dimiliki oleh Kang Asep sejak masa kanak-kanaknya, dikarenakan latar belakang kakek beliau yang merupakan seorang praktisi musik tradisional Sunda di Bandung. Kakek beliau adalah seorang pemusik tradisional Sunda. Sejak kecil beliau memutuskan untuk terjun ke dunia kesenian sunda. Dimulai dari rasa penasarannya hingga ajakan dari sang kakeklah yang membuat Kang Asep semakin menggeluti bidang ini. Sewaktu masih sekolah, Kang Asep dan teman-temannya membentuk sebuah group musik tradisional sunda yang mereka beri nama Group Barakatak. Group ini sering dipanggil-panggil untuk bermain musik sunda di Bandung. Kang Asep begitu tekun berkecimpung di dunia musik tradisional sunda. Hal ini terlihat dari terlibatnya Kang Asep pada kegiatan di sanggar kakek beliau. Begitu pula Kang Asep juga ikut bermain pada saat sanggar sang kakek tampil di TVRI dan RRI Bandung. Menurut hasil wawancara dengan Kang Asep sendiri, walaupun di kota asalnya sendiri (Bandung), sudah sangat susah untuk mencari orang yang bisa memainkan alat musik tradisional sunda. Hal inilah yang membuat Kang Asep tetap ingin bertahan agar kelak nantinya kesenian tradisional sunda tidak segera punah. 2.2.6 Manajemen Seni Asep Permata Bunda Manajemen adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu menegement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sejauh ini memang

belum ada kata yang mapan dan diterima secara universal sehingga pengertiaanya untuk masing-masing para ahli masih memiliki banyak perbedaan. Pengertian Manajemen menurut Seni Kang Asep : 1. Tahap Pra Produksi = tahap semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi sebelum kendang diproduksi secara nyata. Perencanaan secara baik sebelum diproduksi dapat menghemat biaya bagi pembuatan kendang. Inilah manfaat utama dari tahap pra produksi. Pada tahap ini, menurut hasil wawancara dengan Kang Asep, perlulah menyediakan bahanbahan yang dibutuhkan dalam membuat kendang. Apakah kulit gampang ditemukan? Lalu jika tidak bagaimana mengantisipasinya. Begitu juga dengan bahan-bahan pembuat kendang lainnya. 2. Tahap Produksi = suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Pada tahap ini, Kang Asep memperhatikan modal yang dia butuhkan untuk memproduksi sebuah kendang, setelah itu juga beliau memperhatikan unsur lainnya seperti alam dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Pada tahap ini, pembuatan kendang pun dilakukan. 3. Tahap Marketing = Pemenuhan selesainya kendang, penetapan harga kendang, pengiriman kendang dan mempromosikan kendang. Pada tahap ini, Kang Asep memasarkan kendang buatannya di Medan melalui sanak saudara dan rekan kerjanya.

4. Pengembangan = Pada tahap ini, Kang Asep mengembangkan usahanya dengan cara tetap eksis dalam dunia seni sunda dimanapun dia berada. Karena jiwa seninya yang begitu tinggi terhadap kesenian sunda, dimanapun Kang Asep berada dia selalu mempromosikan kesenian sunda, termasuk alat musik yang beliau produksi.