LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH NOMOR : D/ 78 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji mengamanatkan perlunya penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji secara terus menerus agar penyelenggaraan haji dapat berjalan aman, tertib dan lancar dengan menjunjung tinggi asas keadilan, profesionalitas dan akuntabilitas. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menghasilkan dan terwujudnya amanat undang-undang tersebut, adalah melalui penyempurnaan sistem rekrutmen petugas haji Indonesia. Secara prinsip keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji Indonesia bertumpu pada profesionalisme petugas haji, oleh karenanya untuk menghasilkan petugas yang berkompeten, memiliki komitmen, loyal dan berakhlaqul karimah perlu melakukan analisis kebutuhan pelayanan dan jabatan yang akurat, seleksi administrasi dan kesehatan yang ketat serta tes kompetensi. Pada prinsipnya pelayanan ibadah haji mencakup tiga hal utama yaitu jemaah yang terdaftar dan memenuhi syarat dapat diberangkatkan ke Arab Saudi, jemaah yang telah berada di Arab Saudi memperoleh akomodasi, konsumsi dan transportasi serta melaksanakan wukuf dan seluruh jemaah haji yang telah menunaikan ibadah haji dapat dipulangkan ke Tanah Air. Semua indikator atau prinsip pelayanan tersebut tingkat keberhasilannya ditentukan oleh kinerja Petugas Haji. Petugas Haji Indonesia memiliki tanggung jawab dan tugas yang berat, oleh karenanya diperlukan seleksi untuk menentukan tingkat profesionalitas petugas tersebut, baik dari aspek administrasi, kompetensi dan juga kapabilitas. Dalam pedoman rekrutmen ini diatur persyaratan menjadi petugas haji Indonesia, baik persyaratan khusus ataupun persyaratan umum. Petugas haji Indonesia yang handal dan profesional tentunya harus diupayakan dengan membentuk dan menciptakan satu sistem yang baik dan akuntabel. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah perlu menerbitkan pedoman rekrutmen petugas haji Indonesia. Pasal 2 Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan : (1) Rekrutmen adalah suatu proses penyiapan petugas yang dimulai dari perencanaan, pendaftaran, seleksi, pelatihan dan penugasan.
(2) Petugas Haji Indonesia adalah Petugas yang diangkat oleh Menteri Agama yang diberi tanggung jawab untuk menjalankan tugas dan fungsi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi (Non Kloter), Petugas yang Menyertai Jemaah Haji (Kloter) dan Tenaga Musim. (3) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi yang selanjutnya disingkat PPIH Arab Saudi adalah petugas haji yang bertanggung jawab pada pembinaan, pelayanan umum, bimbingan ibadah, pelayanan kesehatan serta perlindungan jemaah haji pada setiap daerah kerja. (4) Petugas yang Menyertai Jemaah Haji adalah petugas haji yang bertanggung jawab dalam pelayanan umum dan bimbingan ibadah di kloter, yang terdiri dari Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). (5) Petugas Haji Daerah adalah petugas haji yang ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota untuk membantu pelayanan jemaah haji di kloter, yang terdiri dari Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) dan Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD). (6) Tenaga Musim yang selanjutnya disingkat Temus adalah petugas haji yang direkrut dari mahasiswa Arab Saudi dan sekitarnya serta WNI yang berdomisili di Arab Saudi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. (7) Pelayanan Umum adalah pelayanan di bidang administrasi, Siskohat, transportasi, pemondokan, katering dan pengamanan jemaah. (8) Pelayanan bimbingan Ibadah adalah pelayanan di bidang peribadatan dan manasik. BAB II PERENCANAAN DAN PROSEDUR REKRUTMEN Pasal 3 (1) Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah menyusun rencana, yang meliputi: a. Alokasi kebutuhan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi, Petugas yang Menyertai Jemaah Haji dan Tenaga Musim. b. Penyiapan jadwal seleksi dan pelatihan petugas haji. c. Pembentukan Panitia Seleksi tingkat Pusat. d. Penyiapan materi tes kompetensi. e. Membuat surat edaran kepada seluruh Kepala Kantor Kementerian Agama provinsi dan Staf Teknis Urusan Haji Jeddah tentang alokasi petugas dan pelaksanaan seleksi. f. Membuat surat kepada Inspektur Jenderal Kementerian Agama tentang rencana pelaksanaan seleksi petugas haji. g. Mengumumkan rencana rekrutmen calon petugas haji melalui website Kementerian Agama. (2) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, yang meliputi:
a. Membuat rencana kebutuhan Petugas yang Menyertai Jemaah Haji dan PPIH Arab Saudi masing-masing Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. b. Membentuk Panitia Seleksi petugas haji untuk tingkat provinsi. c. Membuat surat edaran kepada Kementerian Agama Kabupaten/Kota tentang pendaftaran dan seleksi petugas haji. (3) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menindaklanjuti surat edaran Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, meliputi: a. Membentuk Panitia Seleksi petugas Haji. b. Mengumumkan jadwal pendaftaran dan seleksi petugas haji. (4) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menetapkan dan mengusulkan calon peserta tes petugas haji di Kabupaten/Kota kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. (5) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi menetapkan dan mengusulkan calon peserta tes petugas haji di Provinsi kepada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. (6) Pengawasan pelaksanaan tes di tingkat provinsi dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama dan supervisi oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. (7) Staf Teknis Urusan Haji Jeddah menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, yang meliputi: a. Membentuk Panitia Seleksi. b. Menyusun jadwal seleksi. c. Mengumukan rekrutmen tanaga musim. d. Melaksanakan seleksi. Pasal 4 (1) Calon Petugas yang Menyertai Jemaah Haji (TPHI dan TPIHI) dari unit Kementerian Agama Provinsi diusulkan oleh pimpinan masing-masing bidang kepada Kakanwil Kementerian Agama Provinsi untuk dilakukan seleksi awal. (2) Calon Petugas yang Menyertai Jemaah Haji (TPHI dan TPIHI) dilingkungan Kementerian Agama Kabupaten/Kota diusulkan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk dilakukan seleksi awal. (3) Apabila diperlukan, calon Petugas yang Menyertai Jemaah Haji (TPIHI) dari unsur Pondok Pesantren, Ormas Islam dan Perguruan Tinggi Islam, diusulkan oleh pimpinan masing-masing kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi untuk dilakukan seleksi. (4) Calon Petugas yang Menyertai Jemaah Haji dari unsur kesehatan diatur oleh Kementerian Kesehatan. (5) Setiap unit pengusul berkewajiban mempertanggungjawabkan petugas yang diusulkan meliputi kebenaran/kelengkapan administrasi, integritas, loyalitas dan profesionalitas kinerja selama melaksanakan tugas.
Pasal 5 (1) Pantia Seleksi petugas haji Kabupaten/Kota menerima pendaftaran, melakukan seleksi awal bagi calon petugas haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 2). (2) Panitia seleksi petugas haji di lingkungan kantor wilayah kementerian agama Provinsi menerima pendaftaran, melakukan seleksi awal bagi calon petugas haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 1). (3) Calon petugas haji yang dinyatakan lulus seleksi awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan dan diusulkan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebagai peserta tes. (4) Calon petugas haji yang dinyatakan lulus seleksi awal sebagaimana pada ayat (2) dilaporkan dan diusulkan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama provinsi sebagai peserta tes. (5) Calon petugas haji yang telah dinyatakan lulus seleksi dan tes sebagaimana ayat (3) dan ayat (4) diusulkan kepada Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi untuk mengikuti test kompetensi dan wawancara. (6) Panitia seleksi petugas haji provinsi melaksanakan tes kompetensi dan wawancara yang selanjutnya dilakukan penilaian dan skoring. (7) Calon petugas haji yang dinyatakan lulus di tingkat Provinsi, disyahkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. (8) Calon Petugas Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diusulkan kepada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah untuk mendapat persetujuan sebagai peserta pelatihan. Pasal 6 (1) Calon petugas PPIH Arab Saudi dari lingkungan Kementerian Agama Pusat dilakukan seleksi administrasi oleh unit eselon I dan atau II yang mengusulkan. (2) Calon petugas PPIH Arab Saudi dari lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi dilakukan seleksi awal oleh panitia seleksi tingkat Kantor Wilayah. (3) Calon petugas PPIH Arab Saudi dari lingkungan Kementerian Agama Kabupaten/Kota dilakukan seleksi awal oleh panitia seleksi tingkat Kabupaten/Kota. (4) Calon petugas PPIH Arab Saudi yang dinyatakan lulus dari lingkungan Kementerian Agama Kabupaten/Kota diusulkan oleh masing-masing pimpinan unit kepada Kanwil Kementerian Agama provinsi, untuk mengikuti tes. (5) Tes Kompetensi calon petugas PPIH Arab Saudi di Lingkungan Kementerian Agama Pusat dilaksanakan oleh unit pengusul dan difasilitasi oleh Panitia Pusat. (6) Penilaian dan Skoring calon petugas PPIH Arab Saudi di tingkat Provinsi menjadi kewenangan Panitia Pusat. (7) Penilaian dan Skoring calon petugas PPIH Arab Saudi di tingkat Unit Eselon I Pusat menjadi kewenangan unit Eselon I masing-masing.
(8) Calon petugas PPIH Arab Saudi yang dinyatakan lulus diusulkan kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebagai peserta pelatihan. BAB III PENDAFTARAN CALON PETUGAS HAJI Bagian Kesatu Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi Pasal 7 Calon Petugas Haji harus memenuhi persyaratan umum dan khusus. Pasal 8 Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 meliputi: 1. Warga Negara Indonesia; 2. Beragama Islam; 3. Berusia antara 25 tahun sampai dengan 55 tahun pada saat mendaftar; 4. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter; 5. Memiliki kompetensi dan keahlian sesuai bidang tugas; 6. Memiliki integritas 7. Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama, Kementerian/Instansi terkait; 8. Masa Kerja sekurang-kurangnya (5 Tahun) di instansi masing-masing; 9. Memiliki kondite yang baik; 10. Tidak sebagai mahrom atau yang dimahrami; 11. Memiliki Komitmen terhadap tugas dan bersedia menandatangani Pakta Integritas; 12. Diusulkan oleh pimpinan instansi/unit terkait; 13. Tidak terlibat dalam proses hukum yang sedang berlangsung; 14. Mampu membaca Al Quran dengan baik dan benar; Pasal 9 Persyaratan Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 bagi unsur Perutusan Haji meliputi : 1. Amirul Haj dan Anggota, dijabat Menteri Agama atau Pejabat Kementerian Agama dan Tokoh-tokoh Agama yang ditunjuk. 2. Penanggung Jawab dan Wakil Penanggung Jawab Operasional Penyelenggaraan Haji, dijabat Pejabat Eselon I Kementerian Agama. 3. Koordinator, Koordinator Harian dan Asisten Koordinator, dijabat Pejabat Perwakilan Republik Indonesia di Arab Saudi. 4. Pengendali Teknis, dijabat Pejabat Kementerian Agama dan atau Pejabat Instansi Terkait lainnya. 5. Ketua dan Wakil Ketua PPIH Arab Saudi, dijabat Staf Teknis Urusan Haji Jeddah dan atau Pejabat Kementerian Agama. 6. Kepala Bidang, dijabat Pejabat Kementerian Agama dan atau Pejabat Instansi Terkait lainnya. 7. Sekretaris dan Wakil Sekretaris PPIH Arab Saudi, dijabat Staf Teknis Urusan Haji Jeddah dan atau Pejabat Kementerian Agama.
Pasal 10 Persyaratan Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 bagi unsur teknis meliputi : 1. Kepala Daerah Kerja b. Pendidikan S1; c. Pejabat Kementerian Agama minimal eselon IV atau pejabat Kantor Teknis Urusan Haji di Jeddah; d. Pernah bertugas sebagai PPIH Arab Saudi; e. Memahami peraturan penyelenggaraan ibadah haji; f. Memiliki kemampuan manajerial; g. Mampu berbahasa Arab dan Inggris; 2. Sekretaris Daerah Kerja a. Laki-laki/Perempuan; b. Pendidikan S1; c. Pejabat Kementerian Agama minimal eselon IV; d. Pernah bertugas sebagai PPIH Arab Saudi; e. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; f. Memiliki kemampuan manajerial dan memahami organisasi PPIH; g. Memiliki kemampuan bidang kesekretariatan dan administrasi; 3. Kepala Seksi Perumahan c. Pernah bertugas sebagai PPIH di Arab Saudi; d. Memiliki kemampuan manajerial; e. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; f. Mengetahui dan memahami kebijakan tentang perumahan; 4. Kepala Seksi Bimbingan Ibadah dan Pengawasan KBIH a. Diutamakan Laki-laki ; b. Pendidikan diutamakan S1 Keagamaan; d. Memahami Kebijakan Teknis tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus; e. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris ; f. Memahami Peribadatan dan manasik haji; g. Mampu mengkoordinasikan pelaksanaan Ibadah di Kloter; h. Memahami alur perjalanan pelaksanaan ibadah haji; i. Memiliki kemampuan Manajerial; 5. Kepala Seksi kedatangan dan Kepulangan e. Mampu mengoperasikan komputer; f. Memahami prosedur pemulangan dan tanazul; g. Memahami konvigurasi jadwal kedatangan dan kepulangan jemaah; h. Memiliki kemampuan Manajerial; 6. Kepala Seksi Transportasi
e. Memahami kebijakan transportasi; f. Memahami wilayah pemukiman jemaah haji Indonesia; g. Memiliki kemampuan Manajerial; 7. Kepala Seksi Pengawasan Katering a. Laki-laki/Perempuan; d. Memahami prosedur pengawasan Katering; e. Mengetahui pedoman pengadaan katering; f. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; g. Memiliki kemampuan Manajerial; 8. Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan PIHK d. Diutamakan berbahasa Arab dan atau Inggris; e. Memahami kebijakan teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus; f. Memahami standar pelayanan minimal jemaah haji khusus dan prosedur pengawasan PIHK; g. Mengetahui jumlah PIHK dan data jemaah haji khusus; h. Memiliki kemampuan Manajerial; 9. Kepala Seksi Pengamanan b. TNI/Polri; c. Pangkat perwira menengah; d. Pernah bertugas sebagai PPIH Arab Saudi; e. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris ; f. Memahami prosedur pengamanan dan penanganan serta penyelesaian kasus; g. Memahami kebijakan penyelenggaraan ibadah haji; h. Memiliki kemampuan Manajerial dan koordinasi dengan pihak keamanan Arab Saudi; 10. Kepala Seksi Pengolah Data dan Siskohat a. Laki-laki/Perempuan; b. Pendidikan S1; e. Memahami prosedur kerja operasional Siskohat; f. Memahami konfigurasi jadwal kedatangan dan kepulangan jemaah; g. Memiliki kemampuan Manajerial; 11. Kepala Seksi Media Center Haji, (MCH) b. Pendidikan S1; e. Memahami prosedur kerja media center haji; f. Memahami peraturan dan kebijakan penyelenggaraan ibadah haji; g. Memiliki kemampuan Manajerial; 12. Kepala Seksi Hubungan Instansi
d. Mampu berbahasa Arab dan atau Inggris ; e. Memahami tugas-tugas keprotokolan; f. Memahami peraturan penyelenggaraan ibadah haji dan Ta limatul haj; g. Memahami prosedur kerja operasional haji; h. Memiliki kemampuan Manajerial; 13. Kepala Seksi Penilaian Kinerja Petugas a. Laki-laki/Perempuan; b. Pendidikan S1; e. Memahami SOP PPIH Arab Saudi, evaluasi dan penilaian kinerja; f. Memiliki kemampuan Manajerial; 14. Kepala Sektor d. Memahami kebijakan penyelenggaraan haji dan ta limatul haji; e. Memahami tugas bidang Pelayanan Umum, Bimbingan Ibadah, Pelayanan Kesehatan dan SOP PPIH Arab Saudi; f. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atu Inggris; g. Memiliki kemampuan Manajerial; 15. Wakil Kepala Sektor d. Memahami kebijakan penyelenggaraan haji dan Ta limatul Haj; e. Memahami tugas bidang Pelayanan Umum, Bimbingan Ibadah, Kesehatan dan SOP PPIH Arab Saudi; f. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; g. Memiliki kemampuan Manajerial; 16. Pelaksana kedatangan dan Kepulangan a. Laki-laki/Perempuan; c. Diutamakan pernah bertugas sebagai PPIH Arab Saudi; e. Mampu mengoperasikan komputer; f. Memahami prosedur pemulangan dan proses/ketentuan pindah kloter( tanazul ); g. Memahami konvigurasi jadwal kedatangan dan kepulangan jemaah; 17. Pelaksana Transportasi c. Diutamakan pernah bertugas sebagai PPIH Arab Saudi; e. Memahami kebijakan transportasi; f. Memahami wilayah pemukiman jemaah haji Indonesia; 18. Pelaksana Pengamanan a. Diutamakan Laki-laki; b. TNI/Polri; c. Setingi-tingginya berpangkat Kapten/AKP; d. Diutamakan Pernah bertugas sebagai PPIH di Arab Saudi;
e. Diutamakan mampu berbahasa Arab atau Inggris ; f. Memahami prosedur pengamanan dan penanganan serta penyelesaian kasus; g. Memahami kebijakan Penyelenggaraan Haji dan Ta limatul haj; 19. Pelaksana Pengawasan Katering a. Diutamakan Laki-laki; c. Diutamakan pernah bertugas sebagai PPIH Arab Saudi; d. Memahami tugas-tugas bidang Pengawasan Katering; e. Memahami jadwal pendistribusian Katering; f. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris ; 20. Pelaksana Pengolah Data dan Siskohat a. Diutamakan Laki-laki; c. Memiliki sertifikat pelatihan dan atau sebagai pengelola Siskohat; e. Memahami prosedur kerja operasional Siskohat; f. Memahami jadwal kedatangan dan kepulangan jemaah; 21. Pelaksana Media Center Haji a. Diutamakan Laki-laki; b. Pendidikan minimal D3; a. Memiliki kemampuan jurnalistik; b. Memahami kode etik jurnalistik c. Memahami tugas bidang Media Center Haji; d. Memahami kebijakaan penyelenggaraan ibadah haji dan Ta limatul Haj; e. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris ; 22. Pelaksana Pengendalian dan Pengawasan PIHK c. Memahami Kebijakan Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus; d. Memahami standar pelayanan minimal PIHK; e. Mengetahui data-data penyelengara Ibadah Haji Khusus; f. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; 23. Pelaksana Tata Usaha a. Laki-laki/perempuan; b. Pendidikan S1; c. Memahami tugas Katatausahaan; d. Memahami pengelolaan administrasi; 24. Pelaksana Perlengkapan a. Laki-laki/perempuan; b. Pendidikan minimal SLTA; c. Mengetahui inventarisasi dan teknik pendataan sarana kantor; d. Memahami sarana dan kebutuhan kantor. 25. Pelaksana Urusan Dalam/Rumah Tangga a. Laki-laki/perempuan; b. Pendidikan minimal SLTA; c. Memahami tugas kerumah tanggaan; d. Memahami tugas pelayanan tamu; e. Diutamakan Mampu berbahasa Arab dan atau Inggris ; 26. Pelaksana Bimbingan Jemaah Udzur a. Laki-laki/perempuan;
b. Pendidikan diutamakan S1 Keagamaan; c. Memahami peribadatan dan manasik haji; e. Memahami prosedur pengurusan jemaah udzur; 27. Pelaksana Bimbingan Ibadah dan Pengawasan KBIH b. Pendidikan diutamakan S1 Keagamaan; c. Memahami peribadatan dan manasik haji; d. Memahami data-data KBIH; e. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris ; 28. Pelaksana Pelayanan Hotel Transito dan Bandara c. Memahami Konvigurasi dan jadwal kepulangan jemaah; d. Mengetahui peta wilayah hotel transito; e. Mampu mengkoordinasikan penempatan jemaah; f. Memahami prosedur pemulangan jemaah; g. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; 29. Pelaksana Penilaian Kinerja a. Laki-laki/perempuan c. Memahami pedoman penilaian kinerja petugas; d. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; 30. Pelaksana Keuangan a. Laki-laki/perempuan c. Memahami administrasi keuangan dan akutansi; d. Memahami pelaporan keuangan; e. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; 31. Pelaksana Teknisi Kendaraan a. Laki-laki b. Pendidikan minimal SLTA; c. Memahami teknis perawatan kendaraan; d. Memiliki kemampuan perbaikan mesin. e. Memahami aturan lalu lintas di Arab Saudi; f. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; 32. Pelaksana Penghubung Kesehatan a. Laki-laki/Perempuan b. Pendidikan diutamakan S1 Kesehatan; c. Memahami tugas bidang kesehatan dan mampu berkordinasi; d. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; 33. Pengemudi a. Laki-laki b. Pendidikan minimal SLTA; c. Memahami aturan lalu lintas di Arab Saudi d. Memiliki SIM Internasional; e. Memahami dan mampu mengoperasikan kendaraan; f. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris;
Bagian Kedua Petugas Yang Menyertai Jemaah Haji Pasal 11 Calon Petugas Haji yang menyertai jemaah haji harus memiliki persyaratan umum dan persyaratan khusus. Pasal 12 Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, meliputi: a. Warga negara Indonesia; b. Beragama Islam; c. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter; d. Memiliki kompetensi dan keahlian sesuai bidang tugas; e. Memiliki integritas dan kemampuan Manajerial; f. Memiliki kondite yang baik dibuktikan dengan Surat Pernyataan dari Atasan/Pimpinan; g. Masa Kerja minimal 10 Tahun; h. Mampu membaca Al Quran; i. Mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; j. Tidak sedang terlibat dalam proses hukum; k. Tidak sebagai mahram atau dimahrami; l. Diusulkan oleh pimpinan instansi/unit terkait; m. Khusus bagi calon TPHD dan TKHD di angkat dan ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota; Pasal 13 Persyaratan Khusus Petugas Yang Menyertai Jemaah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 meliputi: 1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) a. Laki-Laki; b. Umur minimal 35 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat mendaftar; c. Pendidikan S1 diutamakan jurusan keagamaan; d. Pegawai Kementerian Agama; e. Diutamakan sudah menunaikan ibadah haji; f. Memahami manasik haji dan alur perjalanan haji; g. Memiliki kemampuan manajerial; h. Diutamakan mampu berbahasa Arab atau Inggris; i. Diusulkan oleh pimpinan unit kerjanya; 2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) a. Laki-Laki atau Perempuan; b. Umur minimal 35 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat mendaftar; c. Pendidikan S1 keagamaan dan atau sederajat; d. Pegawai Kementerian Agama; e. Sudah menunaikan ibadah haji; f. Memiliki Kemampuan dibidang peribadatan dan manasik haji; g. Mampu membimbing ibadah dan manasik haji; h. Diutamakan mampu berbahasa Arab atau Inggris; i. Diusulkan oleh pimpinan unit kerjanya;
3. Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) a. Laki-Laki; b. Umur minimal 35 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat mendaftar c. Pendidikan diutamakan S1; d. Diutamakan sudah menunaikan ibadah haji; e. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; f. Dapat membaca Al Qur an dan menguasai manasik haji; g. Memiliki kemampuan manajerial; h. Diusulkan oleh pimpinan unit kerjanya; 4. Tim Kesehatan Haji Daerah: a. Laki-Laki/Perempuan; b. Umur minimal 35 tahun dan maksimal 50 tahun c. Memiliki sertifikat/ijazah bidang kesehatan. d. Diutamakan sudah menunaikan ibadah haji; e. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Inggris; f. Diusulkan oleh pimpinan unit kerjanya; Pasal 14 (1) Prosentase jumlah PPIH Arab Saudi 60% sudah berhaji dan 40% belum berhaji; (2) Prosentase jumlah TPHI 70% sudah berhaji dan 30% belum berhaji; (3) Prosentase jumlah TPIHI 100% sudah berhaji; BAB IV SELEKSI CALON PETUGAS HAJI Pasal 15 Seleksi calon petugas haji meliputi penilaian dan skoring terhadap aspek administrasi, kesehatan, dan Test Kompetensi. Pasal 16 (1) Penilaian terhadap aspek adminitrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 diatur kriteria dan jumlah Penilaian 75/100 dengan rincian sebagai berikut: a) Ijasah/sertifikat 40/100 1) SI keatas nilai 40 2) D3 nilai 20 3) SMA/Aliyah nilai 10 b) Pengalaman Haji 20/100 1) Sebagai Petugas nilai 20 2) Sebagai Jemaah nilai 10 3) Belum pernah nilai 0 c) Masa Kedinasan 15/100 1) 16 sd 20 tahun nilai 15 2) 10 sd 15 tahun nilai 10 3) 5 sd 9 tahun nilai 5
(2) Penilaian terhadap aspek kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 diatur kriteria dan jumlah Penilaian 25/100, dengan rincian sebagai berikut: a). Surat bukti sehat dari RSUD nilai 25 b). Surat bukti sehat dari Puskesmas nilai 15 c). TS/TS nilai 5 Pasal 17 (1) Penilaian hasil seleksi awal calon petugas haji tingkat Kabupaten/Kota ditentukan berdasarkan Skoring Total Nilai Tes ; (2) Kelulusan Petugas Kloter (TPHI dan TPIHI) Tingkat Provinsi berdasarkan Rangking dari Nilai Tertinggi Peserta Tes masing-masing Tingkat Kabupaten/Kota. BAB V PELATIHAN Pasal 18 (1) Calon Petugas haji yang telah dinyatakan lulus seleksi wajib mengikuti pelatihan; (2) Pelatihan petugas yang menyertai jemaah haji (TPHI, TPIHI dan TKHI) dilaksanakan di masing-masing embarkasi secara terintegrasi; (3) Pelatihan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi diselenggarakan di Jakarta secara terintegrasi; (4) Pelatihan Tenaga Musim dilaksanakan di Arab Saudi; (5) Pelatihan petugas haji (TPHI,TPIHI dan PPIH Arab Saudi) dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari, sedangkan pelatihan petugas Tenaga Musim selama 3 (tiga) hari. BAB VII PENUGASAN Pasal 19 (1) Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji yang telah dinyatakan lulus dan mengikuti pelatihan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Agama. (2) Petugas yang menyertai jemaah haji (TPHI/TPIHI) yang telah dinyatakan lulus dan mengikuti pelatihan, diusulkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. (3) Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi yang dinyatakan lulus dan mengikuti pelatihan ditugaskan pada Kantor Urusan Haji Jeddah, Kantor Daker Jeddah, Kantor Daker Makkah, Kantor Daker Madinah dan Kantor Sektor sesuai kebutuhan alokasi Petugas;
Pasal 20 Petugas Haji Indonesia berkewajiban: 1. Mematuhi peraturan dan kebijakan perhajian; 2. Membina, melayani dan melindungi jemaah; 3. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab; 4. Memakai atribut identitas petugas haji. Pasal 21 Petugas Haji Indonesia diberikan hak-hak: 1. Mendapat honorarium/uang saku, konsumsi, akomodasi dan transportasi; 2. Mendapat santunan bagi petugas haji yang meninggal dunia pada saat melaksanakan tugas; Pasal 22 Petugas haji Indonesia dikenakan sanksi apabila melakukan pelanggaran sebagai berikut : 1. Mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga dan golongan daripada kepentingan pelayanan/pelaksanaan tugas; 2. Membawa atau memahrami/dimahrami, bapak/ibu kandung, suami/istri dan anak kandung; 3. Pulang sebelum pelaksanaan tugas selesai tanpa alasan yang sah; 4. Memprovokasi jemaah atas kebijakan yang telah ditetapkan; 5. Melakukan tindakan kriminal dan atau asusila. Pasal 23 Sanksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 sebagai berikut : 1. Teguran; 2. Peringatan tertulis; 3. Dibatalkan sebagai petugas haji dan atau dipulangkan serta mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan negara; BAB VIII PENUTUP Pasal 24 (1) Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan pedoman pelaksanaan rekrutmen petugas haji Indonesia bagi pejabat dan pegawai dilingkungan Kementerian Agama dan instansi terkait. (2) Dengan dikeluarkannya Keputusan ini, maka Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor: D/159 Tahun 2012 dinyatakan tidak berlaku lagi.