BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Secara umum kita dapat melihat bahwa pada saat ini kondisi rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satu diantaranya adalah bidang

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia mendapat julukan sebagai Macan Asia dan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. petani identik dengan kehidupan pedesaan. Sebagian besar petani yang ada di

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada. Fenomena ini tidak bisa lepas dari sistem pendidikan kita yang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian yang

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris karena sebagian besar penduduknya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

ETOS KERJA PETANI. (Studi DiDesa Sukamaju Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo) SUMIATI PAKAYA DR. RAUF A HATU M.SI

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, hal ini

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, peran industri sangat di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Negara Indonesia merupakan negara agraris (pertanian) oleh karena

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bappenas,2006)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan faktor-faktor alam yang satu dengan yang lainnya. Kabupaten Simalungun memiliki 4 daerah kecamatan yang wilayahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan taraf hidup yang relatif masih rendah. Berdasarkan data BPS tahun

I. PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi modal dasar pembangunan nasional disektor pertanian sebagai prioritas

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut membuat mereka jatuh kejurang kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang

Bab I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.kondisi ini

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan menyebabkan terjadinya regional disparity. Oleh karena itu, pedesaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor pertanian. Sehingga pembangunan yang menonjol juga berada pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sebahagian besar mata pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia. Sektor pertanian dalam pembangunan nasional memegang peranan penting karena selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa bagi negara. Tetapi hasil yang diharapkan dari sektor pertanian belum maksimal, hal itu ditunjukkan dengan masih belum mencukupinya hasil pertanian dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani rendah. Pembangunan seringkali diartikan pada pertumbuhan dan perubahan, pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pembangunan dalam bidang pertanian merupakan pembangunan yang ditujukan pada masyarakat pedesaan karena pada umummnya dipedesaan dilaksanakan kegiatan pertanian. Sekitar 60% penduduk Indonesia hidup disektor pertanian dan bekerja sebagai petani. Affandi, (1985) tujuan pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya masyarakat pertanian melalui peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas. Dalam era globalisasi 1

2 persaingan kerja yang semakin meningkat memaksa setiap orang untuk menguasai keahlian dan kemampuan tertentu. Jika sebuah bangsa atau kelompok masyarakat punya tingkat pendapatan perkapita warganya kurang atau tidak makmur maka sering diduga bahwa penyebabnya ada pada etos kerja. Untuk menjawab tantangan ini diperlukan adanya dedikasi, kerja keras dan disiplin dalam bekerja. Menurut Anoraga (1992) manusia yang berhasil harus memiliki pandangan dan sikap menghargai kerja sebagai sesuatu yang luhur untuk eksistensi manusia. Kesejahteraan petani di Indonesia tercatat bahwa dari seluruh penduduk dengan berbagai macam angkatan kerja jumlah petani mencapai peringkat pertama dari jumlah angkatan kerja di indonesia. Sektor pertanian tetap menjadi tumpuan hidup bagi sebahagian angkatan kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sekitar 36,5% (41,20 juta orang) dari 112,80 juta penduduk yang bekerja pada Februari 2012 menggantungkan hidupnya disektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani. Dari jumlah angkatan kerja lainnya, jumlah petani yang paling banyak tersebar dan seharusnya produksi pertanian Indonesia mampu mencukupi seluruh pangan masyarakat Indonesia dan mampu bersaing di dunia tetapi kenyataanya di Indonesia hasil produksi tidak maksimal terlihat dari krisis pangan yang melanda negara ini. Pada Tahun 1999 s/d 2004 Indonesia telah mampu menjadi Negara yang berswasembada pangan karena telah berhasil dalam penemuan dan pemakaian bibit unggul. Namun produksi pertanian Indonesia dari tahun ke tahun justru semakin menurun disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, (a) Secara nasional banyaknya terjadi alih fungsi lahan yaitu lahan pertanian yang memiliki potensi

3 produktivitas yang tinggi dialih fungsikan kesektor pembangunan (b) Ada juga mengatakan bahwa produktivitas/hasil pertanian masyarakat rendah akibat etos kerja mereka atau etika dalam bekerja pada petani masih tergolong rendah. Hasil survey Dinas Pertanian tahun 2012 Provinsi Sumatera Utara menjelaskan bahwa etos kerja petani sebagai ukuran tingkat kesejahteraan dari masyarakat petani. Jika dikelola dengan baik dan bijak, maka hasilnya adalah kesejahteraan petani dan swasembada pangan. Namun kenyataan berkata lain, kemiskinan petani dan krisis panganlah yang terjadi. Mayoritas orang miskin di negeri ini adalah masyarakat pedesaan yang berprofesi sebagai petani. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2011, sebanyak 64,23% dari 31,02 juta penduduk miskin. Jumlah petani miskin sementara di Sumatera Utara sebanyak 14,9 juta jiwa. Oleh karena itu etos kerja sangat berperan dalam setiap pekerjaan yang akan kita lakukan. Menurut Sinamo Jansen (2007) menyatakan bahwa etos kerja merupakan: Kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa, etos kerja juga merupakan salah satu syarat bagi uapaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM, baik pada level individual, organisasional, maupun sosial. Jadi etos kerja yang dimaksudkan disini merupakan suatu sikap, pandangan atau nilai yang mendasari prinsip kerja suatu komunitas. Motivasi keberhasilan akan muncul dengan adanya kebutuhan dan keinginan, hal tersebut mempengaruhi perilaku sehingga timbul dorongandorongan, selanjutnya dorongan akan membentuk perilaku yang berupa usahausaha untuk mencapai tujuan. Etos kerja akan terlihat dari perilaku kehidupan petani yang bekerja keras, penuh tanggung jawab, ulet, dan mandiri. Unsur-unsur tersebut bila dimiliki petani akan sangat membantu dalam melakukan pekerjaan

4 sehari-hari seperti petani sebagai penggarap sawah yang penuh keterbatasan tetapi dituntut mempunyai produktivitas yang tinggi. Petani yang memiliki motivasi keberhasilan tinggi merupakan petani yang mempunyai keinginan untuk berhasil sangat besar. Sikap inovatif merupakan salah satu unsur kepribadian yang perlu dimiliki oleh petani dalam menentukan tindakan dan bertingkah laku terhadap suatu obyek. Sikap inovatif memiliki komponen kognisi, afeksi dan konasi yang berhubungan dengan penerapan inovasi dalam mengelola lahan pertanian. Petani yang memiliki ide-ide baru dalam hal mekanisasi pertanian diharapkan dapat meningkatkan produktivitasnya, yang dalam hal ini secara filosofis merupakan sikap mental dan upaya manusia untuk membuat lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan secara operasional produktivitas adalah ratio output terhadap input, semakin besar rasio tersebut menggambarkan bahwa petani makin produktif. Petani yang produktif adalah petani yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu dan sesuai dengan standar mutu dengan menggunakan sumberdaya yang efisien dan meningkatkan taraf hidup. Fungsi dari etos kerja itu sendiri adalah sebagai penggerak, pendorong dan pemicu bekerja pada setiap manusia. Etos kerja menunjukkan motivasi dan dorongan yang melandasi seseorang melakukan kerja, semakin kuat motivasi dan dorongan seseorang melakukan kerja semakin mampu pula untuk menyiapkan rencana yang dipandangnya dapat menyukseskan kerja. Etos kerja seorang petani akan menjadi sumber motivasi bagi perbuatannya, apabila dikaitkan dengan kehidupan manusia yang sedang membangun maka etos kerja yang tinggi akan

5 membuka pandangan dan sikap kepada petani untuk menilai tinggi terhadap kerja keras dan sungguh-sungguh, serta mengikis sikap kerja yang asal-asalan, tidak berorientasi terhadap mutu dan kualitas yang semestinya. Tetapi kenyataanya kebiasaan kerja yang asal-asalan, kesadaran yang kurang, motivasi yang rendah, pengetahuan yang kurang dalam teknik bertani yang menyebabkan hasil yang mereka dapat juga tidak maksimal. Menurunnya etos kerja masyarakat petani yang mengakibatkan ketertinggalan dari kelompok masyarakat lainnya. Apalagi tuntutan pembangunan dewasa ini sangat memerlukan sumber daya manusia yang memiliki etos kerja yang tinggi. Untuk itu masyarakat petani perlu memikirkan cara yang baik dan tepat untuk bagaimana menumbuhkan sikap mampu menghargai kerja. Dengan demikian etos kerja sangat perlu untuk diterapkan bagi setiap petani dalam hal pekerjaanya agar dengan memiliki etos kerja mereka mampu meningkatkan produktivitas dari suatu daerah tersebut dan semakin berkurang tingkat kemiskinan bagi keluarga petani. Dari sebaran petani yang ada ditempat penelitian saya, petani digolongkan menjadi dua jenis yaitu petani penggarap (buruh tani) dan petani pemilik. Tetapi kenyataanya di kabupaten pakpak bharat, khusunya di desa sukaramai banyak para petani yang menghabiskan waktunya berdiam diri di warung kopi atau di rumah dan tanpa ada program kerja yang mereka susun dalam melakukan pekerjaanya tanpa menyadari bahwa profesinya adalah seorang petani yang seharusnya berada dan bekerja di sawah maupun ladang. Dengan hanya berdiam diri di warung kopi tanpa ada program kerja mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak maksimal, rasa malas yang sudah melekat pada diri mereka yang membuat

6 susah untuk bangkit merubah keadaan menjadi lebih sejahtera. Seorang pekerja dalam hal ini petani tidak mungkin dapat melakukan cara kerja yang baik kalau tidak memiliki acuan atau patokan dalam melaksanakan kerja yaitu etos kerja dan kemampuan keterampilan kerja. Menurut the Gie Liang (1968:24), menyatakan bahwa etos kerja petani memiliki beberapa sikap yaitu: efektif dan efisien, kerja keras, disiplin, dan orientasi kemasa depan. Dari sekian jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat, khususnya di Desa Sukaramai sekitar 55% dari sebaran penduduk yang ada di Desa tersebut berprofesi sebagai petani. Adapun data jumlah penduduk yang diterima dari Kepala Desa Sukaramai adalah sebanyak 400 KK dengan jumlah laki-laki sebanyak 721 orang dan perempuan sebanyak 926 orang. Berdasarkan pekerjaan masyarakat di Desa Sukaramai PNS 45 orang, pedangan 92 orang, TNI/POLRI 14 orang, Petani 517 orang, wiraswata 32 orang, jasa 13 orang dan buruh 41 orang (Sumber: kantor kepala desa sukaramai data jumlah angkatan kerja tahun 2014). Problema yang berpangkal pada menurunnya hasil produksi petani disebabkan Belum maksimalnya petani dalam menerapkan panca usaha tani, rendahnya kesadaran petani dalam mengerjakan pekerjaannya sebagai pengelola lahan pertanian, adanya lahan-lahan yang terbengkalai/lahan kosong yang tidak diproduksikan, petani masih bekerja secara tradisonal atau pengetahuan tentang teknik bertani masih kurang, hasil panen terus menurun/tidak maksimal, petani masih kurang disiplin dalam penggunaan waktu bekerja menyebabkan jauh tertinggal dari kelompok masyarakat lainnya dan mampu meningkatkan

7 produktivitas dari suatu daerah tersebut dan semakin berkurang tingkat kemiskinan bagi masyarakat petani. Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Etos Kerja Petani Penggarap dan Petani Pemilik di Desa Sukaramai Kabupaten Pakpak Bharat. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah yang relevan dalam penelitian ini yaitu : 1. Belum maksimalnya petani dalam menerapkan sistem panca usaha tani 2. Kurangnya kesadaran petani dalam mengerjakan pekerjaannya sebagai pengelola lahan pertanian 3. Pengetahuan tentang teknik bertani masih kurang/bekerja secara/turun temurun 4. Adanya lahan-lahan yang terbengkalai/lahan kosong yang tidak diproduksikan 5. Kebiasaan kerja yang asal-asalan menyebabkan hasil panen terus menurun/tidak maksimal 6. Petani masih kurang disiplin dalam penggunaan waktu bekerja. 1.3 Batasan Masalah Melihat banyaknya masalah yang muncul, agar masalah tersebut terarah maka perlu diadakan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dilakukan dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, dana, tenaga, alat yang diperlukan. Maka batasan masalah sangat penting karena merupakan fokus penelitian. Dengan

8 melihat masalah yang timbul yaitu hasil pertanian yang rendah dan lahan-lahan yang terbengkalai, dan kurang efisien dalam penggunaan waktu bekerja, bekerja masih bersifat tradisonal yang disebabkan oleh lahan yang tidak subur, iklim yang tidak mendukung, pengetahuan yang masih kurang, etos kerja yang rendah. Maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah Etos Kerja Petani Penggarap dan Petani Pemilik di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat. Karena beragamnya jenis petani di daerah tempat penelitian saya, maka peneliti memfokuskan pada satu jenis petani saja yaitu petani padi. 1.4 Rumusan Masalah Masalah merupakan kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan dengan kenyataan, dan cara pemecahan masalah tersebut harus segera diambil. Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Seberapa Baik Etos Kerja Petani Penggarap dan Petani Pemilik di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat. 1.5 Tujuan Penelitian Pada umumnya sebuah kegiatan penelitian berorientasi kepada tujuan tertentu, dalam kaitan ini maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Etos Kerja Petani Penggarap dan Petani Pemilik yang ada di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat dilihat

9 dari seberapa besar keefektifan dan efisienan, kerja keras, disiplin dan orintasi kemasa depan dalam bekerja dan dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. 1.6 Manfaaat Penelitian 1.6.1 Manfaat teoritis a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dan masyarakat bahwa peran etos kerja sangat penting dalam segala pekerjaan. b. Sebagai bahan pembanding bagi penulis lain untuk meneliti masalah yang sama dengan penelitian di daerah yang berbeda. 1.6.2 Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk mahasiswa dalam menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman untuk membuat suatu karya ilmiah dimasa yang akan datang. b. Untuk memberi saran atau masukan kepada Dinas Pertanian maupun kepada Penyuluh Pertanian yang ada di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat bagaimana etos kerja petani yang sebenarnya yang dilakukan petani di desa tersebut. c. Dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat Sukaramai untuk dapat mengetahui bagaimana bekerja yang sesungguhnya dengan menerapkan etos kerja dalam pekerjaan yang digelutinya.