Shinta Shabrina; Dewi Mayangsari; Dyah Ayu Wulandari. Prodi DIV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci: Cirebon, kecacingan, Pulasaren

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

Factors correlated with helminthiasis incidence on students of Cempaka 1 Elementary School Banjarbaru

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. ABSTRACT

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEBIASAAN DENGAN KASUS ENTEROBIASIS PADA SISWA KELAS III SDN CIBOGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. usus yang masih tinggi angka kejadian infeksinya di masyarakat. Penyakit ini

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO


BAB II TIJAUAN PUSTAKA. A. Infeksi cacing Enterobius vermicularis (Enterobiasis)

Kata Kunci: kebersihan kuku, kebiasaan mencuci tangan tangan, kontaminasi telur cacing pada kuku siswa

GAMBARAN KEBERSIHAN TANGAN DAN KUKU DENGAN INFEKSI ENTEROBIASIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

HUBUNGAN HIGIENE TANGAN DAN KUKU DENGAN KEJADIAN ENTEROBIASIS PADA SISWA SDN KENJERAN NO. 248 KECAMATAN BULAK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

ABSTRAK. Antonius Wibowo, Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto Lana, dr

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SDN BATUAH I DAN BATUAH III PAGATAN

HUBUNGAN HIGIENITAS PERSONAL SISWA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN NEMATODE USUS

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

ABSTRAK. Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths (STH)

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

PEMERIKSAAN NEMATODA USUS PADA FAECES ANAK TK (TAMAN KANAK- KANAK) DESA GEDONGAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dan menyerang semua kelas sosioekonomi (Kim et al., 2013). Hampir 400

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DETEKSI DINI TB PARU

ABSTRAK PREVALENSI ASKARIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.


BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

FREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN

HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

HUBUNGAN BESARAN UANG SAKU DENGAN PEMILIHAN JAJANAN SEHAT. Connections between The Amount of Pocket Money with Selection of Healthy Snack

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pada Anak Panti Asuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2011). Anak usia sekolah merupakan

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HELMINTH INFECTION OF CHILDREN IN NGEMPLAK SENENG VILLAGE, KLATEN. Fitri Nadifah, Desto Arisandi, Nurlaili Farida Muhajir

HUBUNGAN INFEKSI CACING ASCARIS LUMBRICOIDES DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA SISWA PEREMPUAN SD SALSABILA KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING OXYURIS VERMICULARIS PADA SISWA KELAS 1 SDN KEMIJEN 02 KELURAHAN KEMIJEN KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG Shinta Shabrina; Dewi Mayangsari; Dyah Ayu Wulandari Prodi DIV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang Email: shintashabrina1@gmail.com Abstrak Latar Belakang : Infeksi cacing merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menyebabkan kurang gizi dan gangguan kognitif, dengan anak-anak sekolah biasanya mengalami beban penyakit terberat. Infeksi cacing Oxyuris Vermicularis juga dapat menyebabkan vulvitis akibat reaksi terhadap telur-telur cacing yang diletakkan di tempat ini. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian infeksi cacing oxyuris vermicularispada siswa kelas 1 SDN Kemijen 02 Kelurahan Kemijen Kota Semarang. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Responden yang menjadi subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas 1 SDN Kemijen 02 Kelurahan Kemijen Kota Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling dengan jumlah 40 responden. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 responden sebagian besar terinfeksi cacing Oxyuris Vermicularis yaitu 22 (55%) anak dan sebagian besar mempunyai perilaku kebiasaan personal hygiene kurang baik yaitu 20 (87,0%) anak. Dari hasil uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kejadian infeksi cacing Oxyuris Vermicularis (ρ value = 0.000). Untuk pihak sekolah dam masyarakat diharapkan dapat menerapkan kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Serta untuk puskesmas dapat melakukan deteksi dini untuk infeksi cacing dengan melakukan pemeriksaan cacing secara teratur. Personal Hygiene; infeksi cacing Oxyuris Vermicularis Abstract Worm infection is a major public health problem and cause malnutrition and cognitive impairment, with school children usually experience the heaviest burden of disease. Oxyuris vermicularis worm infections can also cause vulvitis due to a reaction to the worm eggs are laid in this place. This research will aims to determine the correlation of personal hygiene with the prevalence of worm infections oxyuris vermicularis pada first grade students of SDN 02 Kemijen Village Kemijen Eastern District of Semarang. Research design that used analytic survey with cross sectional approach. Respondents who is the subject of this study were all students in grade 1 SDN Kemijen 02 Sub Kemijen Eastern District of Semarang Semarang. Sampling using total sampling technique with a number of 40 respondents. Research result shows that of the 40 respondents largely Oxyuris vermicularis worm infected at 22 (55%) of children and most have personal hygiene habits of behavior is not good that 20 (87.0%) children. Of Chi- Square test results showed no significant relationship between personal hygiene with a prevalence of worm infections Oxyuris vermicularis (ρ va lue = 0.000). The school community is expected to implement the dam habit Clean and Healthy Lifestyle (PHB S). As well as to public health center can do for the early detection of worm infection by examining worms regularly. Key word : Personal Hygiene; worm infections Oxyuris Vermicularis 38

Pendahuluan Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan terbaru yang diangkat menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) ini yang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. [1] Kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya. [2] Infeksi cacing merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menyebabkan kurang gizi dan gangguan kognitif, dengan anak-anak sekolah biasanya mengalami beban penyakit terberat. Untuk setiap spesies cacing yang tingkat morbiditas berkaitan dengan intensitas infeksi, sedangkan tingkat morbiditas mungkin juga terkait dengan jumlah infeksi spesies yang berbeda. Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh dari SDN Kemijen 02 Kota Semarang dengan tekhnik wawancara pada 5 orang anak kelas 1. Didapatkan 3 orang anak mengalami gatal di daerah sekitar anus pada malam hari sedangkan 2 orang anak tidak mengalami gatal pada malam hari. Peneliti juga melihat begitu jam istirahat banyak anak langsung menuju penjual makanan di sekitar sekolahan dan langsung memakan makanan yang telah dibeli tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Padahal mereka sudah banyak menyentuh barang-barang yang kotor seperti pintu, tempat duduk serta meja. Tujuan umum peneliti adalah mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian infeksi cacing Oxyuris Vermicularispada siswa kelas 1 SDN Kemijen 02 Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang. Tinjauan Teoritis A. Perilaku Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. [3] Menurut Hidayat (2008) [4], perawatan diri atau kebersihan diri 39

(personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yaang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. B. Infeksi Cacing Oxyuris Vermicularis Enterobius vermicularis atau Oxyurius vermicularis dikenal umum dengan nama cacing kremi. Cacing ini tersebar luas diseluruh dunia jadi tidak hanya di daerah tropis saja. Umumnya berparasit pada anak-anak. [5] Enterobiasis (oksiuriasis = nama lama) merupakan infeksi yang dikarenakan cacing kremi. Kebanyakan terjadi pada anak-anak, dan infeksi dapat mengenai seluruh lapisan sosio-ekonomi. Penyakit ini masuk ke dalam tubuh dengan cara telur infektif yang tertelan atau tercemar pada kulit perianal, udara, baju tidur dan baju dalam. [6] Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan Cross sectional. Survey analitik adalah survey yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Sedangkan Cross sectional adalah suatu penelitian untukmempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dangan efek, dengancara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat penelitian ( point time approach). Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Pada metode ini pengumpulan data untuk mengetahui kebiasaan personal hygiene, menggunakan angket atau kuesioner tertutup sehingga responden hanya menjawab ya atau tidak pada pertanyaan yang diberikan. Pengumpulan data untuk mengetahui Infeksi cacing Oxyuris Vermicularis dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium melalui swab anal. Pemeriksaan swab anal yang digunakan adalah teknik pemeriksaan telur cacing yaitu dengan melakukan hapusan pada daerah sekitar anus kemudian diperiksa secara mikroskopis. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 40 siswa kelas 1 SDN Kemijen 02 Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan Personal Hygiene dengan kejadian infeksi cacing Oxyuris Vermicularis. 40

Berdasarkan tabel hasil dapat diketahui bahwa dari 40 siswa kelas 1 SDN Kemijen 02 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang yang diteliti diperoleh 22 (55%) anak yang terinfeksi cacing Oxyuris Vermicularis dengan 2 (11,8%) anak mempunyai kebiasaan personal hygiene yang baik. Sedangkan 18 (45,0%) yang tidak terinfeksi cacing dengan 3 (13,0%) anak mempunyai kebiasaan personal hygiene kurang baik. Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. [7] Menurut Hidayat (2008) [8], perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut teori Lawrence Green terdapat tiga faktor utama terjadinya perilaku, dalam hal ini yaitu perilaku tentang personal hygiene seseorang yaitu faktor-faktor predisposisi, faktorfaktor pemungkin, faktor-faktor penguat. Faktor-faktor predisposisi adalah faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilainilai tradisi dan sebagainya. Misalnya ketika guru atau tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada anak kelas 1 SD tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diantaranya tentang infeksi cacing yang diterima oleh anak kecil yang memiliki daya tangkap otak yang tinggi akan lebih mudah menerima informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri. Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Seperti misalnya sarana kesehatan yang memadai akan tetapi sosial ekonominya yang kurang juga dapat mempengaruhi untuk mendapatkan atau terbatasnya pelayanan kesehatan. Faktor-faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Misalnya ketika seorang anak tahu tentang menjaga kebersihan diri sendiri akan tetapi dari orang tua mereka atau orang di sekelilingnya yang tidak mencontohkan atau membimbing agar selalu menjaga kebersihan diri sehingga anak menjadi malas untuk 41

melakukan perilaku yang baik untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan dukungan dari keluarga. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi cacing diantaranya kebiasaan memakai alas kaki, mencuci tangan dan memotong kuku. Tanah merupakan media transmisi yang digunakan oleh cacing golongan Soil transmitted helminths untuk berkembang. Pada usia anak sekolah, anak-anak masih rentan untuk bermain di tanah. Untuk menghindari infeksi cacing, antara lain ialah memakai sandal atau sepatu. Kebiasaan ini apabila tidak didukung oleh aspek personal hygiene yang baik dapat meningkatkan faktor risiko untuk terkontaminasi telur cacing. Infeksi oxyuris terjadi akibat tertelannya telur yang infektif atau akibat kontak dengan kulit di sekitar anal, udara/inhalasi debu yang mengandung telur, baju tidur dan pakaian dalam. [9] Pemindahan telur cacing Oxyuris Vermicularis pada manusia dapat terjadi melalui auto infection, kontak langsung, pernapasan dan terjadi retrofeksi. [10] Hal ini sesuai dengan teori dari hasil penelitian didapatkan kenyataan bahwa siswa yang terinfeksi cacing Oxyuris Vermicularis sebagian kecil memiliki perilaku personal hygiene yang baik dan siswa yang tidak terinfeksi tetapi memiliki perilaku personal hygiene yang kurang baik. Hal ini dikarenakan telur cacing yang terdapat pada tangan, kaki dan kuku yang kotor masuk kedalam tubuh melalui media tanah, makanan ke dalam mulut sehingga terjadi infeksi karena cacing Oxyuris Vermicularis. Kebiasaan personal hygiene yang kurang baik mungkin dikarenakan sarana yang ada kurang mencukupi, keluarga kurang memberi dukungan untuk mebiasakan anaknya menggunakan alas kaki ketika bermain diluar rumah, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, memotong kuku seminggu sekali dan mereka tidak mengetahui pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri. Sehingga meskipun sudah diberikan obat cacing oleh pemerintah masih ada yang terinfeksi telur cacing. Selain itu, mereka yang memiliki kebiasaan personal hygiene kurang baik hanya baru sekali mengkonsumsi obat cacing yang diberikan oleh pemerintah saja. Sebagian besar siswa sudah mempunyai kebiasaan personal hygiene yang baik dan mereka tidak terinfeksi cacing Oxyuris Vermicularis. Hal ini dikarenakan mereka sudah membiasakan diri untuk menggunakan alas kaki ketika bermain diluar rumah, mencuci tangan dalam kegiatan sehari-hari baik dirumah maupun diluar rumah, memotong kuku, sehingga terhindar dari cacing, kuman dan bakteri yang berada di tangan 42

maupun di kaki. Sedangkan ada beberapa siswa yang mempunyai kebiasaan personal hygiene yang kurang baik tetapi mereka tidak terinfeksi cacing Oxyuris Vermicularis karena mereka sering mengkonsumsi obat cacing yang diberikan oleh orang tuanya. Penelitian yang dilakukan oleh Ella Faradila (2011) tentang Hubungan antara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian penyakit kecacingan di TK Pelita Hati Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Hasil penelitian menunjukkan Ada hubungan antara cuci tangan pakai sabun dengan kejadian penyakit kecacingan pada anak usia 3-5 tahun di TK Pelita Hati Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. [11] Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan personal hygiene dengan kejadian infeksi cacing Oxyuris Vermicularis di SDN Kemijen 02 Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang dapat disimpulkan: 1. Siswa sebagian besar mempunyai kebiasaan personal hygiene kurang baik. 2. Siswa sebagian besar terinfeksi cacing Oxyuris Vermicularis. 3. Ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kejadian infeksi cacing Oxyuris Vermicularis. A. Saran Dari hasil analisis dan kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Dasar Untuk lebih mengajarkan kepada siswa siswi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri serta dapat menerapkan kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah dengan cara membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan menggunakan sabun. 2. Bagi Puskesmas Untuk bisa melakukan kunjungan di sekolah-sekolah serta memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada siswa siswi di s ekolah maupun kepada masyarakat serta perlu dilakukannya pengobatan bagi anak-anak yang terinfeksi cacing beserta keluarganya mengingat mudahnya transmisi penularan cacing. 43

3. Bagi Masyarakat Untuk bisa menerapkan PHBS terutama memakai alas kaki, kebiasaan cuci tangan dan memotong kuku pada tiap rumah tangga khususnya orang tua kepada anaknya untuk membiasakan perilaku tersebut serta memberikan obat cacing secara berkala. 4. Bagi Siswa Kelas 1 SD Untuk bisa lebih rajin untuk melakukan perilaku yang baik seperti memakai alas kaki ketika bermain di luar rumah, mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan, mencuci tangan setelah BAB dan memotong kuku minimal 2 minggu sekali. Daftar Pustaka [1] Syafrudin. Ilmu Kesehatan Masyarakat, h.5. Jakarta: Trans Info Media; 2011 [2] Isro in, Laily. Personal Hygiene. Jakarta: Graha Ilmu; 2012 [3] Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat, h.135 Jakarta: Rineka Cipta; 2011 [4] Hidayat, Aziz Alimul. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba; 2008. [5] Irianto, Koes. Parasitologi Medis, h.238-239. Bandung: Alfabeta; 2013 [6] Rampengan, T H. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak, h.244. Jakarta: EGC; 2007 [7] Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat, h.135 Jakarta: Rineka Cipta; 2011 [8] Hidayat, Aziz Alimul. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba; 2008. [9] Rampengan, T H. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak, h.244. Jakarta: EGC; 2007 [10] Irianto, Koes. Parasitologi Medis, h.241. Bandung: Alfabeta; 2013 [11] Ella Faradila. Hubungan antara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian penyakit kecacingan di TK Pelita Hati Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Kabupaten Pemalang. 2011 44