BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di

BAB IV PENINGKATKAN AKHLAQ AL-KARIMAH MELALUI KAJIAN SIMTUD DURAR PADA JAMA AH MAJLIS TA LIM TSAMROTUL HIKMAH GUNUNGPATI SEMARANG

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI

Instrumen wawancara kepala BAPAS Klas I Semaran

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kehidupan peserta didik. pelayanan bimbingan dan konseling adalah: (1) masalah-masalah pribadi,

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral merupakan kaidah norma yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan masyarakat dan kelompok

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

Sesungguhnya dengan dzikir tenteramlah segala qolbu. (Al-Ra du: 28). 2

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), hlm Dadang Hawari, Al-Qur an Ilmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

BAB IV ANALISIS MASALAH. dirasakan sebagai suatu gangguan dalam jalan kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang 1. Sejarah Singkat Berdirinya Balai

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB IV ANALISIS PENYEMBUHAN PENYAKIT SOMBONG DALAM AL-QUR AN PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB IV PERILAK TERPUJI

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Seni Menata Hati Dalam Bergaul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

Dasar-dasar Metode Penelitian

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. Bulan Bintang, 1977), hlm Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta:

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

NILAI MUHASABAH (STUDI BIOGRAFI PADA SESEORANG YANG MENGALAMI EVALUASI DIRI POSITIF)

BAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ditulis oleh Administrator Selasa, 10 September :56 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 10 September :15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

No Karakter Pengertian No 1. Bermutu adalah mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Bermutu

Transkripsi:

56 BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. Analisis Moral Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang Data pada bab III merupakan bahan dasar untuk melakukan pembahasan hasil penelitian pada bab ini. berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kondisi moral klien anak Balai Pemasyarakatan klas I Semarang mengacu pada pendapat Hasan (2006) tentang moral dan anak itu di arahkan pada 3 aspek yaitu; aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek perilaku. Hasil penelitian yang dijabarkan dengan indikator ini menunjukkan hasil yang menarik untuk dikaji lebih dalam berdsarkan ketiga aspek mengenai moral. Moral merupakan kaidah norma yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan masyarakat dan kelompok sosial, sehingga bertujuan untuk mengukur standar baik dan buruk yang ditentukan oleh individu dengan nilai-nilai sosial budaya di mana individu tinggal (Thalib, 2010: 57). Dalam hidup bermasyarakat manusia tidak bisa lepas dengan kata moral karena apapun yang manusia lakukan akan dilihat menggunakan ukuran moral. Moral yang baik adalah yang sesuai dengan aturan hukum(al-qur an) dan sunnah rasul. Sedangkan moral yang buruk adalah yang merugikan masyarakat maupun diri sendiri (wawancara Catur, 20-5-2016). Menurut Hasan (262:2006), bahwa seseorang bisa dikatakan meningkat moralnya apabila memiliki tiga aspek, yaitu memiliki afektif atau emosional moral, kognisi moral, dan perilaku moral yang baik. Setelah dilakukan penelitian, peneliti melihat bahwa klien anak Balai Pemasyarakatan klas I Semarang memiliki beberapa aspek dalam moral. moral yang dimiliki klien anak Balai pemayarakatan klas I Semarang masih belum sempurna, karena moral sendiri pada dasarnya memerlukan proses yang cukup panjang dengan mendapatkan dukungan dari lingkungan keluarga, ma syarakat dan tentunya pemerintah. Ketiga aspek yang dimiliki klien anak Balai Pemasyarakatan klas I Semarang yaitu:

57 1. Aspek afektif (emosional) moral terdiri dari berbagai jenis perasaan, seperti perasaan bersalah atau malu, perhatian terhadap perasaan orang lain dan sebagainya) yang meliputi tindakan benar dan salah yang memotivasi pemikiran dan tindakan moral. Seperti klien anak P dan H keduanya memiliki kebiasaan buruk mencuri dan yang H suka melakukan pemukulan kepada teman sekolahnya dan tindakan mencuri ini sudah menjadi kebiasaan mereka dikarenakan faktor tidak adanya perhatian dari orang tua dan faktor ekonomi yang serba kekurangan. Sedangkan klien R melakukan tindakan pencurian hanya satu kali dan Y di kenakan kasus percobaan pencurian karena faktor pengawasaan orang tua yang kurang dan akibatnya anak salah pergaulan. Setelah mendapatkan bimbingan dan konseling Islam klien P, H,R dan Y sudah menunjukkan perasaan malu rasa bersalah, dan perhatian kepada perasaan orang lain. Islam mengajarkan pentingnya rasa malu untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis: Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda Malu itu pertanda dari iman. (HR. Bukhori dan Muslim). 2. Aspek kognitif moral merupakan pikiran yang ditunjukkan seseorang ketika memutuskan berbagai tindakan yang benar atau salah. Beberapa diantaranya analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa klien yang sebelumnya tidak bisa membaca alqur an ketika tindakan pembelajaran kognitif diberikan ada perkembangan dari klien yaitu mampu membaca dan dari membaca disitulah pengetahuan klien bertambah dan mendapatkan pengalaman sehingga akan terus berusaha untuk belajar dan meraih cita-cita. Kegiatan lain yang ditanamkan adalah sholat berjama ah. Sholat merupakan kewajiban bagi setiap hamba Allah SWT yang beriman. Bentuknya adalah serangkaian gerakan dan do a dengan menghadapkan wajahnya kepada Yang Maha Pencipta. Pada aspek kognitif klien yang sebelumnya tidak tahu gerakan sholat sekarang klien sudah mengingat gerakan sholat dari mulai niat sampai salam sehingga klien dapat

58 menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya bimbingan motivasi pada klien tentang semangat untuk bertahan hidup diberikan agar klien memiliki pandangan hidup serta tujuan hidup yang dilandaskan untuk mendapat ridla dari Allah SWT. 3. Aspek perilaku moral merupakan tindakan yang konsisten terhadap tindakan moral seseorang dalam situasi di mana mereka harus melanggarnya. Bagaimana seseorang sesungguhnya berperilaku ketika mengalami godaan untuk berbohong, curang, atau melanggar atauran moral lainnya. Dalam aspek perilaku moral ini klien anak yang sudah mengalami peningkatan aspek afektif dan kognitif di lepas di lingkungan masyarakat bagaimana sikap klien dalam membantu temannya yang mengalami kesulitan. Dengan dilepaskannya klien di lingkungan masyarakat klien akan belajar beradaptasi dan akan belajar bagaimana menahan godaan yang dulu pernah mereka lakukan. Apakah dia kembali ke lingkungan yang buruk atau mereka memilih untuk meninggalkan teman-temannya yang buruk. Dan pada penelitian yang peneliti lakukan terhadap hasil analisis peneliti klien anak sudah bisa mempertahankan diri untuk tidak mengikuti teman-temannya yang berperilaku buruk. Seperti klien P dan H ketika melihat temannya sedang mencuri di sekolahan dia melaporkannya pada guru sekolah, meskipun hati merasa takut diancam tetapi demi membela kebenaran maka dia beranikan diri. Hal ini dibenarkan oleh orang tua asuhnya yaitu abah khamid. Klien Y yang sekarang memilih untuk berhati-hati dalam bergaul dengan teman sekarang fokus dengan hobi silatnya di sekolah dan balapan motor di tempat yang resmi. Hal ini juga dibenarkan oleh orang tuanya yaitu bapak Sudarman. Selanjutnya klien R dia memilih untuk meninggalkan nongkrong malam dan lebih berhati-hati dalam bergaul. B. Analisis Peranan Bimbingan dan Konseling Islam dalam Meningkatkan Moral Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang Bimbingan dan konseling Islam sebagaimana telah diuraikan dalam bab sebelumnya merupakan bagian dari proses dakwah. Artinya, bimbingan dan

59 konseling Islam sebagai ilmu dakwah terapan bertanggung jawab secara praktis terhadap pembentukan pribadi, keluarga dan masyarakat. Hal ini terjadi karena sebenarnya dakwah adalah aktivitas praktis, aktivitas yang langsung dihadapkan pada realitas di lapangan, bukan sekadar pendekatan teoritis yang tidak sesuai dengan realitas sehingga jika terjadi ketimpangan dan kerancuan dalam pembentukan psikologi seseorang agar sesuai dengan nilai-nilai Agama maka harus menilik bagaimana kerangka berpikir serta berjalannya aktivitas dakwah (Musnamar, 1995 : 23). Menurut Adz-Dzaky (2001: 137), bimbingan dan konseling Islam adalah suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada individu yang `meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana sehingga seorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kepribadiannya, keimanannya, dan keyakinannya sehingga dapat menanggulangi problematika hidup dengan baik dan benar secara mandiri yang berpandangan pada al-qur an dan Sunnah Rasulullah SAW. Peranan bimbingan dan konseling Islam dalam meningkatkan moral klien anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang dilakukan untuk memberikan pemahaman diri akan potensi yang diberikan kepada diri klien anak di Balai Pemasyarakatan klas I Semarang dan sebagai bantuan yang ditujukan untuk pemecahan masalah yang menyangkut diri pribadi, individu maupun kelompok. Peranan bimbingan dan konseling Islam di Bapas klas I Semarang guna untuk membantu proses penyembuhan dan pemulihan serta menuntun kearah yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT. Bimbingan dan konseling Islam kepada klien anak pelaku kriminalitas ditangani langsung oleh pembimbing Islam atau konselor Islam. Pembimbing memberikan bimbingan dengan menggunakan berbagai pendekatan dan penanaman akidah, akhlak, serta ibadah kepada klien anak melalui nasehat-nasehat atau kata-kata yang menyentuh hati mereka. Bimbingan dan konseling Islam di bapas klas I Semarang merupakan suatu upaya dalam membantu merubah perilaku menyimpang klien anak untuk menjadi pribadi yang bermoral, serta

60 membantu memberikan pemulihan mental klien anak pelaku kriminalitas agar lebih tenang, ikhlas, sabar, dan tabah dalam menghadapi ujian yang dialaminya. Isi materi bimbingan dan konseling Islam dan cara-cara yang digunakan menurut ajaran Islam dapat membantu para klien dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan kehidupannya. Terutama berhubungan dengan krisis kejiwaan, seperti pencarian konsep diri yang berhubungan dengan kepribadian, dan lainnya. Bimbingan dan konseling Islam sebagai suatu bantuan dari ahli sangat dibutuhkan bagi para klien yang bermasalah, agar mereka dapat berkesempatan membenahi diri mereka sendiri yang sedang dalam masa pubertas atau masa pencarian jati diri. Jika dibiarkan tidak terarah dan tanpa bimbingan dikhawatirkan akan menyebabkan berbagai bentuk masalah kenakalan remaja. Dengan bimbingan ajaran Islam berupa keimanan, keibadahan dan akhlak Islami, diharapkan klien akan mendapat pencerahan sehingga dapat menemukan konsep diri yang sejatinya akan mereka bawa terus kepada masa dewasanya kelak. Bimbingan dan konseling Islam yaitu bimbingan yang dilakukan melalui cara-cara yang berkaitan dengan dakwah Islam seperti ta lim atau menuntut ilmu (pengkajian) yang di sebut dengan Al-Irsyad, Nashihah (nasehat yang baik), atau Isytisyfa (pengobatan) penyakit-penyakit kejiwaan seperti kesombongan, keluh kesah, tidak bersyukur dan lain sebagainya, dengan bimbingan dari segi ilmu untuk kemudahan hidup dan dzikir untuk ketenangan jiwa serta metode bisa membantu klien memperbaharui atau menambah keimanan serta ketaqwaan kepada Allah sehingga hidup dapat dijalani dengan baik. Peranan bimbingan dan konseling Islam dalam meningkatkan moral klien anak di Balai Pemasyarakatan klas I Semarang dilakukan untuk memberikan pemahaman diri akan potensi yang diberikan kepada diri klien anak dan menumbuhkan kembali sikap optimisme klien anak Balai Pemasyarakatan klas I Semarang untuk tidak mengulangi perilaku buruk yang telah mereka lakukan. Lebih dari itu melalui bimbingan dan konseling Islam ini juga

61 membuat para klien anak bisa merasakan kepercayaan kepada dirinya dalam bermasyarakat. Peranan bimbingan dan konseling Islam dalam meningkatkan moral klien anak di Balai Pemasyarakatan klas I Semarang ini diutamakan untuk merubah perilaku klien anak menuju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Bimbingan dan konseling Islam lebih dikhususkan kepada pengembalian kesadaran klien melalui kekuatan iman yang tertanam dalam jiwanya. Maka, pendampingan mutlak dibutuhkan bagi mereka, Karena dalam diri mereka akan menemui berbagai macam kesulitan berinteraksi dalam kaitannya menjalankan proses kehidupan bermasyarakat. Selain itu para klien anak terkadang masih mengalami kebimbangan dalam hati mereka dan mudah terbujuk oleh teman yang berperilaku negatif. Untuk itu diperlukan sebuah pendampingan yang membuat mereka bisa mengembalikan rasa percaya diri mereka khususnya dalam menjalani kehidupan menuju moral yang baik. Dengan bimbingan ini, para klien anak akan lebih mudah dalam mengontrol dirinya serta mampu memotivasi dirinya sendiri agar menjadi pribadi yang lebih mantap dan mandiri. Bimbingan dan konseling Islam ini juga berperan untuk memberikan pengarahan bagi para klien untuk memahami serta mengembangkan potensi yang mereka miliki seutuhnya (wawancara Ustadz Anas, 22-6-2016). Menurut Adz-Dzaky (2001: 137), bimbingan dan konseling Islam adalah suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada individu yang `meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana sehingga seorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kepribadiannya, keimanannya, dan keyakinannya sehingga dapat menanggulangi problematika hidup dengan baik dan benar secara mandiri yang berpandangan pada al-qur an dan Sunnah Rasulullah SAW. Melihat pentingnya bimbingan dan konseling Islam, maka penting diterapkan untuk orang yang bermasalah maupun yang tidak, karena pada dasarnya dengan adanya bimbingan dan konseling Islam orang akan selalu

62 mengingat Allah, membantu sedikit demi sedikit beban hati, dengan berbagai pengarahan yang diberikan sehingga hidupnya akan lebih tenang dan terarah. Menurut Sutoyo (2007: 25) menjelaskan bahwa dalam jangka pendek tujuan adanya bimbingan dan konseling Islam supaya individu dapat memahami dan menaati tuntuan dalam Al- Qur an. Diharapkan individu dapat memiliki keimanan yang kuat, dan secara pelan-pelan mampu meningkatkan kualitas kepatuhan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Untuk jangka panjang yang ingin dicapai adalah agar individu yang dibimbing secara bertahap bisa berkembang menjadi pribadi kaffah. Balai Pemasyarakatan klas 1 Semarang telah melaksanakan proses bimbingan yang diarahkan untuk melakukan perubahan pada klien. Untuk itu, kegiatan bimbingan dan konseling Islam direncanakan dengan menetapkan hal-hal berikut data klien, pembimbing, tujuan bimbingan, program kerja bimbingan, dan ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan kegiatan bimbingan. Bimbingan dan konseling Islam dalam meningkatkan moral klien anak berbeda dengan Balai Pemasyarakatan lain. Perbedaan tersebut terletak pada pelaksanaan bimbingan yang dilakukan. Proses bimbingan terhadap klien anak dan pendekatan yang digunakan harus diupayakan agar tidak menyinggung klien. Untuk itu Balai Pemasyarakan Klas 1 Semarang menetapkan tiga prinsip bimbingan, yaitu pendekatan secara persuasif, pemberian motivasi, dan perhatian secara khusus yang berkelanjutan. Tiga prinsip tersebut dilakukan secara simultan dalam melaksanakan bimbingan. Pertama, pendekatan secara persuasif dimaksudkan sebagai upaya bimbingan dengan cara membujuk secara halus dan penuh kasih sayang. Pendekatan ini sangat diperlukan agar tujuan bimbingan dapat diterima oleh para klien agar tidak mudah tersinggung. Rayuan dan bujukan secara halus, penuh kasih sayang oleh pembimbing diharapkan bisa mempengaruhi para klien untuk mengikuti kegiatan ataupun saran dari Balai Pemasyarakatan Klas 1 Semarang.

63 Kedua, pemberian motivasi merupakan upaya bimbingan dengan cara memberikan dorongan agar klien anak bersemangat melakukan kegiatankegiatan ataupun saran yang diberikan oleh Balai Pemasyarakatan Klas 1 Semarang. Pemberian motivasi ini dilakukan pembimbing dalam berbagai kesempatan, baik secara formal maupun informal. Pemberian informasi secara formal biasanya dilakukan dalam kegiatan bimbingan kepribadian dengan metode ceramah. Sedangkan motivasi secara informal dilakukan pembimbing dalam bentuk ngobrol santai. Hal ini sangat baik karena bisa membina keakraban dan kedekatan antara pembimbing dengan klien yang dibimbing. Ketiga, perhatian secara khusus dan berkelanjutan yang dimaksud adalah bimbingan dilakukan dengan memberikan pengawasan berdasarkan perilaku klien sebelum masuk Balai Pemasyarakatan klas 1 Semarang. Klien anak harus mendapatkan perhatian secara khusus dari pembimbing. Perhatian tersebut tidak hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, tetapi dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus. Materi yang diberikan kepada klien dalam rangka membimbing mereka agar lebih baik dari sebelumnya di fokuskan pada tiga aspek, yaitu aspek ibadah, aspek Al-Qur an dan aspek sosial keagamaan. Tiga aspek ini merupakan aspek dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia sebagai makhluk Tuhan dan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk Tuhan manusia memiliki kewajiban beribadah dan berdakwah. Sedangkan sebagai makhluk sosial manusia harus mampu menjadi sumber kedamaian dan ketenangan bagi manusia yang lain.