BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kardiovaskuler menempati ranking pertama sebagai penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia (Setianto, 2004). Penyakit kardiovaskuler adalah salah satu penyakit tidak menular yang merupakan penyumbang kematian terbesar (50%) dari peningkatan kematian karena penyakit tidak menular. Badan kesehatan dunia (WHO-World Health Organization) menempatkan penyakit tidak menular pada agenda kesehatan masyarakat global (WHO, 2007). WHO melaporkan non communicable disease (NCDs) menyumbang 60% mortalitas dan 47% beban penyakit dunia. Faktor risiko penyebab terjadinya penyakit tidak menular tersebut adalah hipertensi, penurunan asupan buah dan sayur, inaktivitas fisik, glukosa darah yang tinggi, obesitas, dan lemak darah yang tidak normal. Perilaku berisiko yang sangat berpengaruh antara lain disebabkan pola makan yang salah dan fisik yang tidak aktif (Balitbangkes, 2007). Di Indonesia, penyakit kardiovaskuler tercatat sebagai penyebab utama kematian pada dekade terakhir ini (Depkes RI, 2000). Dalam Profil Kesehatan DIY (Dinkes DIY, 2008) menyebutkan bahwa penyakit jantung termasuk dalam 10 besar penyakit penyebab kematian pada pasien rawat inap di rumah sakit pada tahun 2007 selain stroke, perdarahan intrakranial, cedera intrakranial, kecelakaan angkutan darat, diabetes mellitus, gagal ginjal, dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan. 1
Faktor risiko penyakit kardiovaskuler saat ini terdapat pada semua populasi, baik negara maju, menengah, maupun miskin. Pada negara maju, sepertiga kasus penyakit kardiovaskuler disebabkan 5 faktor: rokok, alkohol, hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas, sedangkan pada negara berkembang dengan angka kematian rendah seperti negara Cina, penyakit kardiovaskuler menempati 10 besar penyakit, dengan tetap tingginya penyakit infeksi dan kurang nutrisi. Pada negara yang sedang berkembang dengan angka kejadian penyakit kardiovaskuler tinggi seperti Afrika, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, rokok, alkohol, dan rendahnya asupan buah dan sayur merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler (WHO, 2007). Bila kita dapat mengendalikan faktor risiko secara dini, berarti kita dapat memperbaiki kualitas hidup dan survival jangka panjang (Setianto, 2004). Dari berbagai jenis penyakit jantung, penyakit jantung koroner menjadi penyebab utama kematian dengan frekuensi tertinggi (80%) (Baraas, 1996). Darmojo (1998) menyebutkan bahwa penyakit jantung koroner aterosklerosis menjadi penyebab kematian yang terbanyak dari berbagai jenis penyakit jantung koroner dengan frekuensi 99%. Kejadian aterosklerosis terbukti sangat erat kaitannya dengan hipertensi, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia, hiperglikemia, dan obesitas (Bray, 1998). Pada tahun 2004 telah dilakukan survei faktor risiko penyakit kardiovaskuler di Kota Yogyakarta yang merupakan bagian dari PRORIVA (Promosi Kesehatan untuk Pencegahan Penyakit Kardiovaskuler) project. Survei ini dilakukan pada 3206 responden warga kota Yogyakarta yang berusia 15-75 tahun yang berasal dari 150 Blok Sensus di Kota Yogyakarta. Berdasarkan survei tersebut diketahui bahwa faktor risiko utama penyakit 2
kardiovaskuler di Kota Yogyakarta adalah perilaku merokok, rendahnya konsumsi tinggi serat, dan rendahnya aktivitas fisik. Sebagian besar masyarakat Kota Yogyakarta telah memiliki kebiasaan dan kesadaran yang baik untuk mengonsumsi buah dan sayur, namun jumlah sayur dan buah yang dikonsumsi belum mencukupi kebutuhan. Rata-rata konsumsi sayur dan buah responden adalah 3,8 porsi per hari, setara dengan 380 ml sayur dan buah per hari. Berdasarkan kriteria dari WHO, konsumsi sayur dan buah yang cukup sebanyak 4,5 porsi per hari (Dewi, et al., 2005). Berdasarkan pada data tersebut maka penelitian untuk mengkaji hubungan karakteristik sosiodemografi, meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan perilaku konsumsi buah sayur masyarakat dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler menjadi penting dilakukan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah karakteristik sosiodemografi berhubungan dengan perilaku konsumsi buah sayur? 2. Apakah karakteristik sosiodemografi berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskuler? 3. Apakah perilaku konsumsi buah sayur berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskuler? 3
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Memberikan gambaran dan analisis tentang hubungan karakteristik sosiodemografi dan perilaku konsumsi buah sayur masyarakat dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi dengan perilaku konsumsi buah sayur masyarakat. b. Mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi dengan risiko penyakit kardiovaskuler. c. Mengetahui hubungan perilaku konsumsi buah sayur masyarakat dengan risiko penyakit kardiovaskuler. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan untuk program pencegahan penyakit kardiovaskuler dan penyakit-penyakit lainnya yang berhubungan dengan perilaku masyarakat. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat tentang risiko penyakit kardiovaskuler sehingga dapat dilakukan usaha pencegahan sejak dini. 4
E. KEASLIAN PENELITIAN Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: 1. Rahayuningsih & Isnawati (2010) meneliti tentang hubungan konsumsi buah sayur dengan tekanan darah anak sekolah dasar di SDIT Bina Amal Semarang. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa nilai r dari uji rank Spearman didapatkan nilai negatif yang menunjukkan adanya kecenderungan semakin rendah konsumsi buah sayur maka tekanan darah semakin tinggi. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan jumlah 47 subyek. Cara pengambilan subyek dengan consecutive sampling. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subyek penelitian, lokasi penelitian, cara pengambilan subyek dan jumlah subyek. 2. Anggara & Prayitno (2013) meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat. Pada penelitian ini disebutkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan secara statistik dengan tekanan darah. Sedangkan umur, pendidikan, pekerjaan, IMT, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kebiasaan olahraga, asupan natrium, dan asupan kalium berhubungan secara statistik dengan tekanan darah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian yaitu pasien yang berobat di Puskesmas Telaga Murni. Teknik pengambilan sampel secara purposif. Cara pengambilan data menggunakan kuesioner. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subyek penelitian, lokasi penelitian, dan teknik pengambilan sampel. 5