Kata Kunci: penanganan bagasi, kepuasan penumpang eksekutif, maskapai Garuda Indonesia, regresi linear sederhana

dokumen-dokumen yang mirip
Landasan Teori. Service Excellent

Rahimudin STTKD Yogyakarta

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI...

Septiyani Putri Astutik 1) STTKD Yogyakarta. Abstrak

Hardiyana STTKD Yogyakarta

PELAYANAN DAN PENANGANAN PENUMPANG KHUSUS DI RUANG TUNGGU (BOARDING GATE) PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA CENGKARENG

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International

Muh. Rafdi Samin STTKD Yogyakarta

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3)

PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA. Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

Sri Sutarwati 1), Surhanudin 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Udara Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

ANALISIS DESKRIPSI MENGENAI KENDALA PELAYANAN DI BOARDING GATE PT. GAPURA ANGKASA BANDARA AHMAD YANI SEMARANG. Indro Lukito STTKD Yogyakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan. suatu perjalanan dengan tujuan bisnis maupun berlibur.

Tika Furri N.A.S 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

PERBEDAAN JUMLAH BAGASI TERTUKAR DENGAN BAGASI RUSAK DI UNIT LOST AND FOUND PT GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA

Sri Sutarwati 1), Lusiana Aprilia Dewi 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

PENGARUH PELAYANAN PETUGAS TICKETING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG SOLO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

1 BAB I PENDAHULUAN. memerlukan transportasi untuk menghubungkan masyarakat disuatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

PELAYANAN FASILITAS TERMINAL BAGI PENGGUNA JASA PENERBANGAN

Lalu Fahmi Yasin 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Awan 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat dan bervariasi. Hal tersebut nyata dirasakan. dalam dunia penerbangan, baik penerbangan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak

Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Annisa Nurul Sucianingsih Palisoa 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. moda transportasi sangatlah lengkap, mulai dari transportasi darat, laut hingga

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pengguna jasa transportasi udara di Indonesia. maupun internasional terus meningkat, hal ini sejalan dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN.

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 14 TAHUN 1989 TENTANG PENERTIBAN PENUMPANG, BARANG DAN KARGO YANG DIANGKUT PESAWAT UDARA SIPIL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini telah menciptakan

ANALISIS DESKRIPTIF PELAYANAN DAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET. Nur Makkie Perdana Kusuma STTKD Yogyakarta ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

PENANGANAN PENUMPANG PADA MASA HIGH SEASON PENERBANGAN ROYAL BRUNEI AIRLINES DI X-RAY BOARDING ROOM PT. GAPURA ANGKASA CABANG BANDARA JUANDA-SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19)

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung

BAB I PENDAHULUAN. Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarikdan

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut pihak perusahaan dituntut untuk lebih dinamis lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

PENGARUH FASILITAS DI RUANG TUNGGU TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAPAT BAGASI PENUMPANG YANG HILANG ATAU RUSAK

JURNAL ILMIAH. TANGGUNG GUGAT MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAP BAGASI TERCATAT PADA PENGANGKUTAN UDARA DOMESTIK (Studi di Bandara Internasional Lombok)

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II URAIAN TEORITIS. Reservasi adalah sebuah proses perjanjian berupa pemesanan sebuah

cxütçvtçztç hätçz gxüå ÇtÄ cxçâåñtçz UtÇwtÜ hwtüt g} Ä ~ e ãâà ctätçz~t etçt

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi.

PROSEDUR PENANGANAN PENUMPANG DENGAN PERHATIAN KHUSUS (SPECIAL PASSENGER) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA INTERNASIONAL ADISOETJIPTO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al-

BAB V PENUTUP. melihat pengaruh pengaruh dari airlines service quality dan service recovery

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

Lihat Bali Free & Easy

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Transportasi menyangkut pergerakan orang dan barang pada hakekatnya telah dikenal

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2015 TENTANG

PELAYANAN KEPARIWISATAAN OLEH CUSTOMER SERVICE OFFICER (CSO) KEPADA CUSTOMER DI PT ANGKASA PURA I BANDAR UDARA INTERNASIONAL I GUSTI NGURAH RAI BALI

Udin Kurniadi STTKD Yogyakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015, No Republik Indonesia Nomor 4956); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

PENGARUH PELAYANAN PETUGAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 319 TAHUN 2017 TENTANG TIM PENGAWASAN PENANGANAN BAGASI PENUMPANG DI BANDAR UDARA

OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL 2F BANDARA SOEKARNO-HATTA TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kepulangan GA 879 HARI JADWAL PERJALANAN MP MS MM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan yang pesat dalam segala aspek kehidupan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. atau barang dari suatu merek dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor apapun

Lihat Bali Kintamani Volcano. Keberangkatan 28 Jan Jan 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

ANALISIS PENGARUH GAJI, UPAH LEMBUR DAN INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DIBIDANG PEMASARAN PADA PT. KAWASAN BERIKAT NUSANTARA

Nanik Riananditasari 1), Nindi Yulia 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara :

Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PENGARUH PENANGANAN BAGASI TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG EKSEKUTIF MASKAPAI GARUDA INDONESIA RUTE CGK- SIN OLEH PT. GAPURA ANGKASA DI BANDRA SOEKARNO-HATTA JAKARTA TAHUN 2013 Srihadi Asmaraningsih STTKD Yogyakarta ABSTRAK Banyak peusahaan penerbangan yang beroperasi di Indonesia salah satu diantaranya adalah Garuda Indonesia. Maskapai Garuda Indonesia berusaha untuk memberikan pelayanan prima bagi penumpang mulai dari penanganan penumpang hingga penanganan bagasi. Maskapai Garuda Indonesia mengupayakan agar penanganan bagasi penumpang eksekutif internasional dapat dilakukan dengan cepat dan tepat yang dapat memberikan kotribusi besar bagi tingkat kepuasan penumpang eksekutif. Penanganan dalam bagasi eksekutif menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas kepuasan penumpang eksekutif. Penumpang eksekutif adalah penumpang yang spesial dan bisa meningkatkan images perusahaan. Oleh karena itu penanganan bagasi harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (SOP) maka penanganan pada saat memeriksa bagasi penumpang eksekutif harus dilakukan secara cepat, teliti dan cermat. Penelitian ini dilakukan di PT. Gapura Angkasa Airport Service selaku penyedia jasa ground handling maskapai Garuda Indonesia di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta. Penelitian ini diambil selama 3 bulan yaitu mulai Bulan Januari sampai dengan Maret 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disebarkan di maskapai Garuda Indonesia. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 150 kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah penumpang Garuda Indonesia. Pengambilan data melalui responed dengan menyeebarkan kuesioner di Gapura Angkasa. Penyebaran kuesioner dimulai Bulan Januari sampai dengan Maret 2013. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear sederhana. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi 0,05. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yang ditunjukan dengan nilai signifikan F sebesar 0,048< a = 0,05 dan nilai signifikan t sebesar 0,000 < a = 0,05 yang berarti ada pengaruh signifikan antara penanganan penumpang bagasi eksekutif terhadap kepuasan penumpang eksekutif pada maskapai Garuda Indonesia rute CGK-SIN di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta. Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa R 2 3,9%. Nilai ini menunjukan 3,9% dari kepuasan penumpang dapat dijelaskan atau terwakili oleh variabel penanganan bagasi. Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai koefisien -0,169 yang artinya semakin tinggi kepuasan yang dirasakan oleh penumpang eksekutif maka kualitas penanganan bagasi akan menurun. Kata Kunci: penanganan bagasi, kepuasan penumpang eksekutif, maskapai Garuda Indonesia, regresi linear sederhana

PENDAHULUAN Perkembangan ilmu dan teknologi, merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi perkembangan nasional. Oleh karena itu diperlukan adanya kemampuan individu yang terlibat untuk menyesuaikan diri terhadap perkembangan dan tantangan. Salah atu dari sekian banyak objek dan saranan pada saat ini yang sangat pesat perkembangannya adalah di bidang transportasi udara. Melihat perkembangan pada saat ini, setiap maskapai penerbangan berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang atau pengguna jasa, hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah penumpang. Bagi kehidupan manusia sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Sarana transpotasi tidak terlepas dari adanya kemajuan teknologi dari hasil pemikiran manusia sebagai upaya memberikan pelayanan transportasi yang lebih baik, aman dan nyaman. Transportasi udara adalah salah satu alat transportasi yang sangat membantu dalam berbagai kegiatan masyarakat dari hari ke hari, hal ini menyebabkan sebagian dari masyarakat memilih alat transportasi melalui udara. Banyak peusahaan penerbangan yang beroperasi di Indonesia salah satu diantaranya adalah Garuda Indonesia. Maskapai Garuda Indonesia berusaha untuk memberikan pelayanan prima bagi penumpang mulai dari penanganan penumpang hingga penanganan bagasi. Maskapai Garuda Indonesia mengupayakan agar penanganan bagasi penumpang eksekutif internasional dapat dilakukan dengan cepat dan tepat yang dapat memberikan kotribusi besar bagi tingkat kepuasan penumpang eksekutif. Penanganan dalam bagasi eksekutif menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas kepuasan penumpang eksekutif. Penumpang eksekutif adalah penumpang yang spesial dan bisa meningkatkan images perusahaan. Oleh karena itu penanganan bagasi harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (SOP) maka penanganan pada saat memeriksa bagasi penumpang eksekutif harus dilakukan secara cepat, teliti dan cermat. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Penyimpangan yang terjadi akibat kerusakan atau kehilangan bagasi pada suatu rute penerbangan atau maskapai penerbangan akan berdampak langsung pada citra airlines itu sendiri. Kehilangan bagasi yang disebut dengan missing baggage atau mishandle baggage menyebabkan semakin banyaknya penumpang yang melakukan komplain terhadap maskapi penerbangan dan mereka menilai bahwa para petugas ground handling tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Para penumpang menilai kinerja para petugas ground handling sangat buruk sehingga mengakibatkan hilang dan rusaknya bagasi penumpang. Krisyanto (2009), menjelaskan bahwa penanganan bagasi tidak akan sulit dilakukan apabila dilakukan dengan prosedur yang berlaku, penanganan yang tepat terhadap bagasi didapat dari analisa yang baik dan didukung oleh data yang lengkap serta akurat.

Landasan Teori Penumpang Penumpang pesawat udara sebelum mengadakan suatu perjalanan terlebih dahulu melakukan pemesanan (reservasi) tiket untuk penentuan tanggal keberangkatan dan waktu keberangkatan. Berdasarkan reservasi, penumpang dapat digolongkan menjadi: 1. Penumpang yang sudah OK, yaitu pada tiket tertera OK dan nama penumpang tercantum pada daftar penumpang atau passanger name list (PNL). 2. Penumpang tidak ada record (no-record), penumpang tertera OK pada tiket tapi nama penumpang tidak terdapat PNL. 3. Penumpang dengan status menunggu (stand-by), yaitu penumpang yang status tiketnya belum OK dan namanya juga tidak tertera di PNL. 4. Penumpang tidak datang (no-show), nama penumpang ada di dalam PNL, tetapi yang bersangkutan tidak datang melapor untuk check-in. 5. Penumpang go-show, penumpang yang namanya tidak ada dalam daftar PNL, dan status tiket belum OK. Selain kelima jenis penumpang di atas, terdapat juga penumpang yang disebut dengan istilah last minute change (LMC). last minute change merupakan penumpang yang datang terlambat untuk datang check-in tetapi masih dapat diterima untuk naik (boarding) ke pesawat dengan ketentuan antara lain: 1. Calon penumpang tidak membawa koper atau bagasi, sehingga tidak menyebabkan keterlambatan karena masih harus memasukkan bagasi ke perut pesawat. 2. Calon penumpang masih punya cukup waktu untuk mengurus imigrasi dan berjalan ke pesawat. 3. Masih ada persediaan makanan di pesawat untuk calon penumpang tersebut, dll. Selain itu ada juga penumpang yang membutuhkan penanganan khusus dari penyedia jasa antara lain: 1. Penumpang very-very important person (VVIP), misalnya presiden dan wakil presiden, dan pemimpin negara asing. 2. Penumpang very important person (VIP), misalnya ketua MPR/DPR/DPA, menteri, gubernur, Duta Besar, Panglima TNI, Ketua MA dan pejabat-pejabat tinggi lainnya. 3. Penumpang comercial important person (CIP), misalnya direktur atau sekjen dari departemen pemerintah, presiden direktur suatu perusahaan yang mempunyai hubungan komersial dengan airlines, eksekutif perusahaan yang mempunyai hubungan komersial dengan pihak airlines. 4. Penumpang Unaccompanied Minor (UM), yaitu anak yang tidak ditemani oleh penumpang lain yang minimal berusia 12 tahun (untuk penerbangan internasional), dan 10 tahun (untuk penerbangan domestik). 5. Penumpang lemah (incapacitated passenger), yaitu penumpang yang kondidi fisik maupun kesehatannya membutuhkan perhatian secara individu baik pada saat naik pesawat, turun, selama penerbangan, atau pada waktu evakuasi darurat.

6. Penumpang buta atau tuli (blind and deaf), yaitu penumpang yang tidak bisa melihat dan mendengar. 7. Penumpang yang ditolak memasuki suatu negara (inadmisible passanger), yaitu orang yang ditolak untuk masuk ke suatu negara oleh petugas yang berwenang dari negara yang bersangkutan, disebabkan oleh kekurangan dokumendokumeen perjalanan. Bagasi Bagasi adalah barang milik penumpang atau milik pribadi yang dibutuhkan penumpang, seperti pakaian, benda untuk menunjang kenyamanan dan barang-barang yang dibutuhkan selama perjalanan. Ini termasuk bagasi terdaftar atau tidak terdaftar kecuali dinyatakan sebaliknya, seperti obat, perhiasan, uang, dokumen yang dinegosiasikan. Dokumen keamanan dan barang berharga tidak disarankan dimasukkan ke bagasi terdaftar, melainkan harus dibawa oleh penumpang setiap saat. Semua bagasi terdaftar atau tidak terdaftar harus melewati pemeriksaan sinar X. Disarankan untuk menyematkan kartu nama, alamat dan nomor telpon pada koper, untuk memudahkan identifikasi jika ada bagasi yang hilang diperjalanan. Bagasi eksekutif adalah bagasi yang spesial dan ditangani secara khusus. Pengertian dan penanganan bagasi meliputi: a. Baggage service/lost and found Lost and Found adalah suatu unit kerja ground handling yang berfungssi untuk menyimpan barang-barang yang belum ditemukan atau belum diambil oleh pemiliknya, dan merupakan suatu tempat untuk melaporkan apabila ada barang hilang atau rusak serta memproses penyelesaiannya. b. Lost and found staff Dalam divisi lost and found terdapat bagian-bagian atau staff yang bekerja menangani bagasi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Lost and Found Baggage Monitoring, bagian ini yang bertugas mengawasi bagasi yang akan diambil oleh penumpang di conveyort belt kedatangan. 2. Lost and Found Conveyort Belt, bagian ini bertugas mengawasi dan mengecek secara tuntas penumpang pada saat mengambil bagasi di conveyort belt untuk mencegah tertukarnya bagasi antara penumpang. 3. Lost and Found Storage, bagian ini bertugas melanjutkan tugas dari lost and found conveyort belt untuk mencatat secara manual maupun system rush tag, bagasi tertinggal, dan mengatur keluar masuknya bagasi yang diambil penumpang. 4. Lost and Found Counter, bagian ini bertugas menangani penumpang yang memiliki masalah dengan bagasi seperti bagasi rusak, bagasi hilang, bagasi tertinggal, pemberian dispensasi bagi penyampaian bagasi yang tertinggal bagi penumpang yang telah mengalami kendala-kendala penanganan bagasi. 5. Lost and Found Komunikasi, bagian yang bertugas melanjutkan tugas dari lost and found counter untuk menangani bagasi yang telah dilaporkan kepada petugas lost and found counter yaitu: a. Melaksanakan baggage tracking dengan cara mengirim berita dengan telex ke stasiun yang diperkirakan sebagai tempat bagasi yang bersangkutan berada atau tertinggal dari keberangkatan dan tempat tujuan kedua dari rute tersebut.

b. Memberi informasi dan penyampaian barang kepada penumpang tentang keberadaan bagasi apabila bagasi tersebut telah ditemukan dan diketahui keberadaannya serta menyampaikan bagasi tersebut dalam kesempatan pertama. Kasus umum yang biasanya timbul di area kedatangan: a. Bagasi hancur atau rusak b. Penemuan bagasi (bagasi tak bertuan) c. Bagasi hilang d. Keterlambatan bagasi e. Penyimpangan penempatan bagasi Apabila penumpang kehilangan bagasi atau bagasinya rusak pada saat pengambilan bagasi, maka berhak melaporkan ketidaknyamanan kepada petugas lost and found. Selanjutnya petugas lost and found akan mengisi PIR (Property Irregularity Report) sesuai keluhan yang disampaikan oleh penumpang. Setelah mengisi PIR apabila barang tersebut hilang penumpang akan diberi kompensasi dan selanjutnya petugas akan mengirimkan telex ke stasiun keberangkatan melaporkan hilang barang, setelah barang tersenut ditemukan akan diantar ke alamat penumpang tetapi apabila barang tersebut tidak ditemukan maka akan dilakukan pergantian kerugian sesuai jumlah barang yang hilang. Ground Handling Ground handling atau ground service mengandung maksud yaitu suatu aktifitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, peralatan pembantu penggerak pesawat dari darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di bandara, untuk keberangkatan (departure) maupun untuk kedatangan (arrival). Kepuasan Penumpang J Suprapto (1997) menyatakan bahwa kepuasan penumpang adalah tingkat persaan yang timbul antara harapan dan layanan yang diterima, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan makaa pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan merasa puas. Sedangkan jika kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Menurut Kotler (1997) kepuasan penumpang adalah perasaan senag atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Oliver (1998) kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang yang telah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Hipotesis Ho: Tidak ada pengaruh penanganan bagasi terhadap kepuasan penumpang eksekutif rute Cengkareng-Singapura.

H1: Terdapat pengaruh antara penanganan bagasi terhadap kepuasan penumpang eksekutif rute Cengkareng-Singapura. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penlitian Penelitian ini dilakukan di PT. Gapura Angkasa Airport Service selaku penyedia jasa ground handling maskapai Garuda Indonesia di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta. Penelitian ini diambil selama 3 bulan yaitu mulai Bulan Januari sampai dengan Maret 2013. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disebarkan di maskapai Garuda Indonesia. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 150 kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah penumpang Garuda Indonesia. Pengambilan data melalui responed dengan menyeebarkan kuesioner di Gapura Angkasa. Penyebaran kuesioner dimulai Bulan Januari sampai dengan Maret 2013. Pengolahan Data Statistik Pengolahan data atau analisis data dalam penelitian ini menggunakan persamaan linear sederhana: Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear sederhana. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Pengembalian Kuesioner Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan membagikan kuesioner kepada penumpang Gaaruda Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Dalam penelitian ini, peneliti membagikan sebanyak 150 kuesioner di Bandara internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Kuesioner tersebut diberikan secara langsung kepada peenumpang dengan tujuan agar tingkat pengembalian kuesioner tinggi. Dari 150 kuesioner yang dibagikan, kuesioner yang tidak diisi sebanyak 20 kuesioner. Kuesioner yang berhasil kembali sebanyak 130 kuesioner. Keseluruhan kuesioner yang

diterima kemudian diteliti kelengkapan dan kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan. Dari 130 kuesioner yang diterima, 30 kuesioner tidak dapat diolah karena kuesioner tersebut tidak lengkap. Ketidaklengkapan tersebut diantaranya terletak pada pengisian item-item pernyataan dan pada pengisian identitas responden. Oleh karena itu jumlah akhir kuesioner yang dapat diolah sebanyak 100 kuesioner atau sebesar 67%. Berikut adalah perhitungan tingkat pengambilan kuesioner: Tabel 1.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Gambaran Umum Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 orang responden, maka dapat diidentifikasikan profil responden berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan dalam kuesioner penelitian.

Dari tabel 1.3 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 59 orang (59%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kebanyakan orang yang pergi ke luar negeri dengan Maskapai Garuda Indonesia merupakan laki-laki. Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa mayoritas dari jenjang umur yang pergi ke luar negeri dengan Maskapai Garuda Indonesia adalah dari umur 40 sampai dengan umur 50, yaitu sebanyak 34 orang (34%), dan mayoritas dari jenjang pekeerjaan kebanyakan wirasawasta. Tabel 1.3 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Hasil pada tabel 1.3 angka R menunjukkan angka koefisien korelasi (Rxy) adalah 0,199 (positif). Hasil ini menjunjukkan bahwa terdapat korelasi posistif dan sangat kuat pada variabel penanganan bagasi (X) pada maskapai Garuda Indonesia rute CGK-SINdi bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Angka R square menunjukkan 0,039 atau 3,9%. Angka R 2 merupakan pengkuadratan dari angka R atau disebut koefisien determinasi (Kd) adalah (0,199) 2 = 0,039 atau 3,9%. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh atau kontribusi anatara variabel penanganan bagasi (X) dengan variabel kepuasan penumpang (Y) sebesar 3,9%. Dari hasil tabel 1.3 dapat dilihat juga hasil Anova menunjukan bahwa variabel independen yaitu penanganan bagasi (X) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen (Y) yaitu kepuasan penumpang maskapai Garuda Indonesia rute CGK-SIN di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta yang ditunjukan dengan nilai F hitung sebesar 4,025, dengan nilai signifikan F sebesar 0,048 atau berada dibawah tingkat signifikan () = 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa H1 diterima yaitu ada pengaruh signifikan antara penanganan bagasi terhadap kepuasan penumpang pada maskapai Garuda Indonesia rute CGK-SIN di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta. Dari tabel 1.3 diketahui Coefficient sebesar -0,169, hasil ini menunjukan bahwa penanganan bagasi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan namun dengan arah yang negatif. Arah negatif disini mempunyai arti bahwa petugas ground handling berasumsi dengan penanganan bagasi penumpang eksekutif yang ada atau sekedarnya sudah membuat penumpang eksekutif merasa puas, sehingga tidak perlu peningkatan kualitas dalam penanganan bagasi. KESIMPULAN 1. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yang ditunjukan dengan nilai signifikan F sebesar 0,048< a = 0,05 dan nilai signifikan t sebesar 0,000 < a = 0,05 yang berarti ada pengaruh signifikan antara penanganan penumpang bagasi eksekutif terhadap kepuasan penumpang eksekutif pada maskapai Garuda Indonesia rute CGK-SIN di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta. 2. Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa R 2 3,9%. Nilai ini menunjukan 3,9% dari kepuasan penumpang dapat dijelaskan atau terwakili oleh variabel penanganan bagasi. 3. Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai koefisien -0,169 yang artinya semakin tinggi kepuasan yang dirasakan oleh penumpang eksekutif maka kualitas penanganan bagasi akan menurun.

DAFTAR PUSTAKA Anggryadita. 2011. Perbandingan Rata-Rata Keterlambatan (Delay) Keberangkatan Penerbangan Tahun 2009 Dan 2010 Pada PT. Garuda Indonesia Dengan Rute SOC-CGK Di Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo. Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta. Gapura Angkasa. (1998).Ground Handling operation, Divisi Pelayanan Penumpang Dan Bagasi, Jakarta. Kotler. 1997. kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Kainama. 2011. Perbandingan Rata-Rata Kerusakan Dengan Kehilangan Bagasi Pada Divisi Lost And Found Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Jogyakarta. Natul, Ajhah. (2011). Pengaruh Jumlah Bagasi Terhadap Keterlambatan Bagasi Penumpang Pada Pesawat Garuda Indonesia Di PT. Gapura Angkasa Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali. Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta. Oliver. 1998.Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang yang telah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Purwanti. 2012. Hubungan antara jumlah penumpang dengan berat bagasipt.gapura Angkasa pada maskapai Garuda Indonesia B737-400 Rute Cengkareng-UjungPandang Periode Bulan Febuari sampai dengan bulan April 2012Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta. Putri, A. 2010. Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Auditor. TESIS. Program Magister Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara. Suprapto. 1997. Kepuasan adalah tingkat perasaan yang timbul antara harapan dan layanan yang diterima, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbadaan antara kinerja yang di rasakan dengan harapan. Syafi i. 2011. Koparasi Kepadatan Penumpang Pada Libur Hari Raya Idul Fitri dengan Libur Sekolah Pada Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia Di Bandara Internasional Adisoemarmo Solo. Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakrta.

Wisjnoe, Soetomo. 2010.Pessanger dan baggage handling. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta.