BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Situs jejaring sosial merupakan media komunikasi online terkini yang

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB I PENDAHULUAN. 88 juta orang dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan komunikasi atau sering disebut dengan Information and Communication

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para akademisi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan perilaku konsumen. keras seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Apabila seseorang

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

HUBUNGAN ANTARA KEBAHAGIAAN DENGAN INTENSI BERMEDIA SOSIAL PADA SISWA SMA TEUKU UMAR SEMARANG. Allysa Rahmanissa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perceptions of Personal and Group Discrimination menyatakan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

di Era Digital Mendidik Anak

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era digital, sosial media bukan lagi merupakan hal yang awam digunakan

BAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Secara umum perkembangan smartphone di seluruh dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian

LAMPIRAN. Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kecanduan internet merupakan ketergantungan psikologis pada internet, apapun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia tentunya tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Media sosial kini telah berkembang dari komunikasi satu arah menjadi platform

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi kian maju dewasa ini, khususnya pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. media. Situs jaringan sosial adalah forum online di mana pengguna dengan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar (Sadirman,

PERSONAL BRANDING MELALUI MEDIA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Perkiraan resmi dari APJII (Asosiasi Penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

APAKAH PEMASARAN MEDIA SOSIAL ITU?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data yang dihimpun dari Miniwatts Marketing Group (2014),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi mempermudah masyarakat untuk mengakses internet

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi terutama dengan adanya teknologi internet. Internet saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( (Bhardwaj & Fairhurst, 2010) ( internetworldstats.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan

BAB I PENDAHULUAN. Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka manusia dapat dikatakan tersesat dalam menjalani hidup.

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dari konvensional ke digital membuat. pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Fitur-fitur yang ditawarkan internet yang disebut juga dengan jejaring sosial

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan Internet memengaruhi cara orang-orang menghabiskan waktu luang. Internet merupakan salah satu cara mudah, relatif murah dan cukup praktis untuk keluar dari aktivitas yang melelahkan. Belum lagi, pada zaman sekarang ponsel selular relatif mudah didapatkan. Ponsel tersebut pun sudah difasilitasi dengan koneksi Internet dan para provider telepon selular memberikan harga yang terbilang murah kepada para kostumernya untuk dapat membeli kuota Internet. Produk-produk layanan Internet pun beragam, di antaranya surat elektronik, ruang bicara (chatroom), game online, blog, situs jejaring sosial, dan masih banyak lagi. Layanan Internet tersebut memberikan banyak fasilitas kepada penggunanya, termasuk hiburan. Jika individu bosan dan ingin mendapatkan hiburan, Internet dapat menyediakan informasi komedi berupa video atau pun cerita-cerita lucu yang telah dibagikan oleh para pengguna Internet lainnya. Individu yang ingin melakukan perjalanan atau melihat pemandangan indah dapat mencari gambar-gambar yang sudah diunggah ke Internet dengan mudah hanya dengan menggunakan mesin pencari. Dengan demikian, individu tidak perlu pergi ke teater-teater atau melakukan perjalanan dengan menghabiskan uang banyak untuk mendapatkan hiburan. Hadirnya Internet menarik perhatian masyarakat dunia, terutama di Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna Internet yang meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan laporan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna Internet di Indonesia mencapai 88 juta jiwa (Asosiasi 1

2 Penyelenggara Jasa Internet Indonesia [APJII], 2015). Pada tahun 2015, situs laman web wearesocial.com melaporkan pengguna Internet aktif di Indonesia mencapai 72,7 juta jiwa (Kemp, 2016). Tahun berikutnya, APJII (APJII, 2016) kembali melaporkan peningkatan angka pengguna Internet di Indonesia, yaitu sebesar 132,7 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia 256,2 juta jiwa. Berdasarkan laporan terakhir dari pihak APJII tahun 2016 bulan November silam, peminat Internet didominasi oleh pria, yaitu sebesar 52,5%. Hal ini berbanding terbalik dengan laporan pada tahun 2014 yang menginformasikan bahwa pengguna Internet Indonesia didominasi oleh wanita (51%). Perubahan peminat Internet di Indonesia dari segi usia dari tahun 2014 hingga tahun 2016 pun mengalami perubahan. Pada tahun 2014, pengguna Internet Indonesia didominasi oleh usia 18 hingga 25 tahun (49%). Laporan terbaru dari APJII menginformasikan bahwa pengguna Internet kini didominasi oleh usia 25 hingga 34 tahun (75,8%). APJII juga mengungkapkan masyarakat Indonesia mengakses Internet dilakukan di berbagai tempat (tidak menetap). Hal tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kebutuhan yang tinggi terhadap penggunaan Internet. Ditinjau dari segi alasan mengakses Internet, kebanyakan pengguna menyatakan hal tersebut dilakukan untuk mengupdate informasi (25,3%), sedangkan yang lainnya beralasan untuk keperluan pekerjaan, mengisi waktu luang, sosialisasi, keperluan pendidikan, hiburan, serta terkait dengan jualbeli online. Berbanding lurus dengan hal tersebut, dilaporkan bahwa konten yang paling banyak diakses oleh pengguna Internet di Indonesia adalah media sosial (97,4%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengguna di Indonesia melakukan akses Internet dimana saja untuk mendapatkan informasi terbaru yang diposting di situs jejaring sosial (media sosial).

3 Situs jejaring sosial didefinisikan sebagai layanan berbasis web yang memberikan kesempatan individu untuk membuat profil, mencari dan menemukan orang-orang yang ingin dihubungi, serta melihat kegiatan yang dilakukan oleh pengguna lainnya (Boyd & Ellison, 2007). Situs jejaring sosial ini memiliki banyak ragam, yaitu Facebook, Twitter, Path, Instagram, Flickr, Pinterest dan masih banyak lagi. Situs jejaring sosial tersebut memiliki keunikan masing-masing untuk menarik perhatian pengguna Internet. Sebagaimana yang telah dilaporkan APJII, konten Internet yang paling banyak dikunjungi pengguna adalah media sosial. Hingga November 2016, Facebook masih menjadi favorit pengguna Internet di Indonesia (54%), disusul dengan Instagram (15%), dan Youtube (11%). Sayangnya, APJII tidak melakukan survey mengenai waktu yang dihabiskan oleh para pengguna untuk mengakses konten tersebut. Namun demikian, bukan berarti tidak ada laporan mengenai hal tersebut sama sekali. Kemp (2016) melalui situs laman web wearesocial.com melaporkan dari 88 juta jiwa pengguna Internet di Indonesia, 79 juta jiwa diantaranya adalah pengguna aktif media sosial. Rata-rata waktu yang dihabiskan untuk megakses media sosial adalah 2 jam per hari. Artinya, pengguna menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk mengakses media sosial per hari seakan-akan hal tersebut sudah menjadi kegiatan harian yang harus dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa penelitian telah melaporkan bahwa waktu mengakses media sosial berbanding terbalik dengan kesejahteraan subjektif, terutama kepuasan hidup (penjelasan lebih lanjut mengenai kepuasan hidup akan dibahas pada bab selanjutnya). Kepuasan hidup pengguna media sosial terancam dikarenakan berbagai hal, misalnya melakukan perbandingan sosial (Frison & Eggermont, 2016), penggunaan pasif (Wenninger, Krasnova dan Buxmann, 2014), merasa iri (Appel,

4 Crusius, & Alexander, 2015; Krasnova, Wenninger, Widjaja, Buxmann, 2013; Lin & Utz, 2015; Tandoc, Ferrucci, & Duffy, 2015), merasa cemburu (Muise, Christofides, & Desmarais, 2009; Utz & Beukeboom, 2011), merasa kesepian (Burke, Marlow & Lento, 2010) serta menganggap bahwa kehidupan orang lain lebih menyenangkan (Chou & Edge, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh The Happiness Institute melaporkan mengenai seberapa besar pengaruh media sosial terhadap kebahagiaan secara umum. Sebanyak 1.095 reponden terlibat dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 ini. Sebagian di antara responden tersebut diminta untuk tidak mengakses situs jejaring sosial Facebook selama seminggu. Sebelumnya, responden diminta untuk megevaluasi kehidupannya dari dimensi yang berbedabeda. Hasil penelitian yang menggunakan metode eksperimen tersebut menemukan bahwa responden yang tidak mengakses Facebook selama seminggu melaporkan perasaan bahagia (88%), menikmati hidup (84%), antusias (61%), dan tegas (64%). Partisipan yang tidak mengakses Facebook juga melaporkan peningkatan kepuasan kehidupan sosialnya dibandingkan dengan partisipan yang mengakses Facebook selama seminggu. Di sisi lain, partisipan yang dibolehkan mengakses Facebook selama seminggu melaporkan rasa sedih (34%), cemas (54%), marah (20%), depresi (33%), dan kesepian (25%). Selain itu, mereka juga melaporkan merasa membuang-buang waktu, hanya memiliki sedikit waktu, merasa tertekan, serta merasa lebih kurang bahagia dibandingkan temantemannya (Tromholt, Lundby, Andsbjerg, & Wiking, 2015). Penelitian The Happiness Institute bukanlah satu-satunya penelitian yang melaporkan penggunaan situs jejaring sosial berdampak pada kebahagiaan individu. Chou dan Edge (2012) menemukan bahwa individu yang mengakses

5 Facebook lebih lama akan lebih mudah mengingat pesan positif dan gambargambar bahagia yang pada gilirannya memberikan impresi bahwa orang lain lebih bahagia. Hasil dari penelitian tersebut juga melaporkan bahwa semakin lama individu mengakses Facebook, semakin kuat kepercayaan mereka mengenai kebahagiaan orang lain dan semakin setuju bahwa hidup tidak adil baginya. Jika ditinjau lebih jauh, nampaknya aktivitas selama mengakses situs jejaring sosial berperan penting dalam meningkatkan atau menurunkan kepuasan hidup. Argumen ini diperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Wenninger, Krasnova, dan Buxmann (2014) yang melaporkan penggunaan pasif (passive following) berdampak negatif bagi kepuasan hidup. Berbeda dengan penggunaan aktif seperti posting dan chatting yang berdampak positif terhadap kepuasan hidup pengguna situs jejaring sosial. Laporan serupa juga didokumentasikan oleh Kross et al. (2013) yang mengungkapkan bahwa mengakses Facebook secara terus menerus dapat menurunkan kesejahteraan subjektif, baik dalam aspek afektif maupun kognitif. Dengan kata lain, semakin lama individu mengakses Facebook, semakin buruk perasaan mereka dari waktu ke waktu dan kepuasan hidup juga mengalami penurunan. Kross et al. (2013) juga mengemukakan bahwa kemungkinan penurunan kepuasan hidup ini terjadi diakibatkan oleh pada saat individu mengakses situs jejaring sosial, mereka telah merasa buruk (misalnya, merasa bosan, kesepian, cemas, atau merasa tertekan). Tidak hanya dari segi bagaimana individu menggunakan situs jejaring sosial (apakah menggunakannya secara pasif atau aktif), iri juga dituding sebagai prediktor penurunan kepuasan hidup pengguna situs jejaring sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Krasnova, Wenninger, Widjaja, Buxmann (2013) yang melaporkan iri sebagai ancaman tersembunyi bagi kepuasan hidup pengguna

6 situs jejaring sosial. Iri bisa terjadi di media sosial akibat pengguna membandingkan diri dengan orang lain dalam domain yang relevan dengan dirinya. Membandingkan diri merupakan salah satu langkah untuk menilai seberapa baik kehidupan individu selama ini. Penilaian ini nantinya akan berpengaruh pada kepuasan hidup individu. Tidak dapat dipungkiri bahwa situs jejaring sosial menjadi salah satu sarana munculnya emosi iri. Emosi iri bisa muncul karena orang lain memiliki atribut yang diinginkan, terlebih jika atribut tersebut sulit didapatkan oleh individu. Adanya fitur berbagi foto serta video di situs jejaring sosial tentunya akan merangsang munculnya emosi iri ketika mengakses situs jejaring sosial yang pada akhirnya mengancam kepuasan hidup jika individu tidak mengetahui bagaimana cara menekan emosi ini. Berbagai uraian di atas mengindikasikan bahwa kepuasan hidup pengguna mendapatkan ancaman dari cara menggunakan hingga emosi yang muncul ketika mengakses situs jejaring sosial. Alih-alih membuat pengguna terhibur, situs jejaring sosial menjadi media yang dapat merusak penilaian individu mengenai kehidupannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup adalah suasana hati dan pengalaman hidup. Berdasarkan fakta yang telah dikemukakan, pengguna cukup memakan waktu yang lama untuk mengakses situs jejaring sosial, yaitu 2 jam per hari. Jika pengguna hanya memonitor perkembangan tanpa melakukan aktivitas lain di situs jejaring sosial, maka kemungkinan untuk merasa lebih buruk dari pengguna lain akan dirasakan. Hal ini tentunya akan memunculkan perbandingan sosial yang kemudian melahirkan rasa iri pada pengguna lain, sedangkan iri dilaporkan menjadi ancaman tersembunyi bagi para pengguna situs jejaring sosial. Oleh karena itu, peneliti mengajukan penelitian mengenai hubungan antara penggunaan pasif dan iri dengan kepuasan

7 hidup pengguna situs jejaring sosial untuk mengonfirmasi data-data penelitian terdahulu. B. Rumusan Masalah Apakah penggunaan pasif dan iri dapat bersama-sama memprediksi kepuasan hidup pengguna situs jejaring sosial? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penggunaan pasif dan iri dengan kepuasan hidup pengguna situs jejaring sosial. 2. Manfaat a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah memberikan wawasan tambahan di bidang psikologi, terutama untuk psikologi dunia maya (cyberpsychology) mengenai hubungan antara penggunaan pasif dan iri dengan kepuasan hidup pengguna media sosial. b. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan acuan bagi peneliti lain yang tertarik meneliti dengan topik terkait dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa pengetahuan serta pemahaman lebih dalam mengenai penggunaan pasif di media sosial serta iri agar para pengguna media sosial dapat meningkatkan kepuasan hidupnya.