BAB IV KENDALA YANG DIALAMI SELAMA PROSES PERANCANGAN PANEL DINDING RINGAN BERBAHAN BOTOL PLASTIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari logam, proses pembentukannya yang relatif lebih sulit, dapat

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

baku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, dan lebih tahan terhadap korosi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan

: MUHAMMAD IQBAL NPM : DOSEN PEMBIMBING : DIMYATI, ST., MT

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

IV. KONSEP PERANCANGAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB V PONDASI TELAPAK

PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN MEJA KERJA PENJUAL KOPI, ES, TEH DAN ROKOK KELILING YANG MENGGUNAKAN SEPEDA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II LANDASAN TEORI... 5

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

Propylene (PP), yang diolah kembali untuk dijadikan agregat pada campuran beton, dan Susanto, dkk (2012) yang meneliti foam concrete (beton busa)

LAMPIRAN 1.1 Perhitungan Massa Jenis

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

STUDI KUAT LENTUR BETON PADA PERKERASAN KAKU DENGAN PENAMBAHAN SERAT FIBERGLASS PADA BETON NORMAL

BAB IV METODE PENELITIAN

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB 1 PENDAHULUAN. mudah dibuat, baik di pabrik (precast) maupun langsung di tempat proyek

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Konsep rancangan. Perancangan pembuatan bumper. Pencetakan produk dan moulding bumper kijang innova (V-2005)

6 a) Kelebihan 1) Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan terhadap api/kebakaran. 2) Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III METODE ANALISIS

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

BAB II STUDI PUSTAKA. Batu bata adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding atau

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan produk merupakan proses pembuatan material produk

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

Transkripsi:

BAB IV KENDALA YANG DIALAMI SELAMA PROSES PERANCANGAN PANEL DINDING RINGAN BERBAHAN BOTOL PLASTIK Percobaan Membuat Lapisan Komposit pada Permukaan Botol Percobaan membuat lapisan campuran semen pada panel merupakan tahap utama dalam penelitian ini. Langkah-langkah dalam percobaan ini yaitu: 1. Melapisi balok panel menggunakan dua bahan baku 2. Melapisi balok panel menggunakan dua bahan baku berbeda takaran 3. Mengamplas permukaan balok panel sebelum diberi lapisan 4. Membuat permukaan botol berduri sebelum diberi lapisan 5. Melapisi panel dengan penambahan bahan pada lapisan. 6. Melapisi panel dengan kain strimin sebelum diberi lapisan. 7. Menambah bahan baku lapisan dengan serat bubur kertas. 8. Pelubangan pada panel sebelum diberi lapisan. 4.1 Percobaan I : Campuran Lem dan Semen Pada percobaan ini lem dicampur dengan semen dengan perbandingan 1:3. Permukaan botol dibuat kasar dengan menggunakan amplas. Bahan campuran diaduk sampai lem dan semen telah merata dengan baik dan telah berbentuk pasta. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada permukaan panel filler batako sampai ketebalan 5 mm. Hasil dari percobaan ini adalah : 1. Proses pelapisan filler panel yang lama dikarenakan campuran mudah lepas dari filler. 2. Permukaan lapisan campuran semen yang telah mengering banyak mengalami keretakan dan lapisan campuran semen mudah terlepas. 3. Setelah itu dilakukan penambalan pada permukaan panel sampai mengering tetapi permukaan masih retak dan mudah terlepas. 4. Karakteristik panel masih berat dan getas. 29

Gambar 4.1 Hasil Percobaan I 4.2 Percobaan II : Perubahan Rasio Campuran Lem dan Semen Pada percobaan ini bahan semen dikurangi dengan perbandingan lem dicampur dengan semen 1:2. Permukaan botol dibuat kasar dengan menggunakan amplas. Bahan campuran diaduk sampai lem dan semen telah merata dengan baik dan telah berbentuk pasta. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada permukaan panel sampai ketebalan 5 mm. Hasil dari percobaan ini adalah : 1. Proses pelapisan panel masih lama dikarenakan campuran mudah menempel pada alat untuk melapisi. 2. Permukaan lapisan campuran semen yang telah mengering masih mengalami keretakan dan lapisan campuran semen mudah terlepas. 3. Setelah itu dilakukan penambalan pada permukan sampai mengering tetapi permukaan masih tetap retak dan mudah terlepas. 4. Karakteristik panel masih berat dan getas. 30

Gambar 4.2 Hasil Percobaan II 4.3 Percobaan III : Pengkasaran Permukaan Dengan Amplas Pada percobaan ini perbandingan campuran lem dan semen 1:2. Permukaan botol dibuat kasar dengan menggunakan amplas lalu permukaan filler diberi lem pada seluruh permukaan yang akan dilapisi. Bahan campuran diaduk sampai lem dan semen telah merata dengan baik dan telah berbentuk pasta. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada permukaan panel sampai ketebalan 5 mm dan perataan pelapisan campuran menggunakan air dengan cara diusapkan pada permukaan campuran. Hasil dari percobaan ini adalah : Proses pelapisan panel yang lama dikarenakan campuran mudah lepas dari permukaan botol. Permukaan lapisan campuran semen yang telah mengering banyak mengalami keretakan dan lapisan campuran semen mudah terlepas. Setelah itu dilakukan penambalan pada permukan sampai mengering tetapi permukaan masih retak dan mudah terlepas. Karakteristik panel masih berat dan getas. 31

Gambar 4.3 Hasil Percobaan III 4.4 Percobaan IV : Pengkasaran Botol Dengan Permukaan Berduri Pada percobaan ini lem dicampur dengan semen dengan perbandingan 1:2. Permukaan botol dibuat kasar dengan menggunakan cetakan kayu berpaku pada saat pembentukan botol menjadi kotak. Bahan campuran diaduk sampai lem dan semen telah merata dengan baik dan telah berbentuk pasta. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada permukaan panel sampai ketebalan 5 mm dan perataan pelapisan campuran menggunakan air dengan cara diusapkan pada permukaan campuran. Hasil dari percobaan ini adalah : Proses pelapisan panel yang lama dikarenakan campuran mudah lepas dari permukaan panel. Permukaan lapisan campuran semen yang telah mengering banyak mengalami keretakan dan lapisan campuran semen mudah terlepas. Setelah itu dilakukan penambalan pada permukan sampai mengering tetapi permukaan masih retak dan mudah terlepas. Karakteristik panel masih berat dan getas. 32

Gambar 4.4 Hasil Percobaan IV 4.5 Percobaan V : Pelapisan Botol dengan Campuran Lem, Semen, Bubur Kertas, Air dan Kain Strimin Hasil dari proses percobaan III dilakukan penambalan dengan tambahan material bubur kertas dan kain strimin sehingga bahan campuran menjadi semen, kertas, lem dan air 3:2:1:1. Kain strimin sebagai struktur panel dinding dan dipasang pada seluruh permukaan panel sebelumnya. Hasil dari percobaan ini adalah : 1. Keretakan pada permukaan sudah teratasi. 2. Pelapisan campuran menjadi terlalu tebal dan berat 3. Boros pada kain strimin karena mahal dan penampang panel dinding luas. 4. Karakteristik panel menjadi kaku tetapi masih terlalu berat. 33

Gambar 4.5 Hasil percobaan V 4.6 Percobaan VI : Pelapisan Botol dengan Campuran Lem, Semen, Bubur Kertas dan Air Pada percobaan ini bahan campuran dengan perbandingan semen, bubur kertas, lem dan air 3.2.1.1. Permukaan botol dibuat kasar dengan menggunakan amplas. Bahan campuran diaduk sampai bahan campuran telah merata dengan baik. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada permukaan panel sampai ketebalan 5 mm. Hasil dari percobaan ini adalah : 1. Proses pelapisan panel dinding lebih cepat 2. Permukaan lapisan campuran semen sudak tidak mengalami keretakan. 3. Karakteristik panel menjadi lebih kaku dan ringan. 4. Ikatan campuran dengan permukaan botol belum maksimal namun hasil lebih kuat. 34

Gambar 4.6 Hasil Percobaan VI 4.7 Percobaan VII : Pelapisan Botol dengan Campuran Lem, Semen, Bubur Kertas, Air dan Penambahan Lubang di Permukaan Pada percobaan ini bahan campuran dengan perbandingan semen, bubur kertas, lem dan air 3.2.1.1. Permukaan botol dibuat kasar dengan menggunakan amplas dan menambahkan lubang agar campuran lebih mengikat dengan botol. Bahan campuran diaduk sampai bahan campuran telah merata dengan baik. Setelah itu hasil campuran dioleskan pada permukaan panel dinding sampai ketebalan 5 mm. Hasil dari percobaan ini adalah : 1. Proses pelapisan panel dinding lebih cepat 2. Permukaan lapisan campuran semen tidak mengalami keretakan. 3. Karakteristik panel menjadi lebih kaku dan ringan. 4. Ikatan campuran dengan permukaan botol lebih kuat. 35

Gambar 4.7 Hasil Percobaan VII 4.8 Pengujian Dengan Memberikan Beban pada Panel Proses pengujian pada panel dilakukan dengan memberikan beban pada sisi permukaan panel yang menjadi bagian dari dinding. Beban yang diberikan mulai memberikan efek yang besar saat mencapai kurang lebih 70 kilogram. Secara kasat mata tidak tampak perubahan yang terjadi namun keretakan permukaan dan kulit atau skin mulai menggembung dan mengelupas dari permukaan botol plastik. 36

Gambar 4.8 Hasil pengujian 4.9 Analisis Ekonomi Analisis ekonomi dilakukan dengan membandingkan biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu buah panel berdimensi 50 cm x 49 cm dengan bata konvensional dan batako press. Tabel 4.9 Perbandingan Harga Harga perbuah Batu bata Batako press Panel dinding 500 2.300 13.500 2 Jumlah satuan 60/m Harga per m2 30.000 2 37 20/m 4/m2 46.000 54.000