3. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Penilaian Kualitas Udara, dan Indeks Kualitas Udara Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Tempat Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian D. Identifikasi Variabel Penelitian E. Definisi Operasional Variabel...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 2

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

Distribusi Spasial Karbon Monoksida Ambien di Lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abstrak. Keyword : Ambient Air, Concentration Sulfur Dioxide (SO 2 ), Wind Speed, Humidity and Air Temperature

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, dengan rancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

Page 1 KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP- 107/KABAPEDAL/11/1997 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya hujan asam adalah senyawa Sulfur dan Nitrogen Oksida yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 153 TAHUN 2002

BAB III METODE PENELITIAN. ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Unit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS UDARA STASIUN GLOBAL ATMOSPHERE WATCH (GAW) BUKIT KOTOTABANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yaitu menjelaskan antara

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

1. Indek Standar Pencemar Udara (ISPU)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB I PENDAHULUAN. Pollution Monitoring Network (BAPMoN) tahun 1960, Global Atmosphere Watch

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 169 TAHUN 2003

Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 Tentang : Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. B. Jenis Penelitian. C. Populasi dan Sampel

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Bagan alir sederhana sistem pencemaran udara (Seinfield, 1986)

S - 9 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA UNTUK MENGUJI KETERKAITAN ANTARA KONSENTRASI PM 10 DENGAN CO DI DERAH TRANSPORTASI

AMDAL dan Dampak Lingkungan Proyek

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kajian logam berat di udara ambien-th2013

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

Bab IV Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN TEKNIS PENETAPAN BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAERAH

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah analitik Cross Sectional.Cross sectional yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Kota Surabaya Berbasis Android

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variable bebas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode potong lintang (cross sectional study) yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Tiap subyek dalam penelitian ini diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter variabel atau faktor risiko yaitu keadaan yang mempengaruhi perkembangan suatu permasalahan lingkungan atau penyakit serta status kesehatan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor meteorologis dengan konsentrasi parameter pencemar udara ambien, konsentrasi parameter pencemar udara ambien dengan kejadian penyakit ISPA dan faktor meteorologis dengan kejadian penyakit ISPA di wilayah Kecamatan Bandung Wetan tahun 2007. Data nilai konsentrasi pencemar udara ambien dan faktor meteorologi diperoleh dari Kantor Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bandung, sedangkan data tentang kejadian penyakit ISPA diperoleh dari Puskesmas Taman Sari dan Puskesmas Salam Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung. Penelitian ini juga adalah penelitian terhadap suatu kelompok (agregat), maka karakteristik individu dan tempat tinggalnya tidak menjadi fokus penelitian. Kondisi pencemaran di dalam ruangan rumah juga tidak diteliti, karena penelitian hanya ditujukan pada kualitas udara ambien berdasarkan konsentrasi parameter pencemar udara ambient (PM 10, SO 2, NO 2, CO, dan O 3 ) serta kondisi meteorologis (temperatur udara, kelembaban udara relatif dan kecepatan angin) sebagai kondisi yang dapat mempengaruhi pola kejadian penyakit ISPA. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Kecamatan Bandung Wetan, Kota 65

Bandung Provinsi Jawa Barat. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008. Sedangkan data yang digunakan adalah data dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2007. 3.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah udara di Kecamatan Bandung Wetan dan penderita penyakit ISPA di Kecamatan Bandung Wetan. Sampel udara dalam penelitian ini adalah sampel udara yang diambil dengan fixed station selama 24 jam setiap hari selama tahun 2007. Sedangkan sampel penderita penyakit ISPA adalah seluruh masyarakat yang menderita ISPA berdasarkan hasil pemeriksaan di Puskesmas Tamansari dan Puskesmas Salam selama tahun 2007 (total populasi) yaitu sebanyak 8790 orang. 3.4. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas (independent variable) terdiri atas kualitas udara ambien meliputi kadar PM 10, SO 2, NO 2, CO, dan ozon (O 3 ) serta kondisi meteorologis yang meliputi temperatur dan kelembaban udara relatif. b. Variabel terikat (independent variable) yaitu kejadian penyakit ISPA. Kondisi variabel ini dipengaruhi oleh kedua variabel bebas. Dalam penelitian ini temperatur udara dan kelembaban udara relatif menjadi variabel pendahulu dan juga variabel bebas, karena dapat mempengaruhi kondisi variabel terikat baik secara tidak langsung maupun secara langsung. 3.5. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi, maka penulis menyampaikan definisi operasional 66

terhadap variabel-variabel penelitian sebagai berikut: a. Variabel pendahulu 1) Temperatur udara adalah angka yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya (dalam o C) udara berdasarkan data dari stasiun pemantau pencemaran udara kota Bandung tahun 2007. 2) Kelembaban udara relatif adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara uap air yang betul-betul ada di udara dengan jumlah uap air di udara pada suhu yang sama (dalam %) berdasarkan data dari stasiun pemantau pencemaran udara kota Bandung tahun 2007. 3) Kecepatan angin adalah angka yang menunjukkan waktu yang digunakan udara untuk menempuh jarak tertentu (dalam m/s) berdasarkan data dari stasiun pemantau pencemaran udara kota Bandung tahun 2007. b. Variabel bebas 1) Konsentrasi PM 10 adalah angka yang menunjukkan tentang kadar partikel yang berukuran kurang dari 10 µm di udara (dalam µg/m 3 ) berdasarkan data dari stasiun pemantau pencemaran udara kota Bandung tahun 2007. 2) Konsentrasi SO 2 adalah angka yang menunjukkan tentang kadar sulfur dioksida di udara (dalam µg/m 3 ) berdasarkan data dari stasiun pemantau pencemaran udara kota Bandung tahun 2007. 3) Konsentrasi NO 2 adalah angka yang menunjukkan tentang kadar nitrogen dioksida di udara (dalam µg/m 3 ) berdasarkan data dari stasiun pemantau pencemaran udara kota Bandung tahun 2007. 4) Konsentrasi CO adalah angka yang menunjukkan tentang kadar karbon monoksida di udara (dalam µg/m 3 ) berdasarkan data dari stasiun pemantau pencemaran udara kota Bandung tahun 2007. 5) Konsentrasi O 3 adalah angka yang menunjukkan tentang kadar ozon di udara (dalam µg/m 3 ) berdasarkan data dari stasiun pemantau pencemaran udara kota Bandung tahun 2007. 67

c. Variabel terikat Kejadian penyakit ISPA adalah angka yang menunjukkan jumlah penderita penyakit ISPA berdasarkan data pemeriksaan di Puskesmas Tamansari dan Puskesmas Salam Kecamatan Bandung Wetan selama tahun 2007. 3.6. Data Penelitian Data dalam penelitian ini seluruhnya menggunakan data sekunder yang didapatkan dari beberapa instansi yang berkaitan dengan topik penelitian. Data tersebut adalah: No. Data Instrumen Sumber Data Jenis Data 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 2 Kadar parameter udara ambien 3 Nilai faktor meteorologis 4 Data penderita penyakit ISPA Formulid Data Umum Kecamatan Bandung Wetan Formulir hasil pengukuran kadar PM 10, SO 2, NO 2, CO, dan O 3 di udara. Formulir hasil pengukuran temperatur udara, kelembaban udara relatif dan kecepatan angin Formulir hasil pemeriksaan pasien Kantor Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung Kantor Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bandung Kantor Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bandung Puskesmas Tamansari dan Puskesmas Salam Kecamatan Bandung Wetan Semua data tersebut bersifat kuantitatif yang diambil dari mulai bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2007 (time series). 3.7. Metode Pengolahan dan Penyajian Data Data harian tentang kondisi faktor meteorologis dan kadar parameter pencemar udara ambien kemudian dikelompokkan dan dirata-ratakan menjadi data lima harian. Hal tersebut disesuaikan dengan pertimbangan bahwa data kejadian 68

penyakit ISPA yang ada sesuai dengan hari kerja Puskesmas yaitu 5 hari setiap minggu. Data kemudian diolah dengan menggunakan komputer dengan perangkat pengolah data yang sesuai. Hasil pengolahan data kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan narasi. 3.8. Metode Analisis Data Hasil pengolahan data kemudian diananalisis secara statistik yang terdiri atas: a. Analisis univariat Analisis univariat digunakan untuk mengetahui normalitas data dari setiap variabel penelitian yang ada. Uji normalitas data dilakukan dengan metode Kolmogrof Smirnov untuk mendapatkan nilai p (p value). Apabila nilai p > 0,05, berarti distribusi data normal dan sebaliknya. b. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji korelasi yang bertujuan untuk menguji kemaknaan hubungan antara faktor meteorologis dengan kadar parameter pencemar udara ambien, hubungan antara faktor meteorologis dengan pola kejadian penyakit ISPA dan hubungan antara kadar parameter pencemar udara ambien dengan pola kejadian penyakit ISPA. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan metode korelasi. Untuk data yang normal maka analisis dengan uji korelasi menggunakan metode Pearson Product Moment (PPM), sedangkan untuk data yang tidak normal maka analisis bivariat dilakukan dengan metode uji statistic non parametrik menggunakan Spearman Rank (rho). Korelasi PPM dilambangkan dengan ketentuan bahwa nilai r tidak lebih dari harga (-1 < r < 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negative sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r diintepretasikan sebagai berikut 1) r = 0,80 1,000 : tingkat hubungan sangat kuat 2) r = 0,60 0,7999 : tingkat hubungan kuat 3) r = 0,40 0,5999 : tingkat hubungan sedang 4) r = 0,20 0,3999 : tingkat hubungan lemah 69

5) r = 0,00 0,1999 : tingkat hubungan sangat lemah c. Analisis multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan variabel bebas seacara bersama-sama dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini analisis multivariat dilakukan untuk menguji: a. Hubungan antara kondisi faktor meteorologis (temperature udara, kelembaban udara relatif dan kecepatan angin secara bersamasama) dengan konsentrasi masing-masing parameter pencemar udara (PM 10, SO 2, NO 2, CO, dan O 3 ). b. Hubungan antara parameter pencemar udara (secara bersamasama) dengan kejadian penyakit ISPA. c. Hubungan antara kondisi faktor meteorologis (secara bersamasama) dengan kejadian penyakit ISPA. Analisis multivariat dilakukan dengan metode regresi linier berganda. 70