BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalab Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan pengendalian perusahaan. Perencanaan berarti melihat ke masa depan dan menentukan tindak.an apa yang sebaiknya diambil untuk merealisasikan tujuan, sedangkan pengendalian berarti melihat ke belakang untuk memberikan penilaian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan membandingkan dengan hasil yang direncanakan sebelumnya. Menurut Anthony dkk., (1998) anggaran adalah suatu rencana rinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang yang menunjukkan sumber dan penggunaan sumber daya organisasi dalam jangka wak.tu tertentu, dari suatu kebijak.an dalam periode tersebut dengan maksud untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Penyusunan anggaran dapat dilakukan secara top-down atau bottom-up. Dengan top-down budgeting, manajemen puncak. menyusun anggar-an untuk bagian yang berada di bawahnya. Sedangkan pada bottom-up budgeting, manajer menengah ke bawah ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Top-down budgeting sering mengalami kegagalan karena kurangnya komitmen para karyawan untuk mencapai target yang ditetapkan oleh manajer puncak. Dengan bottom-up budgeting manajer menengah ke bawah akan lebih termotivasi untuk mencapai target anggaran sebab 1
2 mereka merasa ikut memiliki anggaran perusahaan. Pendekatan ini sering disebut dengan penganggaran partisipasi. Menurut Kennis (1979) dalam Kurnia (2004) partisipasi penganggaran merupakan tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban manajer yang bersangkutan. Partisipasi penganggaran dapat diartikan pula sebagai suatu proses mengevaluasi kinerja para individu dan menetapkan penghargaan atas dasar sasaran anggaran yang telah dicapai serta keterlibatan dan pengaruh para individu dalam penyusunan anggaran (Brownell, 1982) dalam Nor (2003). Hampir semua studi mengenai partisipasi dalam proses manajemen menyimpulkan bahwa partisipasi menguntungkan organisasi. Partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, dan meningkatkan kerja sama diantara manajer. Partisipasi bawahan lazim dilakukan dalam penyusunan anggaran. Adanya partisipasi, atasan akan memperoleh informasi mengenai lingkungan yang sedang dan yang akan dihadapi serta mencari solusi dari permasalahan yang muncul. Partisipasi juga meningkatkan kebersamaan, menemukan rasa memiliki, inisiatif untuk menyumbangkan ide, dan keputusan yang dihasilkan dapat diterima. Partisipasi adalah cara efektif untuk menyelaraskan tujuan pusat pertanggung jawaban dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh.
3 Penelitian mengenai hubungan partisipasi penganggaran dengan senjangan anggaran telah banyak dilakukan. Namun, basil penelitian-penelitian tersebut memberikan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Young (1985), Luka (1988) dan Yuwono (1999) menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap peningkatan senjangan anggaran. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Onsi (1973), Merchant (1985); dan Dunk (1993) menemukan yang sebaliknya, yakni partisipasi anggaran menurunkan senjangan anggaran. Govindarajan (1986) mengungkapkan bahwa untuk menyelesaikan perbedaan hasil penelitian tersebut dapat digunakan pendekatan kontijensi (contigency approach). Pendekatan ini memberikan gagasan bahwa sifat hubungan yang ada dalam partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran mungkin berbeda dari satu situasi dengan situasi lain. Pendekatan kontijensi memungkinkan adanya variabelvariabellain yang dapat bertindak sebagai faktor moderating atau intervening yang mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Dalam penelitian ini pendekatan kontijensi diadopsi untuk mengevaluasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran dengan memasukkan variabel moderating yakni komitmen organisasi. Alasan dipilihnya variabel komitmen organisasi adalah dari asumsi bahwa komitmen organisasi dapat mempengaruhi motivasi individu untuk melakukan sesuatu hal. Menurut Ikhsan dan Ishak (2005) komitmen organisasi merupakan salah satu sikap yang mencerminkan perasaan suka atau tidak suka seorang karyawan terhadap organisasi tempat dia bekerja. Individu berkomitmen tinggi akan berpandangan
4 positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi organisasi. Komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al., 1979) dalam Latuheru (2005). Individu yang memiliki komitmen yang tinggi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi organisasi sehingga senjangan anggaran dapat dihindari. Sedangkan individu dengan komitmen yang rendah akan mementingkan dirinya, dan memungkinkan terjadinya senjangan anggaran (Porter et al., 1974) dalam Latuheru (2005). Penelitian yang dilakuk.an Nouri dan Parker (1996), Rahman (2002), Darlis (2002) dan Latuheru (2005) menemukan bahwa tingkat komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran. Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran umumnya dilakukan pada organisasi sektor swasta yang murni berorientasi pada bisnis atau laba (pure profit organization). Penelitian yang dilakukan pada organisasi sektor publik belum banyak dilakukan. Menurut Mia dan Goyal ( 1991) hasil penelitian pada organisasi yang murni mencari laba (pure profit organization) tidak semuanya dapat digeneralisasi dan diperlakukan sama pada organisasi sektor publik. Hal ini disebabkan karena beberapa perbedaan yang mendasar diantara keduanya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba menguji apakah komitmen organisasi yang berfungsi sebagai variabel pemoderasi mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran.
5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran? 2. Apakah interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi berpengaruh terhadap senjangan anggaran? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bukti secara empiris tentang: 1. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran. 2. Pengaruh interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan pemikiran bagi para akademisi mengenai pengaruh yang ditimbulkan oleh partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran.
6 2. Memberikan kontribusi dalam penyusunan anggaran dan evaluasi untuk meningkatkan efektivitas anggaran terutama dalam aktivitas perencanaan dan pengendalian serta pengambilan keputusan bagi perusahaan. 3. Memberi referensi bagi penelitian berikutnya tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran pada organisasi sektor publik.