DAFTAR PUSTAKA. Antonio, MS Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press, Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA Statistik Perbankan Indonesia. Volume 4, nomor 1. Desember 2005, Jakarta

II. ANALISIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

I. PENDAHULUAN A. Sejarah

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk

A. Latar Belakang. 1 Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

STRATEGI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO (Kasus LKMS BMT KUBE SEJAHTERA Unit 20, Sleman-Yogyakarta) Oleh DIAN PRATOMO

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi Islam menghendaki terjadinya transaksi-transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian penulis yang berjudul Evaluasi Manajemen Risiko. Bina Sejahtera maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan adalah permasalahan semua bangsa. Berkaitan dengan. masalah kemiskinan bangsa Indonesia merasa perlu mencantumkan dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berdirinya Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) pada

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BMT merupakan pelaku ekonomi baru dalam kegiatan perekonomian nasional yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah. BMT melakukan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Namun demikian, upaya tersebut kiranya perlu dibarengi pula dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hasan, memperkirakan bahwa pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah

UNIVERSITAS INDONESIA INSTITUSIONALISASI SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM): STUDI SOSIOLOGIS BMT DI CIPULIR DAN BQ DI BANDA ACEH DISERTASI

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BMT UMS DENGAN METODE CAMEL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan. Koperasi di Indonesia berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP RI No. 9 Tahun 1995 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY) 2013 yakni garis kemiskinan pada maret 2013 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Oleh karena itu,

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

ANALISIS PENGARUH SOCIAL CAPITAL TERHADAP REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah, Bogor) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotongroyongan.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

PENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA MENEJER KABID KEUANGAN ANGGOTA DILAYANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

ARTIKEL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diragukan lagi. Salah satunya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). sementara yang lain merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGAMBILAN PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN MACET PADA KBMT MADANI PULO EMPANG BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 berjumlah unit, dan pada tahun 2012 berjumlah saja, melainkan mencakup pula koperasi syariah 1.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

Fungsi, Peran dan Perkembangan Daya saing BPR/BPRS

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan lembaga keuangan syariah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan inklusif. Keuangan inklusif ini lebih dipergunakan atau ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena usaha berskala kecil dinilai mampu bertahan dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bunga bank yang umumnya berlaku dalam sistem dunia perbankan dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

Transkripsi:

DAFTAR PUSTAKA Antonio, MS. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press, Jakarta Aziz, MA. 2004. Penanggulangan Kemiskinan Melalui POKUSMA dan BMT. PINBUK Press, Jakarta Bintoro, 2003. Peranan Lembaga Keuangan Mikro dalam Penanggulangan Kemiskinan. Bappenas, Jakarta BPS, 2004. Penduduk Fakir Miskin Tahun 2004. Biro Pusat Statistik, Jakarta Chrishandoyo, W. 1999. Analisa Perilaku Konsumen dan Implikasinya terhadap Strategi Pemasaran Bank BNI Syariah. Tesis pada Program Magister Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor, Bogor Deperindag. 2002. Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah 2002-2004. Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta Depsos. 2004. Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Melalui KUBE dan LKM. Departemen Sosial RI, Jakarta. 2005. Standar Operasional Prosedur LKM KUBE SEJAHTERA. Departemen Sosial RI, Jakarta Fadjrijah, SC. 2006. Evaluasi Perbankan Syariah 2006 dan Arah Kebijakan Perbankan Syariah Ke Depan. Seminar Perbankan Syariah UIN Sunan Ampel, Surabaya Ismawan, B. 2004. Keuangan Mikro dalam Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Gema PKM, Jakarta Kusuma, SH. 2002. Membangun Institusi Warga Untuk Menanggulangi Kemiskinan Masyarakat dan Kelembagaan Lokal. Jurnal Analisis Sosial, Vol. 7 No. 2 Juni 2002 : 169-186. Akatiga, Bandung Mennegkop dan UKM. 2005. Rencana dan Strategi Kementerian Negara Koperasi dan UKM 2005 2009. Kementerian Negara Koperasi dan UKM PINBUK, 2004. Manajemen Operasional Baitul Maal wat Tamwil. PINBUK Press, Jakarta, 2005. Laporan Tahunan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil 2005. PINBUK Press, Jakarta Ridwan, M. 2004. Manajemen Baitul Maal wat Tamwil (BMT). UII Press, Yogyakarta Rosyidi, S. 2006. Keharusan Ekonomi Islam. Seminar Perbankan Syariah UIN Sunan Ampel, Surabaya

48 Rudjito, 2004. Peranan Lembaga Keuangan Mikro dalam Menggerakkan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan. Gema PKM, Jakarta Setiabudi, B. 2002. Pendampingan yang Mandiri dan Berkelanjutan Dalam Pengembangan Keuangan Mikro Guna Menanggulangi Kemiskinan. Gema PKM. Jakarta Siegel, S. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung Susilo, S. 2005. Pengaruh Karakteristik dan Perilaku UKM, serta Sistem Pembiayaan terhadap Penyaluran Pembiayaan BNI Syariah. Laporan Akhir/Tesis pada Program Studi Industri Kecil Menengah. Institut Pertanian Bogor, Bogor Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia. 2003. Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Djambatan, Jakarta Wiyono, T. 2003. Analisa Strategis Pola Pembiayaan Kredit Mikro pada Bank BNI: Solusi Pemenuhan Permodalan Bagi Usaha Kecil. Laporan Akhir/Tesis pada Program Studi Industri Kecil Menengah. Institut Pertanian Bogor, Bogor

LAMPIRAN

50 Lampiran 1. Kuesioner kajian Petunjuk Pengisian Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang tersedia yang sesuai dengan kondisi Saudara I. DATA NASABAH/ANGGOTA 1. Jenis Kelamin O Pria O Wanita 2. Alamat 3. Agama yang Saudara anut? O Islam O Kristen O Katolik O Hindu O Budha O Lainnya, sebutkan 4. Pendidikan Terakhir O SD/Madrasah O SLTP O SLTA/Aliyah O Sarjana O Lainnya, sebutkan 5. Usia O 17 24 Tahun O 25 34 Tahun O 35 44 Tahun O 45 54 Tahun O Lainnya, sebutkan 6. Bidang usaha O Jasa O Perdagangan O Konstruksi O Perindustrian O Pertambangan O Pertanian O Lainnya, sebutkan

51 7. Umur perusahaan O < 1 tahun O 1 tahun - 5 tahun O Lainnya, sebutkan 8. Pendapatan total rataan per bulan sebelum menjadi anggota BMT O < Rp. 200.000,- O Rp. 200.000,- s/d Rp. 699.999,- O Rp. 700.000,- s/d Rp. 2.999.999,- O lainnya, sebutkan 9. Pendapatan total rataan per bulan setelah menjadi anggota BMT O < Rp. 200.000,- O Rp. 200.000,- s/d Rp. 699.999,- O Rp. 700.000,- s/d Rp. 2.999.999,- O lainnya, sebutkan 10. Omzet usaha (Penjualan) per tahun sebelum menjadi anggota BMT O < Rp. 1.000.000,- O Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 4.999.999,- O Rp. 5.000.000,- s/d Rp. 9.999.999,- O lainnya, sebutkan 11. Omzet usaha (Penjualan) per tahun sebelum menjadi anggota BMT O < Rp. 1.000.000,- O Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 4.999.999,- O Rp. 5.000.000,- s/d Rp. 9.999.999,- O lainnya, sebutkan 12. Jumlah karyawan yang terlibat saat ini O 1 3 orang O 4 6 orang O 7 10 orang O lainnya, sebutkan 13. Lama menjadi Nasabah BMT : Jenis Produk Lama Menjadi nasabah Tabungan O < 6 bulan O 6 bln 2 th O > 2 tahun Deposito O < 6 bulan O 6 bln 2 th O > 2 tahun Pembiayaan O < 6 bulan O 6 bln 2 th O > 2 tahun Lainnya O < 6 bulan O 6 bln 2 th O > 2 tahun

52 14. Besarnya simpanan yang dimiliki di BMT : Jenis Simpanan Besarnya Simpanan (Rp. Juta) Tabungan O < 1 O 1 10 O 10-50 O 50-100 O > 100 Deposito O < 1 O 1 10 O 10-50 O 50-100 O > 100 15. Besarnya pembiayaan yang sudah diperoleh dari BMT Jenis Pembiayaan Besarnya Pembiayaan (Rp. Juta) Mudharabah O < 50 O 50-100 O 100-500 O 500 1.000 O > 1.000 Musyarakah O < 50 O 50-100 O 100-500 O 500 1.000 O > 1.000 Murabahah O < 50 O 50-100 O 100-500 O 500 1.000 O > 1.000 Istishna O < 50 O 50-100 O 100-500 O 500 1.000 O > 1.000 Ijarah O < 50 O 50-100 O 100-500 O 500 1.000 O > 1.000 Lainnya O < 50 O 50-100 O 100-500 O 500 1.000 O > 1.000 II. PERSEPSI RESPONDEN 1. Apakah Anda memilih BMT karena beragama islam? 2. Apakah Anda lebih menyukai sistem bunga dalam berhubungan dengan lembaga keuangan?. 3. Apakah ada perbedaan antara sistem bunga dengan sistem syariah? 4. Apakah hanya BMT yang menjalankan sistem syariah?

53 5. Apakah BMT sudah menjalankan pola kerja sesuai dengan syariah? 6. Apakah Anda mengetahui dengan jelas sistem syariah pada BMT? 7. Jika ada lembaga keuangan lain yang menerapkan sistem syariah, apakah Anda akan menjadi nasabah lembaga keuangan tersebut?. 8. Menurut Anda, apakah sistem syariah lebih memberi keuntungan pada Usaha Mikro?. 9. Menurut Anda, apakah sistem syariah lebih menjamin kelangsungan Usaha Mikro?. 10. Apakah sistem syariah lebih membantu dalam pengembangan Usaha Mikro?.

54 11. Apakah sistem administrasi syariah lebih mudah dibandingkan sistem bunga? 12. Apakah sistem syariah menjamin permodalan Usaha Mikro lebih baik dibandingkan dengan sistem bunga?. 13. Apakah pelayanan BMT sudah memuaskan Anda? 14. Apakah dalam mengajukan permohonan pembiayaan ke BMT memerlukan waktu yang cukup lama? 15. Menurut Anda, apakah waktu kurang dari satu minggu merupakan waktu yang ideal dalam proses permohonan pembiayaan? 16. Apakah alasan Anda memilih dan menggunakan pembiayaan dari BMT karena sesuai dengan syariah? 17. Apakah alasan Anda memilih dan menggunakan pembiayaan dari BMT karena syaratnya mudah? 18. Apakah alasan Anda memilih dan menggunakan pembiayaan dari BMT karena prosesnya cepat dan tidak berbelit-belit?

55 19. Apakah alasan Anda memilih dan menggunakan pembiayaan dari BMT karena resiko dibagi sama rata? 20. Apakah Anda lebih menyukai pola bagi hasil (Mudharabah) dalam mengajukan permohonan pembiayaan?. 21. Apakah Anda lebih menyukai pola bagi hasil (Musyarakah) dalam mengajukan permohonan pembiayaan?. 22. Apakah Anda lebih menyukai pola Murabahah dalam mengajukan permohonan pembiayaan?. 23. Apakah Anda lebih menyukai pola sewa (Ijarah) dalam mengajukan permohonan pembiayaan?.

56 24. Apakah dalam praktiknya pembiayaan syariah sama dengan sistem bunga? 25. Apakah Anda mengetahui kelemahan dan kelebihan dari setiap pola pembiayaan dalam sistem syariah? 26. Apakah Anda lebih merasa nyaman dengan pola pembiayaan syariah?. 27. Apakah sistem syariah memberi keuntungan sama dengan sistem bunga dalam pola pembiayaan? 28. Apakah pelayanan dalam sistem BMT lebih baik dibandingkan dengan sistem bunga? 29. Apakah jarak (jauh-dekat) BMT dari tempat tinggal saudara merupakan suatu kendala? 30. Apakah penyerarahan agunan pada BMT merupakan kendala?.

57 31. Apakah lama pemrosesan dalam permohonan pembiayaan merupakan kendala?. 32. Apakah legalitas usaha Anda merupakan kendala dalam permohonan pembiayaan di BMT? Jelaskan.... 33. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam mendapatkan fasilitas pembiayaan dari BMT? Jelaskan.... 34. Apakah pola administrasi usaha Anda merupakan kendala dalam mengajukan permohonan pembiayaan di BMT? 35. Apakah besar kecilnya pembiayaan yang diberikan BMT merupakan hambatan dalam pengembangan usaha Anda? 36. Apakah jangkauan pasar BMT merupakan hambatan dalam penyaluran pembiayaan kepada Usaha Mikro?

58 37. Apakah tempat tinggal (desa atau kota) mempengaruhi jumlah pembiayaan yang diterima dari BMT? 38. Apakah sistem BMT saat ini menunjang program peningkatan kinerja Usaha Mikro Anda secara keseluruhan? 39. Apakah pola administrasi yang diterapkan BMT menghambat dalam permohonan pembiayaan untuk Anda? 40. Menurut Anda, apakah sistem di BMT lebih baik dibandingkan dengan sistem bunga dalam meningkatkan usaha Anda? 41. Apakah modal merupakan kendala utama dalam pengembangan usaha Anda? 42. Apakah penilaian negatif terhadap sejumlah Usaha Mikro merupakan kerugian bagi Anda dalam mendapatkan pembiayaana dari BMT? 43. Menurut Anda, apakah keberadaan BMT harus terus digalakkan?.

59 44. Menurut Anda, apakah disetiap wilayah pedesaan perlu didirikan BMT?. 45. Apakah diperlukan dukungan dari pemerintah untuk pengembangan BMT?.