BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

Pengertian Videografy

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

Produksi AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB II KAJIAN TEORITIS


BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. mungkin hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Week 5 C ne n ma ma Hist s o t r o y

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB I PENDAHULUAN. terdahulu, perubahan dalam berkomunikasi terus berkembang dari waktu ke

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup. keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

Storyboard For Animation

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Program Sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

Mengenal Cinematography dan Teknik Pembuatannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Dasar- dasar Jurnalistik TV

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

TUGAS ARTIKEL TENTANG PERANCANGAN FILM KARTUN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : Follow

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengantar Ilmu Komunikasi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034)

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Transkripsi:

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Ketika kita mendengar kata komunikasi massa, pasti membayangkan berbagai profesi dalam pers seperti hal nya Koran, majalah, televisi, radio, dan film. Karena dalam komunikasi massa, media massa menjadi otoritas tanggal yang menyeleksi, memproduksi pesan dan menyampaikan pada khalayak. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat alat yang bersifat mekanis seperti radio, surat kabar dan film. 1 Alat komunikasi massa antara lain radio, televise, buku, kaset/cd, surat kabar, majalah, tabloid, dan internet. Sedangkan menurut Bittner (1980:10), mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people (komunikasi adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). 2 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu di sampaikan kepada khalayak banyak seperti kampanye atau mempromosikan film yang dihadiri beberapa pers, jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan komunikasi massa. 2.1.2 Ciri Ciri Komunikasi Massa 1 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES,1989, hal 152 2 Jalaludi Rakhmat, Psikologi Komunikasi Edisi Revisi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1998, hal 88

2 Adapun ciri ciri komunikasi massa : 1. Berlangsung satu arah. Dalam komunikasi massa feedback baru akan di peroleh setelah komunikasi berlangsung. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Seseorang komunikator dalam media massa bertindak atas nama lembaga dan nyaris tak memiliki kebebasan individual. Oleh sebab itu komunikator nya melembaga. 3. Pesan pesan nya bersdifat umum. Pesan pesan yang disampaikan melalui media massa pada umumnya bersifat umum. 4. Mlahirkan keserempakan 5. Komumikan komunikasi massa bersifat heterogen. 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Terdapat pendapat beberapa para ahli komunikasi mengenai fungsi komunikasi seperti menurut Goran Hedebro, seorang dokter komunikasi berkebangsaan swedia dalam bukunya Communication Sosial Change In Developing Nations (1980) mengemukakan beberapa fungsi komunikasi massa di tunjukan untuk: 3 a. Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku kea rah modernisasi b. Mengajarkan keterampilan baru c. Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan d. Menciptakan efisiensi tenaga dan biaya terhadap mobilitas seseorang e. Meningkatkan aspirasi seseorang 3 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet.II(Raja Grafindo Persada: Jakarta 200), hal 65

3 f. Menumbuhkan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap hal hal yang menyangkut kepentingan orang banyak g. Membantu orang menemukan nilai baru dan keharmonisan dari satu situasi tertentu h. Mempertinggi rasa kebanggan i. Meningkatkan aktivitas politik seseorang j. Mengubah struktur kekuasaan dalam suatu masyrakat k. Menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan program program pembangunan l. Mendukung pembangunan ekonomi, social dan politik suatu bangsa 2.2 Film 2.2.1 Pengertian Film Film / Video adalah rangkaian banyak frame yang di putar dengan cepat. Masing masing frame merupakan rekaman tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Semakin cepat perputarannnya maka semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda antara frame namun kita sebagai manusia tidak bisa menangkap frame tersebut. 4 Film merupakan gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini.sinematografi adalah kata serapan dari bahasa inggris cinematography yang berasal dari kata latin sinema gambar. 4 Etsa Indra I, Lelasari. Sofyan Alwi, sinematografi, Panduan Usaha Mandiri, Bandung: Yrama Widya, 2011, hal 47

4 Sinematografi sebagai ilmu terapan yang merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan mengabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengembangkan cerita). 5 Film merupakan salah satu bentuk media massa elektronik yang sangat besar pengaruh nya kepada komunikan, dampak yang di timbulkan bisa positif atau negatif. Jadi fungsi media massa dan tugas media massa harus benar benar di perhatikan oleh komunikator, apalagi komunikator yang menggunakan media massa elektronik. Film misalnya dalam penyampaian pesan pesan komunikasi, sangat berpengaruh terhadap komunikan. 6 Film merupakan sarana pengungkapan daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus dan produksi nya bisa di terima dan dinikmati layaknya karya seni film sebagai sarana baru di gunakan untuk menghibur, memberikan informasi, menyajikan cerita, peristiwa, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. 7 Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebar hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, drama, dan lawak sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. 8 2.2.2 Karakter Film 5 James Monaco, Cara Menghayati Sebuah Film Jakarta : Yayasan Citra, 1997, hal 34 6 Ibid. Hal 35 7 Moekijat, Teori Komunikasi, Bandung :Mandar Maju, 1997, Hal 150 8 Deni McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta; Erlangga, Hal 13

5 Faktor faktor yang menunjukan karakter film menurut James Monaco adalah sebagai berikut: 1. layar yang luas atau lebar film dan televisi sama sama menggunakan layar,namun kelebihan media film adalah layaran berukuran besar. Layar film yang besar telah memberikan keleluasan penontonnya untuk melihat adegan adegan yang disajikan di dalam film. Seiring dengan adanya kemajuan teknologi, layar film saat ini menjadi tiga dimensi sehingga khalayak seolah olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak. 2. Pengambilan gambar Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shoot dalam film dalam menggunakan extreme longshoot atau panorama shoot, yakni pengambilan gambar secara menyeluruh. Shoot tersebut dipakai untuk memberikan kesan artistik dan suasana sesungguhnya sehingga film menjadi menarik. 3. Identitas psikologis Pengaruh film dalam jiwa khalayak atau penonton tidak hanya saat menonton, tetapi terus sampai waktu yang lama misalnya peniruan semangat pantang menyerah yang ditunjukan oleh para pejuang hal demikian dapat anak anak dan khususnya remaja dapat mengambil nilai nilai semangat pantang menyerah dalam menjalani realita kehidupan. Selain itu, jiwa kebersamaan di dalam perbedaan dapat juga menjadi simbol simbol bagi anak anak dan remaja saat ini yang sudah tidak peduli lagi dengan sesamanya. Dan dapat diingat kembali agar para generasi muda dapat menjaga persatuan dan kesatuan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kita.

6 4. Konsentrasi penuh Saat menonton film di bioskop kita akan terbebas dari gangguan apapun karena semua mata khalayak atau penonton hanya tertuju pada layar. Dalam keadaan demikian maka emosi khalayak akan terbawa suasana sehingga khalayak dapat berkonsentrasi penuh untuk menyaksikan setiap adegan yang tampil dalam film tersebut. 9 2.2.3 Fungsi film Film sebagai media komunikasi memiliki lima fungsi yaitu 10 : 1. Hiburan 2. Pendidikan 3. Penerangan 4. Mempengaruhi 5. Sosialisasi Di bandingkan dengan media massa elektronik lainnya sifat film memiliki nilai seni sehingga lebih muda menyajikan hiburan dibandingkan dengan media elektronik lain. 2.2.4 Jenis-Jenis Film Sebagai seorang komunikator adalah penting untuk mengetahui jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film dokumenter dan film kartun. 11 9 Opcit, James Monaco, Hal 145 10 Alexander Rumondor dan Henny, Manajemen Media massa, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, Cet ke-4, hal 27

7 a. Film Cerita Film cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambarnya. b. Film Berita Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi,. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news value). Kriteria berita itu adalah penting dan menarik. Jadi berita juga harus penting atau menarik atau penting sekaligus menarik. Film berita dapat langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang membacakan narasinya. Bagi peristiwa-peristiwa tertentu, perang, kerusuhan, pemberontakan dan sejenisnya, film berita yang dihasilkan kurang baik. Dalam hal ini terpenting adalah peristiwanya terekam secara utuh. c. Film Dokumenter Film dokumenter (documentary film) didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative treatment of actuality). Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut. d. Film Kartun 11 Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung. Simbiosa Rekatama Media. 2007. Hlm.148

8 Film Kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak. Dapat dipastikan, kita semua mengenal tokoh Donal Bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) yang diciptakan oleh seniman Amerika Serikat Walt Disney. Sebagian besar film kartun, sepanjang film itu diputar akan membuat kita tertawa karena kelucuan para tokohnya. Namun ada juga film kartun yang membuat iba penontonnya karena penderitaan tokohnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun bisa juga mengandung unsur pendidikan. Minimal akan terekam bahwa kalau ada tokoh jahat dan tokoh baik, maka pada akhirnya tokoh baiklah yang selalu menang. 2.3 Sensasionalitas Tata Gambar 2.3.1 Sensasionalitas Akar kata sensation, yakni sense, sebenarnya sudah cukup menggambarkan apa yang disebut berita sensasi, yaitu berita yang isinya dan terutama cara mengemukakannya bertujuan untuk menarik perhatian, membangkitkan perasaan dan emosi manusia. sensasionalisme pemberitaan dengan unsur daya pikat manusia (human interest)dan materi penarik perhatian (excitement), seperti berita kriminal, skandal seks, gosip, dan kehidupan selebritis yang diperoleh dengan melanggar privasi, termasuk foto-foto perempuan seksi dan korban kriminalitas yang ditampilkan secara telanjang. Berita sensasional sedikit sekali didasarkan pada nalar atau logika yang sehat karena semata-mata ditujukan untuk memicu rasa penasaran, emosi, empati, bahkan kesenangan sensual bagi pembacanya.

9 Terdapat tiga aspek bahasan mengenai sensasionalisme pemberitaan di media massa yaitu : 12 a. Teknik Sensasionalisme Cara atau strategi yang digunakan media untuk menampilkan berita menjadi sensasional. Ini dapat dilakukan melalui penggunaan elemen verbal dan visual,serta penyajiandengan metode repetisi dan alokasi. Elemen verbal adalah pemakaian unsur bahasa (sensasional) dalam penulisan berita, baik pada level kata, frasa, klausa, dan kalimat yang tampak dari judul, subjudul, lead, dan isi berita. b. Proses dinamika yang terjadi di ruang redaksi saat memformulasikan sebuah berita sensasional. Proses produksi berita melibatkan unsur-unsur redaksional yang kompleks, seperti peran reporter, redaktur, dan lain-lain. Proses ini dapat dilihat dengan menggunakan teori konstruksi berita sebagai representasi realitas. Menurut teori ini, berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. c. Pola kecenderungan bentuk-bentuk pemberitaan sensasional dalam kurun waktu tertentu yang muncul sebagai akibat dari teknik dan proses yang dijalankan secara rutin oleh media dan hasilnya tampak dalam pemberitaan. Pola-pola sensasionalisme inilah yang akan diteliti secara mendalam dalam riset ini, khususnya yang direpresentasikan melalui 12 http://bincangmedia.wordpress.com/2010/04/13/memaknai-sensasionalisme-bahasa-dalam-pemberitaanmedia/

10 bahasa. Bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi. Melalui bahasa, para pekerja media bisa menghadirkan hasil reportasenya kepada khalayak. Setiap hari, para pekerja media memanfaatkan bahasa dalam menyajikan berbagai realitas (peristiwa, keadaaan, benda) kepada publik. Dengan bahasa, secara massif mereka menentukan gambaran beragam realitas ke dalam benak masyarakat. Bahkan menurut DeFleur dan Ball- Rokeach (1989: 267), begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita, cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa. Bagi media massa, keberadaan bahasa tidak lagi hanya sebagai alat untuk menggambarkan sebuah peristiwa, melainkan bisa membentuk citra yang akan muncul di benak khalayak. 2.3.2 Tata Gambar Di dalam tata gambar biasa nya lebih di kenal dengan sebutan sinematografi. Sinematograf adalah kata serapan dari bahasa inggris cinematography yang berasal dari bahasa latin kinema gambar. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide. Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objek nya sama maka peralatannya pun mirip. Perbedaan nya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase(montage). Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpanan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpanan adalah pias(lembaran kecil)

11 selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpanan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi. Dalam pembuatan film atau video, bahkan animasi sekalipun gambar tidak hanya sekedar gambar, tetapi gambar adalah sebuah informasi. Berbagai kumpulan dari sebuah gambar yang mengandung unsur informasi menjadikan sebuah tatanan dari reeaksi cahaya yang menjadikannya gambar pada sebuah objek terlihat. Sinematografi adalah sebuah gambar yang kemudian mencoba menyampaikan pesan kepada penonton melalui bahasa visual melalui seluruh elemen gambar. Hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai definisi tentang shot. Namun secara teknis, shot adalah ketika kamerawan mulai menekan tombol record hingga menekan tombol record kembali. Shot merupakan satu bagian dari rangkaian gambar yang begitu panjang, yang hanya direkam dengan satu take saja. Shot yang baik adalah kombinasi berbagai berbagai komposisi gambar ke dalam sambungan gambar yang utuh dan indah dalam satu kali pengambilan gambar. 13 Di dalam sinematografi ada beberapa type of shot, seperti 14 : a. Big Close up Gambar yang menonjolkan detail atau ekspresi, misalnya gambar mata yang sedang berkedip-kedip dan lain-lain. 13 Umbar Diki, How to become a cameraman, interprebook, Jakarta, 2010 hal 97 14 Semedhi Bambang, Sinematografi-videografi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011, hal 55-56

12 b. Shot Close Up Untuk menjelaskan detail wajah seseorang sehingga ekspresinya akan tampak, misalnya untuk benda dimaksudkan untuk meninjilkan detailnya. c. Medium Close Up Untuk menonjolkan mimic atau raut muka seseorang untuk menampilkan wajah aktor/aktris secara utuh nampak rambut dan asesorisnya. d. Medium Shot Digunakan untuk menekankan wajah seseorang dan gerakan tangannya. Biasa nya untuk menampilkan orang yang sedang berbicara dengan mengerka-gerakan tangan sambil duduk. e. Knee Shot Gambar yang di ambil dengan ukuran dari lutut ke atas, dimaksudkan untuk menampilkan seseorang yang sedang berjalan dengan lambat, dengan harapan ekspresi wajahnya tetap terlihat. f. Full Shot Ukuran gambar yang menampilkan seluruh tubuh manusia secara utuh dengan maksud untuk tetap bias memperlihatkan wajah. g. Long Shot Ukuran pemandangan alam terbatas, yang dimaksudkan untuk menggambarkan pergerakan objek baik orang, binatang, atau benda bergerak lainnya. h. Extreme Long Shot

13 Ukuran shot untuk menunjukan pemandangan alam secara luas atau untuk memperlihatkan kepada penonton suatu objek yang bergerak secara cepat dan posisi nya di alam atau di tempat yang dilaluinya. Disamping istilah untuk ukuran shot seperti yang dibicarakan diatas, masih ada beberapa istilah shot yang mengacu kepada tahapan produksi, istilah tersebut antara lain 15 : a. Establishing shot Shot yang dimaksud sebagai pengenalan (biasanya pengenalan lokasi) dengan maksud agar penonton mengetahui secara jelas posisi aktor atau situasi geografis tempat saat shooting. b. Cover Shot Shot yang dimaksudkan sebagai stock shot atau shot cadangan jika setelah proses pengambilan gambar, ternyata terdapat beberapa shot yang gagal atau tidak memenuhi harapan. Di dunia sinematografi kita mengenal dua macam pergerakan kamera, yaitu seperti berikut : 1. Pergerakan kamera tanpa menggeser kamera dari tempatnya yaitu di tempatkan di atas tripod atau kamera di panggul dan juru kamera tetap diam di tempat. 2. Pergerakan kamera (dinamis) dengan cara menggeser kamera dari tempatnya, baik mendekat maupun menjauh dari objek, bergerak ke atas maupun ke bawah objek, ataupun gerakan apappun. 15 Ibid, hal 57

14 Pergerakan kamera dengan posisi statis dibagi menjadi berikut 16 : a. Zoom Pergerakan kamera dengan mengubah ukuran focal leght lensa. Zoom in mengubah ukuran focal length dari lensa berfocal length kecil (wide) ke lensa berukuran focal length tinggi (tele). Sebaliknya zoom out mengubah ukuran focal length lensa dari lensa tele ke lensa wide. b. Pan Berasal dari kata (panoramic, pemandangan) adalah pergerakan kamera mendatar secara horizontal. Gerakan pan seperti menyapu, baik ke kiri maupun kekanan. Pan right adalah pergerakan menyapu ke kanan. Pan left adalah pergerakan menyapu ke kiri. c. Tilt Pergerakan kamera ke atas dan ke bawah, namun kamera masih tetap bertumpu pada sumbunya. Tilt up adalah pergerakan kamera ke atas, Tilt down adalah pergerakan kamera ke bawah. d. Pedestal Pergerakan kamera ke atas/ ke bawah secara vertical. Namun berbeda dengan tilt up dan tilt down. Untuk pedestal, seluruh bagian kamera dari body dan lensa ikut bergerak. Pergerakan kamera dengan posisi kamera (dinamis) bergeser dari tempatnya, dibagi menajdi berikut ini 17 : 16 Ibid, hal 58-59 17 Ibid, hal 59-60

15 a. Track Pergerakan kamera mengikuti objek pengambilan gambar, track right berarti kamera mengikuti objek kearah kanan, sementara track left sebalik nya, yaitu mengikuti objek kea rah kiri. b. Dolly Pergerakan kamera mendekati atau menjauhi objek. Dolly in ialah gerakan kamera mendekat kearah objek tanpa mengubah sudut atau ukuran lensa. Sementara, dolly back berarti pergerakan kamera menjauh dari objek tanpa mengubah ukuran lensa dan sudut liputannya. c. Jib Pergerakan kamera ke hamper segala arah. Namun dengan pergerakan JIB, kita memerlukan alat bantu yang di sebut jib, yaitu semacam crane yang di tempatkan di atas penonton. 2.3.3 Sensasionalitas Tata Gambar Di dalam tata gambar pasti seorang DOP memiliki makna dan tujuan sendiri dari angle angle yang di pakai nya dalam membuat film, dan pasti nya teknik yang di pakai selalu mendapatkan perhatian dari audience setelah menonton film tersebut. Dan audience selalu penasaran dengan bagaimana cara menggunakan teknik pengambilan tersebut, kenapa menggunakan teknik tersebut, dan lainlain. Sehingga teknik tersebut menjadi bahan omongan audience atau penonton setelah melihat teknik tersebut. Teknik yang di gunakan pasti nya bukan teknik yang biasa nya di pakai oleh film lain nya. Untuk membuat sensasional dalan tata gambar seorang DOP harus berani mengambil

16 keputusan dan tanggung jawab yang besar, Karena pasti nya menggunakan teknik dan angle yang berbeda dari lain nya.