RELE PROTEKSI GANGGUAN GENERATOR 65 MW PADA PLTU PT. PLN (PERSERO) TANJUNG ENIM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

1. Proteksi Generator

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

SISTEM PROTEKSI GENERATOR PADA PLTG WESTINGHOUSE W-251

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tenaga listrik dari waktu kewaktu semakin meningkat, hal ini di

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Turbin Gas Berbasis REG 216 Pada PLTGU Muara Tawar Bekasi

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR PLTU UNIT 1 DAN 2 TAMBAK LOROK

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II GENERATOR SINKRON

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

Analisa Setting Mho Rele Sebagai Proteksi Hilang Penguat Generator

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...

Universitas Medan Area

TUGAS PERTANYAAN SOAL

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Berbasis RCS-985 Pada PLTU Pacitan

GENERATOR SINKRON Gambar 1

MACAM RELAI PROTEKSI Klasifikasi relai proteksi bila ditinjau dari prinsip kerjanya dapat dibagi dalam 5 macam, yakni :

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Prinsip Dasar Proteksi a). Proteksi Sistem Tenaga

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Transformator (trafo)

BAB II GENERATOR SINKRON

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Politeknik Negeri Sriwijaya

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

3/4/2010. Kelompok 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mesin Arus Bolak Balik

BAB II LANDASAN TEORI

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

Transkripsi:

RELE PROTEKSI GANGGUAN GENERATOR 65 MW PADA PLTU PT. PLN (PERSERO) TANJUNG ENIM Fery Antony feryantony@uigm.ac.id Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri ABSTRACT Protection system is essential for generating power. This protection is designed to protect and minimize the damage that occurs when the disorder. Plant protection system should work according to condition quickly react in the event of disruption, selective, sensitive / insensitive to interference, reliable / reliability, stability and economical. If the conditions are not met, it will affect the performance of the plant. Generator protection system also aims to protect the generators electric service reliability and continuity. With the achievement of system reliability and efficiency are met. Keywords : Generato Protection, Relay Protection LATAR BELAKANG Fungsi dasar dari proteksi untuk generator adalah, untuk mengurangi / membatasi periode outage seminim mungkin dengan pembebasan (clearance) gangguangangguan dengan cepat. Tidak seperti peralatan lain, membuka pemutus untuk mengisolasi generator yang terganggu belum dapat mencegah kerusakan, karena generator terus menyuplai daya ke suatu belitan stator dalam keadaan gangguan hingga kehilangan medan eksitasinya.maka perlu membuka medan, menghentikan suplai bahan bakar kepada penggerak utama dan dalam beberapa hal mempergunakan pengereman. Pada generator penting sekali mempertimbangkan asal mula dan efek-efek gangguan sebelum menentukan tipe-tipe proteksi yang dipasang TUJUAN Tujuan Proteksi Generator adalah melokalisir gangguan dan meminimalkan kerusakan yang terjadi akibat gangguan yang di sebabkan. GANGGUAN-GANGGUAN GENERATOR 65 MW Gangguan-gangguan generator dapat dibagi dalam pengertian sebagai berikut : a) Gangguan Belitan Stator, meliputi : Gangguan pada belitan stator akan mempengaruhi gulungan jangkar (armature). Dalam hal ini generator harus segera di shutdown. Membuka sirkit bukanlah jalan yang membantu memperbaiki keadaan, sebabnya e.m.f di induksikan ke gulungan stator sendiri. Yang termasuk ganguan stator adalah: a. Gangguan Fase ke tanah Gangguan ini umumnya terjadi di celah jangkar (armature slot). Gangguan pada titik tersebut secara langsung di hubungkan kepada Natural Earthing Resistor. Dengan arus ganguan lebih kecil dari 20 A, terbakarnya inti besi (iron core) masih belum masalah asalkan mesin segera trip dalam beberapa detik. Coil dapat diganti tanpa melapis kembali laminasi inti. Bagaimanapun, earthing resistor akan dilewati arus gangguan (>200A), sehingga kebakaran yang berat pada inti stator akan terjadi. Jadi diperlukan pelapisan laminasi kembali. Bahkan dengan memasang High Speed Earth Fault Diferential Protection, kerusakan berat dapat terjadi disebakan oleh konstanta waktu dari sirkit medan (field sirkit) yang besar dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menekan tuntas field flux nya.

Untuk mendeteksi gangguan ini di gunakan Sensitive Earth Fault Protection. Proteksi gangguan stator hubung tanah kebanyakan di tentukan oleh jenis pentanahan titik netral. Besaran yang di gunakan untuk mendeteksi ganggaun adalah arus atau tegangan urutan nol. b. Gangguan antar (inter) belitan Stator Hubung pendek antar belitan stator dalam satu coil dapat terjadi apabila stator terbuat dari multi turn coil. Gangguan semacam ini berkembang karena adanya surge arus yang masuk dengan bagian depan gelombang yang curam, yang menyebabkan suatu tegangan tinggi melewati belitan pada jalan masuk belitan stator. Jika belitan stator terbuat dari single turn coil (gulungan tunggal), dengan satu coil per slot, tidak mungkin terjadi gangguan antar belitan. Proteksi yang di gunakan adalah Interturn Fault Protection atau Stator Earth Fault Protection. b) Gangguan Belitan Medan (Field Winding atau rotor) Gangguan rotor, termasuk gangguan antar gulungan rotor dan konduktor ke tanah umumnya disebabkan mekanikal atau temperature stress. Sistem medan umumnya tidak di hubungkan ke tanah sehingga gangguan tanah yang tunggal umumnya tidak memberikan kenaikkan arus gangguan. Gangguan tanah yang kedua akan menghubung singkat sebagian belitan dan menghasilkan sistem medan tak simetris, memberikan gaya tak seimbang pada rotor. Gaya yang semacam ini akan menyebabkan tekanan yang berlebihan pada bantalan dan distorsi poros, dan rotor akan bergetar. Proteksi rotor hubung tanah menggunakan relay arus searah. Relay bekerja apabila salah satu (kutub positif atau negatif) dari rangkaian penguat, hubung tanah. Untuk mendeteksi ini digunakan Rotor Earth Fault Protection yaitu pada generator besar dan rotor temperature indikator untuk mendeteksi overheating karena beban tak seimbang. c) Kondisi-kondisi berjalan abnormal. Kondisi-kondisi abnormal yang dapat terjadi di generator adalah : 1. Gangguan di luar Generator Adanya hubung pendek, mechanical stress pada gulungan stator. Jika mechanical stress sudah terdapat pada gulungan stator maka operasi selanjutnya akan memperparah kondisi gulungan, kenaikan temperature walaupun perlahanlahan selama 10 detik akan menaikkan temperature ke kondisi yang membahayakan. Gangguan ini dapat menimbulkan asimetri, vibrasi besar dan rotor menjadi overheating. Untuk proteksi generator akibat gangguan ini di gunakan Overcurrent dan Earth Fault Protection sebagai back up protection. Relay differensial digunakan untuk mendeteksi perbedaan arus pada gulungan generator atau trafo. Gambar 1. Rele differensial 2. Thermal Loading Pembebanan yang berlebih pada generator akan mengakibatkan kenaikan temperatur gulungan stator (overheating) sampai isolasi menjadi rusak, sehingga usia pemakaiannya menjadi lebih pendek. Temperatur naik juga disebabkan oleh adanya kegagalan sistem pendingin. Pada generator besar biasanya di pasang thermocouple pada slot stator dan sistem pendingin. Overcurrent Protection dipasang untuk mengamankan generator dan di setel pada harga tertinggi beban lebih yang masih dapat di tanggung.

generator kecil dipasang Overload Protection. Gambar 3. Koordinasi waktu kerja rele Gambar 2. Overcurrent Protection 3. Beban Tak Seimbang (Unbalanced Loading) = Negative Phase Sequence Jika generator memikul beban tak seimbang terus menerus, atau arus yang di terimanya melebihi 10% dari rating arus, ini dapat menimbulkan bahaya pada rotor silinder dari generator. Arus tiga fase yang tidak seimbang akan mempunyai komponen-komponen dengan urutan positif, negatif dan zero pada gulungan statornya. Komponen urutan positif searah dengan putaran rotor. Pada kondisi seimbang hanya ada arus urutan positif pada stator. Komponen urutan negatif berputar dengan kecepatan sinkron berlawanan arah dengan putaran stator. Pada kondisi gangguan satu fase ke fase lain, dalam gulungan stator akan ada komponen urutan positif dan komponen urutan negatif. Pada komponen urutan zero (nol), tidak ada interval waktu diantara fasefasenya. Pada kondisi gangguan satu fase ke tanah, akan menyertakan komponen urutan positif, negaif dan nol. Arus yang tak seimbang 3 fase akan menghasilkan flux memotong rotor dengan kecepatan dua kali kecepatan putar. Karena itu arus frekuensi ganda di induksikan ke rotor, bodi dan gulungan peredam (damper winding). Oleh adanya arus eddy yang besar pada rotor ini akan menaikkan temperatur rotor dengan cepat sehingga mengakibatkan overheating. Arus stator tak seimbang juga akan menimbulkan vibrasi besar dan memanaskan stator. Proteksi yang digunakan untuk mendeteksi beban tak seimbang pada generator besar digunakan Negative Squence Protection. Untuk 4. Kehilangan Eksitasi (Loss of Field) Ini berakibat hilangnya sinkronisasi dan kecepatan naik sedikit. Penyebabnya karena terbukanya sakelar medan (field cirkuit breaker). Akibatnya tergantung hubungannya terhadap beban. Kehilangan eksitasi dapat terjadi karena adanya hubung singkat atau circuit terbuka dalam circuit medan atau ganguan dalam AVR (Automatic Voltage Regulator). Jika circiut breaker medan terbuka, maka beban penuh generator akan hilang dalam waktu 1 detik, tetapi generator akan tetap berputar sebagai induction generator, yang menarik daya reaktif dari bus. Untuk menghindari ini generator dirancang harus trip apabila circuit medan terbuka. Jika generator paralel dengan generator lain, mesin akan terus berjalan sebagai generator induksi. Menarik arus eksitasi (arus pemagnetan ) dari busbar, damper winding beraksi sebagai sangkar tupai. Arus pemagnetan yang di suplai dari unit lain akan mempengaruhi stabilitas unit-unit itu. Hal ini akan menyebabkan overheating belitan stator dan rotor. Medan (field) harus di pulihkan atau mesin harus di shut down sebelum kestabilan sistem hilang. Output daya ini harus di kurangi sambil berjalan sebagai generator induksi. Arus stator mungkin bertambah sampai di atas arus rating normal selama beraksi sebagai generator induksi. Arus yang tinggi ini dapat menyebabkan tegangan jatuh dan overheating belitan stator. Proteksi yang di berikan generator adalah Field Failure Protection atau Loss of Field Protection.

protection diberikan untuk mengatasinya. Reverse power relay cukup mendeteksi satu fase saja. Gambar 4. Loss of Field Protection 5. Motoring of Generator (reverse power) Ini terjadi bila torsi penggerak dikurangi sampai dibawah total kerugian ( losses) generator atau di stop. Daya aktif (active power) akan di tarik dari jala-jala untuk mempertahankan sinkronisasi, dan generator bekerja sebagai motor sinkron dengan turbin sebagai bebannya. Arah putaran tak berubah. Jika hal itu dibiarkan (>20detik), overheating yang serius pada blade turbin akan terjadi akibat windage. Sewaktu beraksi sebagai motor, daya mengalir dari busbar ke mesin dalam kondisi tiga fase seimbang. Reverse power Gambar 5. Reverse power relay Pada gambar tersebut, apabila terjadi gangguan pada F1, maka rele akan mentrip CB2, apabila gangguan terjadi pada F2, maka rele tidak akan men-trip CB2 karena arah aliran arus yng terbalik dari kanan ke kiri

Gambar 6. Koordinasi Rele Proteksi Generator yang dihubung Langsung

KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas dapat simpulkan bahwa : 1. Sebagian besar gangguan perlu dihilangkan dengan cara melepaskan generator terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila memungkinkan melepas pemutus tenaga medan penguat. 2. Penyebab gangguan Generator adalah saluran udara transmisi, sehingga saluran udara transmisi merupakan salah satu sumber gangguan yang utama. 3. Pada generator yang besar melalui beberapa transformator terlebih dahulu sebelum mencapai beban tegangan yang rendah yang tidak simetris, arus urutan negative ini tidak sampai di generator karena ketidak seimbangan ini terhapus oleh transformator. SARAN Penggunaan sistem koordinasi rele yang dapat dimonitor dan dikontrol secara realtime melalui komputer dan terhubung dengan suatu pusat data dan kontroler yang tersambung dengan Unit Pengatur Beban, sehingga keseluruhan kinerja pengaman dapat juga dimonitor dan dikontrol melalui Unit Pengatur Beban. Penggunaan sistem koordinasi terpusat untuk setting rele,sehingga rele dapat disetting secara manual melalui tiap modul rele pengaman, dan juga secara Otomatis Sebaiknya rele analog yang sudah cukup tua digantidengan rele digital yang bersifat integrated yang mampu menangani beberapa fungsi rele sekaligus, sehingga koordinasi tiap fungsi rele akan lebih mudah DAFTAR PUSTAKA Combine Cycle Power Plant Maintenance Manual. Profil Unit Pembangkitan Bukit Asam. Pola Pengamanan Sistem. Bagian : Generator, Departemen Pertambangan dan Energi Perusahaan Umum Listrik Negara 1992 Description of Relay Protection Manual Book 1995 Analisa Sistem Tenaga Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap AC Generator Protection Guide Working Group, IEEE Guide For AC Generator Protection : Project No. P604/D7 6-1-85 ANSI/IEEE C37.102-198X, IEEE Inc., New York, 1985. A.E. Fitzgerald, Charles Kingsley Jr, Stephens D Umans, Djoko Achyanto. Ir. MSc.EE, Mesin-mesin Listrik, Penerbit Erlangga, 1992. Stanley Horowitz, Protective Relaying For Power Systems,. PT. PLN (Persero) Jasa Teknik Kelistrikan, Energi & Listrik, Majalah Triwulan Vol VI No 4, PT. PLN (Persero) Jasa Teknik Kelistrikan, Jakarta, 1996. Leo Heru Murtopo, Pengaruh Sistem Eksitasi Pada Stabilitas Dinamik Generator Sinkron, Teknik Elektri Fakultas Teknik UNDIP, Semarang, 2001.