PENGARUH KUAT TEKAN DAN HUBUNGAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI BETON SELF COMPACTING CONCRETE DENGAN MATERIAL TAMBAHAN SERAT BAJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pengaruh Penambahan Admixture Jenis F dan Substitusi Silica Fume terhadap Semen pada Kuat Tekan Awal Self Compacting Concrete

BAB I PENDAHULUAN. Quality control yang kurang baik di lapangan telah menjadi masalah

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

The 1 st INDONESIAN STRUCTURAL ENGINEERING AND MATERIALS SYMPOSIUM Department of Civil Engineering Parahyangan Catholic University

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPATIBILITAS ANTARA SUPERPLASTICIZER TIPE POLYCARBOXYLATE DAN NAPHTHALENE DENGAN SEMEN LOKAL

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan seperti kekuatan tarik dan sifat daktilitas yang relatif rendah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERANCANGAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (BETON MEMADAT SENDIRI) Dengan PENAMBAHAN FLY ASH dan STRUCTURO

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.

KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zai, dkk (2014), melakukan penelitian Pengaruh Bahan Tambah Silica

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN KUAT TEKAN SELF COMPACTING CONCRETE

KAJIAN INTERVAL RASIO AIR-POWDER BETON SELF-COMPACTING TERKAIT KINERJA KEKUATAN DAN FLOW (009M)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

Berat Tertahan (gram)

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN KAWAT BENDRAT, SILICA FUME, DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK PADA BETON MUTU TINGGI*

PENGARUH PENAMBAHAN SLAG BESI TERHADAP KEKUATAN TEKAN DAN FLOWABILITY PADA SELF COMPACTING CONCRETE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP FLOWABILITY DAN KUAT TEKAN SELF COMPACTING CONCRETE ABSTRAK

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang

Perlu adanya suatu alternatif bahan yang bisa mengurangi kadar semen, tetapi tidak mengurangi kekuatan (strength) beton itu sendiri dan sifat-sifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS

PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

PENGGUNAAN FLY ASH PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Viscocrete Kadar 0 %

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan


BAB I PENDAHULUAN. berkembang, beton merupakan salah satu bahan elemen struktur bangunan yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

KAJIAN PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN BAHAN ACCELERATOR TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI DAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

PENELITIAN MENGENAI PENINGKATAN KEKUATAN AWAL BETON PADA SELF COMPACTING CONCRETE

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

BAB I PENDAHULUAN. faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan pengisi (filler)

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. benda uji, sifat fisik beton SCC meliputi : slump flow test, L-Shape box test, V

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN SERAT SERABUT KELAPA DALAM PRESENTASE TERTENTU PADA BETON MUTU TINGGI

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR

Berat Tertahan (gram)

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERUBAHAN UKURAN MAKSIMUM AGREGAT KASAR TERHADAP JUMLAH SEMEN UNTUK PEMBUATAN BETON SCC DENGAN BAHAN TAMBAH SP430 DAN RP260

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini, para insinyur dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi baru agar bisa

Transkripsi:

PENGARUH KUAT TEKAN DAN HUBUNGAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI BETON SELF COMPACTING CONCRETE DENGAN MATERIAL TAMBAHAN SERAT BAJA Bayu Pinasthika 1 dan Eduardi Prahara 2 1 Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat 11480, (021) 53696969 Email: bayu@pinasthika.com 2 Dosen Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat 11480, (021) 53696969 Email: eduardi@gmail.com ABSTRAK Self compacting concrete adalah beton yang dapat memadat sendiri dan mampu mengalir dengan beratnya sendiri. Penelitian tentang komposisi self compacting concrete masih terus dikembangkan hingga pada komposisi beton fiber. Beton fiber merupakan beton yang ditambahkan serat kedalam campurannya. Beton fiber bermanfaat untuk memperbaiki atau menaikkan sifat mekanik beton. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beton fiber yang menggunakan serat baja pada self compacting concrete. Mix design yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode DOE (design of experiment) yang mengacu pada SNI 03-2834-2000. Penambahan serat baja sebagai bahan tambah pada self compacting concrete memiliki variasi kadar 20 kg/m 3, 25 kg/m 3, 30 kg/m 3 dan 25 kg/m 3. Selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil penelitian ini, penambahan bahan tambah serat baja pada self compacting concrete dapat menambahkan nilai kuat tekan. Penambahan nilai kuat tekan beton yang optimum penambahan bahan tambah serat baja pada self compacting concrete adalah sebesar 30 kg/m 3. Dengan penambahan serat baja pada self compacting concrete, maka dapat dihasilkan persentase efisiensi harga dibandingkan nilai kuat tekan beton sebesar 6,15%. Kata kunci: beton, self compacting concrete, serat baja PENDAHULUAN Beton adalah material konstruksi modern yang umum digunakan dalam bangunan. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, beton pada saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan berbagai jenis macam beton, mulai dari beton mutu tinggi sampai dengan beton ringan. Self compacting concrete atau yang biasa disingkat dengan SCC merupakan beton inovatif yang dapat memadatkan sendiri dan mampu mengalir dengan beratnya sendiri untuk mengisi cetakan bekisting bahkan pada sudut-sudut yang terkecil dan tanpa mengalami pemisahan bahan-bahan pembentuk beton atau yang dikenal dengan segregasi. Self compacting concrete pertama kali mulai dikembangkan di negara jepang sekitar tahun 1990. Self compacting concrete ini adalah salah satu upaya untuk mengatasi persoalan pengecoran komponen gedung artistik dengan bentuk geometri yang tergolong rumit bila dilakukan pengecoran dengan beton normal. Self compacting concrete yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking dan tidak bleeding. Penelitian tentang komposisi self compacting concrete masih terus dikembangan untuk mendapatkan komposisi campuran bahan yang lebih baik lagi. Dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh penambahan serat baja dalam self compacting concrete dimana menjadi beton fiber yang diharapkan dapat menambah kuat tekan beton menjadi lebih baik lagi. Beton memadat mandiri (self compacting concrete) adalah beton yang mampu mengalir sendiri yang dapat dicetak pada bekisting dengan tingkat penggunaan alat pemadat yang sangat sedikit atau bahkan tidak dipadatkan sama sekali. Sekali dituang ke dalam cetakan, beton ini akan mengalir sendiri mengisi semua ruang mengikuti prinsip grafitasi, termasuk pada pengecoran beton dengan tulangan pembesian yang sangat rapat. Beton ini akan mengalir ke semua celah di tempat pengecoran dengan memanfaatkan berat sendiri campuran beton (Ladwing, II M., Woise, F., Hemrich, W. & Ehrlich, N,

2001). Pada saat ini self compacting concrete telah banyak digunakan dalam dunia kontruksi. Dimana banyak keuntungan yang dapat diperoleh yaitu diantaranya dapat menekan biaya, mutu dan waktu pengerjaan kontruksi yang cukup lama. Dengan tidak lagi dibutuhkannya pemadatan, maka dapat mengurangi tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan, keuntungan lainnya seperti keamanan tenaga kerja dan penghematan waktu dapat ditingkatkan (Rusyandi, Mukodas, & Gunawan, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nilai kuat tekan self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja dengan self compacting concrete yang menggunakan bahan tambah serat baja. Dengan pencampuran self compacting concrete menggunakan bahan tambah serat baja diharapkan dapat menghasilkan beton fiber dengan nilai kuat tekan yang lebih besar sehingga dapat dibandingkan biaya self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja dengan yang menggunakan bahan tambah serat baja dengan harapan adanya efisiensi biaya produksi. METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mengadakan studi literatur untuk mendapatkan hipotesis dan pemahaman yang lebih baik mengenai self compacting concrete. Selanjutnya dalam upaya penyelesaian penelitian ini, penelitian ini menggunakan metode berbentuk percobaan yang dilakukan di laboratorium guna meneliti, mempelajari dan menganalisa. Identifikasi Masalah Studi Kepustakaan Persiapan Alat Penelitian Penentuan Material Pengujian Material Tidak Sesuai Mix Design Sesuai Tidak Sesuai Pembuatan Benda Uji Pengujian SCC Sesuai Pencetakan Uji Kuat Tekan Tidak Sesuai Sesuai Analisa dan Pembahasan Gambar 1 Diagram Alir Penelitian Pengaruh Kuat Tekan Dan Hubungan Terhadap Biaya Produksi Self Compacting Concrete Dengan Material Tambahan Serat Baja

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Universitas Bina Nusantara. Pada penelitian ini dilakukan pemilihan disertai dengan pengujian bahan material dalam pembuatan benda uji antara lain adalah sebagai berikut: 1. Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen portland tipe I dengan merek TIGA RODA. Berikut adalah spesifikasi teknis semen portland tipe I merek TIGA RODA yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 1 Spesifikasi Teknis Semen Portland Tipe I TIGA RODA Items Unit SNI 15-7064-2004 Quality Standard Typical Range PHYSICAL PROPERTIES: 1. Air content of mortar, volume % 12 max. 4,60 4,5 5,7 2. Fineness, specific surface m 2 /kg 280 min. 418 391 427 3. Autoclave axpansion % 0,8 max. 0,05 0,03 0,07 4. Compressive strength 3 days kg/cm 2 125 min. 236 213 249 7 days kg/cm 2 200 min. 303 284 322 28 days kg/cm 2 250 min. 402 381 452 5. Time of setting, vicat Initial set Minute 45 min. 128 106 168 Final set Minute 375 max. 339 315 452 6. False Set % 50 min. 73,40 75 87 7. Heat of hydration Kal/gr 66,40 65 67 8. Normal consistency % 25,40 24,5 25,9 9. Specific gravity 3,05 3,00 3,10 CHEMICAL PROPERTIES: 1. Silicone dioxide % - 23,04 21,7 23,5 2. Alumunium oxide % - 7,40 6,1 7,6 3. Ferric oxide % - 3,36 3,1 3,9 4. Calcium oxide % - 57,38 57,0 60,3 5. Magnesium oxide % - 1,91 1,0 2,9 6. Sulfur oxide % 4,0 max. 2,00 1,6 2,1 7. Loss on ignitation % - 3,94 3,5 8,0 8. Insolube residue % - 10,96 5,0 12,5 9. Free Lime % - 0,56 0,5 1,5 Sumber: PT. TIGA RODA 2. Agregat halus yang digunakan penelitian ini adalah pasir mundu dengan tekstur butiran yang tidak terlalu kasar. Materi pembentuk pasir mundu ini adalah silicon dioksida. Pengujian agregat halus pada penelitian ini meliputi berat isi lepas, berat isi padat, kadar air, kadar organik, berat jenis dan penyerapan serta gradasi. 3. Agregat kasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu pecah dengan ukuran maksimal 10 mm. Pengujian agregat kasar pada penelitian ini meliputi berat isi, kadar air, kadar lumpur, berat jenis dan penyerapan serta gradasi. 4. Superplastizer yang digunakan adalah SIKA ViscoCrete-10 yang merupakan generasi terbaru dari superplasticizer untuk beton dan mortar. Secara khusus dikembangkan untuk produksi beton dengan kemudahan mengalir dan sifat mengalir yang tahan lama. Sesuai dengan A.S.T.M. C 494-92 Type F. SIKA ViscoCrete-10 secara khusus cocok digunakan untuk campuran beton yang membutuhkan waktu transportasi lama dan workability yang lama, kebutuhan pengurangan air yang sangat tinggi dan kemudahan mengalir (flowability) yang sangat baik.

Tabel 2 Data Teknis SIKA ViscoCrete-10 Data Teknis Bahan Dasar Modifikasi polycarboxylate dalam air Berat Jenis Berat Jenis Spesifik: approx. 1,06 kg/l (pada suhu +20ºC) Nilai ph 4,25 ± 0,5 Sumber: PT. SIKA Indonesia 5. Serat baja dramix adalah serat yang terbuat dari baja yang diproduksi melalui proses penarikan dingin (cold drawn) dengan lekukan di ujung yang akan memberikan pengikatan yang optimal. Beton yang memiliki penulangan dengan serat baja akan memberikan kelenturan dan kemampuan menerima beban yang tinggi. Serat baja yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Dramix dengan tipe RC-80/60-BN yang memiliki panjang 80 mm dan diameter 0,75 mm. Pada penelitian ini digunakan serat baja sebagai bahan tambah dengan variasi 20 kg/m 3, 25 kg/m 3, 30 kg/m 3 dan 35 kg/m 3. Dalam penelitian ini, benda uji yang akan dibuat adalah berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Benda uji silinder pada penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian kuat tekan beton terhadap hasil beton yang diciptakan. Benda uji yang telah di cetak akan dilakukan uji kuat tekan beton. Uji kuat tekan beton yang akan dilakukan adalah pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. HASIL DAN BAHASAN Pada dasarnya perancangan campuran beton adalah proses menentukan komposisi campuran adukan beton berdasarkan data-data dari material bahan. Dari komposisi campuran ini diharapkan akan dihasilkan beton yang memenuhi sifat-sifat minimum kekuatan, kekentalan, keawetan dan ekonomis. Maksud dan tujuan perancangan campuran beton adalah untuk digunakan sebagai salah satu acuan bagi perencanaan dan pelaksanaan dalam merencanakan proporsi campuran beton yang menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang direncanakan. Berikut adalah perancangan campuran beton dalam penelitian ini dengan menggunakan metoda DOE (design of experiment) dengan dasar metoda SNI 03-2834-2000. Tabel 3 Komposisi Material Hasil Perancangan Campuran Beton Perlakuan Serat Baja 0 kg/m 3 20 kg/m 3 25 kg/m 3 30 kg/m 3 35 kg/m 3 Komposisi Material Campuran Beton Per m 3 Air (lt) 232,93 232,93 232,93 232,93 232,93 Semen (kg) 777,78 777,78 777,78 777,78 777,78 Agregat Kasar (kg) 613,56 613,56 613,56 613,56 613,56 Agregat Halus (kg) 554,71 554,71 554,71 554,71 554,71 Superplastizer (ml) 11.000,29 11.000,29 11.000,29 11.000,29 11.000,29 Serat Baja (kg) 0 20 25 30 35 Dalam memproduksi self compacting concrete terdapat beberapa sifat beton yang perlu diperhatikan yaitu filling ability, passing ability dan segregation resistance (ketahanan segregasi). Untuk mengetahui sifatsifat beton tersebut perlu adanya beberapa tes antara lain: 1. Slump-flow test digunakan untuk menentukan flowability (kemampuan alir) dari beton. Kebutuhan nilai slum-flow test ketika mencapai lingkaran berdiameter 500 mm (SF50) adalah 2 5 detik. Sedangkan kebutuhan nilai maksimum slum-flow test (SFmax) terbagi atas 2 kriteria yaitu untuk konstruksi vertikal disarankan 65 80 cm dan untuk konstruksi horizontal disarankan 60 75 cm. 2. L-shape box untuk mengetahui sifat passing ability atau kemampuan beton mengalir melalui celah-celah antar besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi adanya segregasi (pemisahan bahan-bahan pembentuk beton). Pada pengujian L-shape box syarat perbedaan tinggi yang diperlukan aliran beton arah horizontal (H2/H1) adalah lebih besar dari 0,8. 3. V-funnel test digunakan untuk mengetahui sifat ketahanan campuran beton terhadap kemampuan beton untuk menjaga tetap dalam keadaan komposisi yang homogen selama waktu transportasi sampai pada pengecoran. V-funnel test memiliki syarat dengan waktu yang diperlukan beton

untuk segera mengalir melalui mulut yang terletak di ujung bawah alat ukur v-funnel antara 6 12 detik. Berikut adalah hasil pengujian sifat beton self compacting concrete yang membuktikan bahwa nilai tes v- funnel, PA, SF 50 dan slump flow pada kadar serat baja 0 kg/m 2, 20 kg/m 2, 25 kg/m 2, 30 kg/m 2 dan 35 kg/m 2 adalah memenuhi syarat sebagai beton self compacting concrete. Tabel 4 Hasil Slump Flow, SF 50, V-Funnel dan L-Shape Box pada Pengujian Self Compacting Concrete Kadar Serat Baja V-Funnel PA Slump Flow (kg/m 2 SF ) (detik) (0,8 1) 50 (detik) (mm) Keterangan 0 11,2 1,00 4,1 700 SCC 20 11,5 1,00 4,3 695 SCC 25 11,6 0,95 4,5 690 SCC 30 11,8 0,93 4,6 680 SCC 35 12,0 0,90 4,8 670 SCC Gambar 2 Grafik Perbandingan Kuat Tekan Beton dengan Penambahan Serat Baja yang Bervariasi Pada penelitian ini, beton dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil dari pengujian kuat tekan beton pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan Rata-Rata Beton dengan Penambahan Serat Baja Umur Beton Kuat Tekan Rata-Rata Beton dengan Penambahan Serat Baja (MPa) 0 kg/m 3 20 kg/m 3 25 kg/m 3 30 kg/m 3 35 kg/m 3 7 Hari 27,615 34,293 36,896 39,159 34,858 14 Hari 37,462 47,421 51,382 54,891 53,628 28 Hari 42,668 54,551 59,191 64,171 55,909 Analisa biaya dilakukan untuk mengetahui hubungan kuat tekan terhadap biaya produksi self compacting concrete dengan penambahan material serat baja. Sebelum melakukan analisa kebutuhan biaya produksi, perlu diketahui harga satuan material untuk pembuatan campuran beton. Untuk menghitung nilai efisiensi penambahan serat baja pada self compacting concrete, maka perlu adanya perhitungan kebutuhan biaya produksi beton per m 3. Dengan melihat hasil penelitian, maka efisiensi yang dihitung adalah self compacting concrete dengan penambahan serat baja sebesar 30 kg/m 3 yang mempengaruhi penambahan kuat tekan beton sebesar 50,40%. Untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk pembuatan campuran per m 3 beton, terlebih dahulu harus diketahui komposisi dari harga per satuan masing-masing material pembentuk beton. Dari proporsi komposisi tersebut dapat diketahui harga dari masing-masing material untuk campuran beton per m 3, sehingga dapat ditentukan total biaya pembuatan campuran beton per m 3 sebagai berikut Tabel 6 Kebutuhan Biaya Produksi Beton Mutu 42 MPa Per m 3 Jenis Material Proporsi Campuran Per m 3 Harga Satuan Harga Per m 3 Semen Portland 777,78 kg Rp 1.300,00 Rp 1.011.111,11 Agregat Halus 554,71 kg Rp 159,50 Rp 88.476,73 Agregat Kasar 613,56 kg Rp 169,00 Rp 103.691,62 Superplasticizer 11.006,29 ml Rp 63,00 Rp 693.396,23 Total Rp 1.896.675,68 Berdasarkan tabel di atas, kebutuhan biaya produksi campuran self compacting concrete tanpa bahan tambah per m 3 adalah sebesar Rp 1.896.675,68. Tabel 7 Kebutuhan Biaya Produksi Beton dengan Bahan Tambah Serat Baja Per m 3 Uraian Kadar 20 kg/m 3 Kadar 25 kg/m 3 Kadar 30 kg/m 3 Kadar 35 kg/m 3 Harga Beton Rp 1.896.675,68 Rp 1.896.675,68 Rp 1.896.675,68 Rp 1.896.675,68 Harga Serat Baja Rp 500.000,00 Rp 625.000,00 Rp 750.000,00 Rp 875.000,00 Total Harga Rp 2.396.675,68 Rp 2.521.675,68 Rp 2.646.675,68 Rp 2.771.675,68 Penentuan efisiensi biaya pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan harga antara self compacting concrete tanpa dan dengan bahan tambah serat baja yang nilai kuat tekannya optimum. Pada penelitian ini, self compacting concrete tanpa bahan campuran serat baja memiliki kuat tekan rencana 54 MPa dan hasil 42 MPa. Sedangkan self compacting concrete dengan bahan tambah serat baja yang nilai kuat tekannya optimum adalah dengan kadar 30 kg/m 3 memiliki nilai kuat tekan 64 MPa. Dalam membandingkan efisiensi harga, diperlukan 1 parameter yang dihitung sesuai persentase perbandingan kenaikan nilai hasil kuat tekan. Persentase perbandingan kenaikan nilai hasil kuat tekan self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja setara dengan 52,38%. Maka nilai kuat tekan rencana pada self compacting concrete tanpa bahan tambah yang dapat menghasilkan nilai kuat tekan 64 MPa yaitu 83 MPa. Maka kebutuhan biaya produksi beton dengan mutu 64 MPa per m 3 adalah sebagai berikut.

Tabel 8 Kebutuhan Biaya Produksi Beton Mutu 64 MPa per m 3 Jenis Material Proporsi Campuran Per m 3 Harga Satuan Harga Per m 3 Semen Portland 1.228,07 kg Rp 1.300,00 Rp 1.596.491,23 Agregat Halus 341,02 kg Rp 159,50 Rp 54.392,74 Agregat Kasar 377,20 kg Rp 169,00 Rp 63.746,38 Superplasticizer 17.378,35 ml Rp 63,00 Rp 1.094.836,15 Total Rp 2.809.466,49 Sehingga kebutuhan biaya untuk produksi self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja dengan mutu 64 MPa per m 3 adalah sebesar Rp 2.809.466,49. Kebutuhan biaya produksi beton dengan penambahan serat baja pada penelitian ini mendapatkan nilai optimum sebesar 64 MPa. Nilai tersebut didapatkan dengan menggunakan tambahan serat baja sebesar 30 kg/m 3. Sehingga kebutuhan biaya produksi beton yang didapatkan pada penelitian ini untuk mendapatkan self compacting concrete dengan mutu 64 MPa adalah sebesar Rp 2.646.675,68. Sehingga efisiensi biaya produksi beton dengan menggunakan serat baja dengan kadar 30 kg/m 3 adalah sebesar 6,15%. Nilai efisiensi biaya produksi tersebut didapatkan dengan kuat tekan rencana 54 MPa dengan nilai kuat tekan 64 MPa. Hubungan antara kuat tekan diketahui dengan menghitung pertambahan biaya dengan membandingkan kenaikan kuat tekan per MPa hingga kuat tekan maksimum yang didapat yaitu dengan mutu 64 MPa. Berikut adalah tabel hasil hubungan antara kuat tekan dengan pertambahan biaya self compacting concrete dengan bahan tambah serat baja. Tabel 9 Hubungan Kenaikan Kuat Tekan Beton dan Harga Produksi Per m 3 Kenaikan Kuat Tekan (MPa) Kadar Serat Baja (kg/m3) Pertambahan Biaya (per MPa) 42,668 54,551 0 20 Rp 42.076,92 54,551 59,191 20 25 Rp 26.939,66 59,191 64,171 25 30 Rp 25.100,40 Gambar 3 Grafik Kenaikan Kuat Tekan Terhadap Pertambahan Biaya Produksi Self Compacting Concrete per MPa Dari hasil analisa hubungan antara kenaikan kuat tekan dengan biaya produksi per 1 MPa dengan menambahkan bahan tambah serat baja pada self compacting concrete, didapatkan bahwa pertambahan biaya per 1 MPa pada kenaikan kuat tekan beton antara 42,668 MPa 54,551 MPa (penambahan serat

baja sampai dengan 20 kg/m 3 ) adalah Rp 42.076,92 per MPa, kenaikan kuat tekan beton antara 54,551 MPa - 59,191 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 25 kg/m 3 ) adalah Rp 26.939,66 per MPa dan kenaikan kuat tekan beton antara 59,191 MPa - 64,171 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 30 kg/m 3 ) adalah Rp 25.100,40 per MPa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Efek penambahan variasi campuran serat baja pada self compacting concrete adalah menambahkan nilai kuat tekan daripada self compacting concrete. 2. Nilai kuat tekan self compacting concrete dengan kuat tekan rencana 54 MPa pada penelitian ini menghasilkan nilai kuat tekan rata-rata sebesar 42,668 MPa. Sedangkan jika self compacting concrete yang ditambahkan bahan tambah serat baja dengan kadar 20 kg/m 3 menghasilkan nilai kuat tekan menjadi 54,551 MPa, kadar 25 kg/m 3 menghasilkan nilai kuat tekan menjadi 59,191 MPa, kadar 30 kg/m 3 menghasilkan nilai kuat tekan menjadi 64,171 MPa dan kadar 35 kg/m 3 menghasilkan nilai kuat tekan menjadi 55,909 MPa pada umur 28 hari. 3. Nilai kuat tekan optimum pada self compacting concrete dengan bahan tambah serat baja didapat pada penambahan serat baja dengan kadar 30 kg/m 3 yang mengalami nilai kuat tekan dari 42,668 MPa menjadi 64,171 MPa. 4. Biaya untuk memproduksi self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja adalah sebesar Rp 1.896.675,68 dengan mutu beton 42 MPa. 5. Biaya untuk memproduksi self compacting concrete dengan kadar bahan tambah serat baja 30 kg/m 3 untuk mendapatkan nilai kuat tekan optimum yang menghasilkan nilai kuat tekan 64,171 MPa adalah sebesar Rp 2.646.675,68, sedangkan harga untuk memproduksi self compacting concrete dengan kuat tekan yang sama yaitu 64,171 MPa tanpa bahan tambah serat baja dibutuhkan biaya Rp 2.809.466,49. Maka efisiensi biaya produksi beton per m 3 dengan penambahan serat baja 30 kg/m 3 adalah 6,15%.. 6. Dari hasil analisa hubungan hubungan antara kenaikan kuat tekan dengan biaya produksi per 1 MPa dengan menambahkan bahan tambah serat baja pada self compacting concrete, didapatkan bahwa pertambahan biaya per 1 MPa pada kenaikan kuat tekan beton antara 42,668 MPa 54,551 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 20 kg/m 3 ) adalah Rp 42.076,92 per MPa, kenaikan kuat tekan beton antara 54,551 MPa - 59,191 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 25 kg/m 3 ) adalah Rp 26.939,66 per MPa dan kenaikan kuat tekan beton antara 59,191 MPa - 64,171 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 30 kg/m 3 ) adalah Rp 25.100,40 per MPa. Penggunaan serat baja mempunyai potensi yang sangat baik dalam self compacting concrete. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut. Untuk itu, perlu kiranya ada pengembangan yang berhubungan dengan penilitian ini antara lain: 1. Dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penambahan serat baja dengan nilai kuat tekan rencana yang lebih besar pada self compacting concrete dengan harapan mendapatkan kuat tekan yang lebih besar. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini, penambahan nilai kuat tekan dengan bahan tambah serat baja memiliki kenaikan nilai kuat tekan yang cukup besar. 2. Dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap nilai kuat lentur dan efisiensinya terhadap penambahan serat baja pada self compacting concrete. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini hanya mendapatkan hasil dari kuat tekan dan efisiensinya pada penambahan serat baja pada self compacting concrete. REFERENSI Gasperz, Vincent. (1998). Statistical Process Control Manajemen Bisnis Total. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. G.J.O, & Combs-Orme, T. (1986). Multiple Regression with Discrete Dependent Variables. United Kingdom: Oxford University Press Inc. Hannant, D. (1986). Fibre Cements and Fibre Concretes. United States: Wiley. Kardiyono, T. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta. Mulyono, Tri. (2005). Teknologi Beton. Yogyakarta: ANDI. Murdock, L., Brook, K., & Dewar, J. (1991). Concrete Materials and Practice. London: Edward Arnold. Neville, A. M. (1981). Properties of Concrete. United States: Pitman Pub.

Okamura, H., & Ouchi, M. (2003). Self Compacting Concrete. Journal of Advance Concrete Technology Vol. I, No. I, 5-15. Reksohadiprodjo, S., & Gitosudarmo, I. (1984). Management Produksi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Rusyandi, K., Mukodas, J., & Gunawan, Y. (2012). Perancangan Beton Self Compacting Concrete (Beton Memadat Sendiri) dengan Penambahan Fly Ash dan Structuro. Jurnal Konstruksi Sekolah TInggi Teknologi Garut, 2. Supartono, F. X. (1998). Beton Berkinerja Tinggi, Keunggulan dan Permasalahannya. Tjokrodimulyo, K. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta: Nafiri. RIWAYAT PENULIS Bayu Pinasthika lahir di kota Jakarta pada 28 April 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Sipil pada tahun 2013.