BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini juga disimpulkan dalam level teks dan gambar, level produksi teks, dan level penonton, yaitu : 1) Level teks dan gambar Film 7 hati 7 cinta 7 wanita terdapat berbagai macam kekerasan yang terjadi pada istri atau wanita. Dalam penelitian ini dianalisis beberapa adegan yang mengandung unsur kekerasa terhadap istri atau wanita, seperti Kekerasan fisik, adegan kekerasan fisik terjadi dalam scene tokoh Lily pada adegan pencekikan da penjambakan yang dilakukan oleh Randy yang merupakan suami dari Lily. Kekerasan psikis, adegan kekerasan psikis terjadi dalam scene Ratna pada saat mendapati Marwan yang menjadi istri Ratna berselingkuh dengan Ningsih sampai mempunyai seorang anak, dan Rara pada saat diputuskan oleh Acin yang menjadi pacar Rara pada saat Rara sedang hamil muda. Kekerasan seksual, adegan kekerasan seksual terjadi dalam scene Rara pada saat dipaksa untuk melayani nafsu birahi Acin hingga berhubungan badan. Dan kekerasan ekonomi, adegan kekerasan ekonomi terjadi dalam scene Ratna pada saat dipaksa untuk memberikan Marwan uang dengan alasan untuk keperluan pribadi Marwan, dan uang tersebut diberikan kepada Ningsih selingkuhan dari Marwan. 94
95 2) Level produksi teks Gender dalam media hanya mengesampingkan atau memuat ketidaksetaraan dan diskriminasi pada wanita. Media massa adalah salah satu sumber informasi sekaligus tempat penyampaian kritik fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan di berbagai bidang termasuk mengungkap tentang Gender. Media tanpa kita sadari seringkali memuculkan masalah tentang gender, namun media itu sendiri yang dapat memecahkan masalah tersebut. Pada dasarnya media hanya penyampai atau perantara segala kejadian yang ada pada kehidupan nyata. Feminisme dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita merupakan gerakan persamaan kesempatan dan hak yang dilakukan oleh dr. Kartini menjadi tujuan utama dari sutradara dalam menyampaikan pesan-pesan tentang feminisme. Dengan memilih karakter seorang dokter spesialis kandungan yang tabah dan bijak dalam memberikan nasehat pada pasien-pasiennya tanpa adanya diskriminasi pria atau wanita, Kartini menjadi sosok pembela feminisme yang sesungguhnya. Begitupula dengan diskriminasi kaum wanita oleh kaum pria dalam bentuk yang berbeda-beda merupakan sikap yang ingin ditujukan oleh wanita bahwa mereka ingin dimengerti dan meraka bukan sebagai korban. Film yang menakjubkan, menghibur, mengesankan dan menjadi cara tersendiri dalam menyampaikan kritik terhadap fenomena sekitar yang dapat kita petik pesanpesannya untuk kehidupan yang lebih baik.
96 3) Level Penonton Film ini memiliki kekuatan sosial yang berlapis rangkap satu sama lain. Ia menuntut kita untuk aktif membuka rangkap demi rangkap lapisan sosial itu. Jangan hanya berfokus pada Dokter Kartini sebagai narator utama, Lapisan sosial yang kuat pada film 7 hati 7 cinta 7 wanita, maka dari itu banyak perspektif yang berbeda-beda dari setiap penonton dalam menanggapi sebuah pesan yang dapat diambil dari film 7 hati 7 cinta 7 wanita. Film 7 hati 7 cinta 7 wanita ini didapati korban kekerasan lebih sering terjadi pada istri atau wanita. Dalam penelitian ini dianalisis beberapa adegan yang mengandung unsur kekerasan pada perempuan yang sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah rumah tangga. Seperti kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi. diskriminasi terhadap wanita terlihat sangat jelas sekali ditampilkan dalam film 7 hati 7 cinta 7 wanita ini, bentuk-bentuk diskriminasi yang dibentuk bahwa wanita itu selalu tersakiti, wanita itu lemah dan wanita itu adalah korban. Budaya feminisme inilah yang membuat kaum perempuan berjuang untuk mendapatkan hak yang sama dengan kaum laki-laki dengan tidak dipandang sebelah mata. Pada dasarnya wanita adalah sosok yang lemah, namun kelemahan wanita seringkali disalahartikan oleh kaum laki-laki sehingga menyebabkan wanita sering mendapatkan kekerasan dari laki-laki.
97 5.2 SARAN 1) Untuk media massa khususnya film, media sebagai fungsi informasi dan fungsi kontrol. Dewasa ini film sebagai media massa yang efektif banyak mengangkat isu-isu social, seperti film 7 hati 7 cinta 7 wanita yang mengangkat tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh wanita. Hendaknya sebuah media dalam mengangkat suatu hal tidak memihak dan terdapat dua pendapat baik yang pro ataupun kontra. 2) Untuk sutradara khususnya sutradara film, diharapkan dapat menampilkan pesan moral positif yang dapat diterima oleh masyarakat luas, tidak ada lagi unsur eksploitasi wanita didalam sebuah karya film baik itu bentuk tubuh wanita dan kekerasan-kekerasan terhadap wanita, dikarenakan dapat menimbulkan dampak negatif kepada penerima pesan atau penonton film itu sendiri. Dan juga diharapkan adegan-adegan didalam film tidak mendiskriminasi satu pihak tetapi berfikir netral didalam membuat naskah. 3) Untuk kehidupan bermasyarakat dan berkeluarga, pada dasarnya mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga setiap pasangan suami istri harus berpegang pada prinsip pernikahan yaitu keluarga sakinah mawadah warohmah. Segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus, oleh karena itu perlu adanya peningkatan kualitas lembaga hukum untuk melindungi korban kekerasan yang kebanyakan dialami oleh kaum perempuan baik istri maupun anak. Di era globalisasi saat ini, kaum wanita juga harus lebih cerdas dalam
98 menjalani hidup sehingga dapat menjaga dan melindungi dirinya sendiri dari tindak kekerasan kaum laki-laki. Pada dasarnya kaum wanita juga telah dilindungi oleh pemerintah Negara dalam pasal-pasal hukum, oleh karena itu wanita berhak melakukan pemberontakan kepada kaum laki-laki yang berniat atau telah melakukan kekerasan kepada dirinya sehingga kekerasan tersebut dapat segera diproses secara garis hukum Negara dan diharapkan dapat meminimalisir tingginya tindak kekerasan yang dilakukan kaum laki-laki terhadap kaum wanita.